Anda di halaman 1dari 12

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan

perkenan-Nya dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini berisikan tentang Etologi Penyakit Menular Perjalanan Penyakit Diare. Makalah
ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah Epidemioligi, guna
mendapatkan nilai tugas harian. Adapun isi makalah ini disusun secara sistematis dan
merupakan referensi dari beberapa sumber yang menjadi acuan dalam penyusunan tugas.

Kami berharap makalah ini dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam proses
kegiatan belajar mata kuliah Epidemiologi dan sumber pengetahuan kepada pembaca dan
mendapat ridho dari Tuhan Yang Maha Esa.

Kami selaku penyusun tugas makalah ini sangat sadar bahwa masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari teman- teman, Ibu Pembimbing yang
sangat kami harapkan agar tugas berikutnya dapat lebih baik lagi.

Yogyakarta, 19 Maret 2017


DAFTAR ISI

KATA PENGHANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan

C. Manfaat

BAB II PEMBAHASAAN

A. Pengertian

B. Jenis Diare

C. Alur Penyebab

D. Tanda dan Gejala

E. Dampak

F. Penyebab Diare

G. Klarifikasi

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTRA PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakitdiare masih menjadi penyebab kematian balita (bayi dibawah 5 tahun)


terbesar didunia. Menurut catatan UNICEF, setiap detik 1 balita meninggal karena
diare. Diare sering kali dianggap sebagai penyakit sepele, padahal di tingkat global
dan nasional fakta menunjukkan sebaliknya. Menurut catatan WHO, diare membunuh
2 juta anak didunia setiap tahun, sedangkan di Indonesia, menurut Surkesnas (2001)
diare merupakan salah satu penyebab kematian ke 2 terbesar pada balita.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2007 dari Kementerian Kesehatan,


tingkat kematian bayi berusia 29 hari hingga 11 bulan akibat diare mencapai 31,4
persen. Adapun pada bayi usia 1-4 tahun sebanyak 25,2 persen. Bayi meninggal
karena kekurangan cairan tubuh. Diare masih merupakan masalah kesehatan di
Indonesia. Walaupun angka mortalitasnya telah menurun tajam, tetapi angka
morbiditas masih cukup tinggi. Kematian akibat penyakit diare di Indonesia juga
terukur lebih tinggi dari pneumonia (radang paru akut) yang selama ini didengungkan
sebagai penyebab tipikal kematian bayi.

B. Tujuan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Diarrhea is characterized by loose, watery stools or a frequent need to have a bowel


movement. It usually lasts a few days and often disappears without any treatment.
Diarrhea can be acute or chronic.Acute diarrhea occurs when the condition lasts for one
to two days. You might experience diarrhea as a result of a viral or bacterial infection.
Other times, it could be due to food poisoning. There’s even a condition known as
traveler’s diarrhea, which happens when you have diarrhea after being exposed to bacteria
or parasites while on vacation in a developing nation. Acute diarrhea is fairly
common.Chronic diarrhea refers to diarrhea that lasts for at least four weeks. It’s usuall
the result of an intestinal disease or disorder, such as celiac disease or Crohn’s disease.

(Diare ditandai dengan tinja yang longgar dan berair atau sering perlu buang air
besar. Biasanya berlangsung beberapa hari dan sering lenyap tanpa perawatan apapun.
Diare bisa akut atau kronis.Diare akut terjadi bila kondisinya berlangsung selama satu
sampai dua hari. Anda mungkin mengalami diare akibat infeksi virus atau bakteri. Di
lain waktu, bisa jadi karena keracunan makanan. Bahkan ada kondisi yang dikenal
sebagai diare pengembara, yang terjadi saat Anda mengalami diare setelah terpapar
bakteri atau parasit saat berlibur di negara berkembang. Diare akut cukup umum
terjadi.Diare kronis mengacu pada diare yang berlangsung setidaknya selama empat
minggu. Biasanya akibat penyakit usus atau kelainan, seperti penyakit celiac atau
penyakit Crohn )

Globally, there are an estimated 2 billion cases of diarrheal disease each year, and 1.9
million children under the age of 5, mostly in developing countries, die from
diarrhea.Diarrhea should not be confused with the frequent passing of stools of normal
consistency - this is not diarrhea. Diarrhea is characterized by abnormally loose or watery
stools.Similarly, breastfed babies often pass loose, pasty stools, which is normal and not
diarrhea.

( Secara global, diperkirakan ada 2 miliar kasus penyakit diare setiap tahun, dan 1,9
juta anak di bawah usia 5 tahun, kebanyakan di negara berkembang, meninggal karena
diare.Diare jangan sampai bingung dengan seringnya buang air besar konsistensi
normal - ini bukan diare. Diare ditandai dengan kotoran yang tidak normal atau
berair.Demikian pula, bayi yang disusui sering melewati tinja longgar, pasty, yang
normal dan tidak diare.)

B. Jenis diare
1. Jenis Diare berdasarkan tanda klinis
Menurut WHO, berdasarkan tanda klinisnya, diare dibagi dalam 3 jenis yaitu:
a. Diare akut yang merupakan diare yang biasanya terjadi tidak lebih dari dua
minggu, dan disebabkan oleh infeksi virus. Selain infeksi virus penyebab diare
akut ini adalah bakteri yang bernama Enterotoxigenic Escherichia
Coli (UTEC) menurut Dr. Ian Lustbader, seorang profesor klinis kedokteran
dan gastroenterologi di New York University Langone Medical Centre. Untuk
penyebab umum lainnya diare akut disebabkan oleh parasit yang berasal dari
makanan maupun air yang terkontaminasi, Lustbader menambahkan. yang
berlangsung dalam beberapa jam atau hari, misalnya pada penyakit kolera.
b. Sementara itu, jenis kedua yaitu diare kronis yang berlangsung lebih dari
empat minggu dan di sebabkan oleh banyak penyebab.
Menurut Lustbader, penyebab diare kronis adalah:
1) Penyebab infeksi (disebabkan paling sering oleh parasit).
2) Osmotik dan Malabsorpsi (yaitu menghasilkan terlalu banyak air yang
diserap ke dalam usus), seperti penyakit celiac dan lactose intolerance.
3) Terjadinya radang usus.
4) Iskemia usus atau aliran darah yang berkurang ke usus.
5) Terapi kanker tertentu seperti radiasi.
6) Obat-obatan tertentu seperti antibiotik
c. Diare persisten yang berlangsung selama 14 hari atau bahkan lebih lama.
2. Jenis diare (mencret) berdasarkan penyebab
Jenis-jenis diare ini ditentukan dari penyebab diare itu sendiri, yaitu:
1) Diare infeksi akibat dari disentri, salmonellosis, penyakit gizi, penyakit virus

(virus diare), amoebiasis, dll


2) Diare gizi kemungkinan pada pola makan yang salah atau jika Anda alergi

terhadap makanan tertentu.


3) Diare dispepsia terjadi pada kesalahan dalam pencernaan makanan akibat dari

kurangnya sekresi di lambung, pankreas, hati dan usus kecil tidak memadai
dalam mengalokasikan enzim tertentu.
4) Diare keracunan berkaitan dengan uremia, keracunan merkuri, arsenik.
5) Diare obat-obatan karena terjadi kematian flora normal usus.
6) Diare neurogenik ditemukan pada gangguan regulasi saraf dari aktivitas
motorik usus, misalnya, diare terjadi di bawah pengaruh kegembiraan atau
ketakutan.
7) Diare berat dan lama terjadi pada pasien dengan kekurangan gizi yang berat
dan kronis, kekurangan vitamin, ditandai perubahan organ dalam.
C. Alur penyebab diare

Cara penularan diare melalui cara faecal-oral yaitu melalui makanan atau minuman
yang tercemar kuman atau kontak langsung tangan penderita atau tidak langsung
melalui lalat ( melalui 5F = faeces, flies, food, fluid, finger).
Faktor risiko terjadinya diare adalah:

1. Faktor perilaku
2. Faktor lingkungan
Faktor perilaku antara lain:
a. Tidak memberikan Air Susu Ibu/ASI (ASI eksklusif), memberikan Makanan
Pendamping/MP ASI terlalu dini akan mempercepat bayi kontak terhadap kuman
b. Menggunakan botol susu terbukti meningkatkan risiko terkena penyakit diare
karena sangat sulit untuk membersihkan botol susu
c. Tidak menerapkan Kebiasaaan Cuci Tangan pakai sabun sebelum memberi
ASI/makan, setelah Buang Air Besar (BAB), dan setelah membersihkan BAB
anak
d. Penyimpanan makanan yang tidak higienis
Faktor lingkungan antara lain:
a. Ketersediaan air bersih yang tidak memadai, kurangnya ketersediaan Mandi
Cuci Kakus (MCK)
b. Kebersihan lingkungan dan pribadi yang buruk
Disamping faktor risiko tersebut diatas ada beberapa faktor dari penderita yang
dapat meningkatkan kecenderungan untuk diare antara lain: kurang gizi/malnutrisi
terutama anak gizi buruk, penyakit imunodefisiensi/imunosupresi dan penderita
campak .(Kemenkes RI, 2011).

