Anda di halaman 1dari 14

BUPATI PARIGI MOUTONG

PROVINSI SULAWESI TENGAH

PERATURAN BUPATI PARIGI MOUTONG


NOMOR 31 TAHUN 2017

TENTANG

TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PARIGI MOUTONG,


Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 37 ayat (3) dan Pasal
40 ayat (2) Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2015 tentang Desa,
perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Tata Cara Pengangkatan
Dan PemberhentianPerangkat Desa;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2002 tentang Pembentukan


Kabupaten Parigi Moutong Di Provinsi Sulawesi Tengah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 23,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4185);
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5587) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
47 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5717);
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 83 Tahun2015 tentang
Pengangkatan Dan Pemberhentian Perangkat Desa;
6. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2015 tentang Desa (Lembaran
Daerah Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2015 Nomor 26,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Parigi Moutong Nomor
155);

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN
PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Parigi Moutong.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan
Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom.
3. Bupati adalah Bupati Parigi Moutong.
4. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah.
5. Camat adalah pemimpin kecamatan yang berada di bawah dan bertanggungjawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
6. Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang
diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
7. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu
perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
8. Kepala Desa adalah pejabat Pemerintah Desa yang mempunyai wewenang, tugas
dan kewajiban untuk menyelenggarakan rumah tangga Desanya dan
melaksanakan tugas dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
9. Perangkat Desa adalah unsur staf yang membantu Kepala Desa dalam
penyusunan kebijakan dan koordinasi yang diwadahi dalam Sekretariat Desa, dan
unsur pendukung tugas Kepala Desa dalam pelaksanaan kebijakan yang diwadahi
dalam bentuk pelaksana teknis dan unsur kewilayahan.
10. Dusun adalah bagian wilayah dalam Desa yang merupakan lingkungan kerja
pelaksanaan pemerintahan Desa yang dipimpin seorang Kepala Dusun.
11. Lembaga Kemasyarakatan Desa adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat
Desa sesuai kebutuhan dan merupakan mitra Pemerintah Desa dalam
memberdayakan masyarakat.
12. Pengangkatan Perangkat Desa adalah serangkaian proses dalam rangka mengisi
kekosongan jabatan Perangkat Desa melalui ujian tertulis oleh Panitia
Pengangkatan Perangkat Desa.
13. Panitia Pengangkatan Perangkat Desa yang selanjutnya disebut Panitia, adalah
kepanitiaan yang dibentuk oleh Kepala Desa untuk melaksanakan kegiatan proses
penjaringan dan penyaringan bagi jabatan Perangkat Desa.
14. Tokoh masyarakat adalah pemuka dari kalangan masyarakat yang meliputi
pemuka agama, organisasi sosial politik, golongan profesi, pemuda, perempuan,
dan unsur pemuka lain yang berada di Desa.

BAB II
PENGANGKATAN PERANGKAT DESA

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 2
(1) Pengangkatan perangkat Desa oleh Kepala Desa dilaksanakan apabila terjadi
kekosongan jabatan perangkat Desa.
(2) Pengangkatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diisi dari warga Desa yang
memenuhi persyaratan.

Bagian Kedua
Persyaratan Pengangkatan

Pasal 3
Persyaratan pengangkatan perangkat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat
(2) meliputi :
a. warga negara Republik Indonesia;
b. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
c. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta mempertahankan dan
memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal
Ika;
d. berpendidikan paling rendah sekolah menengah umum atau yang sederajat,
kecuali perangkat Desa selaku Pelaksana Kewilayahan dapat berpendidikan paling
rendah sekolah dasar atau yang sederajat;
e. berusia 20 (dua puluh) tahun sampai dengan 42 (empat puluh dua) tahun;
f. bersedia dicalonkan menjadi perangkat Desa;
g. tidak sedang menjalani hukuman pidana penjara;
h. tidak sedang sedang dicabut hak pilihnya sesuai putusan pengadilan yang
telahmempunyai kekuatan hukum tetap;
i. sehat jasmani dan rohani;
j. tidak sedang menjabat sebagai pengurus partai politik yang dibentuk berdasarkan
Peraturan Perundang-undangan;
k. tidak terlibat atau sedang terlibat pada salah satu organisasi terlarang dan
jaringannya dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan
l. memenuhi kelengkapan persyaratan administrasi.

Pasal 4
Kelengkapan persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 huruf j,
terdiri atas:
a. Surat Permohonan menjadi perangkat Desa yang dibuat oleh yang bersangkutan di
atas kertas bermaterai;
b. fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Surat Keterangan bertempat tinggal
dari Pemerintah Desa setempat dengan menunjukan KTP yang bersangkutan;
c. Surat Pernyataan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang dibuat oleh yang
bersangkutan di atas kertas bermaterai;
d. Surat Pernyataan memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, mempertahankan dan memelihara
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika, yang
dibuat oleh yang bersangkutan diatas kertas bermaterai;
e. fotokopi Ijazah pendidikan dari tingkat dasar sampai dengan ijazah terakhir yang
dilegalisasi oleh pejabat berwenang atau surat pernyataan dari pejabat yang
berwenang dengan menunjukan Ijazah asli yang bersangkutan;
f. Surat Pernyataan bersedia dicalonkan menjadi perangkat Desa yang dibuat oleh
yang bersangkutan di atas kertas bermaterai;
g. Surat Pernyataan bersedia tinggal di Desa yang dibuat oleh yang bersangkutan di
atas kertas bermaterai;
h. Surat Pernyataan tidak sedang menjalani hukuman pidana penjara yang dibuat
oleh yang bersangkutan di atas kertas bermaterai;
i. Surat Pernyataan tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai putusan pengadilan
yang telahmempunyai kekuatan hukum tetap yang dibuat oleh yang bersangkutan
di atas kertas bermaterai;
j. Surat Pernyataan tidak sedang menjabat sebagai pengurus partai politik yang
dibuat oleh yang bersangkutan di atas kertas bermaterai;
k. Surat Pernyataan tidak terlibat atau sedang terlibat pada salah satu organisasi
terlarang dan jaringannya dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang dibuat oleh yang bersangkutan di atas kertas bermaterai;
l. fotokopi Akte Kelahiran (AK) atau Surat Keterangan Kenal Lahir (SKKL) dengan
menunjukan AK atau SKKL asli yang bersangkutan;
m. Surat Keterangan berbadan sehat dari Puskesmas atau aparat kesehatan yang
berwenang; dan
n. Surat Keterangan Catatan Kriminal (SKCK) dari kepolisian sektor setempat.

Bagian Ketiga
Mekanisme Pengangkatan

Pasal 5
Pengangkatan perangkat Desa dilaksanakan melalui mekanisme sebagai berikut:
a. Kepala Desa membentuk Tim Pengangkatan Perangkat Desa yang terdiri dari
seorang ketua, seorang sekretaris dan minimal seorang anggota;
b. Tim sebagaimana dimaksud pada huruf a berjumlah ganjil dan paling banyak 7
(tujuh) orang yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa, dengan masa tugas
sejak ditetapkan Keputusan Kepala Desa tersebut;
c. Kepala Desa melakukan penjaringan dan penyaringan calon Perangkat Desa yang
dilakukan oleh Tim paling lama 2 (dua) bulan setelah jabatan perangkat Desa
kosong atau diberhentikan;
d. untuk keperluan administrasi, Tim Pengangkatan Perangkat Desa dapat membuat
cap/stempel Tim;
e. sebelum melakukan penjaringan dan penyaringan calon perangkat Desa, Tim
menyusun rancangan anggaran biaya pengangkatan Perangkat Desa dengan
persetujuan Kepala Desa dan menyusun tata tertib pelaksanaan pengangkatan
perangkat Desa dengan pertimbangan Kepala Desa;
f. hasil penjaringan dan penyaringan bakal calon perangkat Desa sekurang-
kurangnya 2 (dua) orang calon dikonsultasikan oleh Kepala Desa kepada Camat;
g. Camat memberikan rekomendasi tertulis terhadap calon Perangkat Desa selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari kerja;
h. rekomendasi yang diberikan Camat berupa persetujuan atau penolakan
berdasarkan persyaratan yang ditentukan;
i. dalam hal Camat memberikan persetujuan, Kepala Desa menerbitkan Keputusan
Kepala Desa tentang Pengangkatan Perangkat Desa; dan
j. dalam hal rekomendasi Camat berisi penolakan, Kepala Desa melakukan
penjaringan dan penyaringan kembali calon Perangkat Desa.

Paragraf 1
Penjaringan Bakal Calon Perangkat Desa

Pasal 6
Penjaringan bakal calon perangkat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat
(1) huruf d dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut :
a. Tim pengangkatan perangkat Desa melaksanakan penjaringan dengan membuka
pengumuman pendaftaran bakal calon Perangkat Desa;
b. pengumuman pendaftaran sebagaimana dimaksud pada huruf a dilaksanakan 1
(satu) kali untuk jangka waktu 10 (sepuluh) hari kalender; dan
c. pengumuman pendaftaran sebagaimana dimaksud pada huruf b, sekurang-
kurangnya memuat persyaratan calon perangkat Desa, hari, tanggal, bulan, tahun,
waktu/jam dan tempat pendaftaran.

