Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MIKROBIOLOGI PERTANIAN
“Pengecetan Gram dan Pengujian KOH Pada Bakteri “
OLEH
Mikroba dapat kita jumpai pada seluruh lingkungan baik lingkungan normal
karena itu, lingkungan hidup suatu mikroba akan berbeda–beda dan ada kalanya
hanya spesifik untuk mikroba tertentu. Suatu lingkungan tidak dapat dihindari bahwa
mikroba akan selalu berinteraksi dengan organisme lain, baik dengan kelompoknya
membiaskan cahaya. Alasan inilah yang menyebabkan zat warna digunakan untuk
warna memungkinkan pengamatan strukur seperti spora, flagela, dan bahan inklusi
mikroba, salah satunya berdasarkan sifat kimiawinya. Sel terdiri dari berbagai bahan
kimia. Bila sel mikroba diberi perlakuan kimiawi, maka sel ini memperlihatkan
susunan kimiawi yang spesifik. Sebagai contoh disini adalah bakteri. Bakteri yang
hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut
disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah
untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut
juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding
sel bakteri melalui serangkaian pengecatan.
mengetahui bakteri Gram positif dan negatif yaitu pengujian dengan menggunakan
larutan KOH. Pengujian ini dapat diketahui perbedaan yang mendasar antara bakteri
gram positif dan negatif yaitu apabila terbentuk lendir, maka menunjukkan bahwa
bakteri tersebut adalah bakteri Gram negatif, sedangkan apabila tidak terbentuk
dan pengujian KOH pada bakteri untuk membedakan kedua bakteri tersebut.
1.2. Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk melihat bentuk bakteri dan
0,5-10 µ dan lebar 0,5-2,5 µ. Karakteristik bakteri dilihat dari bentuknya, seperti
bulat (cocci), batang (spirilli), koma (vibrios). Tambahan struktur bakteri yang
Flagella merupakan struktur tambahan di luar sel yang berbentuk cabuk halus yang
Susunan flagella pada sel yang untuk diidentifikasi dan dikelompokkan menjadi dua
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui jenis gram dari
bakteri dilakukan pengecatan gram dimana bakteri gram negatif akan berwarna
bakteri gram positif akan berwarna ungu (Murti dan Sri, 2017).
pengambilan biakan bakteri dari hasil goresan dan kemudian diratakan di atas kaca
preparat yang terlebih dahulu telah ditetesi dengan aquades steril. Selanjutnya
difiksasi di atas api bunsen kemudian ditetesi dengan zat warna kristal violet
sebagai cat dasar selama 2 menit kemudian preparat dibilas menggunakan air
mengalir. Setelah itu ditetesi dengan larutan lugol sebagai cat penguat kemudian
ditunggu selama 1 menit kemudian dibilas dengan air mengalir. Kemudian ditetesi
ethanol sebagai cat peluntur dan didiamkan selama 15 detik kemudian dibilas
dengan air mengalir. Setelah itu ditetesi dengan air fuchsin sebagai cat penutup
ditetesi dengan imersion oil agar preparat yang diamati di bawah mikroskop lebih
terang dengan perbesaran 100x (Juwaidin, 2018).
berwarna merah atau jingga, gram bakteri juga dijustifikasi dengan ada tidaknya
lendir saat ditetesi KOH 3%. Identitas bakteri antagonis merupakan spesies sama jika
bakteri sehingga menyebabkan perbedaan reaksi dengan permeabilitas zat warna dan
penambahan larutan pencuci. Kristal violet atau ungu gentian adalah pewarna
triarylmethane. Pewarna ini digunakan sebagai histologist noda dalam metode gram
warna pada bakteri. Alkohol berfungsi sebagai pemucat atau peluntur warna pada
bakteri. Safranin adalah noda biologis yang digunakan dalam histologi dan sitologi.
bakeri di preparat menunjukkan warna ungu yang berarti adalah bakteri gram positif
Pengujian KOH pada bakteri juga untuk mengetahui jenis bakteri tergolong
bakteri Gram positif atau negatif dapat dilakukan dengan mencampurkan bakteri
dengan larutan KOH dan akan diketahui perbedaan yang mendasar antara bakteri
Gram positif dan negative yaitu apabila terbentuk lendir, maka menunjukkan bahwa
bakteri tersebut adalah bakteri Gram negatif, sedangkan apabila tidak terbentuk
lendir maka bakteri tersebut tergolong dalam bakteri Gram positif (Hadiotomo,
2010).
Pengujian reaksi dengan KOH yakni biakan murni bakteri antagonis yang
berumur 24 jam disuspensikan diatas gelas objek yang sebelumnya telah ditetesi
dengan KOH 3 %., kemudian diaduk menggunakan jarum ose. Suspensi bakteri
suspensi tidak terangkat dengan jarum ose atau encer, menunjukkan bakteri Gram
Alat yang digunakan dalam praktikun kali ini, yaitu lampu bunsen, jarum ose,
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu biakan murni, zat warna dan
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
A. Pewarnaan Sederhana
2. Difiksasi.
3. Memberi zat warna utama yaitu amonium oksalat kristal violet (berupa larutan)
4. Memberi mordan yaitularutan yodium selama 1-2 menit, mencuci dengan air
mengalir.
5. Meneteskan larutan alkohol aseton sedikit demi sedikit, sehingga larutan yang
6. Meneteskan zat warna penutup yaitularutan berwarna merah atau karbol selama
2-3 menit.
B. Pengujian KOH
1. Mengambil satu ose biakan bakteri Bacillus dan dicampurkan dengan 2 tetes
2. Mengaduk secara merata dengan jarum ose, menarik jarum ose keatas gelas
bakteri Gram-positif.
3. Melakukan hal yang sama (prosdur 1 dan 2) untuk isolat-isolat bakteri lainya.
4.1. Hasil
Hasil pengamatan pada Praktikum kali ini dapat dilihat pada tabel di bawah.
a. Pengecetan Gram
b. Pengujian KOH
4.2. Pembahasan
dilakukan untuk uji gram yaitu pertama-tama, mengambil satu ose biakan bakteri dan
mencampurkan dengan 2 tetes larutan KOH 3%, di atas gelas objek, kemudian
mengaduk secara merata dengan jarum ose, dan menarik jarum ose ke atas gelas
KOH) menjadi berlendir maka dinyatakan sebagai gram negatif, jika tidak tampak
maka dapat diketahui bahwa Penentuan bakteri Gram positif dan negatif dapat
dilakukan dengan pengecetan gram dan pengujian KOH. Pengujian dengan
pengecetan gram ini dapat diketahui perbedaan yang mendasar antara bakteri Gram
positif dan negatif yaitu dari warnanya apabila berwarna ungu maka menunjukkan
bakteri Gram positif. Bakteri Gram-positif adalah bakteri yang mempertahankan zat
warna kristal violet sewaktu proses pewarnaan Gram sehingga akan berwarna biru
atau ungu di bawah mikroskop. Sedangkan, jika berwarna merah, kuning atau jingga
mmaka menunjukkan bakteri gram negatif. Bakteri Gram negatif adalah bakteri yang
dinding selnya menyerap warna merah, dan memiliki lapisan peptidoglikan yang
tipis. Lapisan peptidoglikan pada bakteri Gram negatif terletak di ruang periplasmik
antara membran plasma dengan membran luar. Cara lain yang dapat dilakukan yaitu
dengan pengujian KOH apabila terbentuk lendir, maka menunjukkan bahwa bakteri
tersebut adalah bakteri Gram negatif, sedangkan apabila tidak terbentuk lendir maka
diketahui pada pengecetan Gram menggunakan isolat daun padi (10-4) , reaksi Gram
nya yaitu Gram negatif karena berwarna merah dan bentuk sel yang terbentuk pada
pengecetan gram ini yaitu tipis. Bakteri Gram negatif ini dinding selnya menyerap
warna merah, dan memiliki lapisan peptidoglikan yang tipis. Lapisan peptidoglikan
pada bakteri Gram negatif terletak di ruang periplasmik antara membran plasma
dengan membran luar. Pada pengujian KOH menggunakan isolat daun padi (10-4)
didapatkan hasil yaitu berlendir hal ini menunjukkan bakteri tersebut adalah bakteri
Gram negatif. Pembetukan lendir terjadi karena robeknya selaput pada bakteri yang
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum ini yaitu penentuan bakteri Gram positif dan
negatif dapat dilakukan dengan pengecetan gram dan pengujian KOH. Pengujian
dengan cara pengecetan gram dapat diketahui perbedaan yang mendasar antara
bakteri Gram positif dan negatif yaitu dari warnanya apabila berwarna ungu maka
menunjukkan bakteri Gram positif, dan jika berwarna merah menunjukkan bakteri
Gram negatif. Sedangkan, pada pengujian KOH apabila terbentuk lendir, maka
menunjukkan bahwa bakteri tersebut adalah bakteri Gram negatif, sedangkan apabila
tidak terbentuk lendir maka bakteri tersebut tergolong dalam bakteri Gram positif.
Berdasarkan hasil pada pengamatan dapat diketahui bahwa pada isolat yang diamati
yaitu isolat daun padi (10-4) pada pengecetan Gram diketahui bakteri yang terbentuk
adalah bakteri Gram negatif karena berwarna merah dan berbentuk tipis, sedangkan
pada pengujian KOH bakteri yang terbentuk juga bakteri Gram negatif karena
berlendir.
5.2. Saran
Saran saya dalam praktikum kali ini yaitu agar praktikum dapat dilaksanakan
tepat sesuai dengan waktu yang telah ditentukan agar praktikum dapat berjalan
dengan baik dan semua prosedur kerja dalam praktikum dapat dilaksanakan
seluruhnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arisandi A, Badrud T, Raini Y. 2017. Jumlah Koloni pada Media Kultur Bakteri
yang Berasal dari Thallus dan Perairan Sentra Budidaya Kappaphycus
Alvarezii di Sumenep. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. 9( 1): 57-64.
Arriani IF, Luqman QA, Restu RK. 2019. Pemanfaatan Bakteri Antagonis Lumpur
Sidoarjo untuk Menekan Sclerotium rolfsii Sacc. Penyebab Penyakit Rebah
Semai pada Tanaman Kedelai. Jurnal Viabel Pertanian. 13(1): 11-20.
Febrianti DR, Eka K, Via O. 2019. Potensi Kombinasi Ekstrak Daun Belimbing
Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.) dengan Amoksisilin terhadap Staphylococcus
Aureus. Borneo Journal Of Phamascientech. 3(1): 94-100.
Murti NIK dan Ni Nyoman Sri B. 2017. Prevalensi Salmonella Sp. pada Cilok di
Sekolah Dasar di Denpasar. E-Jurnal Medika. 6 (5): 30-41.
Prabawati A, Ari S, Sugiarto. 2019. Bakteri filosfer padi sebagai kandidat agen
biokontrol terhadap Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Xoo) penyebab
penyakit hawar daun bakteri