D. Tanda dan gejala


Bila penyebab diare akibat menelan makanan yang mengandung racun dari
kuman, akan terdapat gejala lain berupa mual hingga muntah. Pada kasus keracunan
makanan, biasanya gejala diare seperti muntah akan terlihat lebih dominan
dibandingkan diarenya sendiri. Demam juga mungkin menyertai diare yang
diakibatkan oleh infeksi. Selain itu, adanya perlukaan di mukosa usus akan
menyebabkan adanya darah maupun lendir pada tinja sehingga diperlukan
pencegahan diare untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya komplikasi diare.
Nyeri perut hingga kram perut dapat terjadi pada diare yang terjadi akibat percepatan
gerakan usus maupun yang melukai mukosa usus.Selain tanda dan gejala diare, yang
penting untuk diperhatikan bila anda mengalami diare adalah untuk mengenali tanda –
tanda kekurangan cairan yang merupakan salah satu komplikasi diare yang paling
sering terjadi. Pada usia dewasa, gejala kekurangan cairan yang dapat diamati adalah:
warna urin menjadi pekat hingga tidak adanya urin yang dikeluarkan selama
lebih dari 6 jam,rasa kering di daerah mulut dan kulit,lemas,pusing, danpandangan
gelap hingga penurunan kesadaran.Pada anak, karena komposisi cairan pada tubuhnya
sangat tinggi, bila terjadi kekurangan cairan akan tampak cekung di daerah sekitar
mata maupun ubun – ubun. Selain itu bila dilakukan cubitan kulit di daerah perut,
kulit tidak akan segera kembali seperti semula atau menjadi peyot seperti kulit orang
lanjut usia. Anak yang tampak rewel, minum dengan sangat lahap, menangis namun
tidak keluar air mata, atau tidak kencing selama > 3 jam juga merupakan tanda
kekurangan cairan. Bila anak sampai tidak sadar atau nampak sesak dan sulit
bernapas, kekurangan cairan yang terjadi mungkin sudah berat.
Pemeriksaan yang dapat dilakukan pada kasus diare adalah mulai dari
pemeriksaan darah (termasuk pemeriksaan elektrolit), analisis tinja, serta pemeriksaan
radiologis guna untuk memastikan penyebab diare. Hal tersebut merupakan salah satu
bentuk pengobatan diare yang harus dilakukan.

E. Dampak
Dehidrasi, hilangnya dimana berlebihan cairan tubuh dan mineral (elektrolit)
berpengalaman selama diare. Jauh lebih dari biasanya jumlah cairan yang dikeluarkan
oleh tubuh, yang akhirnya menyebabkan dehidrasi. Mereka yang menderita gangguan
ini diharapkan untuk mengisi cairan tubuh dengan minum jumlah maksimum air atau
sup bening. Terlalu banyak kehilangan cairan tubuh karena over-ekskresi dapat
mempengaruhi fungsi sistem tubuh.

Diare / Mencret berat dapat mempengaruhi kesehatan jantung. Jadi, Anda akan melihat
dokter Anda segera dan melaporkan gejala. Pengobatan yang tepat dan benar dapat
membantu mencegah komplikasi kesehatan yang serius.

Dehidrasi dapat menyebabkan hipotensi ortostatik dimana pingsan saat berdiri


berpengalaman. Hal ini terjadi karena volume darah akan berkurang. Rendahnya volume
darah menyebabkan penurunan tekanan darah saat berdiri.

Dalam kasus Diare / Mencret berkepanjangan, tubuh kehilangan elektrolit bersama dengan
air. Kekurangan mineral, terutama natrium atau kalium kekurangan dapat mengakibatkan
komplikasi kesehatan yang mengancam jiwa.

Pada bayi dan anak-anak, mencret dapat menyebabkan beberapa komplikasi kesehatan.
Diare / Mencret bahkan dapat mempengaruhi fungsi otak, jika tidak segera diobati. Biasanya,
bayi cepat mengalami dehidrasi.

Efek Diare / Mencret pada kesehatan termasuk haus yang berlebihan dan mulut kering.
Minum banyak air membantu menghindari komplikasi kesehatan lebih lanjut.
Sedang untuk sakit perut yang parah atau nyeri ini sangat umum bagi pasien. Sakit perut
dan Diare / Mencret berjalan beriringan.

Gerakan longgar berpengalaman sebagai efek samping dari obat-obatan tertentu dan obat-
obatan. Akibatnya, efektivitas obat-obatan atau obat-obatan berkurang.

Diare / Mencret akut pada wanita hamil dapat mempengaruhi kesehatan janin. Jadi, ibu
hamil harus berhati-hati untuk menjaga kesehatan usus.

Iritasi pada anus (karena bagian sering tinja berair) dapat dialami.

Orang mengalami kehilangan energi dan kelemahan. Diare / Mencret kronis dapat
menyebabkan kelelahan berlebihan.

Pasien mungkin mengalami mual dan muntah.

Tingkat abnormal klorida dan bikarbonat dapat dialami.

Berkepanjangan dan Diare / Mencret parah dapat menyebabkan gagal ginjal, urin
berkurang, shock, dan asidosis (terlalu banyak asam dalam darah). Dan jika tidak segera
diobati, penyakit ini dapat menyebabkan koma.

F. Penyebab diare
Ada ribuan jenis organisme yang dapat menginfeksi saluran pencernaan dan
menjadi penyebab diare. Dari kelompok bakteri, ada empat jenis bakteri yang umum
ditemui dalam kasus-kasus diare di berbagai belahan dunia, yaitu campylobacter,
salmonella, shigella, dan E. Coli. Diare merupakan salah satu penyakit saluran
pencernaan yang umum ditemukan. Penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi
bakteri, parasit, maupun virus. Ada ribuan jenis organisme patogen tersebut yang
dapat menginfeksi saluran pencernaan dan menjadi penyebab diare. Dari kelompok
bakteri, ada empat jenis bakteri yang umum ditemui dalam kasus-kasus diare di
berbagai belahan dunia, yaitu campylobacter, salmonella, shigella, dan E.
Coli. Campylobacter merupakan salah satu bakteri penyebab diare yang dapat
menginfeksi manusia dan hewan, khususnya unggas. Infeksi campylobacter biasanya
tidak terjadi langsung dari penderita ke manusia, namun melewati media perantara
yang berupa makanan, seperti daging yang tidak dimasak dengan benar, produk-
produk susu dan keju yang tidak dipasteurisasi, atau air yang terkontaminasi.
Untungnya, bakteri penyebab diare ini cenderung lemah di udara luar. Bakteri akan
bertahan pada suhu tubuh, namun dapat mati jika terpapar oksigen atau berada dalam
lingkungan yang kering.
Selain Campylobacter, bakteri penyebab diare yang lainnya adalah salmonella.
Bakteri ini sering ditemukan pada daging mentah atau pada produk-produk berbahan
dasar susu. Salmonella juga sering ditemukan pada hewan reptilia. Setelah infeksi
pada tubuh, Salmonella dapat berkembang dengan cepat, dan gejala dapat muncul
dalam rentang waktu 12 jam hingga 3 hari, dan dapat bertahan hingga tujuh hari.
Salmonella merupakan bakteri yang cukup lemah. Bakteri ini dapat mati pada suhu
tinggi sehingga untuk membunuhnya, cukup masak bahan-bahan makanan yang akan
Anda makan.
Bakteri lainnya adalah Shigella. Bakteri jenis ini seringkali menyebabkan
diare yang disertai dengan darah. Tidak seperti bakteri penyebab diare lainnya,
Shigella dapat berpindah dari manusia ke manusia. Biasanya kasus diare karena
Shigella muncul di dalam komunitas dengan gaya hidup yang kurang higienis. Bakteri
ini hidup di air dan dapat menempel pada makanan. Shigella dapat dengan mudah
dihindari apabila Anda rajin mencuci tangan dengan menggunakan sabun.
Satu jenis bakteri lain yang sering ditemukan pada kasus-kasus diare adalah
bakteri E. Coli. Kebanyakan bakteri E. Coli tidak berbahaya, dan seringkali hidup
dalam saluran pencernaan manusia. Namun, beberapa jenis bakteri ini dapat
mengeluarkan racun yang menimbulkan infeksi yang akut, dan menyebabkan diare.
Umumnya, infeksi terjadi pada anak-anak. Seperti halnya Shigella, bakteri ini juga
dapat berpindah dari manusia ke manusia.
Sebagian kasus infeksi bakteri terjadi karena kontaminasi pada makanan,
namun sebagian besar lagi terjadi karena kebiasaan yang kurang sehat, termasuk
malas mencuci tangan.
G. Klarifikasi
Klarisikasi diare ada beberapa macam. Berdasarkan waktu, diare dibagi
menjadi diare akut dan diare kronik. Berdasarkan manifestasi klinis, diare akut dibagi
menjadi disentri, kolera dan diare akut ( bukan disentri maupun kolera). Sedangkan
diare kronik dibagi menjadi diare persisten dan diare kronik.
a. Diare akut
Diare akut yaitu diare karena infeksi usus yang bersifat mendadak, berhenti
secara cepat atau maksimal berlangsung sampai 2 minggu, namn dapat pula
menetap dan berlanjut menjadi diare kronis. Hal ini dapat terjdi pada semua
umur dan bila menyerang bayi biasanya disebut gastroenterisi infantil.
Penyebab tersering pada bayi dan anak-anak adalah toleransi laktosa.
Seriap diare akut yang di sertai darah dan atau lendir dianggap disentri yang
disebabkan oleh shigelosis sampai terbukti lain. Sedankan kolera, memiliki
manifestasi antara lain diare frotus seperti cucian air beras, berbau khas seperti
bayklin/ sperma, umur anak lebih dari 3 tahun dan ada KLB dimana peyebaran
pertama pada orang dewasa kemudian baru pada anak-anak. Sedangkan kasus
yang bukan disentri dan klera di kelompkkan jedalam diare akut.
b. Diare kronis
Diare kronis yaitu diare yang berlangsung selama 2 minggu atau lebih.
Sedangkan berdasarkan ada tidaknya infeksi, dibagi diare spesifik dan non
spesifik. Diare spesifik aalah diare yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus,
atau parasit. Diare yang disebabkan oleh makanan disebut diare non spesifik.
Berdasarkan organ yang terkena, diare dapat diklarifikasikan menjadi diare
infeksi enternal dan pareternal. Diare persisten lebih ditunjukkan untuk diare
akut yang melanjut lebih dari 14 hari, umumya disebabkan oleh agen infeksi.
Sedangkan, diare kronik lebih ditunjukkan untuk diare yang memiliki
manifestasi klinis hilang- timbul, sring brulang atau diare akut dengan gejala
yang ringan yang melanjut lebih dari 14 hari, umumnya disebabkan oleh agen
non infeksi.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah atau lendir dalam
tinja akibat imflamasi mukosa lambung atau usus sehingga terjadi kehilangan cairan dan
elektrolit secara berlebihan.

Sebagai akibat dari berkurangnya absorpsi cairan dan elektrolit di usus besar, maka muncul
beberapa masalah keperawatan dari diare ini, diantaranya adalah adanya gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit; kurang daru kebutuhan dan nausea.

Dari masalah tersebut, dipilih beberapa tindakan penatalaksanaan, diantaranya :

a.Banyak minum (oralit)

b.Rehidrasi perinfus (jenis isotonis kristaloid)

c.Antibiotika yang sesuai (misal ciprofloxacin dan metronidazole)

d.Diit tinggi protein dan rendah residu

e.Obat anti kolinergik untuk menghilangkan kejang abdomen

f.Tintura opium dan paregorik untuk mengatasi diare (atau obat lain), misal carboadsorben

g.Observasi keseimbangan cairan dan level elektrolit

h.Cegah komplikasi

B. Saran

1)Biasakanlah untuk selalu hidup sehat agar kita tidak terkena diare.

2)Tingkatkan kesehatan baik individu maupun lingkungan, agar tidak terserang penyakit.

3)Masaklah air minum sampai mendidih.

4)Cucilah tangan sebelum dan sesudah makan.

5)Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK) di kakus (WC).
DAFTAR PUSTAKA

Eoman. 2011. Makalah Diare Keperawatan. Diakses tanggal 30 September 2012 di


http://eonman95.blogspot.com

Suryadi, dkk. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta:percetakan penebar swadaya.

Widjaja. 2007. Penyakit Tropis, Epidemiologi, Penularan, Pencegahan Dan


Pemberantasannya. Jakarta: Erlangga.

Widoyono, 2005. Penyakit Tropis, Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan


Pemberantasan. Jakarta: Erlangga.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/31092/Chapter?sequence=4

http://penyakitdiare.com/penularan-diare/

Anda mungkin juga menyukai