Agus Riyanto
Agus Riyanto
id
LAPORAN KHUSUS
Oleh :
Agus Riyanto
NIM. R0007015
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
dengan peneliti :
Agus Riyanto
NIM. R0007015
14 Juni 2010
Pembimbing I Pembimbing II
Ketua Program
D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja FK UNS
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan atas kehadiat Allah SWT yang telah
Kalimantan Selatan”.
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja yang ada di dunia kerja yang
sesungguhnya.
selesainya laporan ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik
dalam proses penyusunan laporan ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Bapak Said, Bapak Ujang selaku jajaran staff di Plant Workshops PT.
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10. Kedua Orang Tuaku tercinta, saudara-saudaraku, terima kasih atas kasih
11. Teman-teman Angkatan 2007 serta semua pihak yang tidak dapat kami
diberikan oleh semua pihak dan semoga Allah SWT membalas semua budi baik
dan bantuan yang telah diberikan, AMIN. Akhir kata penulis mengharap saran dan
kritik yang bersifat membangun demi sempurnanya laporan ini, sehingga dapat
Penulis,
Agus Riyanto
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... ii
ABSTRAK .................................................................................................... iv
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
F. Pelaksanaan ....................................................................................... 32
B. Pembahasan ....................................................................................... 48
A. Kesimpulan........................................................................................ 61
B. Implikasi ............................................................................................ 63
C. Saran .................................................................................................. 64
LAMPIRAN
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
industialisasi saat ini begitu pesat dan merupakan syarat mutlak dalam
teknologi dari tenaga manusia ke tenaga mesin sudah cukup dirasakan dampak
tidak memperhatikan aspek keselamatan kerja maka yang sering terjadi adalah
dampak buruk yang mengakibatkan kerugian, baik terhadap manusia (cidera atau
kita ketahui banyak sekali usaha yang terpuruk karena ketidakmampuannya dalam
kerja dari tenaga kerja dan memberikan kesehatan yang memadai. Selain itu
sekarang banyak dari konsumen yang sudah jeli dalam menacari produk yang
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id
mereka kehendaki termasuk menuntut produk yang ramah lingkungan dan yang
berat dan bahan-bahan berbahaya yang mempunyai tingkat resiko bahaya tinggi
dengan baik.
mengakibatkan cidera terhadap manusia dan kerugian pada harta benda. (Frank E
Bird,1990).
cedera serta kematian. Bila dihitung-hitung biaya yang ditimbulkan akibat dari
kecelakaan kerja baik langsung maupun tidak langsung sangatlah besar sehingga
besar (Suma’mur,1996).
Dilihat dari kerugian yang ditimbulkan oleh kecelakaan kerja maka perlu
bahwa kecelakaan terjadi pasti ada sebabnya, kondisi yang tidak standar adalah
potensi bahaya yang dapat menjadi penyebab langsung terjadinya kecelakaan atau
insiden. Pada dasarnya bahaya memang tidak dapat dihilangkan akan tetapi dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id
diminimalisir dan dikendalikan. Oleh karena itu kondisi yang tidak standar harus
inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilakukan secara teratur”. Pelaksanaan
Inspeksi terencana disini tidak ditujukan untuk mencari kesalahan, tetapi lebih
ditujukan untuk meyakinkan apakah semua kondisi di tempat kerja serta tata cara
dengan kapasitas yang besar pula. Hal itu dikarenakan proses operasional
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id
yang sering disebut dengan istilah breakdown. Di departemen ini juga mempunyai
semakin cepat perbaikan atas unit-unit yang rusak maka kelangsungan produksi
B. Rumusan Masalah
ada ?
C. Tujuan Penelitian
Selatan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id
D. Manfaat Penelitian
1. Penulis
bangku kuliah
2. Perusahaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Tempat Kerja
dalam pasal 1 tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan yang tertutup atau
terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja atau yang sering
dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dimana terdapat sumber-
sumber bahaya, sedangkan yang termasuk tempat kerja adalah semua ruangan,
2. Potensi Bahaya
a. Pengertian Bahaya
diterangkan dalam Undang - undang No. 1 tahun 1970 bahwa ditempat kerja
7
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id
tenaga kerja. Adapun sumber dari kejadian yang dapat mengakibatkan kecelakaan
konstruksi bangunan harus kokoh dan memenuhi syarat. Desain ruangan dan
tempat kerja harus menjamin keselamatan dan kesehatan kerja. Instalasi harus
dioperasikan oleh orang yang ahli dibidangnya agar memenuhi standar yang
ditentukan.
Peralatan meliputi mesin dan alat atau sarana lain yang digunakan. Elemen
bukan hanya menurut waktu pemakaian melainkan juga didasarkan pada kondisi
dengan alat pelindung dan pengaman, peralatan itu dapat menimbulkan macam-
Cedera.
2) Material
a) Mudah terbakar
b) Menimbulkan energi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id
c) Mudah meledak
e) Menyebabkan kanker
3) Proses
yang digunakan. Proses yang digunakan dalam industri ada yang berbahaya dan
ada pula proses yang kurang berbahaya. Bahaya yang sering ditimbulkan dalam
proses produksi antara lain: Debu, Asap, Panas, Bising, dan Mekanis seperti
b) Kurang terampil.
Silalahi, 1995)
Cara kerja yang tidak benar dapat membahayakan tenaga kerja, orang lain,
dan lingkungan sekitar. Cara kerja yang demikian yang sering terjadi antara lain
mengangkat dan mengangkut, apabila dilakukan dengan cara yang salah dapat
mengakibatkan cedera, dan yang paling sering adalah cedera pada tulang
5) Lingkungan kerja
akibat kerja serta penurunan produktifitas dan efisiensi kerja. Bahaya tersebut
adalah :
a) Faktor Fisik : Bahaya ini timbul dari keadaan fisik di lingkungan kerja.
b) Faktor Kimia : Bahaya ini bisa berasal dari bahan yang digunakan atau hasil
produksi, yang meliputi : Gas, uap, debu, kabut, asap, cairan dan benda padat.
c) Faktor Biologi : Bahaya ini bisa berasal dari golongan hewan dan tumbuhan.
mesin dengan ukuran tubuh tenaga kerja yang dapat menimbulkan beban kerja
tambahan. Misalnya : posisi kerja yang tidak sesuai, konstruksi mesin yang
tidak ergonomi.
e) Faktor Mental Psikologis : Bahaya yang berasal dari psikologis tenaga kerja
hubungan kerja antar pekerja dan atasan dengan bawahan.( Suma’mur, 1996)
3. Insiden/ Kecelakaan
1) Kecelakaan kerja
apapun. Dalam hal ini kejadian yang nyaris celaka dan yang sudah menimbulkan
Kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Tak
terduga disini , oleh karena tidak ada unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk
kerja pada perusahaan. Hubungan kerja disini dapat berarti bahwa kecelakaan itu
Pada dasarnya semua yang dapat kita kenali dengan panca indra adalah
bahaya. Apabila dua bahaya atau lebih bertemu bisa menimbulkan suatu peristiwa
yang disebut kecelakaan. Maka bahaya yang terisolasi dengan baik tidak akan
bahaya secara keseluruhan karena dengan definisinya semua yang bisa di tangkap
terganggunya proses.
c) Karena suatu sumber energi atau bahan yang melampaui nilai ambang batas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id
kerja pada saat melaksanakan pekerjaan ditempat kerja maupun pada saat menuju
2) Kecelakaan Tambang
555K/MPE/1995 yaitu :
b) Mengakibatkan cedera pada pekerja tambang atau orang lain yang diberi ijin
pekerja tambang tidak mampu melaksanakan tugas semula lebih dari satu hari
dan kurang dari tiga minggu termasuk hari minggu dan hari libur.
pekerja tambang tidak mampu melaksanakan tugas semula lebih dari tiga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id
minggu termasuk hari minggu dan hari libur, menyebabkan cacat tetap, tidak
(1) Keretakan tengkorak kepala, tulang punggung, pinggul, lengan bawah, lengan
(3) Luka berat atau luka terbuka yang mengakibatkan ketidakmampuan kerja tetap
(4) Mati atau meninggal dunia : kecelakaan yang menyebabkan pekerja mati
karena lebih merujuk pada sesuatu yang reaktif, sementara insiden bersifat
proaktif. Terlepas dari itu maka manajemen akan menyadari bahwa kecelakaan
dapat dicegah, sedangkan kata accident akhirnya lebih merujuk pada sesuatu yang
tidak disengaja atau nasib. Padahal kecelakaan di tempat kerja semuanya bisa
dicegah dengan menghindari bertemunya sub standar action dan sub standart
condition. Sub standar berarti merujuk pada suatu standar tertentu. Unsafe lebih
bersifat kualitatif dan kira-kira, dengan menyebutkan sub standart, maka akan
1
10
30
600
Gambar 1. Piramida kecelakaan Frank Bird
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id
dengan angka 1 : 10 : 30 : 600 yang berarti bahwa, jika terjadi kecelakaan dan
sering dikenal sebagai teori domino. Dalam teori ini dijelaskan bahwa kecelakaan
terjadi karena ada faktor pendukung sebelumnya. faktor dalam urutan kecelakaan
tersebut meliputi :
akan dimulai dan akan memicu faktor penyebab berikutnya yang mengakibatkan
a) Kurangnya program
2) Penyebab Dasar
mengapa terdapat kondisi yang kurang standar. Sebab dasar dibagi menjadi dua,
yaitu :
b) Faktor Pekerjaan
(7)Penyalahgunaan wewenang.
3) Penyebab langsung
yaitu pelanggaran terhadap tata cara kerja yang aman yang berpeluang akan
Yaitu Suatu kondisi yang diluar standar yang berpeluang akan terjadinya
kecelakaan, meliputi :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id
(6) Kondisi lingkungan mengandung debu, gas, asap atau uap melebihi NAB.
(7) Bising.
4. Kerugian (Loss)
manusia dan harta benda yang akan mempengaruhi kualitas dan produksi
a. Kecelakaan
b. Kekacauan organisasi.
e. Kematian.
Gunung es yang kemudian sering disebut Teori Gunung Es yang artinya biaya
langsung sebagai bongkahan gunung es yang terlihat pada pemukaan laut, sedang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id
Biaya langsung
$1
Ø Perawatan dokter
Ø Biaya kompensasi atau ganti rugi
Biaya tidak langsung (biaya yang tidak
terasumsi)
$ $ 5 to $ 50
Ø Kerusakan bangunan
1 Ø Kerusakan perawata
$5 HINGGA Ø Kerusakan hasil produksi
BIAYA DALAM
Ø Gangguan dan keterlambatan produksi
50 PEMBUKUAN:
KERUSAKAN PROPERTI
Ø Biaya untuk pemenuhan aturan
Ø Biaya peralatan untuk keadaan darurat
(BIAYA YANG TAK
DIASURANSIKAN) Ø Biaya sewa peralatan
Ø Waktu untuk penyelidikan
Biaya lain (biaya tidak langsung)
$ 1 to $ 3
Gambar 1
$ 3. Teori
HINGGA $ Es
Gunung 3 Ø Gaji selama tidak bekerja
Ø Biaya penggantian/pelatihan
Ø Overtime
Ø Waktu untuk investigasi
Ø Pemenuhan hasil kerja yang celaka
sewaktu bekerja, menurunya bisnis
baik ekonomi maupun non ekonomi. Kerugian ekonomi dapat berupa biaya
a) Perawatan dokter
b) Biaya Kompensasi
(3) Lembur.
(5) Penurunan hasil kerja bagi yang celaka sewaktu memulai kerja
5. Pencegahan Kecelakaan
alat.
(Alkon,1998).
antara lain :
4) Penelitian teknik yaitu meliputi sifat dan ciri-ciri bahan yang berbahaya
mengakibatkan kecelakaan.
banyaknya, mengenai apa saja, dalam pekerjaan apa dan apa sebabnya.
9) Pelatihan yaitu latihan praktek bagi tenaga kerja khususnya bagi tenaga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id
kerja baru.
kecelakaan.
a. Difinisi
kondisi dan tindakan yang tidak aman (unsafe condition and Unsafe action) dan
kecelakaan.
keselamatan kerja merupakan salah satu cara yang mendasar dan efektif untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id
dengan tekanan untuk mengkritik, akan tetapi yang harus ditekankan adalah
pencarian fakta untuk menemukan seluruh potensi - potensi bahaya yang ada pada
1) Tujuan umum
2) Tujuan khusus
adalah memastikan bahwa semua pekerjaan berjalan sesuai prosedur yang ada.
Inspeksi ini membutuhkan usaha yang seksama untuk melihat potensi yang
waktu, serta pelaksana inspeksi tersebut. Inspeksi ini juga di bagi 4 bagian yaitu :
Bagaian kritikal disini adalah bagian yang apabila bagian atau barang ini
bahwa semua peralatan atau kendaraan diinspeksi secara rutin agar kegagalan
Inspeksi ini dilakukan untuk memastikan bahwa semua barang atau aset
perusahaan dirawat secara baik sehingga dapat digunakan secara aman dan
Nusantara, 2002)
d. Pelaksana Inspeksi
memahami kebijakan dan norma keselamatan kerja. Selain itu juga harus
1) Intern perusahaan
kepala bagian, serta yang spesialis dibidangnya seperti teknisi/ ahli yang terbaik
2) Eksternal perusahaan
f. Lokasi Inspeksi
1) Tahap Persiapan
2) Tahap Pelaksanaan
a) Pendahuluan :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id
(4) Minta pendamping bila yang bersangkutan berhalangan untuk ikut inspeksi
b) Peta Inspeksi :
c) Pengamatan :
Amati semua kegiatan proses produksi untuk memastikan ada atau tidaknya
d) Observasi :
K3.
e) Penelitian :
f) Koreksi :
Lakukan tindakan koreksi segera bila menemukan kondisi atau tindakan yang
berbahaya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id
g) Catat :
kondisi dan tindakan terhadap standar yang telah ditentukan. Catatan harus jelas,
3) Tahap Pelaporan
Dari hasil inspeksi tersebut laporkan kepada bagian yang bersangkutan dan
data-data hasil inspeksi harus tunjukan. Adapun bentuk dari laporan sebagai
berikut :
a) Pendahuluan
b) Permasalahan
c) Uraian/ Analisa
Dari hasil inspeksi diperoleh data tentang potensi bahaya yang terdapat
pada tempat kerja. Rekomendasi dari laporan dapat digunakan sebagai dasar untuk
membuat rencana kerja dan tindakan perbaikan menjadi prioritas dalam rencana
perbaikan.
i. Peraturan Perundang-undangan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id
B. Kerangka Pemikiran
Sumber Bahaya :
1. Manusia
2. Peralatan
3. Material
4. Lingkungan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
tentang obyek penelitian dan data yang diperoleh digunakan sebagai bahan
penulisan ini.
B. Lokasi Penelitian
Prima Persada Jobsite Tanjung Alam Desa Sei Lurus, Kecamatan Sambung
C. Objek Penelitian
Obyek penelitian yang digunakan dari penulisan laporan ini adalah kondisi
commit to user
30
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id
D. Sumber Data
Data yang diperoleh dan dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data
1.Data Primer
ini.
2. Data Sekunder
dokumen milik perusahaan dan juga literatur yang berhubungan dengan inspeksi
umum terencana.
berikut :
lapangan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id
laporan penelitian yang sudah ada serta sumber lain yang berhubungan
F.Pelaksanaan
Pelaksanaan magang dilakukan dalam waktu dua bulan mulai bulan April
sampai dengan bulan Mei, magang dilaksanakan di PT. Kalimantan Prima Pesada
G. Analisa Data
terencana.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
A. Hasil Penelitian
kesehatan kerja serta pengolahan lingkungan hidup adalah salah satu landasan
utama dalam kegiatan operasinya. Dalam rangka mendukung hal tersebut maka
terstruktur ditujukan terhadap kondisi fisik tertentu pada kontruksi bangunan, alat
peralatan kerja, alat pencegah bahaya, bahan, dan material serta keadaan
lingkungan. Dalam kegiatan ini juga merupakan suatu cara monitoring dari
Perusahaan. Sesuai standar yang ada dalam elemen 03.1 tersebut dijelaskan bahwa
commit to user
33
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id
setiap jobsite harus mempunyai standar yang rinci mengenai sistem pelaksanaan
melaksanakan program inspeksi umum terencana yang telah diatur didalam Pama
seorang Group Leader yang juga dibantu oleh wakil K3LH dimasing-masing
wilayah kerja mereka sesuai dengan daftar lokasi dan penanggung jawabnya.
2. Objek Inspeksi
Objek inspeksi umum terencana ini sesuai dengan wilayah kerja pelaksana
inspeksi masing- masing sesuai dengan daftar lokasi dan penanggung jawabnya.
