Marina Silalahi
Prodi Pendidikan Biologi FKIP, Universitas Kristen Indonesia, Jakarta.
Coressponding author:*marina_biouki@yahoo.com
Abstract
Curcuma longa (L.) is a plant which used by Indonesia ethnic as medicine, dye, and spices. Tulisan ini akan
difokuskan pada pemanfaatan kunyit sebagai obat. This article aims to explain the usesand biological activitie of
Curcuma longa. This paper is based on literature offline and online media. Off line literatures based on
handbooks, dissertations and thesis. Web, Scopus, Pubmed, Journal, and other online media to supplement used
in this article. Curcuma longa have been used as medicine for antioxidant, anti bacteria, anti inflamation and
antiprotozoa. The C. longa contains curcuminoids: curcumin (diferuloylmethane), demethoxycurcumin,
bisdemethoxycurcumin) and volatile oils (tumerone, atlantone, and zingiberone).
430
ISSN e-journal 2579-7557
Marina Silalahi: Pemanfaatan Curcuma longa (L.) Oleh Masyarakat Lokal di Indonesia dan
Kandungan Metabolit Sekundernya
Curcuma longa atau kunyit telah online didasarkan pada ISI Web, Scopus,
lama dimanfaatkan oleh berbagai etnis di Pubmed, dan media on-line yang
Indonesia maupun negara lain selain digunakan untuk publikasi dari berbagai
sebagai bahan dasar pembuatan jamu juga Scientific Journals, dan lain-lain. Kajian
digunakan sebagai obat, pewarna dan secara Offline didasarkan pada berbagai
bumbu masak. Deb dkk. (2013) buku literatur seperti Plants Resources of
menyatakan bahwa di India, sejak tahun South East Asian (PROSEA), Tumbuhan
3000 SM. Curcuma longa telah digunakan Obat Indonesia, Tumbuhan Bermanfaat
sebagai bagian dari kuliner maupun Indonesia, Disertasi, Tesis.
sebagai pengawet makanan, serta bahan HASIL DAN PEMBAHASAN
obat. Pemanfaatan C. longa oleh 1. Botani Curcurma longa
masayarakat lokal Indonesia diduga telah Curcuma merupakan salah satu
digunakan sejak ratusan tahun yang lalu, genus dari Famili Zingiberaceae banyak
namun catatan pastinya belum banyak dimanfaatkan di bidang pengobatan.
dilaporkan. Silalahi (2014) dan Silalahi Genus Curcuma beranggotakan sekitar
dkk. (2015a) melaporkan oleh etnis Batak 60 spesies (Larsen dan Larsen, 2006) -
memanfaatkan C. longa sebagai obat luka, 70 spesies (Lawrence, 1951;
demam, kolesterol, diare, penambah nafsu Purseglove, 1972) bahkan 80 spesies
makan, dan bahan sauna tradisioal (oukup). (Sirirugsa dkk., 2007). Jumlah spesies
Diduga masih banyak penelitian dari genus Curcuma semakin banyak
pemanfatan C. longa pada berbagai etnis di sejalan dengan makin banyaknya
Indonesia, namun belum banyak kajian eksplorasi dan penelitian yang
yang mengkompilasinya secara detail. dilakukan oleh para ahli. Kebun Raya
Secara ilmiah telah terbukti bahwa C. Bogor merupakan salah satu Kebun
longa memiliki aktivitas sebagai anti Raya di Indonesia yang mengkoleksi
bakteri, anti inflamantori, anti protozoa, genus Curcuma dan telah mengoleksi
anti oksidan (Araujo dan Leon, 2001; sekitar 20 spesies Curcuma pada taun
Damalas, 2011). Tulisan ini bertujuan 1987 (Danimiharja dan Notodiharjo,
menjelaskan hubungan pemanfaatan 1987), namun diduga jumlah koleksi
Curcuma longa dengan kandungan tersebut semakin banyak sejalan dengan
metabolit sekundernya. waktu serta semakin banyaknya
METODE PENELITIAN eksplorasi yang dilakukan di Indonesia.
Tulisan berdasarkan kajian literatur Curcuma longa memiliki
baik secara online dan offline. Kajian beberapa nama daerah dengan distribusi
431
ISSN e-journal 2579-7557
Jurnal Pro-Life Volume 4 Nomor 3, November 2017
sebaran yang luas. Spesies Curcuma kuning yang berasal dari senyawa
longa L. sinonim Amomum curcuma curcumin (Araujo dan Leon, 2001).
Jacq. (1776), dan Curcuma domestica Bunga merupakan bunga spika
Val. (1918). Bagi masyarakat lokal berukuran 5,20 x 3-7,5 cm, dengan
Indonesia, Curcuma longa dikenal susunan seperti spiral. Braktea
dengan nama kunir (Jawa), koneng berbentuk ellips-lanceolatus berukuran
(Sunda), hunik (Batak Toba), kuning 5-7,5 cm x 2,5 cm dengan susunan
gersing (Batak Karo) (Heyne, 1987). salaing menutupi. Braktea bagian
Asal usul C. longa tidak diketahui bawah bewarna hijau terang dengan
dengan pasti, namun diduga merupakan garis putih dibagian tepi, sedangkan
tanaman asli dari daerah Asia Selatan bagian atasnya membesar bewarna putih
hingga Asia Tenggara (Deb dkk., 2003). kadang-kadang mirip merah muda.
Araujo dan Leon (2001) menyatakan Corolla berbentuk tubuler dibagian
bahwa C. longa terdistribusi luas di basal, sedangkan setengah bagian
daerah tropis dan subtropis dan telah atasnya melebar dan memiliki tiga lobus
lama dibudidayakan terutama di negara- dengan ukuran yang tidak sama besar,
negara di daerah Asia seperti India, bewarna putih dengan labellum yang
China, dan termasuk Indonesia. Di obovate dengan diameter 12-17 mm dan
Indonesia C. longa diperkirakan telah dua lobus lagi berukuran lebih kecil
lama dinaturalisasi di hutan-hutan dengan warna kekuning kuningan.
daerah Jawa Timur (Indonesia) (de Ovarium berbentuk tricular dengan 2
Guzman dan Siemonsma, 1999). kelenjar (stylodes) pada bagian
Curcuma longa merupakan ujungnya. Walaupun memiliki bunga,
tumbuhan berhabitus herba, dengan namun buah tidak pernah dihasilkan (de
tinggi hingga 1-1,5 meter, tegak, dan Guzman dan Siemonsma, 1999). Dalam
sering ditanam sebagai tanaman pertumbuhannya Curcuma longa
menahun (Araujo dan Leon, 2001; de memerlukan kondisi iklim panas dan
Guzman dan Siemonsma, 1999). lembab dengan curah hujan 1000-2000
Rimpang atau rhizoma primernya mm. Dalam pembudidayaan dapat
berbentuk lonjong (ellips) dengan dilakukan hingga 1200 m dpl namun
ukuran 5 cm x 2,5 cm (Gambar 1.) dan paling baik pada ketinggian 450-900 m
merupakan bagian yang dimanfaatkan dpl.
sebagai obat (Deb dkk., 2003), bewarna
432
ISSN e-journal 2579-7557
Marina Silalahi: Pemanfaatan Curcuma longa (L.) Oleh Masyarakat Lokal di Indonesia dan
Kandungan Metabolit Sekundernya
Gambar 1. Curcuma longa L. atau Kunyit 1. Habitus; 2. Rhizoma (de Guzman dan
Siemonsma ,1999).
433
ISSN e-journal 2579-7557
Jurnal Pro-Life Volume 4 Nomor 3, November 2017
434
ISSN e-journal 2579-7557
Marina Silalahi: Pemanfaatan Curcuma longa (L.) Oleh Masyarakat Lokal di Indonesia dan
Kandungan Metabolit Sekundernya
telah terbukti memiliki aktivitas sebagai essensial oil atau yang dikenal juga
antioksidan (Kunta dkk., 1997). dengan minyak atsiri. Phanthong dkk.
