PENDAHULUAN
terjadi pada suatu institusi publik maupun privat, dengan segala modusnya, dari yang
sederhana sampai yang sangat canggih dan rumit, seharusnya menyadarkan semua pihak
untuk membangun komitmen terhadap penerapan tata kelola yang baik secara konsisten
dan meluas pada semua lapisan karena tanpa adanya kesadaran dan komitmen akan
ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di pusat
sebagai pemberian informasi dan pengungkapan atas aktivitas dan kinerja finansial
memberikan manfaat juga menjadi salah satu sumber masalah. Salah satu permasalahan
yang terjadi adalah adanya kecurangan (fraud) (Eddi 2010: 24). Laporan keuangan
merupakan salah satu bagian yang rentan terhadap perilaku kecurangan.padahal, laporan
1
2
Fraud adalah kejahatan kerah putih yaitu keinginan untuk melakukan segala
sesuatu agar memperoleh keuntungan dengan cara yang tidak jujur seperti menutupi
kebenaran, penipuan, manipulasi, kelicikan atau mengelabui yang dapat berupa salah
saji atas laporan keuangan. Fraud suatu perbuatan curang untuk memenuhi kebutuhan
tindakan tidak wajar dan ilegal yang sengaja dilakukan untuk menipu.Tindakan ini
sering dilakukan untuk mendapatkan keuntungan bagi suatu organisasi yang dilakukan
baik oleh orang dalam maupun luar organisasi tersebut. Namun kecurangan sering kali
dilakukan oleh sumber daya manusia yang ada dalam suatu instansi atau organisasi
mendapatkan uang ataupun harta benda, untuk menghindari pembayaran atau hilangnya
uang atau harta benda atau untuk mendapatkan keuntungan bisnis atau pribadi
(Hermiyetti 2010).
biasanya dengan mengubah besarnya jumlah yang sebenarnya atau mengabaikan aturan
pendukung, dan merubah pencatatan jurnal akuntansi terutama dilakukan pada saat
Sistem Pengendalian intern kas adalah proses yang integral pada tindakan dan
kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk
yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan
Pengendalian atas kas merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan
karena kas merupakan harta perusahaan yang sangat likuid dan jumlahnya relatif besar,
maka sangatlah penting untuk diamankan. Dalam fungsi pengeluaran kas; sistem
pengawasan harus secara benar dan teliti, agar tidak adanya transaksi pengeluaran kas
yang terjadi tanpa adanya persetujuan dari pejabat yang berwenang (Saftarini 2015).
difokuskan kepada kas, karena kas merupakan unsur aktiva lancar perusahaan yang
paling likuid, dan hampir semua transaksi keuangan yang terjadi pada akhirnya akan
berhubungan dengan kas. Sifat kas itu sendiri mudah untuk dipindah tangankan dan
pemisahan fungsi-fungsi tersebut akan lebih mudah untuk melakukan pengawasan dan
2012).
4
Good corporate governance adalah suatu proses dan struktur yang digunakan
dan Direksi) untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna
corporate governance dan manajemen risiko yang baik tidak hanya menghindarkan
Sistem Good Corporate Governance yang sehat harus menyediakan perlindungan yang
efektif bagi para pemegang saham dan kreditur, sehingga mereka dapat menyakinkan
diri dari mendapatkan return atas investasi yang tepat (Krismadji 2010: 44).
Good Corporate Governance merupakan beberapa hal yang sangat penting digunakan
pihak perbankan untuk dapat menjalankan roda bisnisnya dengan baik tanpa ada
2014).
akuntansi atau perintah, sedangkan aturan adalah cara atau tindakan yang telah
ditetapkan yang harus dijalankan atau dituruti. Di dalam suatu instansi terdapat dasar
jalannya berbagai kegiatan didalam perusahaan salah satunya adalah aturan mengenai
keuangan dan pembuatan laporan keuangan agar tercipta transparansi dan akuntabilitas
pengelolaan keuangan dan laporan keuangan yang dihasilkan efektif, handal serta akurat
keuangan yang dibuat tidak sesuai atau tanpa mengikuti aturan akuntansi yang berlaku
maka keadaan tersebut dapat menumbuhkan perilaku tidak etis dan memicu terjadinya
Berdasarkan fenomena yang telah dipaparkan pada latar belakang penelitian, maka
ini adalah:
meningkatkan fraud.
Kabupaten Simelue.
2. Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian sejenis
dalam ruang lingkup yang sama dimasa yang akan datang untuk pengembangan ilmu
pengetahuan.
8
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Fraud
memberi manfaat keuangan kepada si penipu. Kriminal disini berarti setiap tindakan
kesalahan serius yang dilakukan dengan maksud jahat. Dan dari tindakan jahat tersebut
ia memperoleh manfaat dan merugikan korbannya secara financial (Amin 2012: 28).
dilakukan yang menimbulkan kerugian pihak lain dan memberikan keuntungan bagi
(2011:113), fraud (kecurangan) merupakan kesalahan penyajian dari fakta material yang
dibuat oleh salah satu pihak ke pihak yang lain dengan niatan untuk menipu dan
Sementara itu di dunia bisnis fraud (kecurangan) mempunyai makna yang lebih
spesifik, yaitu penipuan dengan niat, penyalahgunaan aset perusahaan, atau manipulasi
data keuangan untuk kepentingan pelaku. Fraud dapat diartikan sebagai kecurangan atas
penyajian pernyataan yang salah berupa fakta yang material dan tidak dapat dipercaya
maka auditor menggolongkan fraud (kecurangan) menjadi dua tingkatan yaitu fraud
(Saftarini 2015).
1. Lapping, pencatatan penerimaan kas yang tidak lengkap dan fiktif yang disengaja.
Hal ini dimaksudkan untuk menutupi penggunaan kas perusahaan untuk kepentingan
pribadi
2. Menggunakan dana untuk sementara waktu tanpa melakukan pencatatan atau dengan
sengaja tidak mencatat penerimaan uang kas
10
3. Mencantumkan angka penjualan pada bukti kas yang lebih kecil dari yang
sesungguhnya
4. Membukukan potongan harga kepada pembeli yang lebih tinggi
5. Menahan berbagai jenis pendapatan lain-lain
6. Menghapuskan piutang yang dilunasi menjadi tak tertagih dan mengantongi hasil
penagihannya.
7. Tidak melaporkan semua penjualan dan mengantongi uang penjualan tersbut
8. Mengantongi kelebihan kas
9. Membukukan pengeluaran palsu
10. Melakukan pemindahan dana dari bank yang satu ke bank lainya dan tidak
melakukan pencatatan
atau yang disebut Teori Fraud Triangle menurut Saputra (2013) yaitu :
1. Pressure (Tekanan)
Tekanan merupakan faktor pendorong pelaku kecurangan untuk melakukan
kecurangan, contohnya tekanan karena dia memiliki hutang atau tekanan untuk dapat
mendapatkan posisi yang lebih tinggi dalam perusahaan.
2. Opportunity (Kesempatan)
Perusahaan yang tidak memiliki Pengendalian Internal efektif, memiliki kesempatan
besar bagi pelaku kecurangan untuk melakukan aksinya, sehingga perusahaan harus
11
berperilaku menyimpang dalam hal ini berperilaku fraud, yaitu (Tunggal 2012:112) :
1. Keserahkaan (greed)
Keserakahan berkaitan dengan adanya perilaku serakah yang secara potensial ada di
dalam diri setiap orang.
2. Kesempatan (opportunity),
Kesempatan berkaitan dengan keadaan organisasi atau instansi atau masyarakat yang
sedemikian rupa sehingga terbuka kesempatan bagi seseorang untuk melakukan
kecurangan terhadapnya.
3. Kebutuhan (needs), dan
Kebutuhan berkaitan dengan faktor-faktor yang dibutuhkan oleh individu-individu
untuk menunjang hidupnya yang menurutnya wajar
4. Pengungkapan (exposure).
Pengungkapan berkaitan dengan tindakan atau konsekuensi yang akan dihadapi oleh
pelaku kecurangan apabila pelaku ditemukan melakukan kecurangan.
