Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN KERJA PRAKTIK LAPANGAN

KALIBRASI ANAK TIMBANGAN DENGAN PERBEDAAN

MATERIAL DI SUHU YANG BERBEDA

Disusun Oleh :
Farhan Rimba Adima
NIM
A017039

PROGRAM STUDI D3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI


AKADEMI METROLOGI DAN INSTRUMENTASI
KEMENTERIAN PERDAGANGAN
2018
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK LAPANGAN

Judul : Kalibrasi Anak Timbangan dengan Perbedaan material di


suhu yang berbeda
Penyusun
1) Nama : Farhan Rimba Adima
2) NIM : A017039
Program Studi : Metrologi dan Instrumentasi
Waktu Pelaksanaan : 17 Juni – 9 Agustus 2019
Tempat Pelaksanaan : Badan Standardisasi Metrologi Legal Regional II

Yogyakarta, 9 Agustus 2019


Pembimbing Akmet Pembimbing Perusahaan/Instansi

Nandang Gunawan TW, S,Si., M.T. Burhanudin, ST. MT.


NIP. 197406182008011007 NIP. 198206072008011011

Mengesahkan,
Ketua Program Studi
D3 Metrologi dan Instrumentasi,

Vera Firmansyah, M.Si.


NIP. 198303032006041004

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan Kerja Praktek Lapangan. Dalam
penulisan laporan ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan
hasil laporan yang baik dengan benar, Tak lepas dari keterbatasan pengetahuan, penulis
juga menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, akan sangat
sulit bagi penulis untuk menyelesaikan laporan Kerja Praktek Lapangan ini. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Nandang Gunawan Tunggal Waras, S,Si., M.T.selaku dosen pembimbing yang


telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis
dalam penyusunan laporan Kerja Praktek Lapangan ini;
2. Drs. Anis Zukri, M.Si , selaku Kepala Balai Instansi Balai Standardisasi
Metrologi Legal Regional II
3. Marju Hartono, A.Md , selaku Pembimbing Perusahaan/Instansi Balai
Standardisasi Metrologi Legal Regional II yang telah membimbing selama
kurang lebih dua bulan dalam kegiatan Kerja Praktek Lapangan ini;
4. Arum Setianingsih, A.Md, selaku Pembimbing Perusahaan/Instansi Balai
Standardisasi Metrologi Legal Regional II yang telah membimbing selama
kurang lebih dua bulan dalam kegiatan Kerja Praktek Lapangan ini;
5. Pegawai Balai Standardisasi Metrologi Legal Regional II yang telah banyak
membantu dalam usaha memperoleh data yang penulis perlukan;
6. Orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan bantuan dukungan
material dan moral;
7. Rekan dan teman-teman sekalian yang telah banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan laporan Kerja Praktek Lapangan ini.

iii
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga laporan Kerja Praktek Lapangan
ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Yogyakarta, 9 Agustus 2019


Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ................................…….........................………….............. iii
DAFTAR ISI ........................................................................................…............. v
DAFTAR GAMBAR .………................……………................……………...…........ vii
DAFTAR TABEL ...……….................……………………….…….......................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ..……………………….................................................. 1
1.1 Latar Belakang Kegiatan...........…………............................................... 1
1.2 Ruang Lingkup Kegiatan ............................................................…….... 2
1.3 Waktu dan tempat pelaksanaan ……......................................……….... 2
1.4 Tujuan dan Kegunaan …........……….............................…..……….…… 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...……………………….....……………………........ 4
2.1 Kalibrasi....................................…………............................................... 4
2.1.1 Tujuan Kalibrasi................................................................................ 4
2.1.2 Manfaat Kalibrasi.............................................................................. 4
2.1.3 Prinsip Dasar Kalibrasi..................................................................... 5
2.1.4 Hasil Kalibrasi................................................................................... 5
2.1.5 Persyaratan Kalibrasi........................................................................ 5
2.2 Anak Timbangan ........................................................................…….... 6
2.2.1 Massa Nominal Anak Timbangan..................................................... 6
2.2.2 Massa Konvensional Anak Timbangan............................................. 6
2.2.3 Kelas Ketelitian (Accuracy)............................................................... 6
2.2.4 Bentuk Anak Timbangan................................................................... 7
2.2.5 Bahan Anak Timbangan.................................................................... 7
2.2.6 Kontruksi dan Dimensi Anak Timbangan.......................................... 7
2.2.7 Massa Jenis Anak Timbangan.......................................................... 8
2.2.8 Kondisi Permukaan Anak Timbangan............................................... 8
2.2.9 Ketertelusuran Anak Timbangan....................................................... 8