antara lain: kondisi fisik tertentu di seluruh area kerja, penyimpanan dan
penumpukan barang, kondisi jalan yang digunakan lalu lalang karyawan, kondisi
daerah basah di tempat kerja (kondisi fisik toilet, kamar ganti serta disinfeksi),
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id
menentukan dan menyusun suatu daftar lokasi, pelaksana serta waktu pelaksanaan
inspeksi umum terencana tersebut yang tentunya memuat seluruh areal kerja
dilakukan oleh pengawas lini depan yaitu seorang Group Leader. Setiap
suatu rangkaian kegiatan yang utuh, yang terdiri dari beberapa tahap yaitu :
a. Persiapan:
inspeksi awal yang disini dilakukan oleh seorang Group Leader melakukan
diantaranya :
a) Ceklis inspeksi yang berisikan tentang tempat- tempat yang akan dilaksanakan
inspeksi umum terencana, ceklis ini berupa Form yang berisikan poin
maksimal yang merupakan ketentuan yang sudah tertera pada PSMS elemen
03.1 serta poin actual yang merupakan poin hasil inspeksi yang ditentukan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id
kondisi yang tidak standar yang diisi oleh pelaksana inspeksi. Serta tindakan
wilayah kerja Plant Workshops diharuskan mengunakan alat pelindung diri berupa
Sepatu Safety (Safety shoes) begitu pula dengan pelaksana inspeksi umum
terencana.
b. Pengamatan :
bahan-bahan yang digunakan untuk produksi, serta lingkungan kerja yang dinilai
yang ada pada ceklis inspeksi yang sudah disediakan yang meliputi :
b) Kebersihan umum : kebersihan dengan standar bersih dari sampah, debu dan
oli.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id
d) Kondisi jalan yang digunakan lalu lalang karyawan yang meliputi : Daerah
jalan atau daerah bekerja, jalur evakuasi keadaan darurat, kondisi parkir yang
e) Tempat sampah dengan standar isi sesuai (tidak tercampur sampah B3,
f) Kode warna dan rambu-rambu tanda letaknya sesuai dan terlihat jelas.
2) Mesin- mesin :
pengendalian bahan kimia berbahaya dan mudah terbakar dengan standar tersusun
4) Kondisi daerah basah di tempat kerja yang meliputi kondisi fisik toilet,
meliputi :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 38
digilib.uns.ac.id
a) Alat-alat lock out danger tag, kondisi overhead cranes, slings cranes, kondisi
b) Tabung gas dengan standar penyusunan sesuai tempatnya, dirantai dan box
kantor, APAR teletak di dalam kantor dengan jumlah menyesuaikan besar nya
kantor dan terdapat juga di setiap ruangan, Alaram sistem berada di dalam
d) Perkakas tangan, kondisi tabir las dengan standar bersih, rapi, penempatan
e) Pipa, katup, Alat Pelindung Diri serta peralatan pertolongan pertama, dengan
standar tidak rusak, layak digunakan, aman, letak atau penempatan sesuai pada
tempatnya.
7) Sikap kerja
c. Perbandingan
membandingkan hasil pengamatan tadi dengan kondisi fisik lainnya yang sesuai
3) Standar penggunaan dan kondisi yang tertera pada manual alat yang
berlaku.
diatas. Maka akan memberikan dua konsekuensi yaitu hasil temuan yang sesuai
dengan standar yang berlaku dan ini tidak menjadikan suatu permasalahan. Serta
hasil temuan yang tidak sesuai dengan standar yang berlaku dan ini merupakan
inspeksi adalah bahaya yang memiliki resiko terjadinya suatu insiden dan temuan-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id
d. Pemutusan
temuan yang menyimpang dari standar memiliki potensi risiko tertentu dan
Tabel : Tingkat kekritisan Resiko menurut PSMS/ PSMS Level of Critical Risk
potensi atau kekritisan risiko adalah dengan cara mengalikan antara Severity atau
tingkat keparahan, Frekuency atau seberapa sering tingkat bahaya dijumpai, serta
tingkatan yaitu :
dijumpai sehari-hari secara normal, dan seberapa banyak orang yang mungkin
berada dalam atau terkena dampak kondisi bahaya tersebut. Frekuency disini
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id
yaitu :
terjadi incident
yang dikategorikan dalam tabel tingkat kekritisan resiko di atas. Kode bahaya
yang dipilih atas setiap temuan dalam pelaksanaan inspeksi terencana akan
tinggi tingkat resiko yang dimiliki suatu temuan, berarti semakin pendek waktu
yang disediakan untuk tindakan perbaikan. Jika pada saat inspeksi ditemukan
penyimpangan dengan kode bahaya AA maka proses aktifitas atau alat harus
dihentikan dan diperbaiki secepat mungkin atau segera disampaikan kepada yang
daftar penyimpangan dan perbaikan atau yang sering disebut PICA (Problem
1) Temuan : kolom temuan ini berisikan mengenai hal-hal yang tidak standar/
tersebut agar kondisi yang tidak standar tersebut masih dalam batasan yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 44
digilib.uns.ac.id
dapat di minimalisir.
