Anda di halaman 1dari 15

ESTIMASI KADAR ASPAL OPTIMUM PADA LASTON BERDASARKAN

DATA HISTORIS PENELITIAN DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS


TANJUNGPURA

Eko Setiawan1), Slamet Widodo2), Eti Sulandari2)

Abstrak
Lapis aspal beton (Laston) merupakan suatu lapisan pada konstruksi jalan yang terdiri
dari campuran aspal keras dan agregat yang mempunyai gradasi menerus, dicampur, dihampar
pada suhu tertentu. Kualitas lapis perkerasan tergantung pada kekuatan bahan penyusun,
ketepatan dalam perencanaan proporsi campuran dan kecermatan, ketelitian, serta keterampilan
dalam pembuatan dan pencampurannya. Kadar aspal adalah bagian yang paling penting dalam
penentuan campuran perkerasan Lapis Aspal Beton, dimana kadar aspal mempengaruhi kualitas
dari campuran itu sendiri.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan kadar aspal optimum dari
penelitian-penelitian yang dilakukan di Fakulas Teknik Universitas Tanjungpura dan mengetahui
nilai konstanta C dari persamaan Bina Marga yang digunakan. Data – data tersebut diolah
dengan menggunakan analisa regresi linier sederhana, analisa regresi exponensial, analisa
regresi logaritmik, dan analisa regresi polynomial sehingga didapat persamaan dari masing –
masing analisa regresi yang dilakukan untuk kemudian dianalisa dengan memasukkan data hasil
penelitian yang telah dikumpulkan kedalam masing-masing persamaan tersebut.
Hasil yang diperoleh dari 15 histori penelitian di Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
didapatkan rata- rata nilai kadar aspal optimum (KAO) dari seluruh data adalah 6,49 % dan
rentang kadar aspalnya adalah 6 % – 7 % dan nilai konstanta C yang digunakan rentangnya
sebesar 1,012 – 2,066, hal tersebut berbeda dari ketentuan bina marga dengan rentang nilai
kadar aspal optimum sebesar 4% - 7% dan nilai konstanta C sebesar 0,5 – 1. Kesimpulan yang
didapat dari 15 histori penelitian di Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura dengan analisa
regresi adalah semakin besar nilai konstanta C pada proporsi campuran, maka kadar aspal
optimum yang didapat akan semakin besar.

Kata Kunci : Kadar aspal optimum, nilai konstanta C, Laston , regresi linier sederhana, regresi
exponensial, regresi logaritmik, dan regresi polynomial

