Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KESEPIAN

(LONELINNES) PADA LANSIA


Ayusi Ikasi1, Jumaini2, Oswati Hasanah3
Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Riau
Email: ayusiikasi@gmail.com
Abstract
The purpose of this study was to determine the relationship between family support with the level of loneliness in the elderly.
This study used a cross sectional correlation approach. This study was conducted on 75 elderly people taken by using cluster
sampling technique. The instrument in this study was a questionnaire with 31 questions which have tested the validity and
reliability (r=0,855). The results showed p value=0,001 which means that there is a significant association between family
support with the level of loneliness in the elderly. This research the recommended the families to increase a support system for
the erderly to reduce the level of loneliness.
Keywords : Family Support, Loneliness, Elderly.

PENDAHULUAN Jumlah lansia tersebar diwilayah-wilayah


Lanjut usia (lansia) bukan suatu penyakit, yang ada di Provinsi Riau. Berdasarkan data dari
namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses dinas kesehatan kota Pekanbaru (2012) jumlah
kehidupan yang ditandai dengan penurunan lansia di kota Pekanbaru adalah 99.619 orang
kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres jumlah lansia ini tersebar diseluruh kecematan
lingkungan (Pudjiastuti, 2003). Saat ini lansia yang ada di Pekanbaru. Jumlah lansia terbanyak
merupakan penduduk dengan jumlah terdapat dikecematan payung sekaki yaitu 10.354
perkembangan yang cukup besar. Secara umum, orang, kemudian peringkat kedua kecematan
populasi penduduk usia 60 tahun ke atas di tampan yaitu 9.156 orang dan peringkat ketiga
negara maju pada tahun 2011 adalah 20% dari yaitu kecematan Rumbai Pesisir dengan jumlah
total jumlah penduduk dan diperkirakan lansia 8.438 orang. Kecematan rumbai pesisir
meningkat menjadi 32% pada tahun 2050. memiliki 6 kelurahan. Pada tahun 2013
Sementara itu, di negara berkembang, jumlah Kelurahan Limbungan menduduki urutan kedua
penduduk usia 60 tahun keatas pada tahun 2011 setelah Meranti Pandak di Rumbai Pesisir yang
adalah 15% dari total jumlah penduduk dan memiliki lansia yang berumur >55 tahun
diperkirakan meningkat menjadi 20% antara berjumlah, yaitu 296 lansia.
2015-2050 (Kemenkes RI, 2011). Seiring dengan pertambahan usia, lansia akan
Jumlah lansia di Indonesia mengalami mengalami proses degeneratif baik dari segi fisik
peningkatan sebesar 7,4% pada tahun 2000 dan maupun segi mental. Menurut Fitri (2011),
diprediksikan akan mengalami peningkatan menurunnya derajat kesehatan dan kemampuan
11,4% pada tahun 2020. Pada tahun 2011 fisik akan mengakibatkan lansia secara perlahan
meningkat menjadi 9,77%, diprediksikan pada menarik diri dari hubungan dengan masyarakat
tahun 2020 menjadi 11,34% (Sanusi, 2006). sekitar sehingga interaksi sosial menjadi
Prediksi jumlah lansia di Indonesia ini tersebar menurun. Interaksi sosial merupakan kebutuhan
diseluruh wilayah Provinisi di Indonesia, salah setiap individu sampai akhir hayat, termasuk
satunya tersebar di Provinsi Riau. lansia. Individu akan mengalami kesepian
Populasi lansia di Provinsi Riau mencapai (lonelinnes) ketika tidak memiliki lawan interaksi
834.841 orang. Jumlah lansia ini terbagi untuk berbagi masalah (Annida, 2010).
berdasarkan kelompok umur yaitu: usia Kesepian merupakan masalah psikologis
pertengahan (middle age) dengan rentang usia 45- yang paling banyak terjadi pada lansia, merasa
59 tahun yang mencapai 475.222 orang, lansia terasing (terisolasi), tersisihkan, terpencil dari
(elderly) 60-74 tahun sebanyak 145.622 orang, orang lain karena merasa berbeda dengan orang
usia tua (old) 75-90 tahun sebanyak 59.229 orang, lain (Probosuseno, 2007). Kesepian merupakan
dan usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun hal yang alami dan merupakan fakta yang tidak
mencapai 20.502 orang (BPS Provinsi Riau, dapat dihindarkan, baik oleh anak-anak, remaja,
2011). dewasa dan lansia. Selain itu menurut Brehm dan

JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014 1


Sharon (2008) hubungan yang tidak adekuat akan Dari hasil studi pendahuluan di Kelurahan
menyebabkan seseorang tidak puas akan Limbungan terhadap 10 lansia yang rata-rata
hubungan yang dimilikinya, diantaranya tidak berumur 55 tahun keatas didapatkan bahwa 6 dari
memiliki partner seksual dan terpisah dengan 10 lansia (60%) merasa kurang mendapatkan
keluarga. Kesepian yang dialami oleh lansia dukungan dari keluarganya karena sibuk bekerja,
sering terjadi pada saat ditinggal pasangan hidup hal ini menyebabkan keluarga jarang
atau teman dekat dan kurangnya dukungan berkomunikasi, dan keluarga jarang menanyakan
keluarga. kesehatan lansia. Pada studi pendahuluan
Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi tersebut juga ditemukan lansia yang tinggal
kesepian (Mubarok, 2006). Faktor yang pertama seorang diri dirumah, karena anak-anak mereka
adalah faktor psikologis yaitu harga diri rendah sibuk bekerja dan cucu pun sudah bersekolah
pada lansia disertai dengan munculnya perasaan sehingga lansia tersebut merasa kesepian tidak
negatif seperti perasaan takut, mengasihani diri ada kegiatan ataupun orang yang menemani.
sendiri dan berpusat pada diri sendiri. Faktor Peneliti juga mendapatkan 4 dari 10 (40%) lansia
yang kedua yang mempengaruhi kesepian adalah lebih memilih duduk diluar rumah untuk
faktor budaya dan situasional yaitu terjadinya berinteraksi dengan tetangga agar lansia tidak
perubahan dalam tata cara hidup dan kultur merasa bosan sendiri dirumah. Berdasarkan
budaya. Keluarga yang menjadi basis perawatan fenomena diatas maka peneliti merasa tertarik
bagi lansia kini banyak yang lebih menitipkan untuk meneliti tentang hubungan dukungan
lansia ke panti dengan alasan kesibukan dan keluarga terhadap tingkat kesepian pada lansia di
ketidakmampuan dalam merawat lansia. Faktor kelurahan Limbungan Rumbai Pesisir.
yang ketiga adalah faktor spiritual dimana agama Tujuan penelitian ini adalah untuk
seseorang dapat menghilangkan kecemasan mengetahui karakteristik lansia meliputi umur,
seseorang dan kekosongan spiritual seringkali status perkawinan, pekerjaan dan jenis kelamin,
berakibat kesepian. mengetahui gambaran dukungan keluarga pada
Friedman (2003) mengemukakan, keluarga lansia, mengetahui gambaran tingkat kesepian
adalah orang yang paling dekat hubungannya (lonelinnes) pada lansia serta mengetahui
dengan lansia. Keluarga merupakan sistem hubungan dukungan keluarga terhadap tingkat
pendukung utama bagi lansia dalam kesepian (lonelinnes) pada lansia.
mempertahankan kesehatannya. Salah satu upaya
keluarga yang dapat dan mudah dilakukan adalah METODE PENELITIAN
dengan memberikan dukungan. Dukungan dapat Penelitian ini menggunakan desain deskriptif
berarti bantuan atau sokongan yang diterima korelatif, yaitu untuk mengetahui hubungan
seseorang dari orang lain. Dukungan biasanya dukungan keluarga terhadap tingkat kesepian
diterima dari lingkungan sosial yaitu orang-orang (lonelinnes). Sampel penelitian berjumlah 75 lansia
yang dekat, termasuk di dalamnya adalah anggota yang berada di Kelurahan Limbungan yang
keluarga, orang tua dan teman (Marliyah, 2004). diperoleh dengan teknik teknik cluster sampling.
Dukungan keluarga merupakan suatu bentuk Alat pengumpul data berupa kuesioner yang sudah
hubungan interpersonal yang melindungi dilakukan uji validitas dan reliabilitas yang terdiri
seseorang dari efek stres yang buruk dari 31 pernyataan. Pada pengumpulan data
Kurangnya dukungan keluarga saat lansia peneliti dibantu oleh tiga orang asisten, sebelum
sakit juga akan meningkatkan kesepian pada menemui resonden peneliti dibantu oleh kader
lansia tersebut dan sebaliknya kesepian juga akan posbindu untuk meminta data lansia, kemudian
memperparah kondisi penyakit lansia. Menurut peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian
Herbert (2007) kesepian pada lansia akan kepada calon responden, meminta responden yang
berdampak pada kesehatan fisik, dan lansia yang bersedia menjadi responden untuk mengisi
mengalami kesepian 60% akan mendatangi informend concent, selanjutnya membagikan
pelayanan gawat darurat. Keluarga menyiapkan lembar kuesioner kepada responden, bagi
atau memberikan bantuan pada lansia sebanyak responden yang tidak mampu membaca
80%, dan anak merupakan sumber utama peneliti/asisten membacakan pertanyaan pada
pemberi dukungan pada orang tuanya atau lansia kuesioner. Analisa data yang digunakan yaitu
(Lueckonette & Meiner 2006).

JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014 2


analisa univariat dan analisa bivariat menggunakan 3. Wiraswasta 20 26,7
uji chi-square. 4. Swasta 3 4,0
Total 75 100
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat distribusi
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan penelitian didapatkan hasil frekuensi responden berdasarkan pekerjaan
sebagai berikut: didapatkan data bahwa mayoritas responden tidak
Tabel 1. bekerja yaitu 44 responden (58,7%).
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin di Kelurahan Limbungan (n = 75)
No. Jenis kelamin Jumlah Persentase (%)
1. Laki-laki 34 45,7
2. perempuan 41 54,3 Tabel 4
Total 75 100 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Status
Berdasarkan tabel 1 diatas dapat dilihat Dukungan Keluarga di Kelurahan Limbungan
distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis (n=75)
kelamin didapatkan data bahwa sebagian besar No. Dukungan Jumlah Persentase (%)
keluarga
responden berjenis kelamin perempuan yaitu 41 1. Tinggi 40 53,3
responden (54,3%). 2. Rendah 35 46,7
Total 75 100
Tabel 2 Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat distribusi
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan frekuensi responden berdasarkan dukungan
Umur di Kelurahan Limbungan (n = 75) keluarga didapatkan data bahwa mayoritas
No. Umur Jumlah Persentase (%)
1. Masa vibrilitas 0 0
responden memiliki dukungan keluarga tinggi
2. Presenium (55- 40 53,3 yaitu 40 responden (53,3%).
54 tahun)
3. Senium (>65 35 46,7 Tabel 5
tahun) Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat
Total 75 100 Kesepian (lonelinnes) di Kelurahan Limbungan
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat distribusi (n=75)
frekuensi responden berdasarkan umur No. Kesepian Jumlah Persentase (%)
didapatkan data bahwa sebagian besar responden (lonelinnes)
berusia lanjut dengan kelompok umur presenium 1. Tinggi 42 56,0
2. Rendah 33 44,0
(55-64).
Total 75 100
Tabel 3 Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat distribusi
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan frekuensi responden berdasarkan tingkat kesepian
Status Perkawinan di Kelurahan Limbungan (n = (lonelinnes) didapatkan data bahwa mayoritas
75) responden tingkat kesepian (lonelinnes) rendah
No. Umur Jumlah Persentase (%) yaitu sebanyak 42 responden (56,0%).
1. Menikah 59 78,7
2. Duda 12 16,0 Tabel 6
3. Janda 4 5,3 Hubungan dukungan keluarga terhadap tingkat
Total 75 100 kesepian (lonelinnes) pada lansia (n=75)
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat distribusi Dukun Kesepian Total P
frekuensi responden berdasarkan status gan (lonelinnes) value
perkawinan didapatkan data bahwa mayoritas keluarg
a
responden menikah yaitu sebanyak 59 responden
(78,7%). Rendah Tinggi

