Bab Ii PDF
Bab Ii PDF
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hakikat Pembelajaran
1. Belajar
Menurut Syah (2002: 98), belajar adalah kegiatan yang berproses dan
jenjang pendidikan. Oleh karena itu tanpa adanya proses belajar maka tidak
akan ada pula pendidikan. Menurut Jerome Bruner (Suherman, 2003: 43),
belajar akan lebih berhasil jika proses pengajaran diarahkan kepada konsep-
struktur-struktur. Oleh karena itu, belajar sangat terkait dengan pola berpikir
dibangun dari fikiran anak selama anak tersebut terlibat dalam proses
makna tersebut dilakukan sendiri oleh siswa dan dimantapkan bersama orang
10
Menurut Duffy & Mc Donald (2010: 28) menyatakan bahwa
perspective on how and why people do what they do”. Dari pernyataan
tersebut menyatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang kompleks yang
sikap.
belajar adalah usaha yang dilakukan individu untuk membangun makna atau
2. Pembelajaran
siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.
penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan
11
untuk memberikan arah dan menuntun siswa dalam mencapai prestasi yang
diharapkan, hal tersebut sesuai dengan pendapat Sardiman (2007: 25) bahwa:
dikemukakan Horsley (1990: 59) yaitu: 1) tahap apersepsi, tahap ini berguna
12
untuk mediasi pengungkapan ide-ide atau pengetahuan dalam diri siswa; 3)
tahap diskusi dan penjelasan konsep, pada tahap ini siswa diupayakan untuk
pengembangan dan aplikasi konsep, tahap ini adalah tahap untuk mengukur
permasalahan.
interaksi yang dilakukan antara guru dengan siswa, lingkungan, dan sumber
dan penilaian yang dilakukan oleh guru, dimana perencanaan tersebut meliputi
3. Matematika
jelas, akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa
simbol mengenai ide dari pada mengenai bunyi (Suherman, 2001: 19).
13
Dari pernyataan tersebut menyatakan bahwa matematika adalah studi tentang
mempelajari tentang pola dan hubungan, cara berpikir, seni yang bersifat urut
dan konsisten, bahasa yang menggunakan istilah dan simbol, serta alat yang
dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah dalam bidang lain, dunia kerja
bersifat umum.
14
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
urutan yang logis. Jadi matematika merupakan ilmu yang tidak sekedar
ilmu deduktif formal dan abstrak yang dapat digunakan untuk menyelesaikan
4. Pembelajaran Matematika
tidak hanya belajar untuk mengetahui, tetapi juga belajar melakukan, belajar
Dalam pembelajaran seperti itu, akan terjadi interaksi dan komunikasi antara
15
siswa, guru dan siswa lain. Siswa juga bisa mengaitkan konsep yang
menjadi lebih hidup karena siswa merasa senang dan berpartisipasi aktif
dalam pembelajaran.
16
mencari tahu mengapa dan bagaimana suatu teknik atau trik tertentu dapat
dalamnya terkandung upaya guru untuk memberi peluang kepada siswa untuk
Tabel 3.
SK dan KD Mata Pelajaran Matematika Kelas VIII
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
4. Menentukan unsur, bagian 4.1. Menentukan unsur dan bagian-bagian
lingkaran serta ukurannya. lingkaran.
4.2. Menghitung keliling dan luas lingkaran.
upaya siswa mencapai pemahaman. Menurut Hiebert & Carpenter (1992: 78)
menegaskan salah satu ide yang paling diterima dalam pendidikan matematika
17
adalah siswa harus memahami matematika. Pemahaman adalah salah satu
menyatakan bahwa:
fenomena berulang dan berpikir, bergerak pada tingkat yang lebih canggih.
ide abstrak tentang suatu objek atau kejadian yang dibentuk dengan
18
memandang sifat-sifat yang sama dari sekumpulan objek, sehingga seseorang
menerangkan apakah objek tersebut merupakan contoh atau bukan contoh dari
pembelajaran. Hal penting dari tujuan mengajar adalah menolong para siswa
19
Pemahaman konsep menurut Skemp (1971: 32) menyatakan bahwa
lebih tinggi yang mana tidak dapat dikomunikasikan dengan sebuah definisi,
interpretasi-interpretasi didalamnya.
algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah
pemahaman konsep adalah tingkatan yang paling rendah dalam aspek kognitif
20
yang berhubungan dengan penguasaan atau mengerti tentang sesuatu. Dalam
implikasinya.
diantaranya:
objek atau kejadian yang dibentuk dengan memandang sifat-sifat yang sama
21
C. Sikap Terhadap Matematika
Herbert Spencer di tahun 1862 yang pada saat itu diartikan olehnya sebagai
status mental seseorang. Di masa-masa awal itu pula penggunaan konsep sikap
sering dikaitkan dengan konsep mengenai postur fisik atau posisi tubuh
seseorang. Pada tahun 1888 Lange menggunakan istilah sikap dalam bidang
sebagai subjek dalam menghadapi stimulus yang datang tiba-tiba. Oleh Lange
kesiapan dalam diri individu untuk merespon stimulus itu disebut aufgabe atau
task attitude. Jadi, menurut istilah Lange, sikap tidak hanya merupakan aspek
mental semata melainkan mencakup pula aspek respon fisik (Azwar, 2007: 3-
4).
juga telah didefinisikan dalam berbagai versi oleh para ahli. Puluhan definisi
dan pengertian itu pada umumnya dapat dimasukkan ke dalam salah satu
Menurut mereka sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan.
22
Kelompok pemikiran yang ke dua diwakili oleh para ahli seperti
suatu objek dengan cara-cara tertentu. Dapat dikatakan bahwa kesiapan yang
kepada skema triadik (triadic scheme). Menurut kerangka pemikiran ini, suatu
23
Gambar 1.
Konsepsi Skematik Rosenberg & Hovland Mengenai Sikap
suatu objek selalu berperan sebagai suatu perantara antara responsnya dan
(respon syaraf simpatetik dan pernyataan afeksi), serta respon kognitif (respon
2007: 7).
Menurut Trow (Djaali, 2007: 114) sikap sebagai suatu kesiapan mental
atau emosional dalam beberapa jenis tindakan pada situasi yang tepat.
24
Menurut Nitko & Brokhart (2007: 451) menyatakan bahwa
dan bagaimana mereka bersikap terhadap objek sikap tersebut. Tingkah laku
tidak hanya ditentukan oleh apa yang mereka ingin lakukan akan tetapi juga
dipengaruhi oleh apa yang mereka pikirkan yang harus dilakukan yakni
norma-norma sosial dengan apa yang biasa mereka lakukan, yaitu kebiasaan
situasi yang dihadapi. Mental atau penyesuaian diri seseorang terhadap objek
25
atau situasi yang dihadapi secara nyata dapat dilihat melalui pilihan terhadap
memiliki sikap positif terhadap matematika akan memiliki ciri antara lain:
tugas dengan baik dan tepat waktu, berpartisipasi aktif dalam diskusi,
waktunya.
dengan lebih berdayaguna, yaitu suatu metode yang terkenal dengan istilah
Mind Mapping dan sejak itu metode Mind Mapping berkembang dan telah
Mapping adalah metode untuk menyimpan suatu informasi yang diterima oleh
Mapping juga merupakan teknik meringkas bahan yang akan dipelajari dan
26
bentuk metode belajar yang efektif untuk memahami kerangka konsep suatu
materi pelajaran.
menggali informasi dari dalam dan keluar otakmu. Mind Mapping adalah cara
baru untuk belajar dan berlatih yang cepat dan ampuh. Mind Mapping adalah
cara membuat catatan yang tidak membosankan. Mind Mapping adalah cara
terbaik untuk mendapatkan ide baru dari apa yang dipahami dan apa yang
adalah sistem penyimpanan, penarikan data dan akses yang luar biasa untuk
suatu metode pembelajaran yang sangat baik digunakan oleh guru untuk
meningkatkan daya hafal siswa dan pemahaman konsep siswa yang kuat,
Mapping adalah eksplorasi kreatif yang dilakukan oleh individu tentang suatu
27
konsep secara keseluruhan, dengan membentangkan subtopik-subtopik dan
gagasan yang berkaitan dengan konsep tersebut dalam satu presentasi utuh
tanda panah.
konsep yang baru diperoleh siswa dengan konsep yang sudah didapat dalam
dilakukan oleh siswa. Sehingga akan menciptakan suatu hasil peta pikiran
berupa konsep materi yang baru dan berbeda. Peta pikiran merupakan salah
satu produk kreatif yang dihasilkan oleh siswa dalam kegiatan belajar.
metode Mind Mapping ini, guru membimbing siswa mempelajari konsep suatu
materi pelajaran. Siswa mencari inti-inti pokok yang penting dari materi yang
Mapping ini siswa aktif menyusun inti-inti dari suatu materi pelajaran menjadi
28
peta pikiran. Menurut Buzan (2008: 171) menunjukan bahwa Mind Maping ini
akan membantu anak: (1) Mudah mengingat sesuatu; (2) Mengingat fakta,
Konsentrasi; (4) Mengingat dan menghafal menjadi lebih cepat. Tony Buzan
juga menunjukan bahwa siswa akan menghafal dengan cepat dan mudah
metode Mind Mapping adalah metode yang dirancang oleh guru untuk
pelajaran yang diterima oleh siswa pada saat pembelajaran, dan membantu
siswa menyusun inti-inti yang penting dari materi pelajaran kedalam bentuk
sebuah teks untuk menjadikannya lebih mudah diingat, ada beberapa hal yang
a. Pertama, ambil beberapa pena warna dan selembar kertas putih biasa.
Putar posisi kertas sehingga sisi panjangya terletak mendatar. Memulai
dari tengah memberikan kebebasan untuk menyebar ke segala arah.
b. Gambar gagasan utama dan tuliskan dibagian tengah kertas dengan
huruf besar. Gambar gagasan utama yang menarik membantu tetap
fokus dan berkonsentrasi.
c. Pilihlah beberapa hal yang bisa diingat tentang gagasan utama tadi dan
gambarlah cabang-cabang berpencar keluar dari gagasan utama.
Gunakan warna yang berbeda untuk setiap cabang yang mampu
menambah energy kepada pemikiran kreatif.
d. Setelah itu ide-ide kecil atau kata kunci bermunculan di otakmu
sehingga dapat digambar cabang-cabang yang kecil berpencar dari
cabang-cabang besar. Kata kunci memicu pikiran baru.
29
e. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, sudah bisa dicantumkan semua
gagasan dan hal-hal yang bisa diingat dari gagasan utama tadi di atas
selembar kertas.
Dalam membuat Mind Mapping, Buzan (2007: 15) telah menyusun
sejumlah aturan yang harus diikuti agar Mind Mapping yang dibuat dapat
Mind Mapping:
ini adalah:
30
E. Metode Konvensional
guru dengan siswa adalah berbicara. Peranan siswa dalam metode ceramah
yang boleh dikatakan metode tradisional karena sejak dahulu metode ini telah
digunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan siswa dalam interaksi
edukatif. Meski metode ini lebih banyak menuntut keaktifan guru daripada
siswa, tetapi tetap tidak bisa ditinggalkan begitu saja dalam pengajaran.
31
ber “gaya bank” penyelenggaraan pendidikan hanya dipandang sebagai suatu
aktivitas pemberian informasi yang harus “ditelan” oleh siswa, yang wajib
untuk menampilkan unjuk kerja secara langsung). Dalam kata lain, guru lebih
sering menggunakan strategi atau metode ceramah atau drill dengan mengikuti
lebih banyak berpusat pada guru, komunikasi lebih banyak satu arah dari guru
kompetensi sedangkan siswa hanya menyalin catatan guru dari papan tulis.
hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu yang terkait
32
Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4
Pemikiran) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat
dari: (a) data hasil observasi motivasi belajar siswa yang mengalami
kategori tinggi. (b) Data hasil angket motivasi siswa mengalami peningkatan
tinggi. (c) Rata-rata hasil tes siklus mengalami peningkatan, rata-rata pada
siklus I yaitu 75,18 meningkat menjadi 90,18 pada siklus II. (d) Dari hasil
belajar.
Pada Kelas VIII SMP Negeri 2 Nanggulan Kulon Progo”. Berdasarkan hasil
sebesar 11% yaitu dari 73% pada siklus I menjadi 84% pada siklus II.
33
mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan rata-
rata hasil belajar matematika siswa kelas V sebesar 49,01%. Selain itu dari
hasil analisis data observasi mengalami peningkatan yaitu dari 46,7% aspek
dari perhitungan uji-t menunjukkan thitung 3,82 dan ttabel 1,66 pada signifikansi
matematika.
matematika kelas VIII SMP Negeri 2 Sentolo. Perbedaan penelitian ini dengan
G. Kerangka Berpikir
34
ditekankan terlebih dahulu adalah pemahaman konsep dengan baik dan benar.
Agar siswa lebih memahami konsep dengan baik dan benar, para guru
dan bukan contoh, dan siswa dapat mengungkapkan suatu konsep dengan
Masalah yang sering terjadi yaitu siswa hafal suatu konsep, tetapi
Selain itu kebiasaan guru langsung memberikan suatu konsep secara baku,
siswa mengerjakan soal yang berbeda dengan yang diberikan contoh oleh guru
atau siswa harus mencari konsep yang belum diketahui dalam soal, siswa
dimiliki.
yang penting dari materi pelajaran, serta metode yang dapat membantu siswa
35
untuk meningkatkan pengetahuan siswa dalam penguasaan konsep dari suatu
dengan metode ini adalah (1) mempelajari konsep suatu materi pelajaran, (2)
di depan kelas.
Pemahaman
konsep
Sikap siswa
Metode
Kelas Pre-Test Post-Test
Pembelajaran
Kontrol Angket Angket
Konvensional
Gambar 2.
Diagram Kerangka Berpikir
H. Hipotesis Penelitian
Sentolo.
36
konsep dan sikap siswa dalam pembelajaran matematika kelas VIII SMP
Negeri 2 Sentolo.
37