Anda di halaman 1dari 3

PARAMETER UDARA DALAM RUANGAN

A. SECARA FISIK

Terdapat beberapa komponen kualitas fisik udara dalam ruangan. Beberapa parameter kualitas
udara dalam ruangan antara lain meliputi suhu udara, kelembaban udara, kecepatan aliran udara,
kebersihan udara, kualitas ventilasi,

1. Suhu Udara

Kualitas udara dalam ruang tidak hanya dipengaruhi oleh adanya pencemaran tetapi juga dipengaruhi
oleh adanya udara panas. Udara yang panas dapat menurunkan kualitas udara dalam ruang dan
mempengaruhi kenyamanan manusia yang tinggal atau bekerja dalam ruang tersebut. Namun dari
semua energi yang dihasilkan tubuh hanya 20 % saja yang dipergunakan dan sisanya akan dibuang ke
lingkungan. Panas dalam ruangan diproduksi oleh tubuh sebagai proses biokimia yang berhubungan
dengan pembentukan jaringan, konversi energi dan kerja otot. Suhu udara ruang kerja yang terlalu
dingin dapat menimbulkan gangguan bekerja bagi karyawan, yaitu gangguan konsentrasi dimana
kenyamanan tidak dapat bekerja dengan tenang karena berusaha untuk menghilangkan rasa dingin
(Fardiaz, 1992).

2. Kelembaban Udara

Kelembaban yang relativ rendah kurang dari 20% dapat menyebabkan kekeringan selaput lendIr
membran, sedangkan kelembaban yang tinggi akan meningkatkan pertumbuhan mikroorganisme.
Kelembaban dan suhu yang ekstrim juga menjadi media pertumbuhan beberapa jenis bakteri dan
jamur.

3. Kecepatan Aliran Udara

Kecepatan aliran udara mempengaruhi gerakan udara dan pergantian udara dalam ruang. Kecepatan
aliran udara yang nyaman bagi suatu ruangan besarnya berkisar antara 0,15 sampai dengan 1,5 m/s.
Kecepatan udara kurang dari 0,1 m/s atau lebih rendah menjadikan ruangan tidak nyaman karena
tidak ada pergerakan udara. Sebaliknya bila kecepatan udara terlalu tinggi akan menyebabkan
kebisingan dalam ruangan.

4. Kebersihan Udara

Kebersihan udara berkaitan dengan keberadaan kontaminasi udara baik kimia maupun mikrobiologi.
Sistem ventilasi AC umumnya diperlengkapi dengan saringan udara untuk mengurangi atau
menghilangkan kemungkinan masuknya zat-zat berbahaya ke dalam ruangan. Untuk ruangan
pertemuan atau gedung-gedung dimana banyak orang berkumpul dan ada kemungkinan merokok,
dibuat suatu perangkat hisap udara pada langit-langit ruangan sedangkan lubang hisap jamur dibuat
dilantai dengan cenderung menghisap debu.

B. SECARA KIMIA

Terdapat beberapa komponen kualitas kimia udara dalam ruangan. Beberapa parameter kualitas
kimia udara dalam ruangan antara lain meliputi Volatile Organic Compound (VOC), Formaldehida,
Carbon dioksida (CO2), Carbon Monooksida (CO), Ozon (O3), Bau, Asap Rokok, dan partikulat
(respirable suspended perticulate).

1. Volatile Organic Compound (VOC)


Kehadiran pencemar organik mungkin merupakan konstituen terbesar dari aerosol yang ada di dalam
ruang. Dalam suatu ruangan dapat dideteksi ratusan jenis VOC, yaitu bahan organik yang mudah
menguap. Bahan-bahan itu muncul dari penguapan dari bahan material bangunan, bahan perekat dan
pelarut, pembersih ruangan, pewangi ruangan, kosmetik, cat, serta asap rokok. Beberapa senyawa
organik volatile yang ditemukan di dalam ruangan telah menunjukkan adanya hubungan dengan
sejumlah gejala penyakit. Beberapa gejala penyakit yang ada di dalam ruang yang banyak dijumpai
yaitu sakit kepala, iritasi mata, dan iritasi sistem pernapasan. Bahkan beberapa jenis VOC lainnya
bersifat racun (toxic), menimbulkan perubahan sel dan kanker.

2. Formaldehida

Formaldehid adalah gas yang tidak berwarna dengan bau yang menyengat. Formaldehid merupakan
salah satu pencemar udara dalam ruang dan dapat menyebabkan terganggunya kesehatan manusai
yang berada di dalam ruangan tersebut. Bahan yang ada dalam ruang dapat mengemisikan gas
formaldehid yaitu bahan yang diisolasi, plafon, kayu lapis, furniture kantor, lem karpet, plastik, serat
sintetis dalam karpet, pestisida, cat, dan kertas. Akibat dari Formaldehid adanya iritasi pada sistem
pernapasan, iritasi pada mata dan tenggorokan serta sakit kepala.

3. Karbondioksida (CO2)

Karbon dioksida bersifat inert dan tidak dapat bereaksi dengan material bangunan, memiliki berat
jenis yang lebih tinggi dari udara sehingga terakumulasi di tempat-tempat yang lebih rendah. CO2
dalam ruangan tertutup bersumber dari hasil pernapasan manusia. Pada ruangan yang menggunakan
sistem pengatur udara, udara yang dihasilkan dari penghuni tidak dapat keluar sehingga secara
langsung penghuni menghirup kembali CO2. Pada udara dalam ruangan khususnya ruangan yang
menggunakan sistem sirkulasi udara terpusat, keberadaan CO2 semakin meningkat, sementara
keberadaan O2 semakin menurun, hal ini karena manusia pada proses respirasi membutuhkan
oksigen dan mengeluarkan karbondioksida.

4. Karbon monoksida (CO)

Karbon monoksida merupakan pencemaran udara yang paling besar dan umum dijumpai. Sebagian
besar CO terbentuk akibat proses pembakaran bahan-bahan karbon yang digunakan sebagai bahan
bakar secara tidak sempurna. Polusi udara oleh CO juga terjadi selama merokok. Konsentrasi CO yang
tinggi di dalam asap rokok yang terisap tersebut mengakibatkan kadar COHb di dalam meningkat. Jika
CO terhirup dapat mengakibatkan hal-hal sebagai berikut:

a. Gangguan keseimbangan refleksi, sakit kepala, pusing, koma, kerusakan sel otak dengan
keterpajanan CO selama 1 jam atau lebih dengan konsentrasi 50-100 ppm.

b. Menyebabkan sakit kepala yang cukup berat, pusing, koma, kerusakan sel otak dengan
keterpajanan selama 2 jam dan konsentrasi CO sebesar 250 ppm.

c. Keterpajanan CO selama 1 jam dengan konsentrasi 750 menyebabkan kehilangan kesadaran,


keterpajanan 3-4 jam menyebabkan kematian.

5. Asap Rokok

Asap rokok merupakan sumber pencemar ruangan yang potensial. Asap rokok terdiri dari berbagai zat
kimia kompleks yaitu bahan-bahan hasil pembakaran yang tidak sempurna, pestisida yang digunakan
pada waktu penanaman tembakau, bahan pengawet, perekat, dan kertas rokok. Secara umum bahan-
bahan tersebut dibedakan atas nikotin, tar, CO, NOx, dan gas lainnya. Bahaya asap rokok tidak hanya
mengganggu kesehatan perokok tetapi juga pada orang di sekitarnya (perokok pasif) yang menghisap
rokok secara tidak sengaja. Perokok pasif mempunyai risiko lebih besar dibandingkan perokok aktif.
Penyakitpenyakit yang berhubungan dengan asap rokok adalah penyakit-penyakit sistem pernapasan,
sistem sirkulasi darah, luka lambung, kanker pada bibir, lidah, dan kandung kemih.

6. Ozon

Menurut Burkin et.al (2000) dalam (Suganda, 2010), sumber utama ozon dari kegiatan manusia dalam
ruangan berasal dari mesin fotokopi, pembersih udara elektrostatis, dan udara luar. Ozon dapat
menyebabkan iritasi pada mata dan bersifat toksik terhadap saluran pernafasan, paparan ozon secara
akut mengakibatkan sakit kepala, kelelahan dan batuk.

7. Bau

Bau merupakan faktor kualitas udara yang penting. Bau dapat menjadi penunjuk keberadaan suatu
zat kimia berbahaya seperti Hidrogen sulfida, Ammonia, dan lain-lain. Selain itu bau juga
dihasilkanoleh berbagai proses biologi oleh mikroorganisme. Kondisi ruangan yang lembab dengan
suhu tinggi dan aliran udara yang tenang biasanya menebarkan bau kurang sedap karena proses
pembusukan oleh mikroorganisme.

8. Kadar Debu / Partikulat (Respirable Suspended Perticulate)

Partikulat RSP (Respirable Suspended Particulate) adalah partikulat atau fiber yang melayang-layang
di udara, dan mempunyai ukuran cukup kecil untuk dapat dihirup oleh manusia. Partikulat ini meliputi
semua materi baik fisik maupun kimia, dan dalam bentuk cair maupun padat, atau kedua-duanya.
Sumber partikulat RSP di dalam ruangan yang lain adalah alat-alat pembakaran, material dari asbes,
dan partikulat rumah. Penggunaan aerosol spray dan kerusakan komponen gedung juga merupakan
sumber partikulat RSP. Pengaruh partikulat RSP terhadap kesehatan tergantung kepada sifat fisik dan
toksik partikulat tersebut, atau kemampuan partikulat dalam menyerap materi toksik. Partikulat RSP
dapat terakumulasi didalam paru-paru, oleh karenanya efek yang disebabkan oleh partikulat ini bisa
sangat berbahaya walaupun konsentrasinya diudara sangat kecil. Didalam paru-paru, partikulat RSP
dapat menetap lama dan mampu mempengaruhi jaringan-jaringan disekitarnya.

Sumber : http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/Penyehatan-
Udara_SC.pdf

Anda mungkin juga menyukai