Anda di halaman 1dari 45

GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI

• Peradangan/Infeksi
• Neoplasma (tumor)
• Kanker
• Perubahan hormon,Perubahan
/gangguan fisiologi
• Degeneratif
Peradangan/infeksi

• Bartolinitis
• Vulvitis
• Vaginitis
• Servisitis
• Salpingitis
• Endometritis
• Moniliasis
• Trikomonas
• Mastitis
• Abses payudara
INFEKSI/PERADANGAN
INFEKSI POST PARTUM
(puerpurium)
Puerperium (Nifas)

• Waktu yang diperlukan untuk


pulihnya alat kandungan kepada
keadaan yang normal

• 6 minggu (42 hari)

• 2 kejadian penting pada kala nifas


– Involusi Uterus
– Proses Laktasi
Proses Involusi Uterus

Involusi Tinggi Fundus Berat uterus

Plasenta lahir Sepusat 1000gr

7 hari (1 mg) Pertengahan 500 gr


pusat simfisis
14 hari (2 mg) Tak teraba 350 gr

42 hari (6 mg) Sebesar hamil 2 50 gr


minggu
56 hari (8 mg) Normal 30 gr
Pengeluaran Lokia

1. Lokia Rubra
• 1-3 hari, Berisi sel desidua, verniks kaseosa, lanugo,
sisa mekoneum, sisa darah
2. Lokia Sanginolenta
• 3-7 hari, berwarna putih bercampur darah
3. Lokia Serosa
• 7-14 hari, berwarna, kekuningan
4. Lokia Alba
• 14 hari, berwarna putih
Infeksi Kala Nifas (Puerperium)

• Adalah infeksi-peradangan pada


semua alat genitalia pada masa
nifas oleh sebab apapun

• Peningkatan suhu badan >38C,


berturut turut selama 2 hari
Faktor Predisposisi
• Persalinan berlangsung lama sampai
terjadi persalinan lama(terlantar)
• Tindakan operasi persalinan
• Tertinggalnya plasenta/selaput ketuban
/bekuan darah
• Ketuban pecah dini
• Perdarahan, anemia pada kehamilan
• Malnutrisi, kelelahan
• Infeksi terdahulu pada saat kehamilan
Mekanisme infeksi kala nifas

• Manipulasi penolong,
• Infeksi nosokomial
• Hubungan seks menjelang persalinan
• Infeksi intrapartum
– Persalinan lama, KPD,
fokal infeksi
Gejala Klinis Infeksi
A. Infeksi Lokal
• Pembengkakan luka episiotomi
• Pernanahan
• Perubahan warna
• Lokia bercampur nanah
• Mobilisasi terbatas  nyeri
• Termperatur badan dapat meningkat

B. Infeksi Umum
• Tampak sakit dan lemah, temp > 39C
• Nadi , RR , tekanan darah dapat 
• Keadaan gelisah sampai koma
• Gangguan involusi uterus
• Lokia berbau dan bernanah
Pengobatan Infeksi
Puerperalis
• Perbaikan keadaan umum
– Tranfusi, Infus cairan, vitamin, penurun panas

• Terapi Infeksi
– Antibiotika

• Utero tonika
– Untuk mengeluarkan isi kavum uteri

• Rujukan
– Kuretase / histerektomi
Early mobilization
• Melancarkan pengeluaran lokia, mengurangi
risiko infeksi
• Mempercepat involusi kandungan
• Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan
traktus urinarius
• Meningkatkan kelancaran peredaran darah
• Mempercepat fungsi produksi ASI dan
pengeluaran sisa metabolisme
KEADAAN ABNORMAL LAIN

PADA RAHIM
– Subinvolusi uteri
– Perdarahan kala nifas sekunder
– Flemasia alba dolens

PADA PAYUDARA
– Bendungan ASI
– Mastitis / Abses
Metritis adalah infeksi uterus
setelah persalinan yang
merupakan salah satu
penyebab terbesar kematian
ibu. Bila pengobatan
terlambat atau kurang
adekuat dapat menjadi abses
pelviks, peritonitis, syok
septik, thrombosis vena yang
dalam, emboli pulmonal,
infeksi pelvik yang menahun,
dispareunia, penyumbatan
tuba dan infertilitas
• Peningkatan demam secara persisten hingga 40 oC,
bergantung pada keparahan infeksi
• Takikardi
• Menggigil dengan infeksi berat
• Nyeri tekan uteri menyebar secara lateral
• Nyeri panggul dengan pemeriksaan bimanual
• Lokea sedikit, tidak berbau, atau berbau tidak sedap,
lokea seropurulenta
• Hitung sel darah putih meningkat
Penanganan

• Berikan transfusi bila dibutuhkan (Packed Red Cell).


• Berikan antibiotika spektrum luas dalam dosis yang
tinggi.
• Ampisilin 2 g IV, kemudian 1 g setiap 6 jam ditambah
Gentamisin 5 mg/kg berat badan IV dosis
tunggal/hari dan Metronidazol 500 mg IV setiap 8
jam. Lanjutkan antibiotika ini sampai ibu tidak panas
selama 24 jam.
• Pertimbangkan pemberian antitetanus
profilaksis.

