DISUSUN OLEH :
c. Sosial
1) Interaksi kurang
2) Kegiatan kurang
3) Tidak mampu berperilaku sesuai norma
4) Cara makan tidak teratur
5) BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri.
4. Mekanisme Koping.
a. Regresi
Kemunduran akibat sters terhadap perilaku dan merupakan ciri khasdari suatu taraf
perkembangan yang lebih dini
b. Penyangkalan (Denial)
Menyatakan ketidaksetujuan terhadap realitas dengan mengingkarirealitas tersebut.
Mekanisme pertahanan ini adalah paling sederhanadan primitif.
c. Isolasi sosial,
menarik diriSikap mengelompokkan orang / keadaan hanya sebagai semuanya
baikatau semuanya buruk, kegagalan unutk memadukan nilai-nilai positifdan negatif
didalam diri sendiri
d. Intelektualisasi
Pengguna logika dan alasan yang berlebihan untuk menghindari pengalaman yang
mengganggu perasaannya.
Format/data fokus pengkajian pada klien dengan defisit perawatan diri (Keliat
dan Akemat,2009)
a. Status mental : Penampilan
( ) Tidak rapi
( ) Penggunaan pakaian tidak sesuai
( ) Cara berpakaian tidak seperti biasannya
b. Kebutuhan sehari-hari
1. Kebersihan diri
( ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total
2. Makan
( ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total
3. BAB/BAK
( ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total
4. Berpakain/ Berhias
( ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total
5. Rentang Respon Kognitif
Asuhan yang dapat dilakukan keluarga bagi klien yng tidak dapatmerawat diri sendiri :
a. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri :
1) Bina hubungan saling percaya
2) Bicarakan tentang pentingnya kebersihan
3) Kuatkan kemampuan klien merawat diri
b. Membimbing dan menolong klien merawat diri :
1) Bantu klien merawat diri
2) Ajarkan keterampilan secara bertahap
3) Buatkan jadwal kegiatan setiap hari
c. Ciptakan lingkungan yang mendukung :
1) Sediakan perlengkapan yang diperlukan untuk mandi
2) Dekatkan peralatan mandi biar mudah dijangkau oleh klien
3) Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi klien
6. Batasan karakteristik
Menurut Nanda-1 (2012) batasan karakteristik klien dengan defisit perawatan diri adalah
:
a. Defisit perawatan diri : mandi
1) Ketidakmampuan untuk mengakses kamar mandi
2) Ketidakmampuan mengeringkan tubuh
3) Ketidakmampuan mengambil perlengkapan mandi
4) Ketidakmampuan menjangkau sumber air
5) Ketidakmampuan mengatur air mandi
6) Ketidakmampuan membasuh tubuh
b. Defisit perawatan diri : berpakaian
1) Ketidakmampuan mengancing pakaian
2) Ketidakmampuan mendapatkan pakaian
3) Ketidakmampuan mengenakan atribut pakaian
4) Ketidakmampuan mengenakan sepatu
5) Ketidakmampuan mengenakan kaus kaki
6) Ketidakmampuan melepaskan atribut pakaian
7) Ketidakmampuan melepas sepatu
8) Ketidakmampuan melepas kaus kaki
9) Hambatan memilih pakaian
10) Hambatan mempertahankan penampilan yang memuaskan
11) Hambatan mengambil pakaian
12) Hambatan mengenakan pakaian pada bagian tubuh bawah
13) Hambatan mengenakan pakaian pada bagian tubuh atas
14) Hambatan memasang sepatu
15) Hambatan memasang kaus kaki
16) Hambatan melapas pakaian
17) Hambatan melepas sepatu
18) Hambatan melepas kaus kaki
19) Hambatan menggunakan alat bantu
c. Defisit perawatan diri : makan
1) Ketidakmampuan mengambil makanan
2) Ketidakmampuan mengunyah makanan
3) Ketidakmampuan menghabiskan makanan
4) Ketidakmampuan menempatkan makanan ke perlengkapan makan
5) Ketidakmampuan menggunakan perlengkapan makan
6) Ketidakmampuan memakan makanan yang aman
7) Ketidakmampuan memakan makanan dalam jumlah memadai
8) Ketidakmampuan memanipulasi makanan dalam mulut
9) Ketidakmampuan mengambil gelas dan cangkir
10) Ketidakmampuan menelan makanan
d. Defisit perawatan diri : toileting
1) Ketidakmampuan melakukan hygiene eliminasi yang tepat
2) Ketidakmampuan menyiram toilet atau kursi buang air (commode)
3) Ketidakmampuan naik ke toilet atau commode
4) Ketidakmampuan memanipulasi pakaian untuk eliminasi
5) Ketidakmampuan berdiri dari toilet atau commode
6) Ketidakmampuan untuk duduk ditoilet atau commode
7. Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene.
a. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya
kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering terjadi adalah :
Gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan
telinga dan gangguan fisik pada kuku.
b. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
Isolasi sosial
Effect
Core problem
4. Dokumentasi
Pendokumentasian dilakukan setiap selesai melakukan pertemuan dengan pasien dan
keluarga (pelaku rawat), berikut ini contoh pendokumentasian asuhan keperawatan
defisit perawatan diri pada kunjungan keempat
Implementasi Evaluasi
Tanggal : jam : S : Pasien
Data : - Pasien mengatakan sudah
Data pasien dan kemampuan melakukan mandi sehari 2 kali, sikat
Pasien tampak bersih, badan dan gigi (2 kali per hari), cuci rambut (2
rambut bersih dan tidak bau, rambut kali per minngu), potong kuku (1 kali
sudah disisir rapi, wajah menggunakan perminggu), berdandan dan
bedak, kuku pendek dan bersih, gigi mengganti pakaian dua klai sehari
bersih dan tidak bau, pakaian bersih dan sehabis mandi pagi dan sore, makan
sesuai, dapat mengambil makan sendiri, 3 kali sehari, dan minum 6-8 gelas
makan pada tempatnya, kemampuan sehari. BAB/BAK dikamar mandi
pasien mandi 2 kali sehari, menggosok S : keluarga
giig 2 kali sehari , keramas sudah 1 kali, 1. Keluarga mengatakan anaknya dapat
gunting kuku 1xseminngu, berdandan melakukan kegiatan sesuai jadwal
dan berpakaian, makan dan minum 2. Keluarga mengatakan senang dapat
( semua kegiatan dilakukan secara membimbing anaknya untuk
mandiri), pasien mengatakan kadang melakukan kebersihan diri
masih suka BAK sembarangan 3. Keluarga mengatakan akan terus
memotivasi anaknya unutk
Data keluarga dan kemampuan melakukan sesuai jadwal
Keluarga mengatakan sudah 4. Keluarga mengatakan akan berobat
mengetahui apa itu kebersihan diri , rutin ke puskesmas dan mencegah
kurang perawatan diri, tanda dan gejala agar anaknya tidak kambuh lagi
serta proses terjadinya masalah.
Keluarga mampu melatih dan O : Pasien
membimbing pasien cara melakukan 1. Pasien tampak bersih, badan rambut
perawatn diri, berdandan/berpakaian, bersih dan tidak bau, rambut sudah
makan/minum. disisir rapi, wajah menggunakan
bedak, kuku pendek dan bersih, gigi
DK : bersih dan tidak bau.