1. Tekanan keuangan
2. Terlibat penyalahgunaan ataupun perjudian
3. Telibat obat – obatan atau alcohol
4. Pembelian yang berlebihan atau gaya hidup yang mahal
5. Keluhan – keluhan yang berlebihan terhadap manajemen atau perusahaan
6. Transaksasi terhadap pihak yang tidak independen
7. Peningkatan stress
8. Tekanan internal termasuk tekanan manajemen untuk memenuhi anggaran
12
Menurut Pristiyanti (2012) semua jenis Fraud dapat terjadi pada sektor pemerintahan,
akan tetapi yang paling sering terjadi adalah korupsi. Korupsi berasal dari bahasa latin,
menyogok. Secara harfiah korupsi adalah perilaku pejabat publik, baik politisi ataupun pegawai
negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang
mereka.
Skema Fraud (kecurangan) yang terjadi dientitas pemerintah cukup banyak dan
beragam, dari sumber BPKP (2004) dalam Sumiati (2010) menjabarkan secara rinci tindak
kecurangan dalam APBN maupun APBD, dari segi pengeluaran maupun pemasukan.
1. Rendahnya anggaran penerimaan pajak, PBB, Bea Cukai, retribusi dan pajak lainnya
dibanding potensi yang tersedia.
2. Manipulasi restitusi pajak
3. Laporan SPT pajak bulanan maupun tahunan yang tidak sesuai dengan potensi pajak yang
sesungguhnya.
4. Kesalahan pengenaan tarif pajak maupun bea
5. Pembebasan pajak atas bahan baku impor tujuan ekspor tidak sesuai data sesungguhnya
6. Perusahaan yang ditunjuk oleh pemerintah pusat/daerah memperkecil data volume produksi
pertambangan atau hasil alam
7. Memperbesar biaya cost recovery, sehingga setoran hasil menjadi berkurang
8. Kontrak pembagian hasil atas tambang yang merugikan Negara
9. Penjualan aset pemerintah tidak berdasar harga wajar atau harga pasar
10. Pelaksanaan tukar guling (ruislaag) yang merugikan negara dan pemanfaatan tanah negara
yang harga sewanya tidak wajar (dibawah pasar)
13
11. Penerimaan yang seharusnya masuk kerekening kas negara, namun masuk kerekening atas
nama pejabat atau perorangan, meskipun pejabat tersebut pimpinan instansi yang
bersangkutan, namun cara ini berpotensi merugikan negara.
sanksi yang diharapkan dapat menangkal atau setidak-tidaknya dapat mengurangi tindak
fraud.
(Widilestariningtyas 2012).
1. Keadilan
Keadailan dalam menekankan bagaimana kompensasi berupa gaji, tunjangan, dan
pekerjaan (promosi) dialokasikan secara adil dan proporsional. Teori keadilan
secara tidak langsung menjadi masalah yang penting, karena berkaitan dengan
persepsi pegawai atau karyawan tentang kewajaran atau keadilan dalam kehidupan
berorganisasi.
2. Pengendalian internal
Pengendalian internal yang jelek dipandang sebagai faktor dimana memungkinkan
fraud akan terjadi. Hal ini berarti bahwa ketika pengendalian internal tidak efektif,
14
maka fraud sangat mudah terjadi sehingga berdampak buruk pada perusahaan atau
organisasi.
3. Pelatihan Kerohanian
Diadakan pelatihan-pelatihan kerohanian. Etika organisasi tumbuh dan berkembang
sejalan dengan perkembangan organisasi. Masalah etika dewasa ini merupakan
salah satu persoalan besar yang amat merisaukan dalam pengelolaan bangsa dan
negara.
berikut:
1. Penyajian yang keliru (false representation), pasti ada penyajian yang keliru atau
kurang lengkap dalam pengungkapan
2. Fakta material (material fact), fakta merupakan hal yang substansial yang
mendorong seseorang untuk berbuat
3. Niat (intent), selalu ada niat untuk mengarahkan ke hal yang keliru (deceive)
4. Pengkhianatan kepercayaan (justifiable reliance), penyajian yang salah terhadap
faktor substansial yang diandalkan oleh pihak yang dirugikan
5. Kerugian (injury or loss), penipuan yang telah dilakukan mengakibatkan
kerugian pada korban
1. Review Kinerja
15
pengendalian yang melekat pada tindakan dan kegiatan pimpinan organisasi beserta
seluruh karyawan yang dilakukan bukan hanya bersifat insidental dan responsif atas
Kas adalah harta yang paling liquid yang berguna sebagai media pertukaran baku
dan dasar bagi pengukuran dan akuntansi semua pos lainnya. Kas juga merupakan aset
yang paling lancar dibandingkan dengan aset lainnya. Oleh sebab itu, kas merupakan
16
aset yang paling digemari untuk dicuri, dimanipulasi, dan diselewengkan. Untuk
akuntansi kas, pengendalian internal yang efektif atas kas mutlak diperlukan guna
Pengendalian intern kas merupakan salah satu cara untuk menjaga agar dana kas
tetapi dengan pengendalian intern kas penyelewengan ini dapat dihindari (Bastian
2010:19).
