Askep Hiperemesis Gravidarum
Askep Hiperemesis Gravidarum
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
A. DEFINISI
Hiperemesis gravidarum adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada
kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul
setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari
pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
(Wikinjosastro Hanifah, 2002)
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita
hamil sampai menggangu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi
buruk karena dehidrasi.
(Rustam Mochtar,1998)
Mual (nausea) dan muntah(emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering
kedapatan pada trisemester I.Nausea dan muntah terjadi pada 60% sampai 80% wanita
hamil.Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormone estrogen
dan HCG dalam serum.Pengaruh fisiologik kenaikan hormone ini belum jelas,
mungkin karena system saraf pusat atau pengosongan lambung yang kurang.Pada
umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini,meskipun demikian gejala
mual dan muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan.Pekerjaan sehari-hari
menjadi terganggu dan keadaan umumnya menjadi buruk.Keadaan inilah yang disebut
hiperemesis gravidarum.1 sampai 200 atau 1 sampai 300 membutuhkan terapi hidrasi
parental..
B. ETIOLOGI
Penyebab hiperemesis grafidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti
bahwa penyakit ini disebabkan karena toksik,juga tidak ditemukan kelainan secara
kimia. Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan sumsum saraf,
disebabkan oleh kekurangan vitaminserta zat-zat lainakibat inanisi.
Beberapa faktor predisposisidan faktor lain yang telah ditemukanoleh beberapa penulis
sebagai berikut:
1. Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigrafida, mola
hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan
kehamilan ganda menimbulkan dugaan bahwa fakor hormon memegang peranan,
karena pada kedua keadaan tersebut hormon khorionik gonadotropin dibentuk
berlebihan.
2. Masuknya vili korialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik
akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini
merupakan faktor organik.
3. Alergi. Sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak, juga
disebut sebagai salah satu faktor organik.
4. faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini, rumah
tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan,
takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental
yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap
keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.
5. zat Fe: efek samping Fe bisa menyebabkan mual atau muntah.
(Wikinjosastro Hanifah, 2002)
C. PATOFISIOLOGI
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogrn, yang terjadi pada
trimester pertama.hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal mungkin
berasaldari sistm saraf pusat atau akibat berkurangnya pengosongan lambung.
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pad hamil
muda, bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya
elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.wanita yang sebelum kehamilan sudah
menderita lambung spastik dengan gejala tak suka maka dan mual, akan mengalami
emesis gravidarum yang lebih berat.
Hiepremesis gravidarum ini dapat mengakibatkan dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi.Karena
oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam
aseton-asetik, asam hidrosi butirik dan aseton dalam darah.Kekurangan cairan yang
diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi,sehingga cairan
ekstraseluler dan plasma berkurang.Natrium dan khorida darah turun, demikian pula
khorida air kemih.Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran
darah ke jaringan berkurang.Hal ini menyebabkan jumah zat makanan dan oksigen ke
jaringan mengurang pula dan tertimbunnya zat metabolic yang toksik.Kekurangan
kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekresi lewat ginjal, menambah
frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak,dapat merusak hati dan terjadinya
lingkaran setan yang sulit dipatahkan.Disamping dehidrasi dan terganggunya
keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lender esophagus dan
lambung(sindrom Mallory-Weiss)dengan akibat perdarahan GI.Pada umumnya
robekan ini ringan dan perdarahan dapat berhenti sendiri.Jarang sampai diperlukan
transfuse atau tindakan operatif.
D. MANIFESTASI KLINIS
Batas jelas antara mual yang masih fisiologik dalam kehamilan dengan hiperemesis
gravidarum tidak ada; tetapi bila keadaan umum penderita terpengaruh, sebaiknya ini
dianggap sebagai hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum, menurut berat
ringannya gejala dapat dibagi dalam 3 tingkat:
Tingkatan I :
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita
Ibu merasa lemah,
Nafsu makan tidak ada,
Berat badan menurun dan
Merasa nyeri pada epigastrium
Nadi meningkat sekitar 100 permenit,
Tekanan darah sistolik menurun,
Turgor kulit mengurang,
Lidah mengering
Mata cekung.
Tingkatan II :
Penderita tampak lebih lemah dan apatis,
Turgor kulit lebih mengurang,
Lidah mengering dan tampak kotor,
Nadi kecil dan cepat,
Suhu kadang-kadang naik
Mata sedikit ikterus.
Berat badan turun
Mata menjadi cekung,
Tensi turun,
Hemokonsentrasi,
Oliguria
Konstipasi.
Aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan karena
mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.
Tingkatan III :
Keadaan umum lebih parah , muntah berhenti,
Kesadaran menurun dari somnolen sampai koma,
Nadi kecil dan cepat;
Suhu meningkat
Tensi menurun.
Komplikasi terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai ensefalopati.
Wernicke, dengan gejala: nistagmus, diplopia dan perubahan mental. Keadaan ini
adalah akibat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya
ikterus menunjukkan adanya payah hati.
(Wikinjosastro Hanifah, 2002)
G. KOMPLIKASI
Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai esenfalopati
warnickle dan gejala nistagmus diplopia dan perubahan mental. Keadaan ini adalah
akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya
ikterus menunjukkan adanya payah hati.
PATHWAY
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Gangguan perubahan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
ÿÿÿÿ1 Dehidrasi
Serebal
Penurunan
vaskulerisasi
keserebal
Penurunan
transportasi
CO2
Hipoksia
Gangguan
perfusi jaringan
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual dan muntah
2. penurunan COP berhubungan dengan penurunan kontriktilitas jantung.
3. gangguan perpusi jaringan berhubungan dengan penurunan perfusi jaringan.
4. gangguan pola nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya edema pada
paru.
5. hipotermi berhubungan adanya dehidrasi.
6. gangguan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
mual muntah yang berlebih.
I. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN RENCANA KEPERAWATAN
INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
1. Ganguan Tujuan: keseimbangan Mandiri:
keseimbangan cairan dan elektrolit 1. Kaji suhu dan turgor kulit, 1. Memberikan data berkenaan dengan
cairan dan elektrolit sesuai dengan membrane mukosa, tekanan semua kondisi.peningkatan kadar
kurang dari kebutuhan tubuh. darah, suhu, masukan/ hormone gonadotropin krionik
kebutuhan tubuh Kriteria hasil: haluaran dan berat jenis urin. (HCG), perubahan metabolisme KH,
berhubungan Turgor kulit kembali Timbang berat badan klien dan penurunan mortilitas gaftrik
dengan mual/ normal dapat balik dengan standar. memperberat mual dan muntah pada
muntah. kembali dalam dan trimester pertama.
Data obyektif: delik 2. Anjurkan peningkatan 2. Membantu dalam
HT menurun Haluaran urin masukan minuman mengenyampingkan penyebab lain
Konjungtiva normal 3-5 ml/ jam. berkarbonat, makan 6 kali untuk mengatasi masalah dalam
pucat Mukosa mulut: sehari dengan jumlah yang mengidentifikasikan intervensi.
TD menurun, lembab. sedikit dan makanan tinggi KH
suhu meningkat, Turgor kulit: elastis. (mis: pop corn, roti kering 3. Membantu dalam menentukan
nadi meningkat, BUN normal (of= sebelum bangun tidur). adanya muntah yang tidak dapat
RR meningkat. 10-25 mg/ 100 ml; 3. Tentukan adanya/ frekuensi dikontrol (hiperemesis gravidarum)
Mata cekumg. of= 8-20 mg/ 100 mual berlebihan atau menetap pada awalnya muntah dapat
Data subjektif: mnt terlalu asin atau manis. 4. Menurunkan faktor penyebab
Haus/ dehidrasi o N: 80-100 x/ 5. Kaji hal-hal yang menurunkan terjadinya mual muntah
Keluarga/suami berusaha
meyakinkan klien bahwa
klien tidak perlu cemas
menghadapi
kehamilannya. 8. Indikator dalam membantu untuk
Kolaborasi: mengevaluasi tingkat
8. Pantau hasil pemeriksaan ataukebutuhan hidrasi.
laboratorium sesuai indikasi 9. Membantu dalam meminimalkan
Elektrolir mual/ muntah dan menurunkan
Ht keasaman jambung muntah yang
Mengeluh dalam nafas dalam dan latihan Sputim berdarah dapat diakibatkan
Mual. dibatasi.
5. Bermanfaat dalam memperbaiki
anemia atau defisiensi bila ada.
6. Mungkin perlu untuk dikompresi
gastrointestinal, pada adanya
distensi distensi atau perifnitis.
Mengeluh
cepat lelah
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku saku diagnosa keperawatan. Jakarta ; EGC
Doenges, Marilynn E. 2001. Rencana Perawatan Maternal atau Bayi. Jakarta ; EGC
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana. Jakarta ; EGC
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta ; Arcan
Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta ; Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta ; Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo