Anda di halaman 1dari 2

Film Boo!

Bikin Penonton Kecewa

Oleh : Chindy Yulia Permatasari

Menonton merupakan pilihan hiburan ketika manusia berada dititik jenuhnya. Tidak terkecuali dengan
film horror yang siap memompa semangat melawan rasa takut ketika menonton film tersebut. Boo! Merupakan
jenis film horror yang rilis sejak 21 September 2019. Disutradarai oleh Luke Jaden dan dibintangi oleh Jaden
Piner berperan sebagai Caleb, anak laki-laki yang dapat melihat hantu, Rob Zabrecky memerankan tokoh
James, Ayah dari Morgan dan Caleb, Aurora Perrineau sebagai Morgan , anak perempuan tertua, Jill Marie
Jone berperan Elyse istri James, dan Charley Palmer Rothwell sebagai Ash , kekasih Morgan.

Film ini dimulai dengan pasangan James dan Elyse yang sudah menikah berusaha mempertahankan
rumah tangganya ditengah ketidak harmonisan dan depresi yang diderita anak-anaknya karena masa lalu
mereka. Ketika Halloween pada tahun 1980 tiba, mereka mendapat sebuah peringatan yang diletakkan di depan
pintu. Secarik kertas itu tertulis "You have been booed!". Semuanya bermula saat mereka mengabaikan
peringatan yang sudah melegenda di kota Detroit. James tidak percaya akan adanya hantu dan mengira surat itu
hanya prank lalu membakar kertas peringatan tersebut. Namun mereka mulai menyadari bahwa mereka sedang
terjebak dalam teror. Nyawa satu keluarga terancam karena mereka mengabaikan peringatan. Hantu-hantu itu
mulai meneror mereka satu per satu.

Tidak bisa dipungkiri kesuksesan film horror adalah ketika penonton dihantui rasa takut saat sedang dan
setelah memonton film. Sayangnya film Boo! Terkesan tanggung dalam memberikan rasa takut itu yang
mengakibatkan rasa kecewa penonton. Apa yang membuat penonton film Boo! Kecewa? Bisa ditinjau dari
sounds dan gambarnya.

Hantu bayangan hitam, dan hantu anak kecil tanpa mata itu seakan kurang menghidupkan rasa takut
karena mata hantu itu terlihat seperti diberi polesan make up. Backsound music pengiring film ini juga terkesan
umum tidak ada baksound horor khusus. Alur cerita yang sulit dimengerti pada bagian awal dan ending cerita
yang gantung berhasil membuat penonton sontak mengatakan bagaimana kabar ketiga anggota keluarga setelah
terjebak dalam kebakaran?“huh”. Bisa saja ini taktik produksi film mungkin saja setelah ini aka nada film Boo!
Ke dua.

Tidak hanya dari segi gambar, amanat dari film ini terkesan dikit dan mudah terabaikan karena tertutupi
dengan banyaknay perilaku gaya hidup bebas yang tidak sesuai dengan budaya perilaku di Indonesia. Misalnya
seorang ibu yang minum alcohol dan perokok aktif, hal ini diikuti dengan anak perempuannya Morgan yang
kerap berkencan tengah malam tanpa izin bahkan ada adegan kiss. Percakpan antar tokoh yang terkesan kasar
seperti “fuck, shit” ini tidak baik didengar anak-anak. Meskipun film ini memberikan amanat mengenai
pentingnya mendengarkan keluhan orang lain, mengajarkan percaya dan terbuka dan membuang ego masing-
masing jika ingin keluarga kembali harmonis.

Sejatinya jika hanya untuk menghabiskan waktu libur, tidak masalah jika menonton film Boo!
Tergantung dari tingkat rasa takut pada diri masing-masing penonton, namun penulis pribadi masih merasa
kurang,. Terkhusus lagi alasanan menonton film ini untuk melatih skill bahasa inggrish yang pada faktanya
tidak terlalu memberikan efek pada kemampuan bahasa inggris dikarenakan percakapannya yang sedikit.
Setiap film memiliki pesan kebaikan jadi temukan pesan kebaikan itu dengan menontonnya. Film ini
dipasarkan untuk usia 17 tahun ke atas meskipun begitu tetap dampingin anak setiap menonton.
Boo Movie! Make the Audience Disappointed

By: Chindy Yulia Permatasari

Watching is an entertainment choice when humans are at the bored point. No exception to the horror
film that is ready to pump the spirit against fear when watching the film. Boo Is a type of horror film released
since September 21, 2019. Directed by Luke Jaden and starring Jaden Piner as Caleb, a boy who can see ghosts,
Rob Zabrecky plays the character James, Father of Morgan and Caleb, Aurora Perrineau as Morgan, eldest
daughter, Jill Marie Jone plays Elyse's wife James, and Charley Palmer Rothwell as Ash, Morgan's lover.

The film begins with a married couple James and Elyse trying to maintain their household amid the
disharmony and depression suffered by their children because of their past. When Halloween arrived in 1980,
they got a warning placed at the door. The piece of paper says "You have been booed!". It all started when they
ignored the legendary warning in the city of Detroit. James did not believe in ghosts and thought the letter was
just a prank and then burned the warning paper. But they began to realize that they were trapped in terror. One
family's life is threatened because they ignored the warning. The ghosts began terrorizing them one by one.

It cannot be denied that the success of a horror film is when the audience is haunted by fear while on and
after watching the film. Unfortunately the movie Boo! Impressed responsibility in giving fear that resulted in
the audience feeling disappointed. What made the movie audience Boo! Disappointed? Can be viewed from the
sounds and images.

The ghost of a black shadow, and the ghost of a child without eyes seemed to turn less fear because the
ghost's eyes looked like they were given makeup. Backsound music that accompanies the film also impressed
general there is no special horror meatball. The storyline that is difficult to understand at the beginning and
ending of a hanging story succeeded in making the audience instantly say how are the three family members
after being trapped in a fire? "Huh". It could be that this film production tactic might just be after this there will
be movie Boo! 2.

Not only in terms of pictures, the mandate of this film seems a little and easily overlooked because it is
covered with many free lifestyle behaviors that are not in accordance with the cultural behavior in Indonesia.
For example a mother who drinks alcohol and is an active smoker, this is followed by her daughter Morgan who
often dates midnight without permission and there is even a kiss scene. Conversations between characters who
seem rude like "fuck, shit" are not good for children to hear. Although this film gives a message about the
importance of listening to the complaints of others, teaches trust and openness and discard each other's ego if
you want the family back in harmony.

Indeed, if only to spend time off, no problem if watching Boo! Depending on the level of fear in each
audience, but the personal writer still feels less. Especially the reason for watching this film is to practice
English skills which, in fact, does not really have an effect on English skills because of the lack of conversation.
Every film has a message of goodness so find that message of goodness by watching it. This film is marketed
for the age of 17 years and over, although it is still with and around every child watching.

Anda mungkin juga menyukai