Pengendalian atas kas sangatlah penting bagi setiap perusahaan. Karena sebagian
besar kegiatan transaksi perusahaan terdiri dari pertukaran uang kas, seperti : pembelian
bahan untuk diproses sampai barang jadi siap untuk dijual. Setiap biaya serta hutang-
hutang perusahaan yang terjadi dari semua transaksi tersebut berakhir pada rekening kas.
Dengan adanya pengendalian intern yang baik maka akan dapat memperlancar
(Soleman 2013).
yang kita pandang jujur, taat beragama, berpendidikan, dari lingkungan sosial yang
dihormati, bahkan dari kalangan berada, ternyata terlibat dalam kasus fraud. Dennis
17
menyebut tiga elemen kunci yang disebut sebagai segitiga fraud (fraud triangle) yang
mendorong seseorang atau sekelompok orang melakukan fraud yaitu (Saftarini 2015) :
1. Adanya tekanan,
2. Adanya kesempatan
Elemen pertama dan ketiga lebih melekat pada kondisi kehidupan dan sikap
Theory, yang terdiri dari 4 (empat) faktor yang mendorong seseorang berperilaku
1. Keserahkaan (greed)
2 Kesempatan (opportunity),
4 Pengungkapan (exposure).
dan pengeluaran. Karakteristik dasar dari suatu sistem pengendalian internal kas adalah
6. Pencatatan ganda atas kas dan pembukuan, dengan rekonsiliasi yang dilaksanakan oleh
seseorang di luar bagian akuntansi
Indikator penerapan sistem pengendalian intern kas yang baik haruslah memiliki
pemisahan fungsi yang mencakup beberapa indikator (Sumiati 2010), diantaranya yaitu:
tugas dan tanggung jawab di antara para pihak atau para "key players" yang
pihak yang berkepentingan atas pengarahan dan pengendalian perusahaan itu meliputi:
dewan direksi, para manager, para pemegang saham, dan stakeholders lainnya. Oleh
karena itu, Good Corporate Governance juga dapat didefinisikan sebagai seperangkat
hubungan antara dewan komisaris, dewan direksi atau board of executive directors,
sebagai interaksi antara struktur dan mekanisme yang menjamin adanya control dan
Corporate Governance adalah sistem, proses, dan seperangkat peraturan yang mengatur
hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan terutama dalam arti sempit,
hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi demi
dengan konsep korporasi, namun kesadaran terhadap pentingnya konsep ini baru
berkembang secara cepat dalam tahun-tahun yang belakangan ini. Menurut Rahmawati
(2012) Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance Secara umum terdapat lima elemen
dasar yaitu:
penerapan Good Corporate Governance (GCG) dapat disebut antara lain, yaitu:
Ketaatan adalah suatu sikap patuh kepada aturan atau perintah, sedangkan aturan
adalah cara atau tindakan yang telah ditetapkan yang harus dijalankan atau dituruti. Di
dalam suatu instansi terdapat dasar atau pedoman yang digunakan manajemen dalam
Menurut Rahmawati (2012) aturan akuntansi dibuat sedemikian rupa sebagai dasar
yang harus digunakan dalam pengukuran dan penyajian laporan keuangan yang
(IAI).
segala ketentuan atau aturan akuntansi dalam melaksanakan pengelolaan keuangan dan
keuangan dan laporan keuangan yang dihasilkan efektif, handal serta akurat
Ketaatan terhadap aturan akuntansi baik kebijakan yang dibuat oleh Satuan Kerja,
kunci sukses laporan keuangan yang bebas dari salah saji material. Banyak contoh kasus
tangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) merupakan salah satu
bentuk ketidaktaatan terhadap aturan akuntansi sehingga mengambil jalan pintas untuk
sebuah opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dengan berupa tindakan yang tidak etis
dengan menyogok oknum pegawai Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) (Adelin 2013).
yaitu:
1. Pengungkapan
persyaratan pengungkapan menjelaskan bahwa setiap entitas akuntansi di lingkungan
pemerintah diharapkan menyajikan laporan keuangan yang terdiri atas Laporan
Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran, Neraca, Laporan
Operasional, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas
Laporan Keuangan serta laporan lain dan/atau elemen informasi akuntansi yang
diwajibkan oleh ketentuan peraturan perundangundangan (statutory reports) (PP RI
nomor 71, 2010 tentang SAP).
2. Informasi yang bermanfaat
Menyajikan informasi yang bermanfaat bagi kepentingan publik melalui laporan
keuangan dan kinerja suatu entitas akuntansi menyajikan laporan keuangan yang
bermanfaat bagi publik jika dengan itu pimpinan dapat menunjukkan
pertanggungjawaban atas tugas-tugasnya dan menempatkan kepentingan pemakai
pada skala prioritas. (PP RI nomor 71, 2010 tentang SAP).
3. Objektif
Prinsip objektif mengharuskan pembuat laporan keuangan dan laporan kinerja untuk
bersikap jujur secara intelektual yang berarti bahwa informasi dalam laporan tersebut
harus menggambarkan dengan jujur seluruh transaksi atau peristiwa lainnya yang
terjadi yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk
disajikan, bersikap adil atau tidak memihak satu pihak tertentu yang berarti
informasi dalam laporan keuangan dan laporan kinerja harus diarahkan kepada
kebutuhan para pemakainya dan tidak bergantung pada kebutuhan atau keingin satu
23
pihak tertentu, tidak berprasangka atau bias dan bebas dari konflik kepentingan atau
berada di bawah pengaruh pihak lain yang berarti bahwa laporan keuangan dan
laporan kinerja tersebut tidak boleh menguntungkan satu pihak tertentu karena
adanya konflik kepentingan di mana satu pihak memiliki kepentingan yang
berlawanan atau berbeda.
4. Kehati-hatian
Memenuhi syarat kehati-hatian, pembuat laporan keuangan harus memiliki tanggung
jawab dengan kompetensi, ketekunan dan kehati-hatian. Kehati-hatian tersebut
berarti bahwa pembuat laporan keuangan dan laporan kinerja harus mempunyai
kewajiban untuk bersikap hati-hati dalam menjalankan tugasnya agar hasil dari
laporan-laporan tersebut dapat memberikan informasi yang mudah dipahami, handal
dan lebih relevan bagi penggunanya
5. Konsistensi
Memenuhi konsep konsistensi penyajian, perlakuan akuntansi yang sama diterapkan
pada kejadian yang serupa dari periode ke periode oleh suatu entitas pelaporan
(prinsip konsistensi internal).
Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Husna (2013)
sama atau simultan penerapan sistem pengendalian intern kas dan implementasi
2. Setiawan (2016)
3. Ramadhany (2017)
yang ada di Pekanbaru). Rangkuman hasil penelitian terdahulu dapat dilihat pada
Tabel 2.1.
Tabel 2.1
Penelitian Sebelumnya
kecurangan yang terjadi sehingga dapat mendeteksi kecurangan secara dini. Teori
atribusi menjelaskan bahwa tindakan seorang pemimpin maupun orang yang diberikan
wewenang dipengaruhi oleh atribut penyebab antara lain terdiri dari kombinasi antara
kekuatan internal (internal forces), yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri
seseorang, seperti kemampuan atau usaha, dan kekuatan eksternal (eksternal forces),
26
yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar seperti kesulitan dalam pekerjaan atau
keberuntungan.
Pengendalian dan prosedur yang tidak berjalan dengan baik akan memberikan
kesempatan bagi pegawai yang terlibat dalam kegiatan operasional untuk melakukan
kecurangan.
keuangan mereka, mengurangi resiko yang mungkin dilakukan oleh dewan dengan
didukung oleh data dari distribusi frekuensi dari variabel Good Corporate Governance
yang memiliki rerata 81,79 dengan kategori sangat baik, yang mengindikasikan
perusahaan.
keseluruhan karena penerapan Good Corporate Governance yang berjalan dengan baik
akan menghasilkan kualitas laporan keuangan yang jauh dari praktik kecurangan. Sesuai
27
dengan penelitian Husna (2013) yang menyebutkan bahwa penerapan Good Corporate
Governance juga membuat pengelolaan perusahaan menjadi lebih fokus dan lebih jelas
dasar dalam penyusunan laporan keuangan. Dalam standar akuntansi terdapat aturan-
aturan yang harus digunakan dalam pengukuran dan penyajian laporan keuangan yang
(IAI). Dengan demikian Ketaatan Aturan Akuntansi merupakan suatu kewajiban dalam
organisasi untuk mematuhi segala ketentuan atau aturan akuntansi dalam melaksanakan
pengelolaan keuangan dan pembuatan laporan keuangan agar tercipta transparansi dan
Akuntansi terhadap Fraud. Adapun skema kerangka pemikiran dalam penelitian ini
Penerapan Sistem
Pengendalian Intern Kas
(X1)
Implementasi
Good Coorporate Fraud
Governance (Y)
(X2)
Penerapan
Aturan Akuntansi
(X3)
2.7 Hipotesis
Ha2 : Penerapan Sistem Pengendalian Intern Kas secara parsial berpengaruh terhadap
Ha4 : Ketaatan Aturan Akuntansi secara parsial berpengaruh terhadap Fraud Pada
BAB III
METODE PENELITIAN
beralamat di Desa Suka Jaya, Sinabang Kabupaten Simelue . Variabel yang diteliti yaitu
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis, yaitu objek yang akan
diteliti (Bakar 2004: 60). Sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti, suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat
seluruh Pegawai baik itu Pegawai Negeri Sipil maupun tenaga kontrak yang ada di
Dinas Pemerintahan Kabupaten Simelue yang berjumlah 125 orang Pegawai Negeri
biaya dan tenaga, peneliti memutuskan untuk mengambil sampel penelitian. Karena
populasi bersifat homogen, maka digunakan sampel dengan metode random sampling
yang akan diambil dari jumlah populasi, yaitu dengan mengguanakan rumus Slovin yang
dikutip dari Sekaran (2013: 49) secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:
31
N
n=
1+ Ne 2
Dimana :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
N
n=
1+ Ne 2
210
n=
1+210(10 %)2
210
n=
1+210(0 . 01)
210
n=
3,1
n = 67,7
n = 68
Hasil perhitungan diperoleh jumlah sampel sebanyak 68 pegawai atau 10% dari
jumlah pegawai.
responden (Arikunto 2013:127). Kuesioner terdiri dari dua variabel dan masing-masing
penelitian ini adalah tertutup yaitu pertanyaan yang dibuat berbentuk pilihan yang telah
dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala Interval yaitu skala yang tidak
hanya mengelompokan individu tertentu dan menentukan urutan kelompok, namun juga
masing-masing responden akan diberi skor dengan menggunakan 5 (lima) poin (Sekaran
Tabel 3.1
Skala Pengukuran
No Pilihan Jawaban Skor
1 Sangat Tidak Setuju 1
2 Tidak Setuju 2
3 Kurang Setuju 3
4 Setuju 4
5 Sangat Setuju 5
jelas. Serta tidak menimbulkan berbagai tafsiran. Pertanyaan dan pernyataan dalam
menggunakan skala interval yaitu skala yang tidak hanya mengelompokkan individu
menurut kategori tertentu dan menentukan urutan kelompok, namun juga mengukur
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi varabel terikat, baik secara
positif maupun negative (Sekaran 2006:117). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
bebas adalah :
Salah satu cara untuk menjaga agar dana kas perusahaan tidak diselewengkan. Meskipun
penyelewengan itu tidak dapat dihilangkan tetapi dengan pengendalian intern kas
Sistem, proses, dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai
pihak yang berkepentingan terutama dalam arti sempit, hubungan antara pemegang
saham, dewan komisaris, dan dewan direksi demi tercapainya tujuan organisasi
Sedarmayanti (2012)
Aturan akuntansi dibuat sedemikian rupa sebagai dasar dalam penyusunan laporan
pengukuran dan penyajian laporan keuangan yang berpedoman terhadap aturanaturan yang
penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah fraud. Fraud atau kecurangan adalah
penipuan kriminal yang bermaksud untuk memberi manfaat keuangan kepada si penipu.
Kriminal disini berarti setiap tindakan kesalahan serius yang dilakukan dengan maksud
jahat, dan dari tindakan jahat tersebut ia memperoleh manfaat dan merugikan korbannya
secara financial (Amin 2012: 28), Definisi dan operasional variabel dapat dilihat pada
Tabel 3.2.
Tabel 3.2
Definisi dan Operasionalisasi Variabel
menggunakan analisis regresi linier berganda. Analisis ini bertujuan untuk melihat
Kabupaten Simelue. Persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Keterangan :
Y = Fraud
α = Konstanta
b = Koefisien Regresi
e = Standar Error
Sebelum data diolah lebih lanjut, harus dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
Karena kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini harus diuji
validitas dan reabilitasnya. Uji dilakukan untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data
Validitas adalah derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian
dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Uji validitas untuk mengukur sah atau
37
valid tidaknya kuesioner dalam penelitian ini. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila
mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang
diteliti secara tepat. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan Uji Person Product
Sosial Science). Apabila r-hitung > dari r-tabel, maka item pertanyaan dinyatakan valid
karena mempunyai koefisien korelasi diatas nilai kritis korelasi product moment yang
Reliabilitas yaitu untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur tetap konsisten bila
dilakukan pengukuran dua kali atau lebih. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan
pada uji reliabilitas adalah metode Cronbach Alpha (α) yang lazim digunakan untuk
Untuk mendapatkan hasil yang sahih (tidak bias) maka sebelum melakukan
pengujian hipotesis atau analisis regresi maka akan terlebih dahulu dilakukan pengujian
Pengujian ini dimaksudkan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi,
variabel bebas dan variabel terikat atau keduanya mempunyai distribusi normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati
38
normal. Menurut (Ghozali 2005; 76-77) jika distribusi data adalah normal maka garis
yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis normal. Dasar untuk
pengembalian keputusan yaitu : Jika data menyebar diantara garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Dan
jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti garis diagonal, maka
Uji ini digunakan untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi, terjadi
pengaruh yang signifikan antar prediktor dengan nilai residualnya. Jika berpengaruh
signifikan maka telah terjadi heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak
terjadi heteroskedastisitas. Salah satu cara yang digunakan dalam mendeteksi ada
tidaknya heteroskedastisitas ialah dengan melakukan uji gletser. Jika nilai sig. pada tabel
signifikan (sig. < 0.10), maka hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi
heteroskedastisitas. Jika tidak (sig. > 0.10), maka hal ini mengindikasikan tidak terdapat
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah didalam model regresi terdapat
adanya korelasi antar variabel independen. Metode yang digunakan untuk menguji
multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance atau Variance Inflation Factor (VIF).
39
Batas dari nilai tolerance adalah 0,1 dan batas VIF adalah 10. Jika nilai tolerance < 0,01
pengujian untuk setiap hipotesis. Untuk menentukan menerima atau menolak hipotesis
yang diajukan, maka dilakukan uji-t untuk melihat pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen, yaitu membandingkan nilai ttabel dengan thitung dengan tingkat
signifikan 5%.
Uji-F (Simultan)
Ho1 : Jika nilai Fhitung < Ftabel maka Ho diterima, artinya Penerapan Sistem Pengendalian
Ha1 : Jika nilai Fhitung > Ftabel maka Ha diterima, artinya Penerapan Sistem Pengendalian
Kabupaten Simelue
Uji-t (Parsial)
40
Ho2 : Jika nilai thitung < ttabel maka Ho diterima, artinya Penerapan Sistem Pengendalian
Intern Kas secara parsial tidak berpengaruh terhadap Fraud Pada Pemerintahan
Kabupaten Simelue
Ha2 : Jika thitung > ttabel maka Ha diterima, artinya Penerapan Sistem Pengendalian Intern
Simelue
Ho3 : Jika nilai thitung < ttabel maka Ho diterima, artinya Implementasi Good Coorporate
Kabupaten Simelue
Ha3 : jika thitung > ttabel maka Ha diterima, Implementasi Good Coorporate Governance
Ho4 : Jika nilai Fhitung < Ftabel maka Ho diterima, artinya Ketaatan Aturan Akuntansi
Simelue
Ha4 : Jika nilai Fhitung > Ftabel maka Ha diterima, artinya Ketaatan Aturan Akuntansi