Pasal 8
(1) Dalam hal Tim Pengangkatan Perangkat Desa mendaftarkan diri sebagai bakal
calon Perangkat Desa, yang bersangkutan sebelum mendaftar harus sudah
mengajukan permohonan pengunduran diri dari keanggotaan Tim Pengangkatan
Perangkat Desa.
(2) Dalam hal anggota Tim Pengangkatan Perangkat Desa meninggal dunia atau
mengundurkan diri sebagaimana dimaksud ayat (1) atau berhalangan tetap,
Kepala Desa memberhentikan keanggotaannya dan mengganti dengan personil lain
sekaligus menentukan susunan keanggotaan yang dituangkan dalam Keputusan
Kepala Desa.

Pasal 7
(1) Calon Perangkat Desa yang mendaftarkan diri, mengajukan permohonan
pencalonan secara tertulis di atas kertas bermaterai kepada Kepala Desa melalui
Tim pengangkatan Perangkat Desa dengan melampirkan berkas persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4.
(2) Dalam hal calon Perangkat Desa yang telah mendaftarkan diri memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dianggap tidak mengundurkan
diri apabila yang bersangkutan mengajukan pengunduran diri sebagai calon
Perangkat Desa.

Pasal 9
(1) Pengumuman pendaftaran kedua dan ketiga dilaksanakan apabila pada
pengumuman kesatu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf c tidakada yang
mendaftar atau jumlah pendaftar hanya 1 (satu) orang.
(2) Pengumuman pendaftaran kedua dan ketiga sebagaimana dimaksud padaayat (1),
dilaksanakan dalam jangka waktu masing-masing 5 (lima) harikerja.
(3) Pengumuman kedua dan/atau ketiga tidak perlu dibuka apabila
padapengumuman kesatu sudah terdapat calon yang memenuhi syaratlebih dari 1
(satu) yang mendaftar.
(4) Dalam hal pengumuman kedua dan ketiga sebagaimana dimaksud padaayat (1)
tidak terdapat calon perangkat Desa atau hanya terdapat 1 (satu)orang yang
memenuhi syarat, pelaksanaan pendaftaran dihentikan dandibuka kembali oleh
Tim pengangkatan paling cepat 1 (satu) bulan sejakditutupnya pendaftaran calon
Perangkat Desa yang ditetapkan dalam beritaacara.
(5) Dalam hal tidak terdapat calon Perangkat Desa atau hanya terdapat 1(satu) orang
yang mendaftar sebagaimana dimaksud pada ayat (4), TimPengangkatan Perangkat
Desa melaporkan kepada Kepala Desa.

Pasal 10
(1) Setiap tahap pengumuman pendaftaran calon Perangkat Desa harus ditetapkan
dan dituangkan dalam berita acara oleh Tim Pengangkatan Perangkat Desa.
(2) Hasil penjaringan calon Perangkat Desa harus ditetapkan dan dituangkan dalam
berita acara oleh Tim Pengangkatan Perangkat Desa.

Paragraf 2
Penyaringan Bakal Calon Perangkat Desa

Pasal 11
Penyaringan bakal calon Perangkat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat
(1) huruf d dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut :
a. Tim Pengangkatan Perangkat Desa melakukan penelitian kembali berkas calon
Perangkat Desa yang telah dilakukan melalui penjaringan dengan memperhatikan
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4;
b. hasil penyaringan bakal calon Perangkat Desa dituangkan dalam berita acara dan
umumkan di tempat yang dapat dilihat oleh masyarakat; dan
c. hasil penyaringan bakal calon Perangkat Desa dilaporkan kepada Kepala Desa
sekurang-kurangnya 2 (dua) orang calon untuk dikonsultasikan oleh Kepala Desa
kepada Camat.

Bagian Keempat
Pegawai Negeri Sipil, Perangkat Desa atau Anggota BPD yang
Mencalonkan Menjadi Perangkat Desa

Pasal 11
(3) Selain harus memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3dan Pasal
4, calon Perangkat Desa yang berasal dari Pegawai Negeri Sipildi lingkungan
Pemerintah Daerah harus mendapatkan izin tertulis dari pejabatpembina
kepegawaian.
(4) Izin tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilampirkan
ketikamendaftarkan diri sebagai calon Perangkat Desa.
(5) Dalam hal Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Daerah
sebagaimanadimaksud pada ayat (2) diangkat menjadi Perangkat Desa,
yangbersangkutan dibebaskan sementara dari jabatannya selama
menjadiPerangkat Desa tanpa kehilangan hak sebagai Pegawai Negeri Sipil.
(6) Calon Pegawai Negeri Sipil tidak boleh mendaftarkan diri sebagai calonPerangkat
Desa.

Pasal 12
Perangkat Desa yang akan mencalonkan diri untuk mengisi lowongan jabatan
Perangkat Desa, harus mendapatkan izin tertulis dari Kepala Desa.