v
2.3 Metode............................................……................................................. 9
2.3.1 Metode Kalibrasi Anak Timbangan................................................... 9
2.3.2 Seri Penimbangan dalam Pengujian Anak Timbangan..................... 9
2.3.3 Acuan Kalibrasi Anak Timbangan..................................................... 9
BAB III HASIL PELAKSAAN KPL........................................................................ 11
3.1 Unit Kerja KPL .......................………….................................................. 11
3.1.1 Kedudukan........................................................................................ 11
3.1.2 Wilayah Kerja Reginal II.................................................................... 11
3.1.3 Dasar Hukum dan Peraturan Terkait................................................. 11
3.1.4 Tugas Pokok dan Fungsi .................................................................. 12
3.1.5 Struktur Organisasi ........................................................................... 13
3.2 Uraian Kerja Praktek Lapangan................................................…..…..... 13
3.3 Pembahasan Hasil KPL …….................................................……..……. 13
3.3.1 Kalibrasi AT dengan perbedaan material di suhu berbeda............... 13
BAB IV PENUTUP ................................................................................................ 16
4.1 Simpulan................................................................................................. 16
4.2 Saran...................................................................................................... 16
LAMPIRAN

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Ketertelusuran Anak Timbangan....................................................8

Gambar 3.1 Struktur Organisasi ........................................................................13

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Bentuk Lempengan Berdasarkan Nilai Massa Nominal AT...................7

Tabel 2.2 Jumlah seri minimum berdasarkan kelas………………………………..10

Tabel 3.1 Pengujian di luar Lab............................................................................14

Tabel 3.2 Pengujian di dalam Lab........................................................................14

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Perhitungan CSIRO………………………………………………..L-1

Lampiran 2. Sertifikat AT Standar F1……………………..…………………….L-7

Lampiran 3. Halaman Pengesahan……………………………………………..L-8

Dokumentasi Kegiatan Praktek Lapanga

x
ix
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kegiatan


Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya
terhadap suatu standar atau satuan ukur. Pengukuran telah menjadi salah satu
dari bagian kehidupan yang berjalan secara alami dikehidupan masyarakat sejak
jaman dahulu. Salah satu pengukuran yang paling banyak ditemukan di
masyarakat luas adalah pengukuran berat, yaitu dalam hal jual beli. Hampir tidak
mungkin dalam kehidupan ini melakukan proses jual beli tanpa menggunakan
unsur yang berkaitan dengan timbangan, anak timbangan, berat, dan ukuran.
Kebenaran hasil pengukuran dalam proses pengukuran dengan menggunakan
alat-alat ukur, takar, timbang, dan perlengkapannya (UTTP) harus dapat
dipertanggungjawabkan. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi kepentingan
umum. Oleh karena itu untuk menjaga kualitas dari UTTP diperlukan proses
kalibrasi, tera, dan tera ulang. Salah satu dari jenis UTTP menurut metrologi legal
adalah Anak timbangan.
Anak timbangan (AT) adalah benda ukur massa diperuntukkan atau dipakai
sebagai pelengkap pada alat timbang yang menentukan hasil penimbangan.
Karakter fisik dan metrologisnya diatur, yang meliputi: harga nominal, bahan,
konstruksi, dimensi, massa jenis, kondisi permukaan, penandaan dan kesalahan
maksimumnya. Peraturan tentang karakteristik dan sifat metrologis anak
timbangan diatur berdasarkan Surat Edaran Direktur Metrologi tanggal 29 juni
1999 No. 4599/ Dirmet-1.1/ VI/ 1999. Massa nominal anak timbangan disusun
berdasarkan kelipatan : 1, 2, 2, 5 dan 10, mulai 1 mg hingga 50 kg. Masing-masing
anak timbangan sesuai dengan harga nominal dan kelasnya mempunyai batas
kesalahan yang diijinkan (BKD). Makin tinggi kelasnya makin kecil BKD-nya.
Untuk mengetahui apakah anak timbangan memenuhi BKD sehingga dalam
penggunaan tidak merugikan masyarakat, maka perlu dilakukan peneraan
terhadap anak timbangan tersebut. Dan untuk menjaga ketertelusuran anak
timbangan ke standar nasional maupun standar internasional maka secara
periodik anak timbangan tersebut harus dikalibrasi.
2

Berbicara tentang kalibrasi, kalibrasi sendiri menurut ISO/IEC Guide


17025:2005 dan Vocabulary of International Metrology (VIM) adalah serangkaian
kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen
ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan
nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam
kondisi tertentu.
Atau dengan kata lain kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran
konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara
membandingkan terhadap standar ukur yang mampu telusur (traceable) ke
standar nasional maupun internasional untuk satuan ukuran dan/atau
internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi. Fungsi dari kalibrasi sendiri
adalah untuk menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai
dengan spesifikasinya, dan menjamin hasil-hasil pengukuran sesuai dengan
standar Nasional maupun Internasional.
Pada praktek di lapangan proses kalibrasi tidak dapat disesuaikan kondisi
seperti aturan yang semestinya. Maka dari itu penera harus mengetahui anak
timbangan apa yang tahan dengan kondisi yang ada lapangan. Hal ini berarti anak
timbangan memiliki daya tahan terhadap temperatur yang dinilai lebih besar dari
temperatur yang seharusnya.

1.2 Ruang Lingkup Kegiatan


Kegiatan yang dilakukan selama kerja praktik lapangan di Badan
Standardisasi Metrologi Legal Regional II meliputi :
a. Kalibrasi Anak Timbang (AT)
b. Kalibrasi Timbangan Elektronik (TE)
c. Kalibrasi Bejana Ukur (BU)

1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Kerja Praktek Lapangan ini dilaksanakan selama 8 minggu terhitung tanggal
17 Juli 2019 hingga 9 Agustus 2019 (42 hari kerja) di Badan Standardisasi
Metrologi Legal Regional II.
3

1.4 Tujuan dan Kegunaan


Tujuan penulisan laporan sesuai topik ini yaitu :
1. Menentukan material anak timbangan yang tepat pada kondisi tertentu lebih
tepatnya pada saat kondisi yang tidak terkondisikan.
2. Menentukan nilai error dan koreksi pada perhitungan dari pengujian anak
timbangan.
Adapun kegunaan atau manfaat yang ingin didapat dari penulisan laporan sesuai
topik yang dibahas yaitu :
1. Menambah wawasan penulis supaya mengetahui anak timbangan yang
tepat untuk digunakan untuk kondisi yang tidak terkondisikan.
2. Menambah wawasan penulis supaya mengetahui karakteristik setiap anak
timbangan berdasarkan materialnya.
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kalibrasi
Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International
Metrology (VIM) adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara
nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang
diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan
dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. Dengan kata lain, Kalibrasi
adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukkan
alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar ukur
yang mampu telusur (traceable) ke standar nasional maupun internasional untuk
satuan ukuran dan/atau internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi.

2.1.1 Tujuan Kalibrasi


a. Mencapai ketertelusuran pengukuran. Hasil pengukuran dapat
dikaitkan/ditelusur sampai ke standar yang lebih tinggi/teliti (standar
primer nasional dan / internasional), melalui rangkaian perbandingan
yang tak terputus.
b. Menentukan deviasi (penyimpangan) kebenaran nilai konvensional
penunjukan suatu instrument ukur.
c. Menjamin hasil-hasil pengukuran sesuai dengan standar Nasional
maupun Internasional.

2.1.2 Manfaat Kalibrasi


a. Menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai dengan
spesefikasinya.
b. Untuk mendukung sistem mutu yang diterapkan di berbagai industri pada
peralatan laboratorium dan produksi yang dimiliki.
c. Bisa mengetahui perbedaan (penyimpangan) antara harga benar dengan
harga yang ditunjukkan oleh alat ukur.
5

2.1.3 Prinsip Dasar Kalibrasi


a. Objek Ukur (Unit Under Test).
b. Standar Ukur(Alat standar kalibrasi, Prosedur/Metrode standar (Mengacu
ke standar kalibrasi internasional atau prosedur yg dikembangkan sendiri
oleh laboratorium yg sudah teruji (diverifikasi).
c. Operator / Teknisi ( Dipersyaratkan operator/teknisi yg mempunyai
kemampuan teknis kalibrasi (bersertifikat).
d. Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 bahwa semua alat ukur setelah
melewati mobilisasi atau pergeseran dari satu tempat ke tempat lainnya,
maka sebaiknya di lakukan kalibrasi menyeluruh untuk mendapatkan
keakuratan.
e. Lingkungan yg dikondisikan (Suhu dan kelembaban selalu dikontrol,
Gangguan faktor lingkungan luar selalu diminimalkan & sumber
ketidakpastian pengukuran).

2.1.4 Hasil Kalibrasi


a. Nilai Objek Ukur.
b. Nilai Koreksi/Penyimpangan.
c. Nilai Ketidakpastian Pengukuran(Besarnya kesalahan yang mungkin
terjadi dalam pengukuran, dievaluasi setelah ada hasil pekerjaan yang
diukur & analisis ketidakpastian yang benar dengan memperhitungkan
semua sumber ketidakpastian yang ada di dalam metode perbandingan
yang digunakan serta besarnya kesalahan yang mungkin terjadi dalam
pengukuran).
d. Sifat metrologi lain seperti faktor kalibrasi, kurva kalibrasi.

2.1.5 Persyaratan Kalibrasi


a. Standar acuan yang mampu telusur ke standar Nasional / Internasional
b. Metode kalibrasi yang diakui secara Nasional / Internasional
c. Personil kalibrasi yang terlatih, yang dibuktikan dengan sertifikasi dari
laboratorium yang terakreditas.
d. Ruangan / tempat kalibrasi yang terkondisi, seperti suhu, kelembaban,
tekanan udara, aliran udara, dan kedap getaran
6

e. Alat yang dikalibrasi dalam keadaan berfungsi baik / tidak rusak


f. Sistem manajemen kualitas memerlukan sistem pengukuran yang efektif,
termasuk di dalamnya kalibrasi formal, periodik dan terdokumentasi,
untuk semua perangkat pengukuran. ISO 9000 dan ISO 17025
memerlukan sistem kalibrasi yang efektif.

2.2 Anak Timbangan


Benda ukur massa yang diatur berdasarkan karakteristik fisik dan
metrologisnya yaitu meliputi: harga nominal, bahan, konstruksi, dimensi, massa
jenis, kondisi permukaan, penandaan dan kesalahan maksimumnya.

2.2.1 Massa Nominal Anak Timbangan


Massa nominal anak timbangan adalah nilai yang dipergunakan untuk
menandai karakteristik atau sebagi petunjuk massa suatu benda. Massa
nominal Anak Timbangan harus sama dengan 1 x 10n kg, atau 2 x 10n kg,
atau 5 x 10n kg dengan n merupakan bilangan bulat negatif atau positif atau
nol.

2.2.2 Massa Konvensional Anak Timbangan


Massa konvensional anak timbangan adalah hasil penimbangan
diudara antara suatu benda dengan massa standar dengan massa jenis
konvensional dan pada temperatur konvensional, yang nilai
konvensionalnya sbb:
a. Temperatur referensi 20°C
b. Massa jenis massa standarnya pada 20° adalah 8000 kg/m3
c. Massa jenis udara (ρ) = 1,2 kg/m3

2.2.3 Kelas Ketelitian (Accuracy) Anak Timbangan


Kelas ketelitian (accuracy) anak timbangan adalah kelas anak
timbangan yang memenuhi syarat – syarat metrologis tertentu agar
kesalahannya masih dalam batas yang diijinkan (BKD).
7

2.2.4 Bentuk Anak Timbangan


a. Anak timbangan harus mempunyai bentuk yang sederhana tanpa
pinggiran yang tajam dan tanpa lekukan untuk mencegah kotoran
melekat pada permukaannya.
b. Bentuk anak timbangan dengan massa nominal lebih dari 1 g adalah
berupa silinder atau berbentuk sederhana sesuai Syarat Teknis Anak
Timbangan.
c. Bentuk anak timbangan dengan massa nominal kurang dari 1 g adalah
berupa lemping rata persegi banyak atau berupa kawat.