• Bila dicurigai adanya sisa plasenta, lakukan


pengeluaran (digital atau dengan kuret )

• Bila ada pus lakukan drainase, ibu dalam


posisi Fowler.
Peritonitis

• Tanda dan gejala


– Nyeri perut bagian
bawah

– Bising usus tidak


ada

– Perut yang tegang

– Anoreksia/
muntah
Penanganan
• Lakukan pemasangan selang nasogastrik bila
perut kembung akibat ileus.
• Berikan infus (NaCL atau Ringer laktat)
sebanyak 3000 ml.
• Berikan antibiotika sehingga bebas panas
selama 24 jam:
• Ampisilin 2 g IV, kemudian 1 g setiap 6 jam,
ditambah Gentamisin 5 mg/kg berat badan IV
dosis tunggal/hari dan Metronidazol 500 mg IV
setiap 8 jam.
BENDUNGAN PAYUDARA
(ENGORGEMENT)
• Bendungan payudara adalah
peningkatan aliran vena dan limfe
pada payudara dalam rangka
mempersiapkan diri untuk laktasi.
• Hal ini bukan disebabkan
overdistensi dari saluran sistem
laktasi.
• Tanda dan gejala
• Nyeri payudara dan tegang
• Payudara yang mengeras dan
membesar (pada kedua payudara)
Biasanya terjadinya antara hari 3-
5 pascapersalinan
• Bila ibu menyusui bayinya:
• Susukan sesering mungkin.
• Kedua payudara disusukan.
• Kompres hangat payudara sebelum disusukan.
• Bantu dengan memijat payudara untuk permulaan menyusui.
• Sangga payudara.
• Kompres dingin pada payudara di antara waktu menyusui.
• Bila demam tinggi berikan Parasetamol 500 mg per oral
setiap 4 jam.
• Lakukan evaluasi setelah 3 hari untuk mengetahui hasilnya.
Bila ibu tidak menyusui:
• Sangga payudara.
• Kompres dingin payudara untuk mengurangi
pembengkakan dan rasa sakit.
• Bila diperlukan berikan Parasetamol 500 mg per oral
setiap 4 jam.
• Jangan dipijat atau memakai kompres hangat pada
payudara.
• Pompa dan kosongkan payudara.
Infeksi Payudara
Mastitis
Tanda dan gejala
• Nyeri payudara dan tegang/bengkak
• Ada inflamasi yang didahului bendungan
• kemerahan yang batasnya jelas pada payudara
• Biasanya hanya satu payudara
• Biasanya terjadi antara 3 – 4 minggu
pascapersalinan
Penanganan
• Payudara tegang / indurasi dan kemerahan
• Berikan Kloksasilin 500 mg setiap 6 jam selama 10
hari. Bila diberikan sebelum terbentuk abses
biasanya keluhannya akan berkurang.
• Sangga payudara.
• Kompres dingin.
• Bila diperlukan berikan Parasetamol 500 mg per oral
setiap 4 jam.
• Ibu harus didorong menyusui bayinya walau ada
pus.
• Ikuti perkembangan 3 hari setelah pemberian
pengobatan
ABSES PAYUDARA

Tanda dan gejala


• Payudara yang tegang dan padat
kemerahan
• Pembengkakan dengan adanya
fluktuasi
• Mengalir nanah
Penanganan

• Terdapat masa padat, mengeras di bawah kulit


yang kemerahan.
• Diperlukan anestesi umum (ketamin).
• Insisi radial dari tengah dekat pinggir aerola, ke
pinggir supaya tidak memotong saluran ASI.
• Pecahkan kantung pus dengan klem jaringan
• Pasang tampon dan drain, diangkat setelah 24 jam.
• Berikan Kloksasilin 500 mg setiap 6 jam selama 10
hari.
• Sangga payudara.
• Kompres dingin.
• Berikan Parasetamol 500 mg setiap 4 jam sekali bila
diperlukan.
• Ibu dianjurkan tetap memberikan ASI walau ada pus.
• Lakukan follow up setelah pemberian pengobatan
selama 3 hari.
TROMBOFLEBITIS
• Suatu pembekuan darah dalam pembuluh
darah balik dg kemungkinan timbulnya
komplikasi emboli paru yg biasanya
menyebabkan kematian
• Suatu pembekuan darah dalam pembuluh
darah balik, ditandai peradangan akut.
• Perluasan infeksi nifas yang paling sering
ialah perluasan atau invasi
mikroorganisme patogen yang mengikuti
aliran darah di sepanjang vena dan
cabang-cabangnya sehingga terjadi
tromboflebitis
Lanjutan
• PERADANGAN
– Dipercaya dpt mengakibatkan daya lekat bekuan darah
pada dinding pembuluh darah
– Biasanya timbul bersamaan dengan trombosis
• Perluasan/ invasi mikroorganisme patogen yang
mengikuti aliran darah disepanjang vena dan
cabang-cabangnya.
PATOFISIOLOGI