1. Alumni Prodi Teknik Sipil FT Untan


2. Dosen Prodi Teknik Sipil FT Untan
1. PENDAHULUAN mampu menahan beban lalu lintas (beban
roda kendaraan) sebagai lapis
1.1. Latar Belakang
permukaan, pemilihan bahan untuk lapis
Jalan adalah sarana yang paling permukaan perlu dipertimbangkan
vital dalam dunia transportasi, teknologi kegunaannya, agar umur penetapan
dibidang perkerasan jalan sudah semakin kostruksi dapat dicapai dan untuk
berkembang seiring dengan kemajuan memperoleh manfaat yang sebesar-
ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk besarnya dari biaya yang telah
menghasilkan perkerasan yang baik dikeluarkan, oleh karena itu konstruksi
diperlukan material pembentuk yang baik jalan haruslah dilakukan dengan baik
pula, material lapisan perkerasan aspal untuk mendapatkan hasil yang maksimal
tersusun dari agregat kasar, agregat halus, seperti yang direncanakan.
filler dan aspal.
Desain material penyusun banyak 1.2. Perumusan masalah
dilakukan perubahan dari data penelitian
Dalam pelaksanaan pembuatan
ke penitian lainnya, hal ini juga bertujuan campuran Lapis Aspal Beton (Laston)
untuk menentukan nilai ekonomis serta menggunakan metode trial and error kita
kualitas perkerasan yang baik, namun
akan menemui kesulitan dalam desain
sekarang sudah ada ketetapan yang
campuran menentukan jumlah persentase
dibuat untuk desain material yang kadar agregat kasar, agregat halus, filler
digunakan yaitu dengan menggunakan dan aspal yang tepat sehingga diperlukan
ketetapan AASHTO, ASTM dan SNI.
acuan agar hasil yang diperoleh dapat
Transportasi memegang peranan
sesuai dengan spesifikasi yang
penting sehingga perlu adanya perhatian diinginkan dan untuk menghindari desain
khusus baik dari pemerintah maupun campuran yang berulang – ulang,
sebagai elemen masyarakat sebagai
sehingga penulis tertarik untuk
pengguna kemajuan transportasi tersebut.
menentukan nilai referensi dari data
prasarana jalan di Provinsi Kalimantan persentase yang diambil dari data - data
Barat pada umumnya menggunakan historis di Laboratorium Jalan Raya
konstruksi perkerasan lentur yang biasa
Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
dipakai sebagai lapis permukaan seperti
dan Perpustakaan Fakultas Teknik
Laston (Lapis Aspal Beton), Lataston Universitas Tanjungpura dengan
(Lapis Tipis Aspal Beton), Lapan (Lapis menggunakan metode regresi.
Penetrasi Macadam) dan lain sebagainya.
Struktur perkerasan lentur 1.3. Tujuan Penelitian
merupakan suatu perkerasan jalan yang Untuk mengetahui kecenderungan
pada umumnya menggunakan bahan penggunaan kadar aspal optimum dari
campuran beraspal sebagai lapis
campuran Laston dan Mengetahui
permukaan serta bahan berbutir sebagai
rentang nilai konstanta C yang
lapis dibawahnya serta mampu menahan
beban lalu lintas yang bekerja diatasnya digunakan berdasarkan data historis
dan lapisan yang langsung menerima penelitian di Fakultas Teknik Universitas
beban terbesar adalah lapisan permukaan. Tanjungpura.
Berdasarkan fungsinya aspal beton harus
2
1.4. Manfaat Penelitian nilai konstanta C, namun terkadang
Adapun manfaat dari penelitian ini dalam menentukan kadar aspal optimum
adalah didapatnya nilai kadar aspal yang digunakan bisa saja didapat
optimum dari berbagai komposisi perbedaan nilai terhadap aturan Bina
campuran pada pekerjaan Lapis Aspal Marga, hal ini mungkin saja dapat
Beton (Laston) yang digunakan pada disebabkan oleh nilai konstanta yang
penelitian di Laboraturium Fakultas digunakan atau karena kesalahan dalam
Teknik Universitas Tanjungpura. Hasil menentukan proporsi campuran agregat,
penelitian ini juga dapat digunakan maka dalam penelitian ini dirumuskan
sebagai acuan dalam penelitian suatu hipotesa yang akan dibuktikan
selanjutnya. dengan analisa regresi bahwa penelitian
yang telah dilakukan di Fakultas Teknik
1.5. Pembatasan Masalah Universitas Tanjungpura sudah sesuai
Mengingat banyaknya cakupan dengan aturan Bina Marga dalam
permasalahan yang terkandung dalam menentukan kadar aspal optimum dalam
penulisan penelitian ini dan untuk campuran Lapis Aspal Beton (Laston).
memberikan arah dan keseragaman
2. TINJAUAN PUSTAKA
terhadap pola pikir, sehingga pengkajian
terhadap objek penelitian dapat 2.1. Umum
memberikan hasil yang memuaskan.
Perkerasan jalan merupakan
Adapun pembatasan masalah yang telah
lapisan perkerasan yang terletak diantara
diambil dalam penulisan ini meliputi;
lapisan tanah dasar dan roda kendaraan,
a. Penulis hanya mengambil data-data
yang berfungsi memberikan pelayanan
material yang digunakan sebagai
kepada sarana transportasi, dan selama
campuran lapis perkerasan non
masa pelayanannya diharapkan tidak
struktural yaitu Lapis Aspal Beton
terjadi kerusakan yang berarti. Oleh
(Laston).
karena itu konstruksi jalan haruslah
b. Data yang diambil dari
dilakukan dengan baik untuk
Laboratorium Jalan Raya Fakultas
mendapatkan hasil yang maksimal seperti
Teknik Universitas Tanjungpura dan
yang direncanakan, maka perkerasanjalan
Perpustakaan Fakultas Teknik
dibuat berlapis-lapis. Lapisan paling atas
Universitas Tanjungpura.
disebut juga sebagai lapisan permukaan,
c. Data yang digunakan hanyalah
yang merupakan lapisan yang paling baik
data sekunder , penulis tidak
mutunya.
melakukan pengambilan data baru.
d. Data yang digunakan hanyalah
analisa data dari aturan Bina Marga.

1.6. Hipotesa
Kecenderungan penentuan kadar
aspal optimum yang digunakan pada
setiap penelitian umumnya sesuai dengan
aturan Bina Marga dalam menentukan
3
2.2. Laston gumpalan-gumpalan, bebas bahan
organic dan mudah lepas.
Lapisan aspal beton (Laston)
merupakan suatu lapisan pada
2.3.4 Aspal
konstruksi jalan yang terdiri dari
Aspal sebagai bahan pengikat
campuran aspal keras dan agregat
merupakan senyawa hidrokarbon
yang mempunyai gradasi menerus,
berwarna coklat gelap atau hitam yang
dicampur, dihampar pada suhu
terbentuk dari unsure-unsur asphaltenese
tertentu.
resins dan oils. Aspal pada lapisan keras
2.3. Unsur Pembentuk Laston jalan berfungsi sebagai bahan pengikat
Secara umum laston dibentuk oleh antar agregat untuk membentuk suatu
agregat kasar, agregat halus, filler dan cairan yang kompak, sehingga akan
aspal, yang akan diuraikan dibawah ini: memberikan kekuatan yang lebih besar
2.3.1 Agregat Kasar dari pada kekuatan masing-masing
Agregat kasar adalah agregat agregat.
dengan ukuran terkecil tertahan diatas Untuk menentukan penggunaan
saringan no 8 (2,38 mm ) atau partikel kadar aspal sesuai persyaratan yang
yang lebih besar 4,75 mm menurut ditetapkan Bina Marga digunakan rumus:
ASTM, lebih besar dari 2 mm menurut
AASTHO PB = 0,035 ( % CA ) + 0,045 ( % FA ) +
Agregat kasar berfungsi untuk 0,18 ( % FF ) + C
memberikan kekuatan pada campuran.
Bentuk serta permukaan yang diinginkan
2.4. Analisa Regresi
adalah yang kasar dan tidak bulat agar
dapat memberikan penguncian yang baik 2.4.1. Analisa Regresi Linier
dengan material lain. Sederhana
Analisis Regresi adalah analisis
2.3.2 Agregat Halus
yang mengukur pengaruh variabel bebas
Agregat halus adalah agregat terhadap variabel terikat. Pengukuran
dengan ukuran terkecil yang tertahan pengaruh ini melibatkan satu variabel
diatas saringan No.200 ( 0,74 mm ). bebas (X) dan variabel terikat (Y), yang
Agregat halus mempunyai fungsi untuk dinamakan analisis regresi linier
meningkatkan stabilitas campuran sederhana dengan rumus Y= a+bX. Nilai
melalui saling mengunci ( interlocking ) “a” adalah konstanta dan nilai “b” adalah
antar butir dan mengisi ruang antar koefisien regresi untuk variabel X.
agregat kasar. Harga ‘a’ dapat dicari dengan
rumus :
2.3.3 Bahan Pengisi ( Filler )
Bahan pengisi (filler) adalah
agregat yang dalam analisa gradasi
merupakan lolos saringan No. 200.
Bahan ini harus kering dan bebas dari

4
Harga ‘b’ dapat dicari dengan regresi ini adalah: Y = a lnX + b.
rumus:
2.4.4 Analisa Regresi Polinomial

Regresi polinomial merupakan


model regresi linier yang dibentuk
Koefisien regresi ‘b’ adalah dengan menjumlahkan pengaruh masing-
kontribusi besarnya perubahan nilai masing variabel prediktor (X) yang
variabel bebas, semakin besar nilai dipangkatkan meningkat sampai orde ke-
koefisien regresi maka kontribusi k. Secara umum, model regresi
perubahan semakin besar, demikian pula polinomial ditulis dalam bentuk :
sebaliknya akan semakin lecil. Kontribusi
perubahan variabel bebas (X) juga
ditentukan oleh koefisien regresi positif Y bbXbX2bXk
atau negatif. 
2.4.2. Analisa Regresi Exponensial Model di atas menunjukkan bentuk
Regresi eksponensial digunakan modifikasi dari model regresi linier
untuk menentukan fungsi eksponensial berganda, dimana X1=X, X2=X2,…,Xk=Xk
yang paling sesuai dengan sekumpulan sehingga dapat ditulis menjadi bentuk :
data. Regresi eksponensial ini merupakan
pengembangan dari regresi linear dengan Y b0 b1 X 1b2 X 2 b3 X 3 ... bk X k 
memanfaatkan fungsi logaritma. Salah
satu bentuk fungsi eksponensial adalah y
3. METODE PENELITIAN
aebx . Untuk menentukan kurva regresi
eksponensial, terlebih dahulu ditentukan 3.1. Metodologi Penelitian
koefisien regresinya dengan
Metodologi penelitian prosedur
menggunakan metode kuadrat terkecil
atau suatu cara untuk mengetahui sesuatu
sederhana. dengan mengetahui langkah-langkah
Fungsi eksponensial adalah fungsi
yang sistematis. Untuk menguji hipotesis
yang variabel bebasnya (x) merupakan
ahruslah dibuat sejumlah benda uji dan
pangkat dari suatu konstanta. Fungsi
test yang hasilnya nanti akan digunakan
eksponensial biasanya digunakan untuk untuk menguji hipotesis tersebut.
menggambarkan pertumbuhan atau
Untuk menentukan metode
peluruhan yang berlangsung secara
penelitian harus dipilih metode yang
kontinu dengan persentase perubahan
tepat sesuai dengan masalah dan tujuan
konstan. yang dirumuskan, agar dalam penelitian
2.4.3. Analisa Regresi Logaritmik tersebut diperoleh hasil yang optimal
sebagaimana yang diinginkan. Metode
Bentuk fungsi dari regresi yang digunakan dalam penelitian ini
logaritmik adalah: di mana variabel adalah metode Regresi Linier Berganda,
bebas Y berfungsi sebagai pangkat karena metode tersebut memungkinkan
(eksponen) dan variabel bebas X didapatkan hasil yang optimum.
mempunyai bentuk perpangkatan, model
5
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian a. Spesifikasi campuran
agregat untuk campuran
Untuk pelaksaan penelitian ini, HRS dari data Laboraturium
peneliti menggunakan data sekunder dari Jalan Raya Fakutas Teknik
penelitian di Laboraturium Jalan Raya Universitas Tanjungpura.
Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura b. Spesifikasi campuran
dan Perpustakaan Fakultas Teknik agregat untuk campuran
Universitas Tanjungpura. HRS dari data Perpustakaan
3.3. Teknik Pengumpulan Data Fakultas Teknik Universitas
Tanjungpura.
Cara yang digunakan dalam
pengumpulan antara data yang satu 1.4. Rencana Bagan Alir Penelitian
dengan yang lainnya mempunyai fungsi
yang berbeda, dan hendaknya digunakan Persiapan
secara tepat sesuai dengan tujuan
penelitian dan jenis data yang ingin Studi literatur
dikumpulkan.
Rekap data dari nilai kadar aspal
Menurut Drs. Marzuki dalam optimum dari data skunder
bukunya Metodologi Riset, proses
pengumpulan data dapat dilakukan
dengan berbagai macam cara, seperti: Batas kadar aspal optimum menurut bina
 Cara sensus marga
 Cara sampling
 Cara studi kasus Analsis statistik menggunakan:
- Regresi linier
Adapun mengenai informasi atau - Regresi eksponensial
data yang diperoleh, dapat kita bedakan - Regresi logaritmik
berdasarkan sumbernya, yaitu: - Regresi polynomial
I. Data primer, yaitu data yang
diperoleh sumber-sumber primer,
yakni sumber asli yang memuat Kesimpulan dan saran
data atau informasi tersebut. Data
Gambar 1. Bagan alir penelitian
primer diperoleh peneliti itu
sendiri setelah mengamati 4. HASIL DAN ANALISIS
langsung dari sumbernya. PENELITIAN
II. Data sekunder, yaitu data yang
diperoleh dari sumber yang 4.1. Hasil Penelitian
bukan asli yang memuat data Dari penelitian mengenai
atau informasi tersebut. Estimasi Kadar Aspal Optimum Pada
Laston Berdasarkan Data Historis
Dalam penelitian ini hanya
Penelitian di Fakultas Teknik Universitas
menggunakan data sekunder,
Tanjungpura adalah untuk mengetahui
yaitu:
penggunaan kadar aspal optimum dan
6
penggunaan nilai konstanta C pada jenis Tabel 1. Hasil Pengumpulan Data
perkerasan Laston dari penelitian – Sekunder
penelitian yang sudah dilakukan di
Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
dengan menggunakan beberapa analisa
regresi
4.1.1. Hasil Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data yang
digunakan adalah data sekunder dari
kadar aspal optimum dan persentase
agregat dari campuran Laston. Dari hasil
pengumpulan data di Laboratorium Jalan
Raya Fakultas Teknik Universitas
Tanjungpura dan Perpustakaan Fakultas
Teknik Universitas Tanjungpura,.
Nantinya data – data tersebut akan di
analisa dengan menggunakan beberapa
analisa regresi untuk mendapatkan
rentang antara pada kadar aspal optimum
dan besaran nilai konstanta C, dan dari
hasil analisa yang telah didapat akan
diketahui persentase yang paling besar
dari analisa regresi yang mana persentase
terbesar adalah hasil yang paling
mendekati dari keseluruhan data, adapun
data tersebut terangkum dalam tabel 1.

