Anda di halaman 1dari 8

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................... i


Daftar Isi ....................................................................................... ii

I. Step 1 : Clarify Unfamiliar Terms .......................................... 1


II. Step 2 : Define The Problems ............................................... 1
III. Step 3 : Brainstorm possible hypotheses or explanation. .... 1
IV. Step 4 : Arrange explanations into a tentative solution ....... 3
V. Step 5 : Define learning objectives ....................................... 3
VI. Step 6 : Information gathering and private study ................. 3
VII. Step 7 : Share the results of information gathering and private study
................................................................................................ 4
VIII. Kesimpulan ............................................................................ 5
Trigger 2. Tukak yang membawa petaka
Maria adalah seorang wanita cantik yang bekerja di salah satu kafe terkenal di kota A.
Berasal dari kampung C anak seorang petani. Karena pekerjaannya, Maria sering diajak “om-
om senang” untuk melampiaskan nafsunya dengan mengiming-imingi sejumlah uang. Karena
ingin memenuhi kebutuhan hidupnya, Maria sering menerima ajakan tersebut.
Selang beberpa bulan kemudian, muncul bercak-bercak merah di deluruh tubuh Maria
yang tidak gatal. Maria cemas bukan kepalang. Bercak tersebut berawal dari telapak tangan
dan makin lama makin menyebar ke hampir seluruh tubuh. Maria malu melihat seluruh badan
termasuk waajahnya merah-merah. Maria mencoba mengobati sendiri penyakitnya dengan
membeli obat di toko obat, tetapi bercak merah tersebut tak kunjung hilang. Malah bercak
merah bertambahn banyak. Atas anjuran serang teman, Maria pergi ke dokter spesialis kulit
dan kelamin. Dari anamnesis didapatkan, Maria sering bergonta-ganti pasangan dan ada
riwayat timbul bintik merah seperti jerawat di kemaluannya yang tidak sakit dan tidak gatal
yang kemudian pecah menjadi tukak dan sembuh sendiri tanpa pengobatan.
Pada saat melakukan peeriksaan fisik, dokter menggunakan handschone. Setelah
pemeriksaan dokter langsung menuliskan resep bat untuk Maria. Maria bingung apa yang
terjadi dengannya

Step 1. Clarify Unfamiliar Terms


1. Tukak(ulkus) : Borok yang disebabkan oleh hilangnya jaringan yang lebih
dalam dari eksoriasi yang memiliki tepi, dinding, dasar dan isi.
2. Handscoon : Sarung tangan yang digunakan untuk tindakan medik.
3. Jerawat : Keadaan dimana pori-pori kulit tersumbat sehingga
menimbulkan kantung nanah yang meradang.
Step 2. Define the problems
1. Apa anamnesis pada pasien?
2. Kenapa timbul bintik-bintik merah pada pasien?
3. Apa diagnosis yang memungkinkan pada pasien?
4. Apa diagnosis banding pada pasien?
5. Apa hubungan pekerjaan dengan penyakit yang dialami pasien?
6. Kenapa bintik merah pada Maria tidak sakit dan tidak gatal?
Step 3. Brainstorm the possible hypothesis or explanation
1. - Muncul bercak-bercak merah diseluruh tubuh
- Riwayat timbul bintik merah seperta jerawat di kemaluan tidak sakit dan tidak
gatal
- Sering berganti-ganti pasangan
1
- Pernah menggunakan obat untuk menghilangkan bercak pada tubuh.
2. Kemungkinan karena infeksi
3. Sifilis
4. Herpes simpleks, ulkus piogenik, ulkus mole
5. Penyakit yang dialami pasien adalah penyakit menular seksual sehingga pada
trigger ini terkait dengan pekerjaan Maria
6. Karena tidak mengenai reseptor saraf.
Step 4 Arrange The Explanation Into A Tentative Solution

Step 5. Define Learning Objective


Mahasiswa mampu mengerti, memahami, dan menjelaskan:
1. Penyakit menular seksual
I. Definisi
I. Klasifikasi
2. Sifilis
I. Definisi
I. Klasifikasi
I I. Patogenesis
IV. Gejala klinis
V. Pemeriksaan
VI. Penatalaksanaan
VII. Prognosis
3. Patient safety

2
Step 6. Gathering information and private study

Step 7 Share the result of information gathering or private study


1. Penyakit menular seksual
a) Suatu penyakit infeksi yang umumnya di turunkan melalui hubungan seksual
yang tidak aman. Penyebaran bisa melalui darah, sperma, cairan vagina atau
cairan tubuh lainnya. Selain itu tanpa hubungan seksual juga bisa ditularkan
dari ibu ke bayinya.
b) Klasifikasi :
Terdapat ±30 jenis mikroba yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual,
kondisi yang paling sering ditemukan menurut WHO:
i. Ghonore (N. Ghonorrhea) – Bakteri
Ditularkan melalui vagina, oral, atau anal. Gejala klinis : keluarnya cairan dari
anak alat kelamin.
ii. Chlamydia Trachomatis – Bakteri
Ditularkan melalui vagina, oral, atau anal. Gejala klinis : keputihan disertai
nyeri saat kencing dan pendarahan setelah koitus.
iii. Sifilis Bakteri
Dikenal dengan raja singa, disebabkan oleh Treponema pallidum. Gejala klinis
: sakit didaerah kontak seksual, benjol di sekitar alat kelamin, kadang disertai
pusing, nyeri tulang, bercak kemerahan pada tubuh.
iv. Trichomoniasis(Parasit Trichomonas Vaginalis)
Keputihan banyak, kadang berbusa berwarna kehijauan, berbau busuk, gatal-
gatal didaerah kemaluan, nyeri saat coitus/BAK.
v. HIV
Merusak sistem kekebalan tubuh sehingga tubuh mengalami gangguan dalam
melawan infeksi. HIV dapat menyebabka AIDS.
vi. Herpes genital
Disebabkan oleh virus herpes simplek yang ditularkan melalui hubungan
seksual vagina/anal /oral. Yang menimbulkan luka/lecet pada bagian kelamin.
vii. Hepatitis B
Adalah peradangan kronis yang dapat berlanjut mejadi sirosis hati/ kanker
hati dan merupakan satu satunya penyakit menular seksual yang dapat
dicegah dengan vaksinasi.
viii. Human Papilloma Virus
Adalah penyebab dari penyakit condiloma akuminata(berbentuk jenggerr
ayam)

2. Sifilis
i. Definisi
Sifilis adalah penyakit infeksi yang di sebabkan oleh Treponema Pallidum,
sangat kronik dan bersifat sistemik. Pada perjalanannya dapat menyerang

3
hampir semua tubuh, dapat menyerupai banyak penyakit, mempunyai masa
laten, dan dapat ditularkan dari ibu ke janin.
ii. Klasifikasi
a) Sifilis kongenital
 Dini (sebelum dua tahun)
 Lanjut (sesudah dua tahun)
b) Sifilis akuistik(Didapat)
 Secara klinis, dibagi menjadi 3 stadium :
i. Stadium I (S1)
ii. Stadium II (S2)
iii. Stadium III(S3)
 Secara epidemiologik menurut WHO di bagi menjadi :
i. Stadium menular (dalam 1 tahun sejak infeksi) terdiri atas SI, SII,
stadium rekuren, dan stadium laten dini
ii. Stadium lanjut tak menular (setelah satu tahun sejak infeksi) terdiri atas
stadium laten lanjut dan SIII
iii. Gejala Klinis
a) Sifilis dini
1. Sifilis primer (S1)
Afek primer, Kelainan kulit dimulai sebagai papul lentikular yang
permukaannya segera menjadi erosi, umumnya menjadi ulkus. Ulkus
biasannya bulat, solitar, dasarnya jaringan granulasi berwarna merah dan
bersih, diatasnya hanya tampak serum. Dindingnya tidak bergaung, kulit
disekitar tidak menunjukkan radang akut. Khas : ulkus indolen teraba
indurasi karena itu disebut ulkus durum. Pada pria biasannya pada sulcus
coronarius, sedangkan pada wanita di labia minor dan mayor selain itu
juga dapat di ekstragenital misalnya lidah, tonsil, dan anus.
2. Sifilis sekunder (S2)
Gejala yang penting untuk membedakannya dengan berbagai penyakit
kulit yang lain ialah : kelainan kulit pada S2 umumnya tidak gatal, sering
disertai limfadenitis generalisata, pada S2 dini kelainan kulit juga terjadi
pada telapak tangan dan kaki.
Bentuk lesi : Raseola, papul, dan pustul atau betuk lain.
b) Sifilis lanjut
1. Sifilis laten lanjut
Biasanya tidak menular, diagnosis diegakan dengan pemeriksaan tes
serologik. Laman masa laten dapat bertahun-tahun bahkan seumur hidup.
Kadang-kadang terdapat pula banyak kulit hipotrofi lentikular pada badan
bekas papul-papul S2.
2. Sifilis tersier(S3)
Lesi pertama umumnya terlihat antara tiga sampai sepuluh tahun
setelah S1. Kelainan yang khas ialah guma, yakni infiltrat sirkumskrip,
kronis, biasanya melunak, dan destruktif.

4
iv. Patogenesis
Stadium dini
T. pallidum masuk ke dalam kulit melalui mikrolesi atau selaput lendir,
biasannya melalui senggama. Kuman tersebut memicu reaksi sel-sel radang.
Treponema tersebut terletak di antara endotelium kapiler dan jarigan
perivaskular di sekitarnya. Sebelum S1 terlihat, kuman telah mencapai KGB
regional secara limfogen dan membiak diikuti penjalaran hematogen dan
semua jaringan badan. S1 akan sembuh perlahan dengan menimbulkan
sikatriks. S2 juga akan regresi perlahan-lahan lalu menghilang.
Stadium laten yang tidak disertai gejala, meskipun infeksi yang aktif masih
terdapat.
Satadium lanjut
Dapat berlangsung bertahun-tahun(treponema dalam kedaan dorman).
Meskipun demikian antibodi tetap ada dalam serum penderita.
v. Pemeriksaan
 Serologic test for syphillis
 Histopatologi
 Imunologi
vi. Penatalaksanaan
SIFILIS Pengobatan Pemantauan serologik
Sifilis primer 1. Penisilin G benzatin Pada bulan I, III, VI, dan XII
dosis 4,8 juta unit dan setiap enam bulan
secara IM(2,4 juta) pada tahun ke-II
dan diberikan satu kali
seminggu.
2. Penisillin G prokain
dalam akua dosis total
6 juta unit, diberi 0,6
juta unit/hari selama
10 hari.
3. PAM (penisilin prokain
+2% aluminium mono-
stretat).
4. Dosis total 4,8 juta
unit, diberikan 1,2 juta
unit/ kali seminggu.
*sifilis sekunder sama seperti sifilis primer

5
Sifilis laten 1. Penisilin G benzatin, dosis total 7,2
juta unit.
2. Penisilin G prokain dalam akua,
dosis total 18 juta unit(0,6 juta
unit/hari).
3. PAM dosis total 7,2 unit(1,2 juta
unit/kali, 2 kali seminggu)
Sifilis S3 1. Penisilin G benzatin dosis total 9,5
juta unit
2. Penisilin G prokain dalam akua,
dosis total 18 juta unit(0,6 juta
unit/hari)
3. PAM, dosis total 9,6 juta unit(1,2
juta unit/kali, 2 kali seminggu

vii. Prognosis
Pada sifilis dini yang diobati, angka penyembuhan mencapai 95%. Kelainan
kulit akan sembuh dalam 7-14 hari. Pembesaran kelenjer getah bening akan
menetap berminggu-minggu. Kegagalan terapi sebanyak 5% pada S1 dan S2.
Kambuh klinis umumnya terjadi stahun sesudah terapi, berupa lesi menular
pada mulut. Pada sifilis laten lanjut prognosisnya baik, sedangkan pada sifilis
kardiovaskular, prognosisnya sukar ditentukan, pada payah jantung
prognosisnya sukar ditentukan.

3. Doctor & Patient safety


Pada dokter : Pada pasien :
- Cuci tangan sebelum prosedur - Perhatikan nama obat, rupa.
pemeriksaan. - Pastikan identifikasi pasien.
- Pakai handscoon & masker. - Komunikasi secara benar saat
- Pakai alat sekali pakai langsung serah terima.
buang. - Pastikan tindakan yang benar
- Hati-hati menggunakan jarum dengan pada sisi tubuh yang
suntik. benar.
- Hati-hati dalam melakukan - Hindari salah kateter dan salah
prosedur. sambung selang.
- Edukasi kepada pasien tentang - Gunakan alat injeksi sekali pakai.
sakitnya. - Pastikan akurasi pemberian obat.

KESIMPULAN
Penyakit menular seksual adalah suatu penyakit infeksi yang umumnya
ditularkan melalui hubungan seks yang tidak aman. Salah satu contohnya ialah sifilis,
yang merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh T. Pallidum bersifat kronik dan
sistemik. Berdasarkan epidemiologinya, sifilis dibagi menjadi sifilis stadium dini dan
stadium lanjut. Penatalaksanaan yang utama untuk sifilis ini adalah pemberian
6
antibiotik berupa penisillin G benzatin. Dalam memberikan penatalaksanaan untuk
pasien PMS, maka harus diterapkan patient safety dengan menggunakan APD seperti
handscoon, masker, dll.

Anda mungkin juga menyukai