Tabel 3 N % N % n % 0,001
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Tinggi 30 75,0 10 25,0 40 100
Pekerjaan di Kelurahan Limbungan (n = 75)
No. Pekerjaan Jumlah Persentase (%) Rendah 12 34,3 23 65,7 100
1. PNS 8 10,7
2. Tidak bekerja 44 58,7

JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014 3


Total 42 44,0 33 44,0 100 mengalami kesepian dari pada lansia yang tidak
mempunyai pasangan. Hal ini diperkuat oleh
Tabel 6 mengambarkan hubungan antara Gunarsa (2004) yang menjelaskan bahwa
dukungan keluarga terhadap tingkat kesepian dukungan (dari pasangan) merupakan prediktor
(lonelinnes) pada lansia. Dari 40 responden bagi munculnya kesepian, dimana individu yang
dengan dukungan keluarga tinggi, 30 responden memperoleh dukungan keluarga terbatas lebih
(75,0%) mengalami kesepian (lonelinnes) dan 10 berpeluang mengalami kesepian, sementara
responden (25,0%) mengalami kesepian individu yang memperoleh dukungan keluarga
(lonelinnes) tinggi. Dari 35 responden dengan yang baik, tidak mengalami kesepian. Hal ini juga
dukungan keluarga rendah, 12 responden (34,3%) menunjukkan akan pentingnya interaksi sosial
mengalami kesepian (lonelinnes) rendah dan 23 lansia untuk mengantisipasi masalah kesepian
responden (65,7%) mengalami kesepian tinggi. tersebut.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai P Berdasarkan penelitian yang dilakukan
value= 0,001 maka dapat disimpulakan bahwa diperoleh distribusi responden menurut pekerjaan
terdapat hubungan yang signifikan antara lansia sedikit lebih banyak lansia yang tidak
dukungan keluarga dengan tingkat kesepian pada bekerja dibandingkan dengan wiraswasta, PNS,
lansia. dan swasta hal dibuktikan dengan 44 responden
PEMBAHASAN (58,7%) tidak memiliki pekerjaan. Hal ini
A. Univariat dikarenakan faktor usia, penyakit yang diderita
1. Karakteristik Lansia dan jenis kelamin. Penelitian ini didukung oleh
Penelitian yang telah dilakukan tentang penelitian Ramlah (2011) yang menyatakan
karakteristik lansia berdasarkan jenis kelamin, bahwa penurunan fungsi tubuh dan jenis penyakit
didapatkan hasil bahwa jenis kelamin perempuan yang dialami oleh lansia akan menyebabkan
sedikit lebih banyak, yaitu 41 responden (54,3%) lansia mengalami kesulitan dalam melakukan
dibandingkan responden berjenis kelamin laki- aktivitas sehari-hari. Hasil penelitian ini juga
laki. Mayoritas lansia yang dijumpai tidak diperkuat oleh penelitian yang dilakukan Rahayu
memiliki pekerjaan karena responden yang (2009) yang menyatakan bahwa penurunan
dijumpai berperan sebagai ibu rumah tangga dan kondisi fisik seseorang yang telah memasuki
lebih banyak berada dirumah. Berdasarkan Badan masa lanjut usia akan mempengaruhi kesehatan
Pusat Statistik RI (2013) didapatkan data angka fisik dan psikis yang akhirnya akan berpengaruh
harapan hidup lansia perempuan lebih tinggi pada aktivitas ekonomi dan sosial lansia tersebut,
dibanding laki-laki, angka harapan hidup sehingga pada kondisi ini keluarga diharapkan
perempuan sebesar 8,2% sedangkan laki-laki dapat memberikan dukungan secara maksimal.
hanya 6,2%, hal ini menyebabkan peneliti lebih 2. Gambaran Dukungan Keluarga
banyak menemukan responden lansia berjenis Penelitian ini membagi dukungan keluarga
kelamin perempuan. menjadi dua kelompok yaitu dukungan keluarga
Berdasarkan distribusi responden menurut yang tinggi dan dukungan keluarga yang rendah.
umur, lansia yang berada dikelompok usia Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa
presenium (55-65) sedikit lebih banyak yaitu 40 lansia yang berada di Kelurahan Limbungan
orang. Menurut kemenkes RI (2009) jumlah lansia memiliki distribusi responden pada kelompok
terbanyak berdasarkan kelompok umur (55-64) dukungan keluarga yang tinggi sedikit lebih
yaitu 6.243.457 yang tersebar di seluruh provinsi banyak yaitu 40 orang (53,3%) dibandingkan
yang ada diseruluh Indonesia. kelompok dukungan keluarga yang rendah 35
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan orang (46,7 %) peneliti berasumsi hal ini
diperoleh bahwa mayoritas lansia yang menjadi disebabkan karena se. Keluarga memiliki peran
responden berstatus menikah yaitu 59 responden penting dalam proses kehidupan setiap individu
(78,7 %) dibandingkan dengan duda yaitu 12 orang terutama lansia. Menurut Meiner & Lueckonette
(16,0%) dan janda 4 orang (5,3%). Lansia yang (2006) bahwa keluarga menyiapkan dan
mempunyai pasangan memperoleh dukungan memberikan bantuan pada lansia paling sedikit
keluarga yang lebih tinggi dibandingkan yang tidak 80% dan anak dewasa merupakan sumber utama
mempunyai pasangan. Hal tersebut disebabkan dalam pemberian dukungan pada orang tuanya/
lansia yang memiliki pasangan cenderung tidak lansia. Hasil penelitian ini diperkuat oleh

JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014 4


penelitian Nuraini, Induniasih dan Muflih (2012) yang diderita lansia. Hal ini sesuai dengan
yang menyatakan keluarga dipandang sebagai pernyataan Friedman (2003), yang menyatakan
suatu konteks, dengan fokus utama adalah pada dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan
individu, dimana keluarga merupakan kelompok penerimaan keluarga terhadap penderita yang
primer paling penting dan dipandang sebagai sakit, dimana bentuk dukungan yang diberikan
sumber daya bagi lansia. Hal ini juga didukung keluarga dapat berupa semangat, pemberian
oleh pernyataan Setiadi (2008) bahwa keluarga nasihat atau mengawasi tentang pola makan
merupakan unit pelayanan, karena masalah sehari-hari dan pengobatan.
kesehatan keluarga saling berkaitan dan saling Bentuk dukungan lain yang diterima
mempengaruhi antara sesama anggota dan akan responden adalah dukungan penghargaan dimana
mempengaruhi pada keluarga yang lain. anggota keluarga selalu mengikut sertakan
responden sebagai pengambil keputusan dalam
3. Gambaran Tingkat Kesepian (lonelinnes) keluarga baik itu dalam pemecahan masalah
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan keluarga ataupun dalam pemberian nasihat dan
diperoleh bahwa lansia dengan tingkat kesepian keluarga menerima hasil keputusan tersebut.
(lonelinnes) yang rendah sedikit lebih banyak Dalam bentuk dukungan emosional ditemukan
yaitu 42 responden (56,0%) dibandingkan dengan juga keluarga memberikan perhatian yang lebih
tingkat kesepian (lonelinnes) yang tinggi. Hal ini pada responden, dimana perhatian yang diberikan
disebakan semakin tinggi dukungan keluarga berupa keluarga selalu menanyakan kondisi
yang didapatkan lansia maka akan menurunkan ataupun perasaan responden, apabila ditemukan
resiko terjadinya kesepian dan stress ataupun permasalahan keluarga langsung memberikan
masalah psikologis pada lansia. Kesepian bantuan, sehingga terbentuklah koping yang
merupakan suatu situasi dimana jumlah atau positif pada diri responden. Kedua bentuk
kuantitas dari hubungan yang ada lebih sedikit dukungan ini juga didukung oleh teori Potter dan
daripada hubungan yang diinginkan ataupun Perry (2009), dimana salah satu cara memberikan
situasi dimana keintiman yang diharapkan tidak penyediaan atau dukungan keluarga pada lansia
sesuai dengan kenyataan yang ada (Giervald & yang melibatkan anggota keluarga meliputi
Havens, 2004). Hasil ini juga didukung oleh teori mandi, makan, berdandan, mengawasi
yang dikemukan Herbert (2007) yang pengobatan/efek samping obat, melakukan
menjelaskan bahwa ketakutan akan kesepian aktivitas, dukungan emosional ataupun untuk
merupakan gejala yang amat dominan yan terjadi mengambil keputusan.
pada lansia. Kondisi katakutan tersebut memiliki Pada penelitian ini peneliti juga menemukan
kadar yang berbeda, hal ini dipengaruhi oleh keluarga memberikan dukungan dalam bentuk
kualitas dari dukungan yang diberikan keluarga. bantuan berupa materi dimana keluarga
B. Bivariat memberikan uang pada lansia untuk memenuhi
Hasil analisa data uji Chi Square menunjukan kebutuhan yang diperlukan lansia seperti biaya
hasil p value 0,001 yang berati p value < 0,05, pengobatan, ataupun untuk memenuhi kebutuhan
artinya ada hubungan antara dukungan keluarga sehari-hari lainnya. Hal ini sesuai dengan teori
terhadap tingkat kesepian (lonelinnes) pada yang disampaikan Friedman (2003) dimana
lansia. Dukungan keluarga sangat membantu keluarga memiliki peran penting dalam proses
lansia dalam mengurangi kesepian (lonelinnes) kehidupan setiap individu termasuk lansia, yang
yang dialami lansia. memerlukan dukungan materi ataupun dukungan
Berdasarkan hasil observasi pada saat mental. Dukungan materi bisa dalam bentuk uang
penelitian responden pada penelitian ini ataupun peralatan yang dibutuhkan individu
menerima dukungan keluarga berupa dukungan ataupun lansia. Dari hasil observasi dapat
informasi dimana beberapa anggota keluarga disimpulkan bahwa tingkat kesepian (lonelinnes)
memberikan informasi tambahan mengenai lansia di Kelurahan Limbungan rendah hal ini
faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya dikerenakan lansia yang menjadi responden
suatu penyakit yang berisiko tinggi dapat terjadi tinggal dengan keluarga sehingga keluarga dapat
pada lansia, anggota keluarga juga memberikan memberikan perhatian atau dukungannya
informasi mengenai makanan yang dapat terhadap responden.
menimbulkan gejala/kekambuhan dari penyakit

JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014 5


Hasil penelitian ini juga didukung oleh Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
penelitian Nusi, Mayanti dan Rahayu (2010) yang acuan dalam pengembangan ilmu keperawatan
menyatakan bahwa lansia di desa Sokorojo Lor terkait dukungan keluarga yang dapat
Kecematan Sokorojo Kabupaten Banyumas lansia mempengaruhi tingkat kesepian (lonelinnes) pada
yang memiliki dukungan keluarga yang efektif, lansia. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan
maka sebagian besar respon sosial lansia tersebut kepada pihak puskesmas dan keluarga diharapkan
aktif. Hasil ini juga diperkuat oleh penelitian dapat memberikan perhatiannya dan meluangkan
yang dilakukan Indriani dan Diah (2006) yang lebih banyak waktu untuk kepada lansia.
menjelaskan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi pada kelangsungan hidup lansia 1Ayusi Ikasi: Mahasiswa Program Studi Ilmu
secara umum adalah peran keluarga terhadap Keperawatan Universitas Riau.
lansia. Berdasarkan penelitian Indriani dan Diah 2Jumaini: Dosen Bidang Keilmuan Keperawatan

(2006) meneliti berasumsi bahwa peran keluarga Jiwa Program Studi Ilmu Keperawatan
sangat penting terhadap lansia, hal ini disebabkan Universitas Riau, Indonesia.
karena keluarga mampu memberikan dukungan 3Oswati Hasanah: Dosen Bidang keilmuan

kepada lansia baik dalam bentuk dukungan Keperawatan Anak Program Studi Ilmu
emosional, instrumental, penghargaan dan Keperawatan Universitas Riau, Indonesia.
informasi sehingga sangat bermanfaat dalam
pengendalian seseorang lansia terhadap tingkat
kecemasan dan dapat pula mengurangi tekanan- DAFTAR PUSTAKA
tekanan yang ada pada konflik serta mengurangi Annida. (2010). Memahami kesepian. Diperoleh
kesepian. tanggal 11 November 2013 dari
Penelitian ini didukung oleh penelitian http://repository.usu.ac.id
Anwar (2013) yang menyatakan bahwa dukungan Anwar, M. (2013). Hubungan antara dukungan
bisa didapatkan dari siapa saja, tetapi dukungan sosial dengan kesepian pada lansia di desa
yang sangat bermakna dalam kehidupan sengoroso Bengkalis. Skripsi. Psikologi
seseorang khususnya lansia dalam kaitannya UIN SUSQA. Tidak dipublikasikan.
dengan masalah kesepian adalah dukungan yang Badan Pusat Statistik. (2011). Statistik penduduk
bersumber dari mereka yang memiliki kedekatan lanjut usia provinsi Riau 2011. Jakarta:
emosional seperti anggota keluarga dan kerabat BPS.
dekat. Hal ini didukung oleh Taylor (2009) yang Brehm & Sharon, S. (2008). Intimate relationship.
menyatakan bahwa dukungan yang diperoleh New York: Mc.Graw-Hill.
seseorang akan mempercepat pemulihan dari Fitri, A. (2011). Interaksi sosial dan kualitas hidup
sakit, meningkatkan kekebalan tubuh, dapat lansia. Medan: USU medan.
menurunkan stres dan gangguan psikologis. Friedman, M. (2003). Family nursing: Research,
theory, and practice ed. 5. USA: Person
KESIMPULAN Education.
Hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti Gierveld, J & Harvens, B. (2004). Cross-national
tentang hubungan dukungan keluarga terhadap comarison of sosial isolation and lonelinnes
tingkat kesepian (lonelinnes) pada lansia terhadap : Introduction and Overview.
75 responden yang ada di Kelurahan Limbungan Hastono, S.P. (2007). Analisis data kesehatan.
dapat disimpulkan sebagai berikut: sebagian besar FKM.UI.
responden berjenis kelamin perempuan (54,3%) Hayati, L & Marini, S. (2009). Pengaruh dukungan
dengan usia terbanyak pada usia senium (53,3%). sosial terhadap kesepian pada lansia di
Berdasarkan status perkawinan responden perkumpulan lansia Habibi dan Habibah.
memiliki pasangan (78,7%) dan responden yang Diperoleh tanggal 11 November 2013 dari
tidak bekerja (58,7%). Hasil penelitian yang https://www.google.co.id/#q=Pengaruh+du
menunjukan adanya hubungan dukungan kungan+sosial+terhadap+kese%5Bian+pad
keluarga terhadapat tingkat kesepian (lonelinnes) a+lansia+di+perkumpulan+lansia+Habibi+
(P value: 0,001). dan+Habibah.pdf.
Herbert, W. (2007). Lonelinnes is injurious to
SARAN health, especially in old age. Diperoleh

JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014 6


tanggal 20 oktober 2013 dari pengabdian lansia di wilayah kerja
http://www.psychologicalscience.org. Puskesmas Kassi-Kassi Makasar.
Indriani & Diah. (2006). Pengaruh stress social Diperoleh pada tanggal 31 Juni 2014 dari
lingkungan pada kelanjutan hidup lansia http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/202811
janda/duda di kabupaten Lamongan. 02-T%20Ramlah.pdf.
Diperoleh tanggal 02 juli 2014 dari Sanusi. (2006). Gambaran kesehatan usia lanjut.
https://www.google.com.sg/=1&espv=2&i# Diperoleh tanggal 19 Oktober 2013 dari
q=Pengaruh+stress+social+lingkungan+pad www.depkes.go.id
a+kelanjutan+hidup+lansia+janda%2Fduda Setiadi. (2008). Konsep & proses keperawatan
+di+kabupaten+Lamongan=pdf//file keluarga. Yogyakarta:Graha ilmu
Kemenkes RI. (2011).Sistem kesehatan nasional. Taylor, E.S. (2009). Psikologi sosial. Jakarta:
Diperoleh pada tanggal 23 Oktober 2013. Kencana
dari www.pdgi.or.id
Kemenkes RI. (2013). Gambaran kesehatan lanjut
usia di Indonesia. Jakarta:Kemenkes RI
Luecknotte, A.G & Meiner. (2006). Gerontologi
nursing. Mosbyyears book.inc
Marliyah, L. (2004). Journal provitae. Fakultas
Psikologi universitas Tarumanagara :
Jakarta
Nusi, F., Mayanti, R., & Rahayu., E. (2010).
Hubungan antara dukungan keluarga
dengan respon sosial pada lansia di desa
Sokorojo Lor kecematan Sokorojo.
Diperoleh pada tanggal 25 juni 2014 dari
http://download.portalgaruda.org/article.ph
p?jurnal=117464&val=5340&title=pdf

Perry, A.G., & Potter, P.A. (2009). Buku ajar


fundamental keperawatan: Konsep, proses
dan praktik. (Ed 4). (Y. Asih, Terj.).
Jakarta: EGC
Probosuseno. (2007). Mengatasi Isolation pada
Lanjut Usia. Diperoleh tanggal 19 Oktober
2013. http//www.republika.co.id
Pudjiastuti, S.S. (2003). Fisioterapi pada lansia.
Jakarta: EGC
Pudjiastuti, S.S. (2003). Fisioterapi pada lansia.
Jakarta: EGC
Rahayu, S. (2009). Pengaruh pendidikan
kesehatan dengan kemunduran fisik lansia
terhadap tingkat depresi lansia di desa
Kalitekuk Semin Wonosari Gunung Kidul
Yogyakarta. Diperolah tanggal 01 juli 2014
dari
https://1&espv=2&ie=UTF=pdf+Pengaruh+
pendidikan+kesehatan+dengan+kemundura
n+fisik+lansia+terhadap+tingkat+depresi+l
ansia+di+desa+Kalitekuk+Semin+Wonosar
i+Gunung+Kidul+Yogyakarta.
Ramlah. (2011). Hubungan pelaksaan tugas
kesehatan dan dukungan keluarga dengan

JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014 7

Anda mungkin juga menyukai