Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG


Dalam UU No. 6 tahun 2017 pasal 1 disebutkan bahwa arsitek adalah seseorang yang melakukan praktik arsitek dan telah secara
sah memiliki STRA yang dikeluarkan oleh dewan arsitek Indonesia. Dalam pembuatan suatu karya arsitektur, setiap arsitek memiliki
teori yang dijadikan prinsip karyanya tersendiri. Teori yang digunakan juga berbeda-beda dan beragam, sehingga setiap arsitek memiliki
ciri khas dan keunikan. Hal tersebut merupakan fenomena baru, dimana seorang arsitek lebih menaruh perhatian terhadap pemikiran-
pemikiran yang berada diluar jangkauan bidangnya ( master builder ) dimana arsitek sudah mulai ber ‘teori. Diawali pada abad ke-18
, arsitek yang dulunya tidak pernah angkat bicara atau diam ( karena teori dan ilmu pengetahuan didominasi oleh para filsuf ) mulai
berubah menjadi sosok yang memperhatikan posisinya dalam masyarakat sebagai “arsitek” yang terpelajar dan intelektual nya masing-
masing.
Penjelasan – penjelasan dalam pemahaman baru ini berupa konsep-konsep yang pada dasarnya sudah merupakan dasar bagi
tradisi penyusunan ‘teori’ yang makin mempengaruhi perkembangan arsitektur dan sebagai awal kesadaran dalam usaha meletakkan
landasan dunia arsitektur ke dalam kelompok ilmu pengetahuan. Teori dalam arsitektur digunakan untuk mencari apa yang sebenarnya
harus dicapai dalam arsitektur dan bagaimana cara yang baik untuk merancangnya. Teori dalam arsitektur adalah hipotesa, harapan dan
dugaan-dugaan tentang apa yang terjadi bila semua unsur yang menjadikan bangunan dikumpulkan dalam suatu cara pada tempat dan
waktu tertentu. Teori dalam arsitektur cenderung tidak seteliti dan secermat teori dalam ilmu pengetahuan yang lain, dan salah satu ciri
penting dari teori ilmiah yang tidak terdapat dalam arsitektur ialah pembuktian yang terperinci. Dalam hal ini perlu sekali dibedakan
adanya perbedaan antara konsep dan metode. Konsep bisa difahami sebagai teori yang tanpa perlu dibuktikan (sebagai landasan
perancangan), sedangkan kalau Metode merupakan cara untuk membuktikan dan metode sendiri memerlukan teori sebagai alat untuk
mengujinya (tidak ada metode tanpa teori ).
Dalam makalah ini kami akan membahas teori arsitektur yang digunakan oleh Norman Foster dalam merancang bangunannya.

1|Page
I.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa teori yang digunakan oleh Norman Foster?
2. Apa saja hasil karya dari Norman Foster?
3. Bagaimanakah penerapan teori tersebut pada hasil rancangannya ?

I.3 TUJUAN PENULISAN


Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk :
1. Mengetahui teori yang digunakan oleh Norman Foster.
2. Mengetahui hasil karya dari Norman Foster.
3. Mengetahui penerapan teori pada hasil rancangan Norman Foster.

I.4 MANFAAT PENULISAN


Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk memberi wawasan pada bidang arsitektur, lebih khususnya pada teori
yang digunakan oleh arsitek pada setiap rancangannya. Dengan itu pembaca juga dapat mengetahui sosok Norman Foster sebagai
arsitek professional lebih dalam.

2|Page
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 BIODATA
Lahir : 1 Juni 1935 (usia 84 tahun), Reddish, Stockport, Britania Raya
Pasangan : Elena Ochoa Foster (m. 1996), Sabiha Rumani Malik (m. 1991-1995),
Wendy Cheesman (m. 1964–1989)
Buku : The Great Court at the British Museum: Foster + Partners.
Anak : Ti Foster, Eduardo Foster, Jay Foster, Cal Foster, Paola Foster
Film : Love at First Sight, Building the Gherkin

II.2 LATAR BELAKANG NORMAN FOSTER


A. Pengalaman Kerja
Lord Norman Foster memiliki sebuah firma arsitek yang bernama Foster and Partners di Britania Raya. Lord Norman Foster
membangung banyak gedung gelas dan baja, high-tech berkelas tinggi di seluruh dunia. Khususnya mereka dikenal untuk rancangan
bangunan bandar udara. Awal tujuan Norman Foster mendirikan firma arsitek tersebut sebagai Foster Associates pada 1967 tidak lama
setelah ia meninggalkan Team 4, perusahaan ini kemudian dinamakan 'Foster and Partners' pada 1990-an untuk lebih merefleksikan
secara akurat pengaruh dari arsitek utama lainnya. Team 4 adalah kelompok Praktek Arsitektur bersama Richard Rogers , Georgie dan
Wendy Cheesman yang terbentuk pada tahun 1962 yang digawangi Norman Foster dengan cepat meraih reputasi untuk desain Industry

3|Page
High Tech (High Tekhnologi) yang menjadi ciri dalam setiap desainnya. Setelah Team 4 berseberangan jalan di thn 1967 foster, dan
Wendy Cheeseman mendirikan asosiasi baru yang dinamakan Foster and Partners di tahun 1990.