Tabel 2.1 Bentuk Lemping Berdasarkan Nilai Massa Nominal AT

2.2.5 Bahan Anak Timbangan


a. Bahan Anak Timbangan harus tahan karat dan kualitasnya sedemikian
rupa, sehingga perubahan massanya dapat diabaikan dibandingkan
kesalahan maksimum yang diizinkan pada penggunaan yang normal;
b. Bahan Anak Timbangan kelas E2 harus non magnetik, dengan kepekaan
magnetik (susceptibility magnetic) tidak melebihi 0,03. Kekerasan dan
ketahanan bahannya harus sama atau lebih baik dari baja tahan karat
(stainless steel);

2.2.6 Kontruksi dan Dimensi Anak Timbangan


a. Anak Timbangan kelas E2 harus massive dan dibuat dari satu benda
kerja dari bahan yang sama tanpa lubang terbuka.
b. Anak Timbangan kelas F1 dan F2 dengan massa nominal 1 g sampai
dengan 50 kg boleh mempunyai lubang justir dengan syarat bahwa
volumenya tidak melebihi 0,2 dari volume Anak Timbangan dan tertutup
dengan baik dengan knob atau alat lain.
8

2.2.7 Massa Jenis Anak Timbangan


Massa jenis bahan Anak Timbangan harus sedemikian rupa, sehingga
penyimpangan 10% dari massa jenis yang seharusnya tidak menimbulkan
kesalahan lebih dari 0,25 kesalahan maksimum yang diizinkan.

2.2.8 Kondisi Permukaan Anak Timbangan


a. Kualitas permukaan Anak Timbangan harus sedemikian rupa, sehingga
pada penggunaan normal perubahan massanya dapat diabaikan
dibandingkan kesalahan maksimumnya;
b. Permukaan Anak Timbangan termasuk bagian bawah harus halus dan
tepinya harus lengkung. Permukaan Anak Timbangan kelas E2, F1 dan
F2 tidak terlihat tanda berpori dan harus mengkilat.

2.2.9 Ketertelusuran Anak Timbangan

Gambar 2.1 Ketertelusuran Anak Timbangan


9

2.3 Metode
Metode adalah prosedur atau cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan
tertentu. Kemudian ada satu istilah lain yang erat kaitannya dengan dua istilah ini,
yakni tekhnik yaitu cara yang spesifik dalam memecahkan masalah tertentu yang
ditemukan dalam melaksanakan prosedur.

2.3.1 Metode Kalibrasi Anak Timbangan


Metode kalibrasi AT dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
a. Metode perbandingan langsung
Syarat mutlak untuk metode perbandingan langsung adalah anak
timbangan yang dikalibrasi (ATK) dan anak timbangan standar (referensi)
mempunyai massa nominal yang sama. Pengujian dilakukan dengan
membandingkan anak timbangan yang diuji terhadap satu atau lebih anak
timbangan standar. Penggunaan anak timbangan standar yang kedua
berfungsi untuk memonitor proses pengujian atau penimbangan.
b. Metode subdivisi (diseminasi)
Pada metode subdivisi (diseminasi), satu set anak timbangan dapat
dikalibrasi oleh satu buah anak timbangan standar dengan massa
nominal bisa berbeda.

2.3.2 Seri Penimbangan dalam Pengujian Anak Timbangan


Seri penimbangan yang digunakan dalam pengujian anak timbangan
adalah ABA, ABBA, atau A B1 B2 … A. Simbol “A” untuk
memepresentasikan penimbangan anak timbangan standar dan simbol “B”
untuk mempresentasikan anak timbangan yang diuji. Jumlah seri
penimbangan n harus berdasarkan ketidakpastian yang disyaratkan pada
repeatibility serta reproducibility pengukuran. Jumlah minimum seri
penimbangan untuk masing-masing kelas ketelitian yaitu :
10

Tabel 2.2 Jumlah seri minimum berdasarkan kelas

2.3.3 Acuan Kalibrasi Anak Timbangan


Untuk menghitung ketidakpastian pengukuran anak timbangan dapat
mengacu dengan menggunakan beberapa referensi, seperti The Calibration
of Weights and Balances (CSIRO), Assesment of ISO Guide to the
Expression of Uncertainty in Measurement (GUM), 1993, OIML R-111
“Weights of classes E1, E2,F1,F2,M1,M2,M3 (Including standard weights for
testing of high capacity weighing machines and hexagonal weights)”,dan
Guidelines on the determination of uncertainty in gravimetric volume
calibration EURAMET 2009 dari Eropa.
11

BAB III
HASIL PELAKSANAAN KPL

3.1 Unit Kerja KPL


3.1.1 Kedudukan
Balai standardisasi metrologi legal adalah unit pelaksanaan teknis di
bidang standardisasi penyelenggaraan kemetrologian yang berada dibawah
dan bertanggung jawab kepada direktorat metrologi, direktorat jendral
perlindungan konsumen dan tat tertib niaga, kementerian perdagangan.

3.1.2 Wilayah Kerja Regional II


Seluruh wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, yaitu sebanyak 154
Kabupaten atau Kota dan provinsi daerah khusus ibu kota jakarta.

3.1.3 Dasar Hukum dan peraturan terkait


a. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang metrologi legal.
b. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen.
c. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik.
d. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah & retribusi
daerah.
e. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintah daerah.
f. Peraturan pemerintah nomor 2 tahun 1985 tentang wajib dan
pembebasan untuk ditera dan/atau diteraulang serta syarat-syarat bagi
alat-alat ukur, takar, timbangan, dan perlengkapannya.
g. Peratuhan pemerintah nomor 10 tahun 1988 tentang satuan turunan,
satuan tambahan, dan satuan lain yang berlaku.
h. Peraturan pemerintah nomor 2 tahun 1989 tentang standar nasional
untuk satuan ukuran.
i. Peraturan pemerintah nomor 102 tahun 2000 tentang standardisasi
nasional.
j. Peraturan menteri perdagangan nomor 74 tahun 2012 tentang alat-alat
ukur, takar, timbangan, dan perlengkapannya asal impor.
12

k. Peratuan menteri perdagangan nomor 69 tahun 2014 tentang


pengelolaan sumber daya manusia kemetrologian.
l. Peraturan menteri perdagangan nomor 60 tahun 2016 tentang organisasi
dan tera kerja unit pelaksanaan teknis bidang kemetrologian dan bidang
standardisasi dan pengendalian mutu di lingkungan kementerian
perdagangan.
m. Peraturan menteri perdagangan nomor 78 tahun 2016 tentang unit
metrologi legal.
n. Peraturan menteri perdagangan nomor 26 tahun 2017 tentang
pengawasan metrologi legal.
o. Peraturan menteri perdagangan nomor 67 tahun 2018 tentang alat-alat
ukur, takar timbangan, dan perlengkapannya yang wajib ditera dan tera
ulang.
p. Peraturan menteri perdagangan nomor 68 tahun 2018 tentang tera dan
tera ulang alat-alat ukur, takar timbangan, dan perlengkapannya.

3.1.4 Tugas Pokok dan Fungsi


Adapun tugas pokok Balai standardisasi metrologi legal regional II:
a. Verifikasi standar satuan ukuran metrologi legal.
b. Uji banding laboratorium metrologi legal.
c. Penerapan sistem mutu.
d. Fasilitas tera dan tera ulang alat ukur, takar, timbangan, dan
peralatannya.
e. Bimbingan teknis kemetrologian.
f. Penyuluhan, pemantauan, dan pengawasan kemetrologian.
Adapun tugas pokok Balai standardisasi metrologi legal regional II:
a. Penyusunan rencana dan program balai.
b. Pelaksanaan verifikasi standar satuan ukuran laboratorium
metrologi legal.
c. Fasilitasi tera dan/atau tera ulang UTTP.
d. Penerapan sistem mutu.
e. Fasilitasi pegawai berhak, pengamat tera, pengawas kemetrologian.
f. Pelaksanaan bimbingan teknis di bidang kemetrologian.
13

g. Pelaksanaan penyuluhan, pemantauan, dan pengawasan


kemetrologian.
h. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga balai.

3.1.5 Struktur Organisasi

Gambar 3.1 Struktur Organisasi

3.2 Uraian Kerja Praktek Lapangan


Uraian kerja praktek lapangan yang dilaksanakan pada tanggal 3 Juli hingga
10 Agustus 2018 akan dilampirkan pada bagian lampiran.

