Anda di halaman 1dari 9

Nama : Putra Hadi Mata Kuliah : FISIOLOGI OLAHRAGA

NIM : A121808029

1. Bagaimana perbedaan prinsip mekanisme perpindahan udara


Ventilasi merupakan proses pertukaran udara antara atmosfer dengan alveoli.
Proses ini terdiri dari inspirasi (masuknya udara ke paru-paru) dan ekspirasi
(keluarnya udara dari paru-paru). Ventilasi terjadi karena adanya perubahan tekanan
intra pulmonal, pada saat inspirasi tekanan intra pulmonal lebih rendah dari tekanan
atmosfer sehingga udara dari atmosfer akan terhisap ke dalam paru-paru. Sebaliknya
pada saat ekspirasi tekanan intrapulmonal menjadi lebih tinggi dari atmosfer sehingga
udara akan tertiup keluar dari paru-paru.
Perubahan tekanan intrapulmonal tersebut disebabkan karena perubahan volume
thorax akibat kerja dari otot-otot pernafasan dan diafragma. Pada saat inspirasi terjadi
kontraksi dari otot-otot insiprasi (muskulus interkostalis eksternus dan
diafragma)sehingga terjadi elevasi dari tulang-tulang kostae dan menyebabkan
peningkatan volume cavum thorax (rongga dada), secara bersamaan paru-paru juga
akan ikut mengembang sehingga tekanan intra pulmonal menurun dan udara terhirup
ke dalam paru-paru.

Setelah inspirasi normal biasanya kita masih bisa menghirup udara dalam-dalam
(menarik nafas dalam), hal ini dimungkinkan karena kerja dari otot-otot tambahan
isnpirasi yaitu muskulus sternokleidomastoideus dan muskulus skalenus.
Ekspirasi merupakan proses yang pasif dimana setelah terjadi pengembangan
cavum thorax akibat kerja otot-otot inspirasi maka setelah otot-otot tersebut relaksasi
maka terjadilah ekspirasi. Tetapi setelah ekspirasi normal, kitapun masih bisa
menghembuskan nafas dalam-dalam karena adanya kerja dari otot-otot ekspirasi yaitu
muskulus interkostalis internus dan muskulus abdominis.

Kerja dari otot-otot pernafasan disebabkan karena adanya perintah dari pusat
pernafasan (medula oblongata) pada otak. Medula oblongata terdiri dari sekelompok
neuron inspirasi dan ekspirasi. Eksitasi neuron-neuron inspirasi akan dilanjutkan
dengan eksitasi pada neuron-neuron ekspirasi serta inhibisi terhadap neuron-neuron
inspirasi sehingga terjadilah peristiwa inspirasi yang diikuti dengan peristiwa
ekspirasi. Area inspirasi dan area ekspirasi ini terdapat pada daerah berirama medula
(medulla rithmicity) yang menyebabkan irama pernafasan berjalan teratur dengan
perbandingan 2 : 3 (inspirasi : ekspirasi).
Ventilasi dipengaruhi oleh :
1. Kadar oksigen pada atmosfer
2. Kebersihan jalan nafas
3. Daya recoil & complience (kembang kempis) dari paru-paru
4. Pusat pernafasan
Fleksibilitas paru sangat penting dalam proses ventilasi. Fleksibilitas paru dijaga
oleh surfaktan. Surfaktan merupakan campuran lipoprotein yang dikeluarkan sel
sekretori alveoli pada bagian epitel alveolus dan berfungsi menurunkan tegangan
permukaan alveolus yang disebabkan karena daya tarik menarik molekul air &
mencegah kolaps alveoli dengan cara membentuk lapisan monomolekuler antara
lapisan cairan dan udara.
Energi yang diperlukan untuk ventilasi adalah 2 – 3% energi total yang dibentuk
oleh tubuh. Kebutuhan energi ini akan meningkat saat olah raga berat, bisa mencapai
25 kali lipat.
Saat terjadi ventilasi maka volume udara yang keluar masuk antara atmosfer dan
paru-paru dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Volume tidal adalah volume udara yang diinspirasi dan diekspirasi dalam
pernafasan normal. IRV (volume cadangan inspirasi) adalah volume udara yang
masih bisa dihirup paru-paru setelah inspirasi normal. ERV (volume cadangan
ekspirasi) adalah volume udara yang masih bisa diekshalasi setelah ekspirasi normal.
Sedangkan RV (volume sisa) adalah volume udara yang masih tersisa dalam paru-
paru setelah ekspirasi kuat.
2. Bagaimana penjelasan hukum boyle pada proses inspirasi dan ekspirasi?
Pada saat proses inspirasi, rongga dada membesar, paru-paru mengembang,
volume bertambah dan tekanan udara kecil, sedangkan pada saat proses ekspirasi,
rongga dada mengecil, paru-paru mengempis, volume berkurang, dan tekanan udara
besar. Volume bertambah saat tekanan kecil dan volume berkurang saat tekanan
besar. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Robert Boyle yang kemudian disebut
Hukum Boyle (1691).
“Perkalian teknan dan volume gas dengan massa tetap adalah kostan”
Dalam persamaan hukum botyle dituliskan :
P x V = konstan (suhu dan massa tetap)
Bentul lain dari hukum boyle:

“Volume suat gs dengan massa dan suhu setiap berbanding terbalik dengan
tekananya”.
P1 . V1 menunjukkan suatu keadaan dan P2 . V2 keadaan yang lain dari suatu
gas dengan massa dari suhu yang tetap, maka:

P1/P2 merupakan faktor koreksi, bila tekanan gas makin besar atau faktor
koreksi lebih kecil dari satu maka volume gas makin kecil (menyusuri), hal ini sesuai
degan sifat gas.
3. Metabolisme dalam tubuh pada aktivitas olahraga aerob.
Respirasi aerob adalah peristiwa pemecahan glukosa dengan bantuan oksigen
untuk menghasilkan energi dalam bentuk ATP (adenosin trifosfat). ATP digunakan
oleh organisme untuk melakukan berbagai aktivitas yang membutuhkan energi.
Organisme yang melakukan respirasi aerob adalah Hewan, tumbuhan, sebagian besar
jamur, dan sebagian kecil bakteri. Persamaan reaksi untuk perombakan satu molekul
glukosa secara sederhana adalah sebagai berikut.
C6H12O6 + 6O2 → 6H2O + 6CO2 + 38 ATP
Glukosa Oksigen Air Karbon dioksida Energi
Pada proses tersebut glukosa dirombak (dipecah) menjadi molekul yang lebih
sederhana dengan melepaskan energi. Peristiwa pemecahan molekul kompleks
menjadi molekul yang lebih sederhana dengan melepaskan energi disebut
katabolisme. Proses respirasi aerob terjadi melalui 4 tahap, yaitu 1) Glikolisis, 2)
Dekarboksilasi oksidatif, 3) Siklus krebs, dan 4) Transfer elektron. Gikolisis terjadi di
sitoplasma, sedangkan tiga tahapan yang lain terjadi di mitokondria. Karena menjadi
tempat berlangsungnya respirasi aerob, mitokondria dikenal sebagi organel sel
penghasil energi. Sel sperma memiliki banyak mitokondria agar mampu
menghasilkan banyak energi yang dibutuhkan dalam perjalanannya menuju ovum.

Glikolisis
Glikolisis merupakan peristiwa pemecahan 1 molekul glukosa menjadi 2 molekul
asam piruvat. Reaksi ini terjadi di sitoplasma sel. Jalur glikolisis terdiri atas 10
langkah dan masing-masing dikatalisis oleh enzim yang spesifik. Langkah-langkah
dalam glikolisis dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Langkah-langkah dalam glikolisis

Glikolisis menghasilkan 4 molekul ATP, namun 2 ATP digunakan untuk membayar


hutang langkah ke-1 dan ke-3 yang justru membutuhkan ATP. Dua molekul NADH
dihasilkan dalam proses ini, nantinya NADH tersebut akan diubah menjadi ATP
dalam tahaptransfer elektron.
Hasil akhir dari glikolisis adalah sebagai berikut:

a) 2 molekul asam piruvat


b) 2 molekul ATP
c) 2 molekul NADH

Dekarboksilasi Oksidatif
Dekarboksilasi oksidatif merupakan reaksi pengubahan asam piruvat menjadi asetil
CoA. Proses Dekarboksilasi oksidatif terjadi di matriks mitokondria, langkah-
langkahnya terdapat pada Gambar 2.

Gambar 2. Dekarboksilasi oksidatif


Asam piruvat dari sitoplasma akan masuk ke dalam mitokondria dan menuju matriks
mitokondria. Kemudian, gugus karboksil dalam piruvat dikeluarkan sebagai CO2
yang berdifusi keluar dari sel. NAD+ direduksi menjadi NADH. Akhirnya, koenzim
A diikatkan dan terbentuklah asetil CoA.
Terdapat dua asam piruvat hasil glikolisis yang masuk dekarboksilasi oksidatif, hasil
akhirnya adalah sebagai berikut. Asetil CoA kemudian akan masuk siklus krebs untuk
diproses lebih lanjut menghasilkan energi.

a) 2 molekul Asetil CoA


b) 2 molekul NADH

Siklus Krebs
Siklus krebs terjadi di matriks mitokondria. Asetil CoA akan masuk siklus krebs
berikatan dengan oksaloasetat. Dalam siklus krebs terdapat 8 tahap reaksi. Tahapan
siklus krebs dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Siklus krebs


Dua molekul asetil CoA masing-masing akan menjalani siklus krebs. Dimulai dengan
bereaksinya asetil CoA dengan oksaloasetat yang berubah menjadi asam sitrat. Siklus
krebs dalam sekali siklusnya melepaskan dua molekul CO2. Proses ini disebut sebagai
suatu siklus karena dalam tahap-tahap reaksinya selalu berputar-putar seperti roda.
Hasil akhir dari siklus krebs dalam respirasi 1 molekul glukosa (2 kali siklus) adalah
sebagai berikut.

a) 2 molekul ATP
b) 6 molekul NADH
c) 2 molekul FADH

Transfer Elektron
Transfer elektron terjadi di membran dalam mitokondria. Rantai tansfer elektron
merupakan proses produksi ATP dari NADH dan FADH2 yang dihasilkan dalam
glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, dan siklus krebs. NADH dan FADH2 akan masuk
transfer elektron dan melalui suatu peristiwa yang disebut kemiosmosis akan
dihasilkan ATP.

Gambar 4. Transfer elektron


Proses transfer elektron diawali dengan NADH melepaskan elektron dan H+ sehingga
berubah menjadi NAD+. Elektron akan ditangkap oleh komplekas protein pembawa
elektron yang terletak pada membran dalam mitokondria. Saat elektron melewati
kompleks protein pertama, H+ dari matriks akan dipompa menuju ruang antar
membran. Elektron kemudian ditangkap oleh quinon yang dapat bergerak untuk
mengantarkan elektron menuju kompleks protein kedua. Saat elektron melewati
kompleks protein kedua, H+ dipompa dari matriks menuju ruang antar membran.
Elektron kemudian akan ditangkap oleh sitokrom c yang bergerak menuju kompleks
protein ketiga. Saat elektron melewati kompleks protein ketiga, H+ dipompa menuju
ruang antar membarn mitokondria. H+ yang tadi dikeluarkan akan masuk kembali
menuju matriks melalui ATP sintase, yaitu enzim yang terdapat pada membran dalam
mitokondria. Setiap H+ melewati ATP sintase, energi dari H+ akan digunakan untuk
membentuk ATP yang dilepaskan dalam matriks.
Transfer elektron dari 1 molekul NADH menyebabkan 3 H+ keluar dan dimasukkan
kembali sehingga terbentuk 3 ATP. Sedangkan transfer elektron dari 1 molekul
FADH2 tidak melewati protein pembawa pertama, hanya melewati yang kedua dan
ketiga. Hal ini menyebabkan hanya 2 H+ yang dikeluarkan dan masuk kembali melaui
ATP sintase, sehingga hasilnya hanya 2 ATP saja. Oksigen akan masuk sebagai
penerima elektron terakhir setelah lepas dari protein pembawa ketiga. Oksigen akan
menerima elektron dan berikatan dengan H+ sehingga terbentuklan H2O. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4. diatas.
Hasil akhir dari transfer elektron adalah sebagai berikut.

a) 2 molekul NADH dari glikolisis = 6 ATP


b) 2 molekul NADH dari dekarboksilasi oksidatif = 6 ATP
c) 6 molekul NADH dari siklus krebs = 18 ATP
d) 2 molekul FADH2 dari siklus krebs = 4 ATP

Total ATP yang dihasilkan dalam respirasi aerob glukosa adalah 38 molekul ATP,
dengan rincian sebagai berikut.

a) 2 molekul ATP dari glikolisis


b) 2 molekul ATP dari siklus krebs
c) 34 molekul ATP dari transfer elektron

Anda mungkin juga menyukai