B. Pendidikan
Norman Foster lahir diManchester, Inggris thn 1935. Dibesarkan oleh lingkungan keluarga tanpa tradisi pendidikan yang
tinggi. Sejak kecil Foster sudah menunjukkan ketetarikannya di dunia arsitektur, Foster meninggalkan sekolah di usia 16 tahun, dan
bekerja di kantor National Treasure di Manchester City sebelum bergabung dengan keamanan nasional di pasukan udara kerajaan
Inggris. Setelah berhenti, di 1956 Foster melajutkan studi di Universitas Manchester Sekolah Arsitektur dan Perancangan Kota (lulus
di 1961). Kemudian ia memenangkan beasiswa ke Yale Scholl of Architecture pada tahun 1961,dimana dia bertemu mantan rekan
bisnisnya Richard Rogers dan meraih gelar masternya di bidang Arsitektur.

“Great architecture should wear its message lightly” (Arsitektur yang hebat seharusnya mengenakan pesannya dengan ringan).

II.3 PENJELASAN TEORI KARYA NORMAN FOSTER

Arsitektur Visionary merupakan salah satu nama yang diberikan untuk arsitektur yang ada hanya di atas kertas atau yang
memiliki kualitas visioner. Arsitektur Visionary yang terkonsentrasi pada awal abad ke-20, diwarnai oleh arsitek-arsitek pengguna
teknologi ekstrim dan terkadang di luar kebiasaan tradisi saat itu atau boleh dikatakan mengistimewakan konteks hi-tech. Arsitektur
Visionary model bangunannya beragam, biasanya tidak bisa terbangun sama sekali namun kadang juga bangunannya mungkin hampir
bisa dibangun. Selain konsep teknologi yang terlalu maju dalam pandangan surreal, Era digital dan kebangkitan cyberspace juga
memengaruhi proses berpikir atau gagasan. Meski tidak bisa dibangun tetapi imajinasinya selalu menantang dan menjadi terobosan
pemikiran.

4|Page
Ciri Arsitektur Visionary :
1. Memiliki bentukan yang ekstrim
2. Tidak terikat oleh aturan-aturan lama (tradisional)
3. Hi-Tech (menggunakan teknologi yang sangat canggih)
4. Konsep bangunan dengan imajinasi yang menantang (pendobrak
5. Pola pikirnya adalah optimis dalam berkarya

Bahan-bahan bangunan yang digunakan dipilih sendiri dan pembuatan dari desain-desain strukturnya diserahkan pada pabrik
yang khusus, maka pada tahap konstruksi akan menghemat waktu karena tinggal memasang komponenkomponen struktur yang telah
jadi yang kebanyakan menggunakan bahan dari logam dan kaca. Penggunaan elemen-elemen logam dan kaca yang dihasilkan dari
perusahaan rekanan yang dapat menghasilkan detail-detail konstruksi sesuai dengan keinginan Foster.

Untuk menghasilkan karya arsitektur yang berestetika tinggi, dalam setiap karyanya, ia selalu mendesain bangunan secara
mendetail, terutama pada detail-detail interior bangunan sehingga bangunan dapat berfungsi dengan baik. Penggunaan elemen logam
dan kaca yang menjadi konstruksi utama pada hampir setiap pembangunan desain-desainnya menjadi baru dalam dunia arsitektur.

5|Page
II.4 KARYA ARSITEKTUR

a) City HalL
City Hall merupakan ruang pertemuan dan perkantoran bagi staf GLA (Greater London
Authority) yang menjadi landmark baru pada kota London. Terletak di Southwark, di tepi selatan Sungai
Thames di dekat Jembatan Menara. Gedung ini dirancang oleh Norman Foster dan dibuka pada bulan
Juli 2002, dua tahun setelah Otoritas London Raya didirikan. Bangunan ini merupakan bagian dari
perkembangan kota London yang terletak antara London Bridge dan Tower of London, di bagian selatan
sungai Thames. Bangunan 10 lantai ini memiliki tinggi 45 meter dengan luas lantai 18.000m

Konsep dari bangunan ini yaitu sebagai ekspresi transparansi dari proses demokrasi dan
menginginkan untuk membuat bangunan publik yang berkelanjutan dan tidak menimbulkan polusi. Ruang pertemuan menghadap ke
arah utara, di seberang sungai Thames dan Tower of London, dengan penutup kaca yang memungkinkan warga London untuk melihat
majelis pemerintahan ini ketika bekerja. Di lantai atas terdapat ruang – disebut sebagai “London Living Room” – yang dapat digunakan
untuk pameran atau untuk perjamuan, dan pada bagian atap, terdapat teras yang menyediakan pemandangan kota London. Pada dasar
bangunan terdapat sebuah ruang terbuka dan kafe yang bisa menikmati view ke arah sungai. Lift dan ramp mendukung aksesibilitas di
dalam bangunan.

6|Page
Kebutuhan ruang pada bangunan ini terbagi dua, yakni kebutuhan
publik dan kebutuhan pekerja kantor. Di sini arsitek mencoba untuk
membuat pemisahan antara ruang yang dapat dikunjungi publik dan ruang
khusus pekerja kantor, namun pemisahan tersebut tetap berkonsep pada
transparansi, karena pengunjung dapat melihat kegiatan pegawai
pemerintahan ketika bekerja. Jika dilihat dari gambar potongan, ruang
terbagi menjadi dua, di sebelah utara dapat dikategorikan sebagai ruang
organik, karena ruang tersebut merupakan ruang yang continuous dengan
ramp spiral yang merefleksikan pertumbuhan pada cangkang keong.

7|Page
Bentuk London City Hall yang bulat seperti telur merupakan strategi untuk meminimalisir area permukaan yang terekspos
cahaya matahari langsung sekaligus memberikan cahaya matahari masuk ke dalam bangunan. Bentuknya secara geometris didapat dari
bentuk bola yang dimodifikasi, dikembangkan dengan menggunakan teknikmodelling komputer. Overhang pada bagian selatan
bangunan untuk menghasilkan shading untuk latai dibawahnya. Di bagian utara bangunan panel-panel transparan berbentuk segitiga
terbuka mengarah ke pemandangan sungai. Analisis dari pola persebaran cahaya matahari bangunan sepanjang tahun menghasilkan
pea thermal pada permukaan bangunan, yang di ekspresikan pada cladding-nya

b) 30 St Mary Axe

Bangunan 30 St Mary Axe (yang lebih dikenal sebagai The Gherkin) adalah sebuah bangunan pencakar langit komersil di
kota London. Bangunan ini diselesaikan pada bulan Desember tahun 2003 dan dibuka pada bulan April tahun 2004. Dengan jumlah
lantai 41, bangunan ini memiliki ketinggian 180 meter dan berdiri di bekas site bangunan Baltic Exchange, dimana pada tahun 1992
rusak karena ledakan yang diletakkan oleh Provisional IRA. Bangunan ini didesain oleh Norman Foster, dan bangunan ini menjadi
symbol ikonik dari kota London dan menjadi salah satu contoh dari bangunan arsitektur kontemporer.

8|Page
Konsep Bangunan 30 St Mary Axe memiliki 41 lantai. Bangunan ini memiliki bentukan seperti peluru yang ditegakkan,
dengan ujung menghadap keatas. Bangunan ini memiliki sistem kaca dan baja seperti konsep bangunan desain Norman Foster lainnya.
Bangunan ini merupakan bagian dari proyek Swiss Re, sebuah perusahaan insuransi global, yang menjadi kantor utama dari perusahaan
itu sendiri. Nama bangunan ini sebenarnya juga adalah Swiss Re, namun tidak terlalu popular di kalangan masyarakat, dibanding
dengan nama Gherkin yang sudah terlebih dahulu popular. Norman Foster berusaha menciptakan sebuah permainan arsitektur antara
bahan bangunan dengan konsep desain yang dipakai. Perbedaan bentukan bangunan dengan bangunan lingkungan sekitarnya mampu
menciptakan bangunan ini menjadi ikonik.

Proses Bangunan ini memiliki kaca dengan bentuk wajik. Kaca ini mempunyai lapisan khusus yang membuat bagian dalam
ruangan terjaga dari panas berlebih dan menjaga bangunan dari sinar matahari berlebih sehingga kaca mempunyai ketahanan yang
lama. Struktur dari bangunan ini semakin tinggi semakin memusat. Di bagian atap, sistem konstruksi bangunanyang dipakai hamper
sama, berbentuk seperti The Reichstag Dome. Konstruksi baja khusus ini membantu menjaga struktur bangunan sehingga bangunan
tahan terhadap intensitas gravitasi, angin dan beban manusia yang tinggi.

9|Page
BAB III
KESIMPULAN

Dari kedua contoh karya tersebut , kami menyimpulkan bahwa bangunan hasil karya Norman Foster memiliki beberapa ciri
khas dan spesifikasinya tersendiri seperti memiliki bentuk yang ekstrim dengan konstruksi khusus, tidak terikat oleh aturan-aturan
lama/ tradisional, menggunakan teknologi yang sangat canggih (Hi-Tech), konsep bangunan dibuat dengan imajinasi yang menantang
dengan pola pikir yang inovatif dan optimis dalam berkarya.

10 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

http://metaforabayang.blogspot.com/2015/11/norman-foster-sub-indonesia.html
http://jogjaarsitek.blogspot.com/2015/01/karya-norman-foster.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Foster_and_Partners
http://himaartra.petra.ac.id/london-city-hall/
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/304-601-1-SM%20(1).pdf

11 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai