Wasbang
Wasbang
NRP: 03411740007007
Pancasila Pasca-Reformasi
Pada tahun-tahun awal pasca-Reformasi, Pancasila tak banyak bergaung dalam
diskursus politik, antara lain karena publik masih mengasosiasikannya dengan
Orde Baru. Namun ada perkembangan yang relevan dicatat. Di era awal
Reformasi, MPR mengeluarkan TAP Nomor XVIII/ MPR/1998 tentang
Pencabutan TAP MPR II/1978 tentang P4 dan Penetapan tentang Penegasan
Pancasila sebagai Dasar Negara. Dengan TAP MPR ini, P4 tak lagi berlaku dan
Pancasila ditegaskan posisinya sebagai “dasar negara”. Selain itu, amandemen
Konstitusi 1999-2002, meski masih mengundang kritik terhadap
Polemik Tafsir Pancasila 15
beberapa kelemahannya, telah berhasil mempertahankan Pembukaan UUD
1945 sebagaimana asalnya dan menghalau aspirasi untuk mengembalikan
“tujuh kata” dalam Piagam Jakarta. Konstitusi yang baru hasil amandemen
lebih demokratis; memiliki pemisahan kekuasaan yang lebih jelas antara
legislatif, eksekutif, dan yudikatif; dan telah memperkuat jaminan terhadap
Hak Asasi Manusia (Indrayana, 2008: 290-291). Di luar reformasi Konstitusi,
Pancasila cenderung terlupakan dalam wacana publik. Pancasila baru
menggema lagi di pertengahan dasawarsa 2000-2010. Yang berbeda dari masa
Orde Lama dan Orde Baru, Pancasila yang digemakan di era pasca-Reformasi
ini muncul mulamula dari bawah, dari masyarakat sipil, khususnya dari elemen
yang sebelumnya sangat kritis pada Orde Baru.