Pasal 13
(1) Anggota BPD yang akan mencalonkan diri untuk mengisi lowongan jabatan
Perangkat Desa, harus mendapatkan izin tertulis dari Bupati atau Camat.
(2) Dalam hal Anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terpilih untuk
mengisi lowongan jabatan Perangkat Desa, yang bersangkutan wajib
mengundurkan diri dari jabatannya sebagai anggota BPD, terhitung sejak
Keputusan Kepala Desa tentang Pengangkatan Perangkat Desa ditetapkan.
Bagian Kelima
Penetapan

Pasal 12
(1) Kepala Desa menetapkan calon Perangkat Desa menjadi Perangkat Desa setelah
dikonsultasikan kepada dan mendapat rekomendasi tertulis dari Camat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf f dan huruf i.
(2) Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Desa.

Bagian Keenam
Pelantikan

Pasal 13
(1) Sebelum memangku jabatan, Perangkat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal
12 ayat (2), dilantik dan diambil sumpah/janji jabatan oleh Kepala Desa.
(2) Pelaksanaan pengambilan sumpah sumpah/janji dan pelantikan Perangkat Desa
sebagaimana dimaksud ayat (1) dihadiri oleh Forum Koordinasi Pimpinan
Kecamatan.
(3) Pengambilan sumpah/janji dan pelantikan perangkat Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), dilaksanakan di Pusat Pemerintahan Desa yang bersangkutan, atau
di Kantor Kecamatan atau di Kantor Pemerintah Daerah pada hari kerja.
(4) Susunan acara pengambilan sumpah/janji dan pelantikan Perangkat Desasebagai
berikut :
a. pembukaan;
b. pembacaan keputusan;
c. pengambilan sumpah/janji;
d. penandatanganan berita acara pengambilan sumpah/janji jabatan;
e. pelantikan;
f. penyerahan keputusan;
g. sambutan;
h. pembacaan doa;
i. penutup.
(5) Susunan kata sumpah/janji adalah sebagai berikut :
”DEMI ALLAH (TUHAN), SAYA BERSUMPAH/BERJANJI BAHWA SAYAAKAN
MEMENUHI KEWAJIBAN SAYA SELAKU SEKRETARIS
DESA/KEPALASEKSI/KEPALA URUSAN/KEPALA DUSUN DENGAN SEBAIK-
BAIKNYA, SEJUJUR-JUJURNYA, DAN SEADIL-ADILNYA;
BAHWA SAYA AKAN SELALU TAAT DALAM MENGAMALKAN DAN
MEMPERTAHANKAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA;
DAN BAHWA SAYA AKAN MENEGAKKAN KEHIDUPAN DEMOKRASI DAN UNDANG-
UNDANG DASAR 1945 SERTA MELAKSANAKAN SEGALA PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN DENGAN SELURUS-LURUSNYA YANG BERLAKU BAGI DESA, DAERAH
DAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA”.

BAB III
MASA JABATAN PERANGKAT DESA

Pasal 14
Masa jabatan Perangkat Desa dibatasi usia sampai dengan 60 (enam puluh)tahun.

BAB IV
PEMBIAYAAN

Pasal 15
Seluruh biaya proses pengangkatan Perangkat Desa dibebankan pada APBDesa.
BAB V
PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

Bagian Kesatu
Pemberhentian

Paragraf 1
Umum

Pasal 15
(1) Perangkat Desa diberhentikan oleh Kepala Desa setelah berkonsultasidengan
Camat.
(2) Perangkat Desa berhenti karena :
a. meninggal dunia;
b. permintaan sendiri; dan
c. diberhentikan.

Paragraf 2
Meninggal Dunia

Pasal 16
(1) Pemberhentian Perangkat Desa karena meninggal dunia sebagaimanadimaksud
dalam Pasal 15 ayat (2) huruf a, ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa paling
lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak yangbersangkutan meninggal dunia.
(2) Selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah ditetapkan
sebagaimanadimaksud pada ayat (1), Kepala Desa menyampaikan
KeputusanPemberhentian Perangkat Desa dimaksud kepada Camat.
(3) Pemberhentian Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan
tanpa rekomendasi Camat.

Paragraf 3
Permintaan Sendiri

Pasal 17
(1) Pemberhentian Perangkat Desa karena permintaan sendiri sebagaimanadimaksud
dalam Pasal 15 ayat (2) huruf b, ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa paling
lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak yangbersangkutan mengajukan
permohonan berhenti.
(2) Permohonan berhenti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikansecara
tertulis kepada Kepala Desa dengan tembusan Camat danbermaterai cukup
dengan mencantumkan alasannya.
(3) Selambat-lambatnya 14 (empat belas) setelah ditetapkan sebagaimanadimaksud
pada ayat (1), Kepala Desa menyampaikan KeputusanPemberhentian Perangkat
Desa dimaksud kepada Camat.
(4) Pemberhentian perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan
tanpa rekomendasi Camat.