Gambar 2. Grafik Perbandingan KAO


Asli dan KAO Campuran.

Dari grafik di atas dapat dilihat


bahwa nilai KAO asli dan KAO
campuran memiliki berbedaan nilai, hal

7
ini terjadi karena dengan penambahan Y : 6,54 (Dari rata – rata nilai KAO
beberapa jenis bahan adiktif pada sebanyak 15 data)
campuran dapat menyerap aspal lebih X1 : 46,53 (Dari rata – rata nilai
tinggi dibandingkan tanpa bahan adiktif. Agregat Kasar sebanyak 15 data)
Namun terdapat juga beberapa campuran X2 :46,73 (Dari rata – rata nilai
dengan tambahan bahan adiktif memiliki Agregat Halus sebanyak 15 data)
nilai KAO yang lebih rendah X3 : 6,73 (Dari rata – rata nilai Filler
dibandingkan tanpa tambahan bahan sebanyak 15 data)
adiktif, hal ini terjadi karena beberapa
bahan adiktif mampu memperbaiki sifat – Maka untuk mendapatkan nilai
sifat aspal. konstanta C tersebut, maka harus
mensubtitusikan nilai besaran persentase
masing – masing agregat pada persamaan
4.2. Analisa Perhitungan rumus bina marga tersebut, dan selisih
Setelah memperoleh data – data antara nilai subtitusi dan besaran nilai
proporsi campuran maka data di rangkum kadar aspal optimum adalah nilai
dan diolah untuk menentukan nilai rata – konstanta C yang kita cari. Untuk
rata, nilai maksimum dan minimum dari mendapatkan nilai C , maka kita harus
masing – masing fraksi, untuk mensubtitusikan besaran persentase
mendapatkan rentang antara pada kadar masing – masing agregat ke dalam
aspal optimum dan persen masing – persamaan bina marga, contohnya
masing agregat, hasil rekap data dapat sebagai berikut:
dilihat pada tabel 2 : Disubtitusikan nilai besaran
persentase agregat pada persamaan bina
marga,
Tabel 2. Rekap data sekunder KAO asli
PB = 0,035 (%CA) + 0,045 (%FA) +
0,18 (%FF) + C
6,15 = 0,035 (50) + 0,045 (43) + 0,18
(7) + C
6,15 = 1,750 + 1,935 + 1,260 + C
6,15 = 4,945 + C
C = 6,15 – 4,945
C = 1,205

Untuk baris kedua, ketiga dan


selanjutnya dilakukan cara yang sama
sehingga diperoleh hasil seperti seperti
pada tabel 3.

Dari data – data tabel di atas didapat rata


– rata nilai sebagai berikut :
8
Tabel 3. Hasil Perhitungan Pengolahan Dari kurva linier di atas didapat
Data Untuk Nilai Konstanta hasil bahwa semakin besar kadar aspal
optimum maka semakin besar pula
besaran nilai konstanta pada perkerasan
Laston. Hasil tersebut di perkuat dengan
nilai R2 = 0,932, dimana R2 adalah
koefisien determinasi, diartikan sebagai
seberapa besar kemampuan semua
variabel bebas dalam
menjelaskan varians dari variabel
terikatnya. Secara sederhana koefisien
determinasi dihitung dengan
mengkuadratkan Koefisien Korelasi (R).
Setelah didapat keseluruhan nilai Dengan nilai R2 = 0,932 maka
konstanta C dari data yang telah di dapat, menjelaskan bahwa KAO (Kadar Aspal
selanjutnya nilai konstanta C tersebut Optimum) mempengaruhi nilai Konstanta
dibandingkan dengan kadar aspal Laston sebesar 0,932 atau 93%.
optimumnya dengan menggunakan Dari kurva linier tersebut juga
beberapa analisa regresi sehingga apabila dapat dicari rentang dari nilai C dengan
diplotkan pada sebuah grafik maka akan menggunakan persamaan linier antara
di dapatkan sebuah simpulan dari perbandingan nilai konstanta nilai C dan
gambaran pola pada grafik hasil kadar aspal optimum, dimana
perbandingan antara kadar aspal persamaannya adalah :
optimum dengan nilai konstanta C pada
Laston.
Y = 1,047 x – 5,252...............(4.1)
4.2.1. Analisa Regresi Linier
Dari data yang telah didapatkan, Dimana Y adalah nilai konstanta C yang
grafik linier hasil perbandingan antara di cari, dan nilai x di ambil dari nilai
kadar aspal optimum dengan nilai minimum kadar aspal optimum (KAO),
konstanta C pada perkerasan Laston dan yaitu 6 dan nilai maksimum dari kadar
grafiknya dapat dilihat pada gambar 3 : aspal optimum (KAO), yaitu 7

Untuk nilai konstanta C terkecil adalah,


Ymin = (1,047x(6)) – 5,252
= 1,03

Untuk nilai konstanta C terbesar adalah,


Ymax = (1,047x(7)) – 5,252
= 2,077

Sehingga pada kadar aspal optimum


(KAO) 6 – 7 dari data yang telah di
Gambar 3. Grafik Konstanta (C) terhadap
dapat, nilai konstanta C pada persamaan
KAO Pada Linier
9
analisa regresi linier dari hasil penelitian antara perbandingan nilai konstanta nilai
berada pada 1,03 – 2,077. C dan kadar aspal optimum, dimana
persamaannya adalah :
4.2.2. Analisa Regresi Exponensial
Y = 0,016e0,696X......................(4.2)
Perbandingan antara KAO dan
Konstanta C pada kurva regresi
Dimana Y adalah nilai konstanta C yang
exponensial dari 15 historis penelitian di
di cari, dan nilai x di ambil dari nilai
Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
minimum kadar aspal optimum (KAO),
dapat dilihat pada gambar 4:
yaitu 6 dan nilai maksimum dari kadar
aspal optimum (KAO), yaitu 7.

Untuk nilai konstanta C terkecil adalah,


Ymin = 0,016e0,696(6)
= 1,041
Untuk nilai konstanta C terbesar adalah,
Ymax = 0,016e0,696(7)
= 2,089
Sehingga pada kadar aspal optimum
(KAO) 6 – 7 dari data yang telah di dapat
Gambar 4. Grafik Konstanta (C) terhadap dari 15 histori penelitian di Fakultas
KAO Pada Exponensial teknik Universitas Tanjungpura, nilai
konstanta C pada persamaan dari hasil
penelitian dengan analisa regresi
Dari kurva exponensial di atas exponensial berada pada 1,041 – 2,089.
didapat hasil bahwa semakin besar kadar
aspal optimum maka semakin besar pula
besaran nilai konstanta pada perkerasan 4.2.3 Analisa Regresi Logaritmik
Lataston atau HRS. Hasil tersebut di Dari setiap analisa regresi yang
perkuat dengan nilai R2 = 0,904, dimana dilakukan akan dilihat nilai R2 dari
R2 adalah koefisien determinasi, diartikan analisa regresi yang dilakukan, sehingga
sebagai seberapa besar kemampuan dari persamaan yang didapat dan nilai R2
semua variabel bebas dalam yang lebih besar diharapkan besaran hasil
menjelaskan varians dari variabel yang didapat adalah besaran nilai yang
terikatnya. Secara sederhana koefisien paling mendekati. Kurva Logaritmik dari
determinasi dihitung dengan hasil perbandingan antara KAO dan
mengkuadratkan Koefisien Korelasi (R). Konstanta C dari 15 histori penelitian
Dengan nilai R2 = 0,904 maka yang dilakukan di Fakultas Teknik
menjelaskan bahwa KAO (Kadar Aspal Universitas Tanjungpura dapat dilihat
Optimum) mempengaruhi nilai Konstanta pada gambar 5 :
C sebesar 0,904 atau 90,4 %.
Dari kurva exponensial tersebut
juga dapat dicari rentang dari nilai C
dengan menggunakan persamaan linier
10
yaitu 6 dan nilai maksimum dari kadar
aspal optimum (KAO), yaitu 7.

Untuk nilai konstanta C terkecil adalah,


Ymin = 6,819ln(6) - 11,20
= 1,018

Untuk nilai konstanta C terbesar adalah,


Ymax = 6,819ln(7) - 11,20
= 2,069
Gambar 5. Grafik Konstanta (C) terhadap
KAO Pada Logaritmik Sehingga pada kadar aspal optimum
(KAO) 6 – 7 dari data yang telah di dapat
dari 15 histori penelitian di Fakultas
Dari kurva logaritmik di atas teknik Universitas Tanjungpura, nilai
didapat hasil bahwa semakin besar kadar konstanta C pada persamaan dari hasil
aspal optimum maka semakin besar pula penelitian dengan analisa regresi
besaran nilai konstanta pada perkerasan logaritmik berada pada 1,018 – 2,069.
Laston. Hasil tersebut di perkuat dengan
nilai R2 = 0,933, dimana R2 adalah 4.2.4. Analisa Regresi Polynomial
koefisien determinasi, diartikan sebagai Dari analisa regresi yang telah kita
seberapa besar kemampuan semua lakukan, kita dapat mengetahui hubungan
variabel bebas dalam antara KAO dan konstanta C dari 15
menjelaskan varians dari variabel histori penelitian yang telah dilakukan di
terikatnya. Secara sederhana koefisien Fakultas Teknik Universitas
determinasi dihitung dengan Tanjungpura. Namun kita akan
mengkuadratkan Koefisien Korelasi (R). menambahkan satu lagi analisa regresi
Dengan nilai R2 = 0,933 maka sebelum menarik kesimpulan di akhir
menjelaskan bahwa KAO (Kadar Aspal penelitian ini.
Optimum) mempengaruhi nilai Konstanta Adapun analisa regresi yang akan
C sebesar 0,933 atau 93,3 %. dilakukan adalah analisa regresi
Dari kurva logaritmik tersebut juga polynomial dari hubungan perbandingan
dapat dicari rentang dari nilai C dengan antara kadar aspal optimum (KAO) dan
menggunakan persamaan linier antara konstanta C dari 15 histori penelitian di
perbandingan nilai konstanta nilai C dan Fakultas Teknik Universitas
kadar aspal optimum, dimana Tanjungpura, dan hasil dari analisa
persamaannya adalah : regresi polynomial tersebut di tampilkan
dalam gambar 6:
Y = 6,819ln(X) – 11,20

Dimana Y adalah nilai konstanta C yang


di cari, dan nilai x di ambil dari nilai
minimum kadar aspal optimum (KAO),

11
Ymin = -0,159x(6)2 + 3,121x – 11,99
= 1,012

Untuk nilai konstanta C terbesar adalah,


Ymax = -0,159x(7)2 + 3,121x – 11,99
= 2,066

Sehingga pada kadar aspal optimum


(KAO) 6 – 7 dari data yang telah di dapat
Gambar 6. Grafik Konstanta (C) terhadap dari 15 histori penelitian di Fakultas
KAO Pada Polynomial teknik Universitas Tanjungpura, nilai
konstanta C pada persamaan dari hasil
Dari kurva Polynomial di atas penelitian dengan analisa regresi
didapat hasil bahwa semakin besar kadar Polynomial berada pada 1,012 – 2,066.
aspal optimum maka semakin besar pula
besaran nilai konstanta pada perkerasan Dari hasil analisa regresi yang telah di
Laston. Hasil tersebut di perkuat dengan lakukan dengan menggunakan data dari
nilai R2 = 0,934, dimana R2 adalah hasil 15 histori penelitian yang telah
koefisien determinasi, diartikan sebagai dilakukan di Fakultas Teknik Universitas
seberapa besar kemampuan semua Tanjungpura terdapat perbedaan pada
variabel bebas dalam nilai konstanta C dan dengan nilai R yang
menjelaskan varians dari variabel berbeda, untuk mempermudah dalam
terikatnya. Secara sederhana koefisien memperhatikan hasil dari analisa
determinasi dihitung dengan tersebut, rangkuman dari tiap-tiap analisa
mengkuadratkan Koefisien Korelasi (R). regresi dapat dilihat dalam tabel 4.
Dengan nilai R2 = 0,934 maka
menjelaskan bahwa KAO (Kadar Aspal Tabel 4. Hasil analisa regresi terhadap
Optimum) mempengaruhi nilai Konstanta perbandingan KAO dan Konstanta C
C sebesar 0,934 atau 93,4 %.
Dari kurva Polynomial tersebut
juga dapat dicari rentang dari nilai C
dengan menggunakan persamaan linier
antara perbandingan nilai konstanta nilai
C dan kadar aspal optimum, dimana Dari tabel diatas pada kurva
persamaannya adalah : Polynomial persentase data mencapai
93,4 % dimana hasil dari persamaan
Y = -0,159X2 + 3,121X – 11,99........(4.4) analisa regresi Polynomial berarti paling
mendekati dengan derajat kepercayaan
Dimana Y adalah nilai konstanta C yang 93,4 %. Dari hasil tersebut terlihat
di cari, dan nilai x di ambil dari nilai dengan rentang kadar aspal optimum
minimum kadar aspal optimum (KAO), (KAO) 6 – 7 di dapatkan rentang nilai
yaitu 5 dan nilai maksimum dari kadar konstanta C adalah 1,012 – 2,066,
aspal optimum (KAO), yaitu 7,5. sehingga dari penelitian ini didapatkan
bahwa kadar aspal optimum (KAO) pada
Untuk nilai konstanta C terkecil adalah,
12
data 15 histori penelitian yang dilakukan Berdasarkan tabel 5 dan tabel 6
di Fakultas Teknik Universitas menunjukan bahwa ada perbedaan nilai
Tanjungpura sebesar 6 % - 7 % dan dari KAO dan konstanta C dari 15 histori
penelitian ini pula dapat ditarik penelitian yang dilakukan di Fakultas
kesimpulan bahwa nilai konstanta C yang Teknik Universitas Tanjungpura terhadap
digunakan pada penelitian – penelitian ketentuan Bina Marga. Jadi hasil tersebut
yang dilakukan di Fakultas Teknik tidak dapat menjawab dari hipotesa
Universitas Tanjungpura sebesar 1,012 – sebelumnya.
2,066.
5. PENUTUP
Sehingga dari hasil analisa data – 5.1. Kesimpulan
data 15 historis penelitian yang Berdasarkan pengamatan dan analisa
digunakan di Fakultas Teknik Universitas yang diperoleh dari hasil penelitian yang
Tanjungpura dan persamaan yang telah dilakukan di Laboratorium, maka
digunakan oleh Bina Marga untuk dapat di tarik beberapa kesimpulan,
mendesain campuran perkerasan Laston yaitu:
dapat di tampilkan dalam tabel 5. 1.a. Perhitungan dengan menggunakan
analisa pada data historis penelitian
Tabel 5. Persamaan Hasil Penelitian dan di Fakultas Teknik Universitas
Bina Marga di tinjau dari perbedaan Tanjungpura yang telah
konstanta C dikumpulkan didapatkan nilai rata -
rata Kadar Aspal Optimum sebesar
6,54 (Enam Koma Lima Empat).

b. Perhitungan dengan menggunakan


analisa pada data historis penelitian
di Fakultas Teknik Universitas
Dari hasil penelitian ini juga di Tanjungpura yang telah
dapatkan estimasi kadar aspal optimum dikumpulkan didapatkan nilai rata -
yang digunakan dari 15 histori penelitian rata untuk agregat kasar sebesar
yang dilakukan di Fakultas Teknik 46,53 (Empat Puluh Enam Koma
Universitas Tanjungpura yang jika di Lima Tiga).
bandingkan dengan Bina Marga, data c. Perhitungan dengan menggunakan
tersebut dapat dilihat pada tabel 6 : analisa pada data yang historis
penelitian di Fakultas Teknik
Tabel 6 Persamaan Hasil Penelitian dan Universitas Tanjungpura telah
Bina Marga di tinjau dari perbedaan dikumpulkan didapatkan nilai rata -
kadar aspal rata untuk agregat halus sebesar
46,73 (empat Puluh Enam Koma
Tujuh Tiga).
d. Perhitungan dengan menggunakan
analisa pada data historis penelitian
di Fakultas Teknik Universitas
Tanjungpura yang telah
13
dikumpulkan didapatkan nilai rata - pembuatan penelitian ini di
rata untuk Filler sebesar 6,73 (Enam gunakan sebagai dasar penelitian
Koma Tujuh Tiga). selanjutnya, antara lain :
2.a. Nilai konstanta C untuk perkerasan 1. Perlu dilakukan pembuatan benda
Lapis Aspal Beton (Laston) pada 15 uji dari hasil perhitungan regresi
data historis penelitian di Fakultas dengan proporsi yang sudah di
Teknik Universitas Tanjungpura dapatkan, untuk mengetahui
didapatkan nilai rentang pada kadar parameter penilaian bahan yang
aspal optimum (KAO) 6 – 7 adalah digunakan dan penambahan data
antara 1,012 – 2,066. Jika nilai penelitian agar lebih mendukung
konstanta dibandingkan dengan hasil yang didapat.
kadar aspal optimum pada masing – 2. Perlu dilakukan juga pada jenis
masing proporsi campuran dari 15 perkerasan Lataston dan Latasir.
data histori penelitan di Fakultas
Teknik Universitas Tanjungpura 3. Untuk penelitian selanjutnya,
mengenai campuran perkerasan sebaiknya dilakukan penelitian lebih
Lapis Aspal Beton (Laston) dapat di lanjut untuk mengetahui penyebab
simpulkan bahwa semakin besar dari perbedaan hasil antara analisa
nilai Konstanta C pada persamaan regresi dan Bina Marga.
Bina Marga maka nilai Kadar Aspal DAFTAR PUSTAKA
Optimum (KAO) akan semakin
besar. Dessy Sugiarti, 2003, “Tinjauan
penggunaan filler arang tempurung
2.b. Berdasarkan persamaan hasil kelapa (ATK) dalam campuran
penelitian dan bina marga di tinjau laston”,Skripsi sipil, Fakultas
dari perbedaan konstanta pada tabel Teknik Universitas Tanjungpura.
4.5 dan tabel 4.6 menunjukan bahwa
ada perbedaan nilai KAO dan Ekawati, 1997, “Penggunaan filler dari
konstanta C dari 15 histori penelitian bahan batu gamping (Limestone)
yang dilakukan di Fakultas Teknik dan batu apung (Pumice) pada
Universitas Tanjungpura terhadap laston”, Skripsi sipil, Fakultas
ketentuan bina marga. Jadi hasil Teknik Universitas Tanjungpura.
tersebut tidak dapat menjawab dari
hipotesa sebelumnya. Elnita, 2005, “Perubahan karakteristik
laston akibat pengaruh rendaman
6.2. Saran air”, Skripsi sipil, Fakultas Teknik
Universitas Tanjungpura.
Dari hasil penelitian Estimasi
Kadar Aspal Optimum Pada Gunawan, 2005, “Pemanfaatan bahan
Laston Berdasarkan Data Historis limbah karet ban luar sebagai
Penelitian di Fakultas Teknik bahan adiktif untuk meningkatkan
Universitas Tanjungpura. Penulis keawetan campuran beton aspal”,
mencoba memberikan saran – Skripsi sipil, Fakultas Teknik
saran apabila dikemudian hari Universitas Tanjungpura.
14
Gunawan, 2001, “Pengaruh penambahan Priadi, 1996, “Kontribusi abu ketel
sampah plastik keras dalam aspal (Filler) terhadap laston”, Skripsi
sebagai bahan adiktif pada sipil, Fakultas Teknik Universitas
campuran laston”, Skripsi sipil, Tanjungpura.
Fakultas Teknik Universitas
Tanjungpura. Syaifuddin, 1996, “Pengaruh
penggunaan agregat bentuk bulat
Guntoro Wahyudi, 2005, “Pengaruh dan pecah terhadap laston”, Skripsi
rendaman air asin terhadap sipil, Fakultas Teknik Universitas
kekuatan campuran aspal pada Tanjungpura.
laston”, Skripsi sipil, Fakultas
Teknik Universitas Tanjungpura. Syarifah Rosidah, 2007, “Pengaruh
semen putih sebagai filler terhadap
Heri Suriana, 1992, “Pengaruh tebal kekuatan laston”, Skripsi sipil,
lapisan aspal film terhadap Fakultas Teknik Universitas
kekuatan campuran laston”, Skripsi Tanjungpura.
sipil, Fakultas Teknik Universitas
Tanjungpura. Yuliasa Oetami, 1998, “Pengaruh
pemadatan temperatur rendah
Ishak, 1997, “Studi pemanfaatan serbuk terhadap stabilitas dengan
kayu pada campuran laston adukan penggunaan sebagai kadar aspal
panas”, Skripsi sipil, Fakultas pada campuran laston”, Skripsi
Teknik Universitas Tanjungpura. sipil, Fakultas Teknik Universitas
Tanjungpura.
Muhamad Fahrul Razi, 2008,
“Pemanfaatan abu ampas tebu Kholisoh, Luluk. Statistika Dan
sebagai filler pada campuran Probabilitas, Gunadarma.
perkerasan aspal beton”, Skripsi
sipil, Fakultas Teknik Universitas Saodang, Hamirhan. 2005. Konstruksi
Tanjungpura. Jalan Raya, Bandung : Nova.

Muksin, 2003, “Pemanfaatan kombinasi Sugiyono. 2013. Statistika Untuk


abu sawit dengan abu batu sebagai Penelitian, Bandung : Alfabeta
filler pada laston terhadap
karakteristik campuran berdasarkan Sukirman, Silvia, 1999,”Perkerasan
uji marsall”, Skripsi sipil, Fakultas Lentur Jalan Raya”. Bandung:
Teknik Universitas Tanjungpura. Nova.

Peulinus edo radelaga, 2009,“Pengaruh Sukirman, Silvia. 1999. Perkerasan


penambahan karet alam sebagai Lentur Jalan Raya. Bandung : Nova.
bahan adiktif dalam campuran
laston”, Skripsi sipil, Fakultas
Teknik Universitas Tanjungpura.

15

Anda mungkin juga menyukai