Curcuminoids merupakan (2013) melaporkan bahwa esensial oil
senyawa bioaktif utama yang terdapat dari jenis (+)-camphor, (-)-trans-
dalam rhizoma C. longa yang bersifat caryophyllene, 1,8-cineole, citral,
sebagai antioksidan yang ditunjukkan citronellal, citronellol, eugenol,
melalui kemampuannya mengahambat geraniol, α-humulene, D-limonene, (±)-
2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) linalool, methyl chavicol, (-)-α -
(Nurcholis dkk., 2012; Itokawa dkk. terpineol, terpinen-4-ol, methyl
2008). Curcuminoids yang terdapat cinnamate, dan methyl eugenol mampu
pada C. longa terutama curcumin, mereduksi mikroba patogen yang
demethoxycurcumin, dan mengakibatkan keracunan maupun
bisdemethoxycurcumin (Lechtenberg pembusukan makanan melalui
dkk., 2004; Thaikert dan pencucuian dengan air yang
Paisooksantivatana, 2009). Hasil uji in mengandung essensial oil.
vitro menunjukkan bahwa ekstrak Ekstrak ethanol dan ekstrak
ethanol dari C. longa memiliki nilai hexane dari C. longa menghambat
IC50 sebesar 81.99 μg/ mL pertumbuhan 13 spesies bakteria yaitu:
menghambat raikal bebas 2,2-diphenyl- Vibrio harveyi, Vibrio cholerae, Vibrio
1-picrylhydrazyl (DPPH) (Nurcholis alginolyticus, Vibrio parahaemolyticus,
dkk., 2012). Senyawa yang berfungsi Vibrio vulnificus, Aeromonas
sebagai antioksidan antara lain: hydrophila, Streptococcus agalactiae,
curcumin, bisdemethoxy curcumin, Staphylococcus aureus, Staphylococcus
demethoxy curcumin (Araujo dan Leon, epidermidis, Staphylococcus intermidis,
2001). Bacillus subtilis, Bacillus cereus dan
2.2. Anti Bakteri Edwardsiella tarda (Lawhavinit dkk.,
Terjadinya peningkatan resistensi 2010). Curcuminoids dari Curcuma
mikroorganisme terhadap antibiotik longa menghambat pertumbuhan
komersial, mengakibatkan peningkatan spesies bakteri yaitu: Aeromonas
penelitian terhadap potensi tumbuhan hydrophila, Staphylococcus agalactiae,
obat sebagai antibiotik (Yasunaka dkk., Staphylococcus aureus, Staphylococcus
2005). Famili Zingiberaceae merupakan epidermidis, Staphylococcus intermidis,
famili yang kaya akan kandungan Bacillus subtilis, Bacillus cereus dan
435
ISSN e-journal 2579-7557
Jurnal Pro-Life Volume 4 Nomor 3, November 2017
436
ISSN e-journal 2579-7557
Marina Silalahi: Pemanfaatan Curcuma longa (L.) Oleh Masyarakat Lokal di Indonesia dan
Kandungan Metabolit Sekundernya
437
ISSN e-journal 2579-7557
Jurnal Pro-Life Volume 4 Nomor 3, November 2017
Tabel 2. Senyawa utama dan struktur metabolit sekunder pada C. longa (Araujo dan Leon 2001).
Senyawa Struktur Manfaat
Curcumin anti-bacteria, anti Leishmania
amazonensis, antioksidan,
anti inflamantori.
Ar-turmerone anti gigitan ular
DAFTAR PUSTAKA
Araújo CAC dan LL. Leon. 2001. Ammon HP dan MA. Wahl. 1991.
Biological activities of Curcuma longa Pharmacology of Curcuma longa.
L. Mem. Inst. Oswaldo Cruz, Rio de Planta Med. 57(1): 1-7.
Janeiro, 96 (5): 723-728. Abe Y., S. Hashimoto dan T. Horie. 1999.
Akram M., A. Shahab-Uddin K., Ahmed Curcumin inhibition of inflammatory
A., Usmanghani E., Hannan., cytokine production by human
Mohiuddin M. Asif. 2010. Curcuma peripheral blood monocytes and
longa and curcumin: A Review Article. alveolar macrophages. Pharmacol. Res.
Rom. J. Biol. Plant Biol. 55(2): 65–70. 39: 41-47.
Ammon HPT., MI. Anazodo H., Safayhi Chan EWC., YY. Lim dan M. Omar. 2007.
BN., Dhawan dan RC. Srimal. 1992. Antioxidant and antibacterial activity of
Curcumin: a potent inhibitor of leaves of Etlingera species
Leukotriene B4 formation in rat (Zingiberaceae) in Peninsular Malaysia.
peritoneal polymorphonuclear Food Chem, 104: 1586-1593.
neutrophils (PMNL). Planta Med. 58: Cronquist A. 1988. The Evolution and
26. Classification of Flowering Plants.
Second Edition. New York: Columbia
University Press.
438
ISSN e-journal 2579-7557
Marina Silalahi: Pemanfaatan Curcuma longa (L.) Oleh Masyarakat Lokal di Indonesia dan
Kandungan Metabolit Sekundernya
Danimiharja S dan D. Notodiharjo. 1978. Kress WJ., LM. Price dan KJ. Williams.
An Alphabetical List of Plant Species 2002. The phylogeny and a new
Cultivated in the Hortus Botanicus classification of the gingers
Bogoriense. Bogor: Kebun Raya LBN (Zingiberaceae): Evidence from
LIPI. molecular data. American Journal of
Damalas CA. 2011. Potential uses of Botany, 89: 1682-1696.
turmeric (Curcuma longa) products as Lechtenberg M., B. Quandt dan A.
alternative means of pest management Nahrstedt. 2004. Quantitative
in crop production. Plants Omics determination of curcuminoids in
Journal 4(3):136-141. Curcuma rhizomes and rapid
Deb N., P. Majumdar dan A. Kumar. 2013. differentiation of Curcuma domestica
Ghosh pharmacognostic and Val. and Curcuma xanthorrhiza Roxb.
phytochemical evaluation of the by capillary electrophoresis.
rhizomes of Curcuma longa Linn. Phytochem. Anal. 15: 152-158.
Journal of Pharma Sci. Tech. 2(2): 81- Larsen K. 2005. Distribution patterns and
86. diversity centres of Zingiberaceae in
de Guzman CC dan JS. Siemonsma. 1999. Southeast Asia. Biologiske Skrifter, 55:
Spices. Plant resources of South-East 219-228.
Asia. Backhuys Publishers, Leiden. Larsen K., dan SS. Larsen. 2006. Gingers
Goel A., AB. Kunnumakkara dan BB. of Thailand, Queen Sirikit Botanic
Aggarwal. 2008. Curcumin as Garden, Chiang Mai.
“curecumin”: from kitchen to clinic. Lawrence GHM. 1951. Taxonomy of
Biochem Pharmacol. 75: 787-809. Vascular Plant. New York: John Wiley
Heyne K. 1987. Tumbuhan Berguna & Sons.
Indonesia. Jilid I dan II. Terj. Badan Lawhavinit OA., Kongkathip dan B
Libang Kehutanan. Cetakan I. Koperasi Kongkathip. 2010. Antimicrobial
karyawan Departemen Kehutanan activity of curcuminoids from Curcuma
Jakarta Pusat. longa L. on pathogenic bacteria of
Hegarty MP, EE. Hegarty dan RBH. Wills. shrimp and chicken. Kasetsart J. (Nat.
2001. Australian Plant Bushfoods. Sci.), 44: 364- 371.
Kingston: Rural Industries Research and Maho S dan K. Yoshiyuki. 2009. Effects of
Development Corporation. a turmeric extract (Curcuma longa) on
Kunta JR., VR. Goskonda, HO. Brotherton chronic ultraviolet B irradiationinduced
MA., Khan dan IK. Reddy. 1997. skin damage in melanin-possessing
Effects of menthol and related terpenes hairless mice. Phytomedicine, 16: 1137-
on the percutaneous absorption of 1143.
propanolol across excised hairless Masuda CA., MA. Xavier., KA. Mattos.,
mouse skin. Journal Pharm. Sci. 86: A. Galina dan M. Montero-lomeli.
1369-1373. 2001. Phosphoglucomutase is an in vivo
Itokawa H., Q. Shi, T. Akiyama SL. lithium target in yeast. J. Biol Chem,
Morris-Natschke dan K.H. Lee. 2008. 276(41): 37794-801.
Recent advances in the investigation of Nurcholis W., L. Ambarsari NLPEK., Sari
curcuminoids. Chinese Medicine, 3 dan LK. Darusman. 2012. Curcuminoid
(11): 1-13. contents, antioxidant and anti-
Jurenka JS. 2009. Anti-inflammatory inflammatory activities of Curcuma
properties of curcumin, a major xanthorrhiza Roxb. and Curcuma
constituent of Curcuma longa: A domestica Val. promising lines from
Review of Preclinical and Clinical Sukabumi of Indonesia. Prosiding
Research Alternative. Medicine Review, Seminar Nasional Kimia Unesa
14( 2): 141-153.
439
ISSN e-journal 2579-7557
Jurnal Pro-Life Volume 4 Nomor 3, November 2017
440
ISSN e-journal 2579-7557