Membuka lapangan kerja baru dan produktivitas pekerja adalah salah satu program
prioritas Presiden Jokowi. Pembukaan lapangan kerja akan meningkatkan daya beli
masyarakat sehingga terjaganya daya beli masyarakat menjadi salah satu faktor
pendukung menjaga momentum pertumbuhan ekonomi. Dalam kontrak politiknya pada
rakyat saat pencalonan presiden ditekankan oleh Jokowi bahwa pemerintahannya akan
menciptakan pertumbuhan ekonomi yang terkait dengan tenaga kerja.
Penyerapan lapangan kerja baru sangat terkait dengan program meningkatkan investasi.
Menurut Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) hasil capaian realisasi investasi
2015 sebesar Rp 545,4 triliun meningkat 17,8% dibandingkan periode yang sama tahun
sebelumnya. Capaian realisasi investasi tersebut melampaui target 2015 sebesar Rp
519,5 triliun (105%). Komposisi realisasi investasi terdiri dari Penanaman Modal Dalam
Negeri (PMDN) meningkat 15,0% sebesar Rp 179,5 triliun, sementara Penanaman Modal
Asing (PMA) juga meningkat 19,2% sebesar Rp 365,9 triliun (Grafik.1).20
Pada 2016 BKPM menargetkan realisasi investasi sebesar Rp 594,8 triliun. Target ini
naik 14,4% dari target 2015 sebesar Rp 519,5 triliun. Realisasi investasi itu terdiri atas
PMA Rp 386,4 triliun dan PMDN sebesar Rp 208,4 triliun. Realisasi investasi ini
ditargetkan dapat menyerap 2 juta tenaga kerja dari investasi. Realisasi investasi pada
triwulan I (periode JanuariMaret) tahun 2016 tercatat Rp 146,5 triliun, meningkat 17,6%
dari periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 124,6 triliun