BLANSING
Universitas Brawijaya
2016
I. BLANSING
A. Pre-lab
1. Apa yang dimaksud dengan blansing? Jelaskan pula tujuan blansing!
Blansing adalah perlakuan pemanasan awal dengan suhu 60-65 °C selama kurang
dari 30 menit. Pemanasan ini dapat menjadi alternatif perlakuan dalam upaya
mengurangi penurunan gizi. Kecukupan blansing ditentukan oleh hilangnya aktivitas
enzim katalase dan peroksidase (Andarwulan dkk, 2011).
Tujuan utama blansing yaitu menginaktivasi enzim-enzim dalam bahan yang dapat
menimbulkan reaksi-reaksi yang merugikan, membersihkan produk dari partikel-
partikel/kotoran-kotoran yang melekat, mengurangi jumlah mikroorganisme awal,
menghilangkan udara yang terdapat dalam rongga-rongga antarsel dalam jaringan
bahan, melenturkan bahan agar mudah dikemas (Asgar dan Musaddad, 2006).
Steam blansing
- Kelemahan : Tidak dapat ditambahkan bahan-bahan lain
- Kelebihan : Kehilangan komponen larut air sedikit
Hot blansing
- Kelemahan : Pada proses blansing dapat terjadi pengeringan pada bagian
permukaan bahan dan adanya oksigen dapat menyebabkan proses oksidasi,
biaya operasionalnya lebih tinggi dari metode lain
- Kelebihan : dapat diaplikasikan dalam skala besar
(Herudiyanto, 2009)
B. Diagram alir/flowchart
1. Persiapan bahan
Bahan
Hasil
Bahan
Analisa
Hasil
3. Water blanching
Air
Bahan
Direbus suhu 85° celcius 10 menit
analisa
Hasil
4. Steam blanching
Air
Bahan
Di-steam suhu 85° celcius 10 menit
Analisa
Hasil
C. Tabulasi Data dan Pembahasan Hasil Praktikum
C.1. Pengamatan kuantitatif
C.1.1 Water blanching (Tekstur dan Warna Bahan)
Kontrol
Tekstur
Warna (Color Reader)
Bahan (Penetrometer)
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
L= 67,7 L= 67,7
Nanas 9N 9N a= -1,467 a= -1,467
b= +26,3 b= 26,3
L= 61,45 L= 61,45
Buncis 24,2 N 24,2 N a= -8,25 a= -8,25
b= +17,7 b= +17,7
L= 39,64 L= 39,67
Brokoli 44,1 N 44,1 N a= -6,6 a= -6,6
b= +15,067 b= +15,067
L= 73,13 L= 73,13
Apel 66 N 66 N a= 1,63 a= 1,63
b= 20,77 b= 20,77
4. Bahan manakah yang paling terlihat mengalami perubahan tekstur? Mengapa terjadi
perubahan tekstur?
Perubahan tekstur terbesar dimiliki oleh brokoli. Pada brokoli nilai tekstur kontrol
lebih besar daripada nanas, sedangkan nilai sesudah blanching lebih kecil dari nanas.
Nilai sesudah blanching berbanding lurus dengan kelunakan tekstur. Pada sampel
brokoli, kemampuan menahan gaya lebih kecil setelah dilakukan blanching daripada
kemampuan menahan gaya pada kontrol. Pada sampel nanas, kemampuan menahan
gaya setelah blanching lebih besar daripada kemampuan menahan gaya setelah
blanching pada brokoli. Menandakan kelunakan tekstur lebih terjadi pada brokoli
daripada nanas. Menurut Pratiningsih (2009), setelah proses blanching, semakin lama
waktu yang dibutuhkan maka tekstur bahan menjadi lunak. Sehingga bahan yang
lunak akan mempermudah tahapan selanjutnya. Hal tersebut disebabkan ikatan antar
partikel bahan menjadi semakin renggang sehingga daya tarik partikel akan lemah
dan mengakibatkan tekstur menjadi lunak. Oleh karena itu dalam melakukan proses
blanching diperlukan pengukuran waktu yang digunakan.
C.1.2 Water Blanching (Warna Air dan Berat Bahan)
Kontrol
Berat (gram) Penyusutan
Bahan
Sebelum Sesudah (%)
Nanas 5,8426 5,8426 0
Buncis 1,6967 1,6967 0
Brokoli 2,2659 2,2659 0
Apel 15,8172 15,8172 0
Perlakuan
Warna Air
Berat (gram) Penyusutan
Bahan (Color Reader)
(%)
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
L= 27,33 L= 30,3
Nanas a= -1,6 a= -1,83 6,3804 5,3533 19,18
b= 2,5 b= 0,43
L= 27,33 L= 28,76
Buncis a= -1,6 a= -2,1 1,3743 1,3720 0,1673
b= 2,5 b= 1,3
L= 27,33 L= 28,933
Brokoli a= -1,6 a= 1,8 3,3848 4,0438 -19,4693
b= 2,5 b= 2,86
L= 74,37 L= 34,47
Apel a= 1,17 a= -7,47 11,4104 11,4804 -0,6135
b= 20,53 b= 1,4
2. Bahan manakah yang menyebabkan perubahan warna air yang paling banyak?
Jelaskan penyebabnya!
Warna air pada nanas sebelum dilakukan blanching adalah L=27,33 a=-1,6 b=2,5
dan sesudah blanching sebesar L=30,3 a=-1,83 b=0,43. Berdasarkan perhitungan
menggunakan delta-e calculator, nilai perbedaannya sebesar 3,6275 atau berada
pada rentang sedang yaitu 3,0-6,0. Berdasarkan kurva warna, sebelum dan sesudah
blanching warna air berada dalam kuadran warna kuning. Pada sampel brokoli warna
air sebelum dilakukan blanching sebesar L=27,33 a=-1,6 b=2,5 dan sesudah
blanching sebesar L=28,933 b=1,8 b=2,86. Berdasarkan perhitungan menggunakan
delta-e calculator, nilai perbedaannya sebesar 3,7761 atau berada pada rentang
sedang yaitu 3,0-6,0. Berdasarkan kurva warna, sebelum dan sesudah blanching
warna air berada dalam kuadran warna kuning. Perubahan warna air pada brokoli
lebih besar daripada perubahan warna air pada nanas berdasarkan perbedaan nilai
delta-e. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh komponen terlarut yang terkandung
pada bahan. Komponen larut air memiliki pigmen yang dapat mempengaruhi warna
air. Menurut wahyuni (2015), komponen larut air pada nanas yaitu vitamin C, protein,
karbohidrat, pectin, dan nanas juga memilki kadar air tinggi. Pada brokoli komponen
larut airnya yaitu riboflavin (vitamin B2) dan vitamin C.
3. Mengapa terjadi perubahan berat pada bahan yang diproses dengan metode water
blanching?
Menurut Wahyuni (2015) perubahan berat yang terjadi dipengaruhi oleh keluar
masuknya air pada bahan (proses osmosis) karena menggunakan metode water
blanching. Sampel nanas mengalami penurunan berat dengan presentase 16,09 %
sedangkan pada brokoli terjadi kenaikan berat dengan presentase 19,4693 %.
Menurut Kusuma (2012) penyusutan dapat terjadi pada suhu 50-55 °C. Hal tersebut
disebabkan karena membran sitoplasma yang melindungi bagian dalam sel rusak dan
kehilangan tekanan turgor. Sehingga terjadi kehilangan cairan dalam sel.
4. Bahan mana yang mengalami perubahan berat paling rendah? Apa penyebabnya?
Perubahan berat pada nanas lebih rendah dibandingkan dengan perubahan berat
pada brokoli. Hal tersebut disebabkan karena pemakaian suhu > 50-55 °C yaitu 85
°C maka perubahan berat lebih signifikan. Menandakan sel brokoli lebih rentan
terjadi kerusakan dan berpengaruh pada perubahan berat bahan.
C.1.3 Steam Blanching (Tekstur dan Warna Bahan)
Warna
Tekstur (Penetrometer)
Bahan (Color Reader)
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
L=70,23 L= 65,9
Nanas 9,0 N 9,8 N a= -0,93 a= -0,1
b= 24,83 b= 25
L= 59,65 L= 50,77
Buncis 24,2 N 31,9 N a= -9,3 a= -6,9
b= +19,85 b= +16,13
L= 49,67 L= 53,7
Brokoli 44,1 N -41,9 N a= -1,3 a= -9,8
b= +15,67 b= 12,9
L= 75,33 L= 66,37
Apel 13,5606 N 21,5 N a= 1,07 a= 2
b= 19,83 b= 18,73
3. Mengapa terjadi perubahan tekstur pada bahan yang diproses dengan steam
blanching?
Menurut Pratiningsih (2009), setelah proses blanching, semakin lama waktu yang
dibutuhkan maka tekstur bahan menjadi lunak. Sehingga bahan yang lunak akan
mempermudah tahapan selanjutnya. Hal tersebut disebabkan ikatan antar partikel
bahan menjadi semakin renggang sehingga daya tarik partikel akan lemah dan
mengakibatkan tekstur menjadi lunak. Oleh karena itu dalam melakukan proses
blanching diperlukan pengukuran waktu yang digunakan. Suhu yang digunakan pada
proses steam blanching adalah 85 °C. Pada suhu tersebut perubahan tekstur sudah
dapat terjadi.
5. Mengapa terjadi perubahan warna bahan yang diproses dengan steam blanching?
Perubahan warna pada nanas dan brokoli dapat terjadi. Pada sampel nanas
terdapat pigmen xantofil berwarna kuning. merupakan karotenoid yang mengandung
gugus hidroksil. Pada sampel brokoli yang mengandung krorofil berwarna hijau,
perubahan warna menjadi lebih gelap karena pada klorofil terjadi substitusi
magnesium oleh asam, sehingga klorofil kehilangan magnesium, dan membentuk
feofitin yang berwarna coklat-zaitun (Isnaini dan Khamidah, 2013).
2. Apakah terjadi perubahan warna air pada bahan yang diproses dengan steam
blanching? Mengapa demikian?
Tidak terjadi perubahan warna air pada proses steam blanching karena pada
proses ini, bahan tidak kontak langsung dengan air sehingga air tidak tercampur
dengan komponen larut air bahan (Kusuma, 2012).
3. Bahan mana yang mengalami perubahan warna air paling banyak? Mengapa
demikian?
Pada proses steam blanching tidak dilakukan pengecekan warna menggunakan
color reader. Disebabkan tidak terjadi perubahan warna pada air steam blanching.
Maka perubahan warna air paling banyak tidak dapat diketahui.
C.2.3Steam blanching
Tekstur (Kekerasan) Warna Warna Air
Bahan (Visual) (Visual)
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Agak Kuning
Nanas Keras Kuning - -
keras cerah
Kuning
Buncis Keras Lunak Kuning - -
cerah
Hijau Hijau
Brokoli Keras Lunak - -
pucat pucat
Agak Hijau tua Lebih
Apel Keras - -
keras segar pucat
1. Dari praktikum ini, metode blansing mana yang sesuai untuk bahan berikut, apa
alasannya?
a. Brokoli
Water blanching, pada brokoli perlu adanya penambahan CaCl2 untuk
mempertahankan tekstur bahan. Penambahan CaCl2 dapat dilakukan pada proses
water blanching. Perlu adanya penambahan CaCl2 karena brokoli yang memiliki
kandungan air 90 % akan mudah lunak jika diberi perlakuan blanching tanpa diberi
CaCl2. Namun jika tujuan blanching untuk melunakkan tekstur, proses water
blanching akan lebih cepat dibanding steam blanching (Amilah, 2012).
b. Buncis
Water blanching, bahasan mengenai buncis hampir sama seperti pada brokoli
karena karakteristik yang dimiliki hampir sama. Kandungan air pada buncis yaitu
sebesar 93,27 %. Buncis akan lebih cepat mengalami pelunakan tekstur sehingga
mempermudah tahapan selanjutnya (Fardiaz dkk, 2008).
c. Nanas
Steam blanching, nanas memiliki kandungan vitamin C yang cukup tinggi. Selain
itu juga mengandung vitamin B1 dan B6 serta beberapa mineral. Kandungan gizi
tersebut merupakan komponen larut air sehingga untuk meminimalisir kehilangan
tersebut, perlakuan blanching pada nanas sebaiknya menggunakan steam blanching
(Fardiaz dkk, 2008).
d. Apel
Steam blanching, karena apel merupakan buah yang kaya akan kandungan
vitamin serta komponen gizi lain sehingga lebih cocok menggunakan steam blansing
untuk menjaga komponen gizi tersebut agar tidak larut di dalam air. Selain itu pada
industri jus ataupun sari buah apel, blanching digunakan hanya untuk
mempertahankan warna (inaktivasi enzim) dan mencapai suhu awal untuk proses
selanjutnya sehingga tidak perlu adanya penambahan bahan lain pada saat blanching
buah apel tersebut (Fardiaz dkk, 2008).