Paragraf 4
Diberhentikan

Pasal 18
(1) Perangkat Desa diberhentikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2)
huruf c karena:
a. berakhir masa jabatan;
b. dinyatakan sebagai terpidana berdasarkan keputusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap;
c. berhalangan tetap;
d. tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai perangkat Desa; dan
e. melanggar larangan sebagai Perangkat Desa.
(2) Pemberhentian Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
wajibdikonsultasikan terlebih dahulu kepada Camat.
(3) Rekomendasi tertulis Camat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) didasarkan pada
persyaratan pemberhentian Perangkat Desa.

Paragraf 5
Berakhir Masa Jabatannya

Pasal 19
(1) Pemberhentian Perangkat Desa karena berakhir masa jabatannyasebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) huruf a, ditetapkan denganKeputusan Kepala
Desa.
(2) Selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum masa jabatannya berakhir,Perangkat
Desa memberitahukan secara tertulis kepada Kepala Desabahwa masa jabatannya
akan berakhir.
(3) Selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah pemberitahuan dari PerangkatDesa
dimaksud, Kepala Desa melakukan konsultasi secara tertulis kepadaCamat terkait
dengan pemberhentian Perangkat Desa.
(4) Selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari terhitung sejak diterimanyakonsultasi
tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Camatmenerbitkan rekomendasi
tertulis tentang pemberhentian Perangkat Desa.
(5) Atas dasar rekomendasi tertulis dari Camat sebagaimana dimaksud padaayat (4)
Kepala Desa menetapkan Keputusan Pemberhentian Perangkat Desa.
(6) Dalam hal Perangkat Desa yang akan berakhir masa jabatannya
tidakmemberitahukan secara tertulis kepada Kepala Desa dalam waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Desawajib memberhentikan
Perangkat Desa tersebut setelah masa jabatannyaberakhir dengan tetap
melakukan konsultasi tertulis kepada Camat.
(7) Dalam hal Kepala Desa tidak memberhentikan Perangkat Desasebagaimana
dimaksud pada ayat (6), Camat memberikan teguran tertuliskepada Kepala Desa
dengan tembusan kepada Bupati.

Paragraf 6
Dinyatakan Sebagai Terpidana

Pasal 20
(1) Pemberhentian Perangkat Desa karena dinyatakan sebagai terpidanaberdasarkan
keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatanhukum tetap sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) huruf b,ditetapkan dengan Keputusan Kepala
Desa.
(2) Pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan apabilatindak
pidana yang dilakukan oleh Perangkat Desa, diancam denganpidana penjara paling
singkat 5 (lima) tahun.
(3) Selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari terhitung sejak putusanpengadilan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Desa melakukankonsultasi secara
tertulis kepada Camat terkait dengan pemberhentianPerangkat Desa.
(4) Selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah menerima konsultasitertulis dari
Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Camatmenerbitkan
rekomendasi tertulis tentang pemberhentian Perangkat Desa.
(5) Atas dasar rekomendasi tertulis dari Camat sebagaimana dimaksud ayat (4) Kepala
Desa menetapkan Keputusan PemberhentianPerangkat Desa.

Paragraf 7
Berhalangan Tetap

Pasal 21
(1) Pemberhentian Perangkat Desa karena berhalangan tetap atau tidak
dapatmelaksanakan tugas secara berturut-turut selama 6 (enam)
bulansebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) huruf c, ditetapkan
denganKeputusan Kepala Desa.
(2) Dalam hal Perangkat Desa berhalangan tetap kerena sakit, pemberhentian harus
dilengkapi dengan surat keterangan dari dokterpemerintah yang menyatakan
bahwa Perangkat Desa tersebut sakitpermanen dan tidak dapat melaksanakan
tugas sebagai Perangkat Desa.
(3) Sebelum memberhentikan Perangkat Desa sebagaimana dimaksud padaayat (1),
Kepala Desa melakukan konsultasi secara tertulis kepada Camat dalam waktu
paling lambat 14 (empat belas) hari.
(4) Setelah menerima konsultasi tertulis dari Kepala Desa sebagaimanadimaksud pada
ayat (3), paling lambat 14 (empat belas) hari Camat menerbitkan rekomendasi
tertulis tentangpemberhentian Perangkat Desa.
(5) Atas dasar rekomendasi tertulis dari Camat sebagaimana dimaksud padaayat (4),
Kepala Desa menetapkan Keputusan Pemberhentian Perangkat Desa.

Paragraf 8
Tidak Lagi Memenuhi Persyaratan Sebagai Perangkat Desa

Pasal 22
(1) Pemberhentian Perangkat Desa karena tidak lagi memenuhi persyaratansebagai
Perangkat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1)huruf d, ditetapkan
dengan Keputusan Kepala Desa.
(2) Sebelum memberhentikan Perangkat Desa sebagaimana dimaksud padaayat (1),
Kepala Desa melakukan konsultasi secara tertulis kepada Camat dalam waktu
paling lambat 14 (empat belas) hari.
(3) Setelah menerima konsultasi tertulis dari Kepala Desa sebagaimanadimaksud pada
ayat (2), paling lambat 14 (empat belas) hari Camat menerbitkan rekomendasi
tertulis tentangpemberhentian Perangkat Desa.
(4) Camat dapat membentuk Tim yang bertugasmencari bukti atas kebenaran materil
terkait dengan pemberhentianPerangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1).
(5) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berasal dari unsur kecamatandan
instansi terkait.
(6) Hasil tugas Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dituangkan dalamberita
acara dan menjadi pertimbangan Camat dalam menerbitkanrekomendasi
pemberhentian Perangkat Desa.
(7) Rekomendasi Camat sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dapat
berupapersetujuan atau penolakan.
(8) Dalam hal Camat memberikan rekomendasi persetujuan, KepalaDesa
memberhentikan Perangkat Desa dengan Keputusan KepalaDesa.
(9) Dalam hal Camat memberikan rekomendasi penolakan, prosespemberhentian
Perangkat Desa dimaksud tidak dapat dilanjutkan.

Paragraf 9
Melanggar Larangan Sebagai Perangkat Desa

Pasal 23
(1) Pemberhentian Perangkat Desa karena melanggar larangan sebagaimanadimaksud
dalam Pasal 18 ayat (1) huruf e, ditetapkan dengan KeputusanKepala Desa.
(2) Pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melaluitahap :
a. pemberian sanksi administrasi berupa teguran tertulis oleh Kepala Desadengan
tembusan kepada Camat; dan
b. pemberian sanksi administrasi berupa pemberhentian sementara olehKepala
Desa dengan tembusan kepada Camat.
(3) Dalam hal sanksi administrasi berupa teguran tertulis sebagaimanadimaksud
pada ayat (2) huruf a telah diberikan 3 (tiga) kali secara berturut-turutdalam
waktu masing-masing teguran 14 (empat belas) hari tidakdiindahkan, Kepala Desa
menerbitkan Keputusan PemberhentianSementara selama 1 (satu) bulan.
(4) Pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf bdilakukan
setelah terlebih dahulu dikonsultasikan secara tertulis kepadaCamat dengan
dilampiri bukti yang dapat dipertanggungjawabkan.
(5) Camat melakukan penelitian terhadap bukti yang disampaikan oleh Kepala Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (4).
(6) Dari hasil penelitian bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (4),Camat
menerbitkan rekomendasi kepada Kepala Desa.

(7) Rekomendasi Camat sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dapat


berupapersetujuan atau penolakan.
(8) Dalam hal Camat memberikan rekomendasi persetujuan, KepalaDesa
memberhentikan sementara Perangkat Desa dengan Keputusan Kepala Desa.
(9) Dalam hal Camat memberikan rekomendasi penolakan, prosespemberhentian
sementara Perangkat Desa tidak dapatdilanjutkan.

Pasal 24
(1) Dalam hal Perangkat Desa tidak mengindahkan sanksi administrasi
berupapemberhentian sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat
(2)huruf b, Kepala Desa memberhentikan Perangkat Desa dengan
KeputusanKepala Desa.
(2) Pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelahterlebih
dahulu dikonsultasikan secara tertulis kepada Camat dalam waktu paling lambat
14 (empat belas) hari.
(3) Setelah menerima konsultasi tertulis dari kepala Desa sebagaimanadimaksud pada
ayat (2), paling lambat 14 (empat belas) hariCamat menerbitkan rekomendasi
tertulis tentangpemberhentian Perangkat Desa.
(4) Atas dasar rekomendasi tertulis dari Camat sebagaimana dimaksud padaayat (3),
Kepala Desa menetapkan Keputusan Pemberhentian Perangkat Desa.

Pasal 25
(1) Ketentuan mengenai tahapan pemberian sanksi administrasi berupateguran
tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (3)dikecualikan bagi
perangkat Desa yang melanggar ketentuan Pasal 38 huruf l Peraturan Daerah
Nomor 1 Tahun 2015tentang Desa, yakni meninggalkan tugas selama 60 (enam
puluh) harikerja berturut-turut tanpa alasan yang jelas dan tidak
dapatdipertanggungjawabkan.
(2) Perangkat Desa yang meninggalkan tugas selama 60 (enam puluh) harikerja
berturut-turut tanpa alasan yang jelas dan tidak dapatdipertanggungjawabkan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan sanksi administratif berupa
teguran tertulis dengantahapan sebagai berikut :
a. teguran tertulis I (kesatu) diberikan apabila Perangkat Desa meninggalkan
tugasselama 20 (dua puluh) hari kerja secara berturut-turut;
b. dalam hal perangkat Desa dimaksud tidak mengindahkan tegurantertulis I
(kesatu) sebagaimana dimaksud pada huruf a, yang bersangkutandiberikan
teguran tertulis II (kedua) dalam waktu 20 (dua puluh) hari setelah teguran
tertulis I (kesatu);
c. dalam hal teguran tertulis II (kedua) sebagaimana dimaksud pada huruf btidak
diindahkan, Perangkat Desa dimaksud diberikan teguran tertulis III (ketiga)
dalam waktu 20 (dua puluh) hari setelah teguran tertulis II (kedua).
(3) Dalam hal Perangkat Desa tidak mengindahkan teguran tertulisIII (ketiga), Kepala
Desa menerbitkan Keputusan Pemberhentian Sementaraselama 1 (satu) bulan
terhadap Perangkat Desa bersangkutan.
(4) Pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukansetelah
terlebih dahulu dikonsultasikan secara tertulis kepada Camatoleh Kepala Desa
paling lambat14 (empat belas) hari dengan dilampiri bukti yang dapat
dipertanggungjawabkan.
(5) Setelah menerima konsultasi tertulis dari Kepala Desa sebagaimanadimaksud pada
ayat (4), paling lambat 14 (empat belas) hari Camat menerbitkan rekomendasi
tertulis tentangpemberhentian Perangkat Desa.
(6) Camat dapat membentuk Tim untuk melakukan penelitian terhadap bukti yang
disampaikan oleh Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (4).
(7) Dari hasil penelitian bukti oleh Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (5),Camat
menerbitkan rekomendasi kepada Kepala Desa.
(8) Rekomendasi Camat sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dapat
berupapersetujuan atau penolakan.
(9) Dalam hal Camat memberikan rekomendasi persetujuan, KepalaDesa
memberhentikan sementara Perangkat Desa denganKeputusan Kepala Desa.
(10) Dalam hal Camat memberikan rekomendasi penolakan, prosespemberhentian
sementara Perangkat Desa tidak dapat dilanjutkan.
Pasal 26
(1) Dalam hal Perangkat Desa tidak mengindahkan sanksi pemberhentiansementara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (3), Kepala Desamemberhentikan
perangkat Desa dengan Keputusan Kepala Desa.
(2) Pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelahterlebih
dahulu dikonsultasikan secara tertulis kepada Camat oleh Kepala Desa paling
lambat 14 (empat belas) hari.
(3) Setelah menerima konsultasi tertulis dari Kepala Desa sebagaimanadimaksud pada
ayat (2), paling lambat 14 (empat belas) hariCamat menerbitkan rekomendasi
tertulis tentangpemberhentian Perangkat Desa.
(4) Atas dasar rekomendasi tertulis dari Camat sebagaimana dimaksud padaayat (3),
Kepala Desa menetapkan Keputusan Pemberhentian Perangkat Desa.

Bagian Kedua
Pemberhentian Sementara

Pasal 27
(1) Perangkat Desa diberhentikan sementara oleh Kepala Desa denganKeputusan
Kepala Desa.
(2) Pemberhentian sementara Perangkat Desa sebagaimana dimaksud padaayat (1)
karena:
a. ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan;
b. ditetapkan sebagai terdakwa;
c. tertangkap tangan dan ditahan; dan
d. melanggar larangan Perangkat Desa yang diatur sesuai ketentuan Peraturan
Perundang-undangan.
(3) Sebelum pelaksanaan pemberhentian sementara Perangkat Desasebagaimana
dimaksud pada ayat (1), paling lambat 14 (empat belas) hari Kepala Desa wajib
berkonsultasi secaratertulis kepada Camat.
(4) Konsultasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dilengkapi dengan fotokopi
bukti/surat terkait dengan status tersangka, terdakwa,dan ditahan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf a, huruf b danhuruf c.
(5) Setelah menerima konsultasi tertulis dari Kepala Desa sebagaimanadimaksud pada
ayat (3), paling lambat 14 (empat belas) hariCamat menerbitkan rekomendasi
tertulis tentangpemberhentian sementara Perangkat Desa.
(6) Atas dasar rekomendasi tertulis dari Camat sebagaimana dimaksud ayat(5), Kepala
Desa menetapkan Keputusan Pemberhentian Sementara Perangkat Desa.

Pasal 28
(1) Perangkat Desa yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksuddalam Pasal
27 ayat (2) huruf a, huruf b, dan huruf c diputus bebas atautidak bersalah oleh
pengadilan dan telah memperoleh kekuatan hukumtetap, Kepala Desa mencabut
Keputusan Pemberhentian SementaraPerangkat Desa dan mengembalikan pada
jabatan semula.
(2) Pencabutan keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah
Kepala Desa berkonsultasi secara tertulis kepada Camat dalam waktu paling
lambat 14 (empat belas) hari.
(3) Dalam hal Perangkat Desa yang diberhentikan sementara sebagaimanadimaksud
pada ayat (1) telah berakhir masa jabatannya, Kepala Desa wajibmerehabilitasi
Perangkat Desa bersangkutan.

Pasal 29
(1) Dalam hal Perangkat Desa yang diberhentikan sementara sebagaimanadimaksud
dalam Pasal 27 ayat (2) huruf d dalam jangka waktu 30 (tigapuluh) hari tidak
mengindahkan larangan dimaksud, Perangkat Desa bersangkutan diberhentikan
sebagaiperangkat Desa.
(2) Pemberhentian Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
wajibdikonsultasikan terlebih dahulu oleh Kepala Desa secara tertulis kepada
Camat dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari.
(3) Setelah menerima konsultasi tertulis dari Kepala Desa sebagaimanadimaksud pada
ayat (2), paling lambat 14 (empat belas) hari Camat menerbitkan rekomendasi
tertulis tentangpemberhentian sementara Perangkat Desa.
(4) Atas dasar rekomendasi tertulis dari Camat sebagaimana dimaksud ayat(3), Kepala
Desa menetapkan Keputusan Pemberhentian Sementara Perangkat Desa.

Pasal 30
(1) Perangkat Desa diberhentikan sementara oleh Kepala Desa setelah
ditetapkansebagai tersangka dalam tindak pidana korupsi, terorisme, makar,
dan/atautindak pidana terhadap keamanan negara.
(2) Pemberhentian Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
wajibdikonsultasikan terlebih dahulu oleh Kepala Desa secara tertulis kepada
Camat dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari.
(3) Setelah menerima konsultasi tertulis dari Kepala Desa sebagaimanadimaksud pada
ayat (2), paling lambat 14 (empat belas) hari Camat menerbitkan rekomendasi
tertulis tentangpemberhentian sementara Perangkat Desa.
(4) Atas dasar rekomendasi tertulis dari Camat sebagaimana dimaksud ayat(3), Kepala
Desa menetapkan Keputusan Pemberhentian Sementara Perangkat Desa.

Pasal 31
Perangkat Desa yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud dalamPasal
30diberhentikan oleh Kepala Desa setelah ditetapkan sebagai terpidanaberdasarkan
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukumtetap.

BAB VI
KEKOSONGAN JABATAN PERANGKAT DESA

Pasal 32
(1) Dalam hal terjadi kekosongan jabatan Perangkat Desa, tugasPerangkat Desa yang
kosong dilaksanakan oleh pelaksana tugas yangmemiliki posisi jabatan dari unsur
yang sama.
(2) Pelaksana tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan oleh Kepala
Desa dengan surat perintah tugas yang tembusannya disampaikankepada Bupati
melalui Camat paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung sejaktanggal surat
penugasan.
(3) Pengisian jabatan Perangkat Desa yang kosong selambat-lambatnya 2 (dua)bulan
sejak Perangkat Desa yang bersangkutan berhenti.

Pasal 33
Pengangkatan Perangkat Desa yang kosong dilakukan setelah Peraturan Desatentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa ditetapkan dan diundangkan
dalam Lembaran Desa.

BAB VII
PROGRAM PELATIHAN PERANGKAT DESA

Pasal 34
(1) Perangkat Desa dan staf Perangkat Desa yang telah diangkat dengan Keputusan
Kepala Desa wajib mengikuti pelatihan awal masa tugas danprogram pelatihan
yang dilaksanakan oleh Pemerintah,Pemerintah Provinsi, Pemerintah Daerah, dan
Pemerintah Desa.
(2) Biaya pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibebankan padaAPBN,
APBD Provinsi, APBD, APB Desa dan sumber lain yang sah.

BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 35
(1) Perangkat Desa yang ada sebelum Peraturan Bupati ini diundangkan, tetap
menjalankan tugasnya sampai habis masa jabatannya dengan dilakukan
penyesuaian jabatan berdasarkan Peraturan Bupati ini.
(2) Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pengukuhan
(pengangkatan kembali) yang disertai acara pengambilan sumpah berdasarkan
Peraturan Bupati ini.
BAB VIII
PENUTUP

Pasal 36
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini
dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Parigi Moutong.

Ditetapkan di Parigi
pada tanggal 19 September 2017

BUPATI PARIGI MOUTONG,

TTD

SAMSURIZAL TOMBOLOTUTU

Diundangkan di Parigi
pada tanggal19 September 2017

SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN PARIGI MOUTONG,

TTD

ARDI

BERITA DAERAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2017 NOMOR 36


Pasal 36
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini
dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Parigi Moutong.

Ditetapkan di Parigi
pada tanggal 19 September 2017

BUPATI PARIGI MOUTONG,

SAMSURIZAL TOMBOLOTUTU

BERITA DAERAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2017 NOMOR 36

Anda mungkin juga menyukai