4) Tanggal jatuh tempo : Kolom ini berisikan tanggal jatuh tempo/ target waktu
f. Tindakan Perbaikan
memberikan salinan form PICA kepada pelaksana tindakan perbaikan dan pada
tahapan inilah saatnya pelaksana tindakan perbaikan yang ditunjuk oleh pelaksana
Plant Workshops sesuai dengan yang telah dituliskan pelaksana inspeksi pada
yang berhubungan dengan hal tersebut yaitu mengisi kolom tanda tangan dan
terencana telah usai, namun masih ada kegiatan administratif untuk menunjang
a. Monitoring / Pemantauan
terencana yang akan dilaporkan kepada Departemen SHE setiap bulan. Dari hasil
terdapat di Plant Workshops akan dianalisa secara luas dan disusun satu
yang bersifat kritikal, dan akan disampaikan di dalam metting komite K3LH
setiap bulan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 46
digilib.uns.ac.id
4. Inspeksi Ulang
Pelaksanaan inspeksi ulang ini dilakukan oleh seorang Section Head atau Kepala
inspeksi ulang ini juga merupakan partisipasi aktif dari top management dalam
sebelumnya. Terlepas dari hal tersebut apabila pada pelaksanaan inspeksi ulang
lanjuti sesuai aturan di atas. Dan apabila semua penyimpangan yang ditemui
inspeksi ulang pada kolom yang tertera dalam daftar penyimpangan yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48
B. Pembahasan
manajemen PT. Kalimantan Prima Persada telah berkomitmen dan bertekad untuk
dan Kesehatan Kerja serta perlindungan dan pengelolaan Lingkungan hidup PT.
yang tinggi diseluruh wilayah kerja perusahaan. Hal itu juga dipertegas dalam Enam
Nilai inti PT. Kalimantan Prima Persada yang mengacu pada Enam Nilai inti PAMA
yaitu Keselamatan dan Kesehatan kerja serta Lingkungan Hidup adalah cara hidup
kita yang berarti untuk mencapai hal tersebut seluruh aspek K3&LH harus
Pama Safety Management Sistem Elemen 03.1 tentang inspeksi. Hal tersebut sesuai
dengan Peraturan Mentri Tenaga Kerja No. 05/MEN/1996 elemen 4 Lampiran 1 yaitu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49
dan pemantauan yang berkaitan tujuan dan sasaran keselamatan dan kesehatan kerja.
Persada khususnya Plant Workshops sudah sesuai dengan Pama Safety Management
System serta perundang-undangan yang berlaku saat ini yang meliputi sebagai berikut
berjalan baik sesuai dengan yang dtentukan dalam PSMS elemen 3 yaitu pelaksana
inspeksi terencana dilakukan pengawas lini depan atau seorang Group Leader dan
dibantu oleh wakil K3LH atau yang sering disebut SHE Representative dimasing-
masing wilayah kerja sesuai dengan Daftar Lokasi dan penanggung jawabnya,
Penunjukan penanggung jawab sesuai dengan yang disepakati bersama dan disahkan
oleh Kepala Departermen terkait. Hal ini sejalan dengan Lampiran II Elemen 6
tugas inspeksi terencana, siapapun yang ditunjuk untuk melaksanakan inspeksi harus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50
Jangka Waktu Pelaksanaan inspeksi umum terencana yang sesuai dalam Pama
a. Inspeksi pertama atau awal mula dilakukan oleh seorang Group Leader
satu bulan.
bulan.
Hal tersebut sesuai dengan yang disebutkan dalam Peraturan Menteri Tenaga
Kerja No. Per.05/MEN/ 1996 Elemen 7 Lampiran II yaitu “bahwa inspeksi terhadap
2. Objek Inspeksi
Sesuai dengan standar yang ada dalam PSMS elemen 03.1 tentang Inspeksi
Workshops tentang objek inspeksi sudah sesuai dengan standar perusahaan yang ada
kerja, alat pencegahan bahaya, bahan dan material serta keadaan lingkungan yang ada
dan mencari temuan-temuan yang menyimpang pada seluruh wilayah plant workshop
sesuai wilayah kerja masing-masing pelaksana inspeksi yang tertera dalam daftar
ceklis yang sudah tersedia dalam PSMS elemen 03.1. Hal tersebut juga sejalan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
51
dengan Permenaker No. Per.05 / MEN/ 1996 Elemen 4 lampiran II yang menjelaskan
Kesehatan Kerja”. Dan Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
lapangan, jadwal inspeksi sudah ditentukan sebelumnya. Oleh karena itu dalam
inspeksi umum terencana setiap Kepala bagian di tempat kerja tertentu harus
menentukan dan menyusun suatu daftar lokasi yang menjadi acuan tentang wilayah
wewenangnya yang harus diinspeksi dari waktu ke waktu. Daftar lokasi inspeksi ini
harus memuat seluruh areal kerja yang ada pada bagian atau Departermen tersebut.
Dan tentunya harus selalu ditinjau sedikitnya setahun sekali, atau jika terjadi
perubahan atas proses atau metode atau adanya peralatan baru di tempat kerjanya hal
ini sesuai dengan Lampiran I Elemen 4 Permenaker No. Per05/ MEN/ 1996 yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
52
a. Persiapan
Pada tahap ini sebelum melakukan inspeksi umum terencana pelaksana harus
peralatan diantaranya :
Seperangkat form inspeksi yang berisikan tentang tempat- tempat yang akan
a) Poin maksimal yang merupakan ketentuan yang tertera pada PSMS elemen 3.
b) Poin actual yang merupakan poin hasil inspeksi yang ditentukan oleh pelaksana
inspeksi.
c) Lembar Deviasi yang merupakan hasil temuan-temuan kondisi yang tidak standar
administrasi pendukung lainnya sesuai apa yang dibutuhkan seperti : Buku kerja, Alat
Ukur, Alat uji, serta alat Tulis. Hal ini sesuai dengan lampiran I Elemen 4 Pemenaker
no.per05/ MEN/ 1996 yang menyebutkan “Bahwa Peralatan dan Metode Pengujian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
53
Peralatan pelindung diri harus dipersiapkan guna melindungi diri kita dari
bahaya yang ada di tempat yang diinspeksi. Pelaksana inspeksi diplant sudah sesuai
dengan prosedur ketentuan yang ada di PSMS bahwa Setiap orang yang masuk di
area kerja workshop wajib menggunakan alat pelindung diri (APD) berupa :
b) Kacamata pelindung
c) Rompi pantul
d) Safety shoes
Hal teresbut sesuai dengan Undang - Undang No.01 tahun 1970 tentang
b. Pengamatan
yang ada di perusahaan dan tujuan inspeksi sendiri. Bahwa dalam tahap pengamatan
yang digunakan untuk produksi, serta lingkungan kerja yang terdapat pada wilayah
workshop.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54
terjadinya kecelakaan.
workshops.
tangga yang ada di area workshops, atau yang sering dikenal dengan
istilah Housekeeping
Hal ini sesuai dengan Permenaker No. PER.05 /MEN/1996 tentang sistem
c. Perbandingan
hal-hal yang ditemukan dalam pelaksanaan inspeksi dengan kondisi lain sebagai
acuan. Perbandingan acuan yang diambil adalah kondisi ideal atau standar yang
memberikan dua konsekuensi, yaitu asil temuan yang sesuai dengan standar yang
berlaku dan ini tidak menjadikan suatu permasalahan. Serta hasil temuan yang tidak
sesuai dengan standar yang berlaku dan ini merupakan sebuah penyimpangan. Setiap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
55
memiliki resiko terjadiya suatu insiden, dan temuan- temuan tersebutlah yang harus
sistem manajemen keselamatn dan kesehatan kerja. Lampiran I pasal 3.(3).(2) tentang
penilaian resiko.
d. Pemutusan
Pada tahap pemutusan ini pelaksana inspeksi menilai resiko bahaya yang
menjadi hasil temuan penyimpangan pada tempat kerja dan harus didiskusikan
dengan tenaga kerja yang berkompeten tersebut, Setiap temuan yang menyimpang
dari standar memiliki potensi resiko tertentu dan diklasifikasikan menurut sifat
4) Klasifikasi bahaya
Plant pada tahap pemutusan ini sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku
diperusahaan. Akan tetapi pemberian besaran ini bersifat subyektif, penilaian bisa
Hal ini sesuai dengan Lampiran I Elemen 4 Permenaker No. 05/ MEN/1996 yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
56
menyebutkan “bahwa hasil temuan inspeksi & pengujian harus dianalisa dan ditinjau
ulang”.
dalam form yang telah disediakan akan tetapi pada tahapan inilah yang menentukan
harus dilakukan oleh setiap perusahaan yaitu dengan metode pengendalian yang
3) Subsitusi : Mengganti material, bahan, atau proses dengan bahan lain yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
57
f. Tindakan Perbaikan
diambil dapat menekan semua potensi resiko yang ditemukan seminimum mungkin
sehingga kegagalan yang tidak direncanakan dapat dicegah sedemikaian rupa. Dalam
dengan jelas tindakan praktis yang harus diambil untuk mencegah terjadiya suatu
penyebab dengan biaya yang rasional, memperbaiki sistem proteksi untuk membatasi
konsekuensi yang dihadapi serta menyebutkan siapa yang harus melakukan tindakan
perbaikan tersebut dan batas waktu pelaksanaan, ditulis secara terarah dan bukan
sekedar mengungkapkan rasa sentimentil (LPKK alkon, t.t). Hal ini sesuai dengan
tujuan kebijakan K3LH KPP memastikan bahwa bahaya yang berhubungan dengan
persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja dari hasil inspeksi, pengujian dan
pemantauan.”
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
58
efektifitas tindakan perbaikan yang dilakukan oleh pelaksana. Di samping itu juga
merupakan salah satu cara untuk memeriksa apakah dokumen tindakan perbaikan
inspeksi serta tindakan perbaikan tentu tidak dapat sepenuhnya sesuai dengan yang
diharapkan oleh karena itu dengan dilaksanakannya monitoring ini dapat digunakan
monitoring hasil inspeksi ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan :
temponya.
Safety Talk, Personal Contact, Planned Task Observation, serta Green Card d
iseluruh departemen yang dijembatani oleh SHE Departemen. Setiap bulan daftar
rangkuman inspeksi untuk bulan berjalan kemudian apabila terdapat kendala akan
jobsite untuk dicarikan jalan keluarnya, hal ini juga ditujukan untuk pengarsipan data
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
59
yang dapat digunakan sewaktu-waktu apabila dibutuhkan. Hal ini sesuai dengan
4. Inspeksi Ulang
ini tidak hanya bertujuan untuk memeriksa kepatuhan jajaran pengawas lapangan
dalam melakukan inspeksi terencana akan tetapi juga untuk mengetahui efektifitas
sebagai berikut :
ulang.
60
berikut :
Pemenaker No. Per. 05/MEN/ 1996 tentang sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja. yang menyebutkan “bahwa hasil temuan harus dianalisis dan ditinjau
ulang”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
A. Kesimpulan
yang telah ditentukan perusahaan yang tertera di PSMS elemen 03.1 tentang
alat peralatan kerja, alat pencegah bahaya, bahan dan material serta keadaan
lingkungan. Dalam kegiatan ini juga merupakan suatu cara monitoring dari
commit to user
61
perpustakaan.uns.ac.id 62
digilib.uns.ac.id
agar :
adalah merupakan suatu rangkaian kegiatan yang utuh, yang terdiri dari
dilakukan oleh Frontline Manajemen yaitu seorang Group Leader yang juga
dan disusun satu rangkuman inspeksi untuk bulan berjalan kemudian apabila
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 63
digilib.uns.ac.id
7. Inspeksi ulang ini dilakukan oleh seorang Section Head atau Kepala bagian
B. Implikasi
kecelakaan kerja maka perlu diadakannya upaya pencegahan, dan salah satu upaya
fisik yang tidak standar atau potensi bahaya di tempat kerja kemudian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 64
digilib.uns.ac.id
mencegah kecelakaan kerja tidak terlepas dari personal yang ada di dalamnya.
C. Saran
Oleh karena itu maka penuils memberikan saran-saran bagi perusahaan sebagai
berikut :
1. Perlu adanya pembaharuan atau pengkajian ulang secara berkala dalam item-
item form cheklist inspeksi yang ada. Dikarenakan kondisi fisik tiap tahun
2. Perlu diadakan pelatihan HIRA dan Inspeksi Terencana secara berkala kepada
perusahaan.
3. Perlu adanya komunikasi yang aktif antara SHE Departermen dengan frontline
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 65
digilib.uns.ac.id
korektif.
informasi agar para pekerja lebih berhati-hati apabila bekerja ditempat yang
7. Penilaian terhadap item-item ceklis inspeksi dilakukan secara objektif atau apa
secara silang antar departermen supaya hasil dari inspeksi lebih objektif dan
optimal.
commit to user