• Mekanisme secara pasti yg


mengawali terjadinya trombosis
masih belum dipahami
• Faktor Predisposisi ;
– Statis aliran darah
– Cedera Endotel
– Hiperkoagulabilitas darah
• Tromboflebitis
• Perluasan infeksi nifas yang paling sering ialah
perluasan atau invasi mikroorganisme
• patogen yang mengikuti aliran darah di sepanjang
vena dan cabang-cabangnya sehingga
• terjadi tromboflebitis (inflamasi pembuluh darah yg
disertai dgn pembentukan bekuan darah,bekuan tsb
cenderung melekat pd dinding vena dan jarang
terlepas sehingga bahaya embolim pd keadaan ini
cukup kecil)
Klasifikasi
• Thrombosis vena dalam (pelviotromboflebitis dan
femoralis)
– Tanda dan gejala
• Demam yang tinggi walau mendapat antibiotika
• menggigil
• Ketegangan pada otot kaki
• Komplikasi pada paru, ginjal, persendian, mata dan
jaringan subkutan
• Thrombosis (pembentukan bekuan darah didlm
pembuluh darah koronaria)
• Pelviotromboflebitis
• Nyeri, yang terdapat pada perut bagian bawah
dan/atau perut bagian samping, timbul pada hari ke 2
– 3 masa nifas dengan atau tanpa panas.
• Penderita tampak sakit berat dengan gambaran
karakteristik sebagai berikut:
• - menggigil berulang kali. Menggigil inisial terjadi
sangat berat (30 – 40 menit) dengan interval hanya
beberapa jam saja dan kadang-kadang 3 hari. Pada
waktu menggigil penderita hampir tidak panas
Komplikasi

• Komplikasi pada paru-paru: abses,


pneumonia,
• Komplikasi pada ginjal sinistra, nyeri
mendadak, yang diikuti dengan proteinuria
dan hematuria,
• Komplikasi pada persendian, mara dan
jaringan subkutan.
Penanganan

• Rawat inap
• Penderita tirah baring untuk pemantauan
gejala penyakit dan mencegah terjadinya
emboli pulmonum.
• Terapi medik
• Pemberian antibiotika
• Terapi operatif
• Pengikatan vena kava inferior dan vena
ovarika jika emboli septik terus
berlangsung
• sampai mencapai paru-paru, meskipun
sedang dilakukan heparinisasi
• Trombofeblitis Femoralis (Flegmasia alba dolens)

Penilaian klinik
• Keadaan umum tetap baik, suhu badan subfebris
selama 7 – 10 hari, kemudian suhu mendadak
naik kira-kira pada hari ke 10 – 20, yang disertai
dengan menggigil dan nyeri sekali.
• Pada salah satu kaki yang terkena biasanya kaki
kiri, akan memberikan tanda-tanda sebagai
berikut:

- Kaki sedikit dalam keadaan fleksi dan rotasi


ke luar serta sukar bergerak, lebih panas
dibanding dengan kaki lainnya.
Penanganan
Perawatan
• Kaki ditinggikan untuk mengurangi edema, lakukan
kompres pada kaki. Setelah mobilisasi kaki
hendaknya tetap dibalut elastik atau memakai kaos
kaki panjang yang elastik selama mungkin.
• Mengingat kondisi ibu yang sangat jelek, sebaiknya
jangan menyusui.
• Terapi medik: pemberian antibiotika dan analgetika.
Luka Perineum dan Luka Abdominal

• Disebabkan oleh keadaan yang kurang bersih dan


tindakan pencegahan infeksi yang kurang baik.
- Wound abcess, wound seroma dan wound hematoma
suatu pengerasan yang tidak biasa dengan
mengeluarkan cairan serous atau kemerahan dan
tidak ada/sedikit erithema sekitar luka insisi.
• Bila didapat pus dan cairan pada luka,
buka jahitan dan lakukan pengeluaran
serta kompres antiseptik.
• Daerah jahitan yang terinfeksi dihilangkan
dan lakukan debridemen.
• Bila infeksi sedikit tidak perlu antibiotika.
• Bila infeksi relatif superfisial, berikan
Ampisilin 500 mg per oral selama 6
jam dan Metronidazol 500 mg per
oral 3 kali/hari selama 5 hari
• Bila infeksi dalam dan melibatkan otot dan
menyebabkan nekrosis, beri Penisilin G 2 juta U IV
setiap 4 jam (atau Ampisilin inj 1 g 4 x/hari) ditambah
dengan Gentamisin 5 mg/kg berat badan per hari IV
sekali ditambah dengan Metronidazol 500 mg IV setiap
8 jam, sampai bebas panas selama 24 jam. Bila ada
jaringan nekrotik harus dibuang. Lakukan
• jahitan sekunder 2 – 4 minggu setelah infeksi membaik.
• Berikan nasehat kebersihan dan pemakaian pembalut
yang bersih dan sering ganti.

Anda mungkin juga menyukai