3.3 Pembahasan Hasil KPL


3.3.1 Penimbangan anak timbangan dengan perbedaan material di suhu
yang berbeda
a. Persiapan penimbangan
1) persiapkan anak timbangan dan timbangan elektronik yang akan di
gunakan (3 anak timbangan M2 yang memiliki material yang berbeda).
2) lakukan pengkondisian anak timbangan dan timbangan elektronik
selama 1 hari.
3) persiapkan catatan dan alat tulis untuk mencatat penunjukan pada
display.
4) dilakukan pengujian ABBA dengan anak timbangan standar F1.
5) dilakukan pengujian sebanyak 20 seri di setiap anak timbangan yang
materialnya berbeda.
6) dimasukan data yag diperoleh kedalam perhitungan CSIRO.
14

b. Data Hasil
Tabel 3.1 Pengujian di luar laboratorium

Tabel 3.2 Pengujian di dalam laboratorium

c. Perhitungan CSIRO
Uraian Perhitungan CSIRO akan dilampirkan pada bagian lampiran.
15

d. Analisis Data
Kalibrasi anak timbangan (AT) adalah sebuah kegiatan yang bertujuan
untuk menentukan massa konvensional anak timbangan uji dengan cara
membandingkannya dengan standar ukur AT yang mampu tertelusur
pada standar nasional maupun internasional. Karena metode pengukuran
yang dipilih adalah metode perbandingan langsung / ABBA, maka standar
AT yang digunakan yaitu yang memiliki kelas yang lebih tinggi dari AT
yang diuji. Karena AT yang diuji adalah AT kelas M1 maka AT standar
yang digunakan adalah AT standar kelas F1. Hal ini sesuai dengan urutan
ketertelusuran standar massa, yang mana AT kelas M1 (Tingkat IV) harus
dikalibrasi ke standar F1 / F2 (Tingkat IV / III).
Pengujian anak timbangan pada penulisan ini ada dengan metode
csiro penimbangan ABBA dengan A adalah anak timbangan standar
sedangkan B adalah anak timbangan uji pengujian menggunakan 1
nominal yaitu 2000 gram dengan 3 material anak timbangan yang
berbeda yaitu kuningan, besi cor, dan stainless steel. Yang di uji dengan
2 kondisi suhu yang berbeda yaitu suhu laboratorium yang sesuai dengan
aturan lab massa dengan suhu 20±2℃ Kelembaban 50 ± 10%, dan
Tekanan 1000 mbar sedangkan kondisi yang kedua adalah kondisi
mendekati suhu ruangan nomal yaitu 24℃ pada pengujian ini di lakukan
sebanyak 20 seri. Terdapat kendala pada saat pengujian di dalam
laboratorium disebabkan pendingin ruangan yang yang menghembuskan
angin terlalu kencang berdampak pada penunjukan di display berubah –
ubah (tidak stabil). Dari data hasil perhitungan di dapatkan massa
konvensional anak timbangan uji yaitu Besi cor di luar laboratorium
1999,943±11,5g di dalam laboratorium 1999,918±11,5g selisihnya
sebesar 0,025g ; anak timbangan uji kuningan di luar laboratorium
2000,013±11,5g di dalam labroratorium 2000,033±11,5g selisihnya
sebesar 0,020g ; anak timbangan uji stainless steel di luar laboratorium
2000,063±11,5g di dalam laboratorium 2000,073±11,5g selisihnya
sebesar 0,010. Dengan asumsi bahwa timbangan yang di gunakan pada
saat penimbangan mempunyai spesifikasi d=0,01g ; repeatability Sm=7,4
mg ; Sres=4,082 mg.
16

BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Pelaksanaan kerja praktek lapangan yang dilakukan di Balai Standardisasi
Metrologi Legal II menghasilkan pengetahuan baru, salah satunya adalah dapat
menentukan anak timbangan yang mana yang tepat untuk melakukan pengujian
timbangan disuhu yang tidak terkondisikan. Dan anak timbangan stainless steel
yang mempunyai selisih penimbangan di dalam dan di luar lab sebesar 0,010g
yang tidak terlalu berpengaruh untuk pengujian timbangan kelas kasar.

4.2 Saran
Saran penulis untuk pihak instansi adalah untuk memberi penghalang berupa
kaca akrilik untuk menghindari pendingin ruangan kontak langsung dengan
timbangan, karena berdampak pada penunjukan yang berubah ubah pada display
timbangan.
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3

Anda mungkin juga menyukai