Defisit perawatan diri 2. Pasien mandi 2x sehari, dilakukan
sendiri, sikat gigi (2 kali per hari), cuci
Intervensi : rambut (2 kali per minngu), potong
Tindakan ke pasien kuku (1 kali perminggu), berdandan
Evaluasi kegiatan kebersihan diri, dan mengganti pakaian dua klai
berdandan, makan dan minum. Beri sehari sehabis mandi pagi dan sore,
pujianjelaskan cara BAB/BAK yang baik, makan 3 kali sehari, dan minum 6-8
melatih BAB/BAK yang baik, gelas sehari. BAB/BAK dikamar
maemasukan pada jadwal kegiatan mandi
untuk melatih kebersihan diri,
berdandan, makan dan minum dan O : Keluarga
BAB/BAK. 1. Keluarga tampak melatih dan
membimbing cara merawat diri dan
Tindakan ke keluarga berdandan dan makan dan minum,
Evaluasi kegiatan kelaurga dalam BAB/BAK pada anaknnya
merawat/melatih pasien kebersihan diri, 2. Keluarga kooperatif
berdandan,makan dan minum. Beri 3. Keluarga mengerti tanda-tanda
pujian, membimbing keluarga BAB/BAK, kekambuhan dan control teratur ke
pasien. Jelaskan follow up ke PKM, puskesmas
tanda kambuh, anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal dan memberikan A:
pujian. Pasien mampu melakukan kebersihan
RTL : diri, berdandan, makan munum dan
Pasien BAB/BAK
Melakukan kebersihan diri sesuai jadwal
Keluarga P:
Memotivasi dan membimbing untuk P Untuk Pasien
melakukan kebersihan diri sesuai Pasien mandi 2x sehari, dilakukan
jadwal. Follow up ke puskesmas dan sendiri, sikat gigi (2 kali per hari), cuci
pencegahan kekambuhan rambut (2 kali per minngu), potong kuku
(1 kali perminggu), berdandan dan
mengganti pakaian dua klai sehari
sehabis mandi pagi dan sore, makan 3
kali sehari, dan minum 6-8 gelas sehari.
BAB/BAK dikamar mandi
P untuk Keluarga
Memotivasi dan membimbing pasien
sesuai jadwal : mandi 2x sehari,
dilakukan sendiri, sikat gigi (2 kali per
hari), cuci rambut (2 kali per minngu),
potong kuku (1 kali perminggu),
berdandan dan mengganti pakaian dua
klai sehari sehabis mandi pagi dan sore,
makan 3 kali sehari, dan minum 6-8
gelas sehari. BAB/BAK dikamar mandi
2. fase kerja
“baiklah pak, kalau boleh tau kenapa sampai bapak dibawa kemari?”, oo jadi begitu,
terus kenapa sekarang suster liat penampilannya acak-acakan”, “ tapi sebaiknya,
bapak penampilannya harus rapi, mau saya bantu dalam perwatan diri pak?”
3. Fase terminasi
a. Evaluasi
“ bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang tadi,?”
b. tindak lanjut
“ ya bapak tadi kita, sudah berbincang-bincang, mengenai keadaan bapak, dan
bagaiman kalau nanti kita berbincang-bincang mengenai kebersihan diri?”
c. kontrak waktu
“baiklah bapak nanti saya datang kembali jam 10, kita akan berincang-bincang
lagi mengenai perawatan diri ya pak, bgaimana apakah tempatnya disini lagi?”
SOAP :
S : “selamat pagi, nama saya bapak A, panggil saja bapak A”, “saya merasa baik”, “saya
suka kejar-kejar orang dan keluyuran keluar rumah, jadi keluarga membawa saya kemari”,
“tidak apa, saya suka begini”, “iya boleh”, “iya disini sja”
O: - Pasien menjawab salam
- Membalas jaba tangan
- Pasien mau berbicara dan Menjawab setiap pertanyaan
- Pasien dapat mengungkapkan masalahnya
A : BHSP Terbina
P : Lanjutkan SP1P
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram:
Ket :
Laki-laki
Perempuan
Meninggal
Pasien
Tinggal serumah
2. Konsep diri
a. Gambaran diri : Pasien mengatakan tubuhnya terlalu kurus, badan bau. Pasien
menyukai wajahnya dan tidak menyukai dengan rambutnya karena panjang.
b. Identitas diri : Pasien mengatakan dirinya laki-laki, pasien mengatakan
sebelum masuk RSJ dia bekerja sebagai satpan di Bank dan dia sangat
senang bekerja diasana.
c. Peran : pasien mengatakan dalam keluarga dia sebagai tulang punggung
semenjak ayahnya pergi meninggalkan keluarganya.
d. Ideal diri : pasien mengatakan ingin terlihat lebih tinggi, rambut nya pendek dan
tampan. Pasien berharap segera bisa pulang dan dapat diterima lagi di dalam
keluarga dan masyarakat.
e. Harga diri : pasien mengatakan sudah tidak ada yang perduli lagi kepadanya
dan ia merasa tidak berguna lagi serta tidak dapat melakukan apa-apa dengan
keadaannya sekarang
3. Hubungan sosial
Pasien mengatakan orang yang sangat berarti dihidupnya adalah ibunya, dan
kedua adiknya. Pasien jarang mengikuti kegiatan sosial dan aktivitas di
lingkungannya karena merasa malu dan minder kepada orang banyak.
4. Spiritual
Sebelum masu RSJ pasien rutin melaksanakan ibadah sholat lima waktu dan
sekarang Pasien mengatakan tidak ingin melakukan ibadah dengan keadaannya
seperti ini.
5. Status mental
a. Penampilan : pasien terlihat tidak rapi, rambut acak-acakan dan menggunakan
pakaian tidak sesuai
b. Pembicaraan : saat berkomunikasi pasien berbicara dengan lambat namun
mengerti dan merespon dengan baik alur pembicaraan
c. Aktivitas motorik : pasien terlihat gelisah dan sering menggaruk-garuk
badannya
d. Alam perasaan : pasien terlihat sedih dan murung
e. Afek : pasien terlihat labil, emosinya cepat berubah-ubah
f. Interaksi selama wawancara : selama wawancara pasien tidak menatap
(kontak mata - )
g. Persepsi : pasien mengatakan tidak mengalami halusinasi
h. Proses pikir : saat berkomunikasi pasien terlihat curiga dan mengulang-ulang
pembicaraan.
i. Isi pikir : pasien mengatakan merasa sedih bila membayangkan perpisahan
keluarganya,
j. Tingkat kesadaran : pasien lebih banyak diam, dan menunduk saat berbicara
k. Memori : pasien masih mengingat kejadian-kejadian pada masa lalunya
l. Tingkat konsentrasi dan berhitung : saat di suruh berhitung pasien sering salah
dan meminta untuk diulang kembali
m. Kemampuan penilaian : (gangguan penilaian bermakna) pasien tidak mampu
mengambil keputusan walaupun sudah diberi penjelasan
DS : isolasi sosial
a. Pasien mengatakan tidak mau berinteraksi
b. Pasien mengatakan malas bicara
c. Pasien mengatakan sudah tidak berguna lagidan
tidak ada yang peduli
d. Pasien mengatakan merasa malu dan minder
kepada orang banyak
DO :
a. Kontak mata kurang
b. Berbicara berbelit-belit
c. Pembicaraan lambat namun tepat tujuan
d. Lebih banyak menunduk saat berbicara
e. Pandangan curiga
Isolasi sosial
Effect
Defisit perawatn diri
Core problem
Causa
Sp.4 (tgl. )
1. Evaluasi kemampuan pasien yang lalu
Sp.1, Sp.2 dan Sp.3
2. Latih cara BAB/BAK yang sesuai :
a. Jelaskan tempat BAB/BAK yang
sesuai
b. Jelaskan cara membersihkan diri
setelah BAB dan BAK
Keluarga mampu : Sp.1 ( tgl. )
Merawat anggota keluarga 1. Identifikasi masalah dalam merawat pasien
yang mengalami masalh dengan masalah :
kurang perawatan diri a. Kebersihan diri
b. Berdandan
Kriteria hasil : c. Makan
Setelah kali d. BAK/BAB
pertemuankeluarga 2. Jelaskan defisit perawatan diri
mampu : 3. Jelaskan cara merawat :
Meneruskan melatih pasien a. Kebersihan diri
dan mendukung agar b. Berdandan
kemampuan pasien dalam c. Makan
merawat dirinya meningkat d. BAK/BAB
4. Bermain peran cara merawat
5. RTL keluarga/ jadwal keluarga untuk
merawat pasien
Sp.2 (tgl. )
1. Evaluasi Sp.1
2. Latih keluarga merawat langsung ke
pasien, kebersihan diri dan berdandan
3. RTL keluarga/ jadwal keluarga
untukmerawat pasien
Sp.3 (tgl. )
1. Evaluasi Sp.2
2. Latih keluarga merawat langsung
kepasien , cara makan
3. RTL keluarga/ jadwal keluarga untuk
merawat pasien
Sp.4 (tgl. )
1. Evaluasi kemampuan keluarga
2. Evaluasi kemampuan pasien
3. RTL keluarga :
a. Follow Up
b. Rujukan
Evaluasi :
Diagnosa Hari/tangg Implementasi Evaluasi
al/jam
Defisit 1. Mengidentifikasi S:
perawatan kebersihan diri klien - ”selamat pagi suster putri ”
diri 2. Mengidentifikasi - “nama saya A, saya senang di
berdandan klien panggil A “
3. Mengidentifikasi - ” iya, disini saja”,
makan klien - ”iya boleh”,
4. Mengidentifikasi - ”saya jarang mandi, dan hari ini
BAB/BAK klien saya belum mandi”,
5. Menjelaskan - ”supaya harum, saya tidak mandi
pentingnya karena saya tidak suka disuruh
kebersihan diri mandi sama perawat disini”,
kepada klien - ”supaya tubuh bersih”,
6. Menjelaskan alat
- ”bau badan, kulit kotor, rambut
dan cara kebersihan
kusut, banyak sih suster”,
diri kepada klien
- ” gatal ada kudis, kutu”,
- ” saya cukuran sebulan sekali,
terakhir cukuran bulan
lalu,gunakan cukuran supaya rapi”,
- ”pakai gayung terus ambil air dibak
lalu disiram dibadan, sebelum
mandi siapkan handuk”,
- ”ok sekarang saya mau”,
- ” tubuh saya segar dan harum”,
- ”cara mandi yang baik pakai
sabun, sampo, mengosok gigi dan
siapkan handuk”,
- ”saya senang dan segar”,
- ” badan bersih, wangi, mulut
bersih”,
- ” dua kali”.
O:
- Pasien mau mendengarkan
tentang pentingnya kebersihan diri
- Pasien tau manfaat kebersihan diri
- Pasien tau akibat tidak
membersihkan diri
- Pasien mau melakukan kebersihan
diri
- Pasien tau cara melakukan
kebersihan diri
A : SP1P tercapai
P : lanjutkan SP2
2. Fase kerja
“ Bagaimana kebiasaan sebelum, saat, maupun setelah makan? Dimana bapak
biasa makan?” apayang bapak lakukan sebelum makan?, setelah itu apa yang
harus kita lakuakan? Bagus.. Mari kita makan.. saat makan kita harus menyuap
makanan satu-satu dengan pelan-pelan. Ya, Ayo...sayurnya dimakanya.”,iya
betul, Setelah makan kita bereskan piring,dan gelas yang kotor lalu kita cuci, kita
akhiri dengan cuci tangan.”
3. Fase terminasi
a. Evaluasai subyektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita makan bersama-sama?”
b. Evaluasi objektif
“Apa saja yang harus kita lakukan pada saat makan, “
c. Tindak lanjut
“ bapak lakukan seperti tadi setiap makan, sekarang kita masukan dalam
jawal kegiatan, “
d. Kontrak yang akan datang
“ Besok kita ketemu lagi untuk latihan perawatan diri BAB / BAK yang baik,
bagaiman kalau jam 10.00”
Evaluasi :
Diagnosa Hari/tang Implementasi Evaluasi
gal/jam
Defisit 1. Mengevaluasi jadwal S:
perawatan kegiatan harian klien - ” saya kalau makan di ruang makan
diri 2. Menjelaskan pada bersama teman-teman, terus kalau
klien pentingnya datang makanan saya langsung makan”
berdandan - ‘‘ jadi harus cuci tangan dulu ya,“
3. Melatih klien cara - “baiklah suster, seperti ini
berdandan seperti menggunakan sabun kan“,
berpakaian, bercukur - “ harus berdoa juga, baikalah“,
dan menyisir rambut - “ harus pelan-pelan, supaya tidak
tumpah ya suster“
- ,“ diangkat piring dan gelasnya ya
suster, bawa ke belakang ini“
- ,“ cuci tangan, seperti tadi”,
- ” cuci tangan, duduk yang baik, ambil
makanan, berdoa, makan yang baik,
cuci piring dan gelas, lalu cuci tangan.”
O:
- Pasien kooperratif
- Pasien belum tau cara cuci tangan
dengan baik
- Pasien mampu berdoa sebelum
makan
- Pasien mampu makan dengan baik
dan membersihkan semua alat
makan
- Pasien memasukan kedalam jadwal
kegiatan harian setiap pagi ,siang
dan sore
A : SP2P tercapai
P : lanjutkan SP3
2) Fase Kerja
“ Dimana biasanya bapak I, BAB/ BAK?, Benar bapak , berak atau kencing yang
baik itu di WC/kakus, kamar mandi atau tempat lain yang tertutup dan ada
saluran pembuangan kotorannya. Jadi kita tidak berak/kencing di sembarang
tempat ya.....” , Sekarang, coba bapak jelaskan kepada saya bagaimana cara
Tono cebok?” Sudah bagus ya bapak , yang perlu diingat saat bapak cebok
adalah bapak membersihkan anus atau kemaluan dengan air yang bersih dan
pastikan tidak ada tinja/air kencing yang masih tersisa di tubuh bapak” benar,
Setelah bapak selesai cebok, jangan lupa tinja/air kencing yang ada di kakus/WC
dibersihkan. Caranya siram tinja/air kencing tersebut dengan air secukupnya
sampai tinja/air kencing itu tidak tersisa di kakus/ WC. Jika bapak membersihkan
tinja/air kencing seperti ini, berarti bapak ikut mencegah menyebarnya kuman
yang berbahaya yang ada pada kotoran/ air kencing.” iya, Setelah selesai
membersihan tinja/air kencing, apa yang dilakukan?”
3) Fase Terminasi
a. Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita membicarakan tentang cara
berak/kencing yang baik?”
b. Evaluasi objektif
“Coba jelaskan ulang tentang cara BAB?BAK yang baik, Bagus sekali, bapak
sudah jau lebih paham sekarang, Untuk selanjutnya bapak bisa melakukan
cara-cara yang telah dijelaskan tadi secara mandiri.”
c. Tindak lanjut
“Nach... bapak sudah tau cara mandi, makan dan BAB/BAK yang benar
bagaiman kalau nanti sore jam 17.00 kita ketemu lagi, untuk membicarakan
cara berdandan yang baik?”
Evaluasi :
Diagnosa Hari/tangga Implementasi Evaluasi
l/jam
Defisit 1. Mengevaluasi jadwal S:
perawatan kegiatan harian klien - ” sudah, saya sudah lakukan semua
diri 2. Menjelaskan cara dan sesuai denagn jadwal dan sudah
alat makan yang dicontreng seperti yang suster suruh”
benar pada klien - ” berak dan kencing di wc, di sebelah
3. Menjelaskan cara sana”
mempersiapkan - ” ceboknya pakai tangan kiri kan
makanan pada klien suster kalau kanan untuk makan”
4. Menjelaskan cara - ” mencegah penyebaran kuman ya
merapikan peralatan suster”,
makan setelah makan - ” pakai celana, terus pergi”
pada klien - ” cuci tangan pakai sabun juga,
5. Memperagakan cara baiklah suster”
merapikan peralatan - ” saya jadi tau cara yang benar untuk
makan setelah makan berak/kencing”,
pada klien
- ” berak/kencing di kamar mandi,
6. Mempraktekkan
menyiram setelahnya, cebok dengan
makan sesuai dengan
bersih, pakai celana kembali dengan
tahapan makan yang
rapi dan cuci tangan”
baik pada klien
O:
7. Melatih kegiatan - Pasien kooperatif
makan klien - Pasien antusias dalam perawatan
diri BAB/BAK
- Pasien dapat menyebutkan cara
BAB/BAK yang benar
A : SP4P tercapai
P : lanjutkan SP3
Intervensi :
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
2. Menjelaskan cara berdandan
3. Membantu pasien mempraktikkan cara berdandan.
4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
2. Fase kerja
”Apa yang bapak lakukan setelah selesai mandi ? apa bapak sudah ganti baju?,
sekarang Coba kita praktekkan, lihat ke cermin, terus bapak sisiran, Apakah
bapak suka bercukur ?Berapa hari sekali bercukur, sebaiknya 2 kali seminggu
pak, Tampaknya kumis dan janggut bapak sudah panjang. Mari Pak dirapikan ,
oke ini cukurannya, coba bapak lakukan sendiri”
3. Fase terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi subyektif
“ Bagaimana perasaan bapak setelah berdandan”
2) Evaluasi objektif
“Coba pak, sebutkan cara berdandan yang baik sekali lagi”
b. Tindak lanjut
“Selanjutnya bapak setiap hari setelah mandi berdandan dan pakai baju
seperti tadi ya! Mari kita masukan pada jadwal kegiatan harian, pagi jam
berapa, lalu sore jam berapa ?”
c. Kontrak yang akan datang
“Baiklah pak, besok pagi jam 10.00 saya datang lagi, untuk melihat
kebersihan diri bapak, apakah benar bapak lakukan sesuai jadwal atau tidak?’
Evaluasi :
Diagnosa Hari/tangga Implementasi Evaluasi
l/jam
Defisit 1. Mengevalu S:
perawatan asi jadwal - ‘‘sudah suster saya baru habis mandi
diri harian klien sesuai dengan jadwal , dan sekarang saya
2. Melatihklie merasa segar”,
- “setelah mandi saya pergi sama teman
n cara
sus, tapi saya belum ganti baju masih
BAB/BAK yang pakai baju yang tadi malam”,
sesuai - “jadi saya ganti baju ya sus, kalau begitu
tunggu sebentar“,
3. Menjelaska
- ‘‘saya belum sisiran sus“,
n tempat - ‘‘seperti ini melakukannya kan suster”,
BAB/BAK yang - “saya terlihat lebih ganteng“,
sesuai pada - ‘‘ mengganti pakaiannya yang bersih dan
kering, menyisir rambut dan mencukur
klien
jenggot“,
4. Menjelaska - “ iya, kalau pagi jam 09.00 dan sore
n cara 16.00“.
membersihkan O:
- Pasien Kooperatif
diri setelah
- Pasien melakukan cara berdandan
BAB dan BAK
dengan baik
pada klien
- Pasien memasukan kedalam jadwal
kegiatan harian setiap pagi pukul 09.00
dan sore 16.00
A : SP4P tercapai
P: