Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA KASUS DEFISIT PERAWATAN DIRI

DISUSUN OLEH :

PUTRI PATIWI BURIA


P00220217035

                                                                        

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN PALU


PROGRAM STUDI DIII KEPERWATAN POSO
TAHUN 2019/2020
A. Konsep Dasar Defisit Perawatan Diri
1. Pengertian
Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan seseorang mengalami kelainan dalam
kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari
secara mandiri. Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur, tidak menyisir rambut,
pakaian kotor, bau badan, bau napas, dan penampilan tidak rapi. Defisit perawatan diri
merupakan salah satu masalah yang timbul pada pasien gangguan jiwa. Pasien
gangguan jiwa kronis sering mengalami ketidakpedulian merawat diri. Keadaan ini
merupakan gejala perilaku negatif dan menyebabkan pasien dikucilkan baik dalam
keluarga maupun masyarakat.
Jenis–Jenis Defisit Perawatan Diri :
a. Defisit perawatan diri : Mandi / kebersihan
Defisit perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
aktivitas mandi/kebersihan diri.
b. Defisit perawatan diri : Mengenakan pakaian / berhias.
Defisit perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan kemampuan
memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.
c. Defisit perawatan diri : Makan
Defisit perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk menunjukkan
aktivitas makan.
d. Defisit perawatan diri : Toileting
Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri
2. Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000) Penyebab kurang perawatan diri adalah
sebagai berikut :Kelelahan fisik dan Penurunan kesadaran. Menurut DepKes (2000),
penyebab kurang perawatan diri adalah :
a. Faktor prediposisi
1) Perkembangan: Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
2) Biologis : Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatandiri.
3) Kemampuan realitas turun: Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan
realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan
termasuk perawatan diri.
4) Sosial : Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
b. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang penurunan
motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami
individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:
1) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya
dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan
dirinya.
2) Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan
terjadi perubahan pola personal hygiene.
3) Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,
shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
4) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus ia harus
menjaga kebersihan kakinya.
5) Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
6) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri
seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.
7) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu
bantuan untuk melakukannya.
3. Tanda dan Gejala
Adapun tanda dan gejala defisit perawatan diri menurut fitria (2009) adalah sebagai
berikut :
a. Mandi/hygine
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan, memperoleh atau
mendapatkan suber air, mengatur suhu atau aliran air mandi, mendapatkan
perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi.
b. Berpakaian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakan atau mengambil potongan pakaian,
menenggalkan pakaian serta memperoleh atau menukar pakaian. Len juga memiliki
ketidakmampuan dalam mengenakan pakaian dalam, memilih pakaian,
menggunakan alat tambahan, menggunakan kancing tarik, melepaskan pakaian,
menggunakan kaos kaki, mempertahankan penampilan pada tingkat yang
memuaskan, mengambil pakain dan mengenakan sepatu.
c. Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan, mempersiapkan
makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan, menggunakan alat
tambahan, mendapatkan makanan, memanipulasi makanan dalam mulut,
mengambil makanan dari wadah dan memasukannya ke dalam mulut, mengambil
cangkir atau gelas, serta mencerna cukup makanan dengan aman.
d. Eliminasi
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan jamban atau
kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting,
membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat dan menyiram toilet atau kamar
kecil.
Menurut Depkes (2000) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah:
a. Fisik
1) Badan bau, pakaiankotor
2) Rambut dan kulit kotor
3) Kuku panjang dan kotor
4) Gigi kotor disertai mulut bau
5) Penampilan tidak rapi.
b. Psikologis
1) Malas, tidakada inisiatif
2) Menarik diri, isolasi diri
3) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.

c. Sosial
1) Interaksi kurang
2) Kegiatan kurang
3) Tidak mampu berperilaku sesuai norma
4) Cara makan tidak teratur
5) BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri.

4. Mekanisme Koping.
a. Regresi
Kemunduran akibat sters terhadap perilaku dan merupakan ciri khasdari suatu taraf
perkembangan yang lebih dini 
b. Penyangkalan (Denial)
Menyatakan ketidaksetujuan terhadap realitas dengan mengingkarirealitas tersebut.
Mekanisme pertahanan ini adalah paling sederhanadan primitif.
c. Isolasi sosial,
menarik diriSikap mengelompokkan orang / keadaan hanya sebagai semuanya
baikatau semuanya buruk, kegagalan unutk memadukan nilai-nilai positifdan negatif
didalam diri sendiri
d. Intelektualisasi
Pengguna logika dan alasan yang berlebihan untuk menghindari pengalaman yang
mengganggu perasaannya.
Format/data fokus pengkajian pada klien dengan defisit perawatan diri (Keliat
dan Akemat,2009)
a. Status mental : Penampilan
( ) Tidak rapi
( ) Penggunaan pakaian tidak sesuai
( ) Cara berpakaian tidak seperti biasannya
b. Kebutuhan sehari-hari
1. Kebersihan diri
( ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total
2. Makan
( ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total
3. BAB/BAK
( ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total
4. Berpakain/ Berhias
( ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total

5.  Rentang Respon Kognitif
Asuhan yang dapat dilakukan keluarga bagi klien yng tidak dapatmerawat diri sendiri :
a. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri :
1) Bina hubungan saling percaya 
2) Bicarakan tentang pentingnya kebersihan
3) Kuatkan kemampuan klien merawat diri
b. Membimbing dan menolong klien merawat diri :
1) Bantu klien merawat diri 
2) Ajarkan keterampilan secara bertahap
3) Buatkan jadwal kegiatan setiap hari
c. Ciptakan lingkungan yang mendukung :
1) Sediakan perlengkapan yang diperlukan untuk mandi 
2) Dekatkan peralatan mandi biar mudah dijangkau oleh klien
3) Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi klien
6. Batasan karakteristik
Menurut Nanda-1 (2012) batasan karakteristik klien dengan defisit perawatan diri adalah
:
a. Defisit perawatan diri : mandi
1) Ketidakmampuan untuk mengakses kamar mandi
2) Ketidakmampuan mengeringkan tubuh
3) Ketidakmampuan mengambil perlengkapan mandi
4) Ketidakmampuan menjangkau sumber air
5) Ketidakmampuan mengatur air mandi
6) Ketidakmampuan membasuh tubuh
b. Defisit perawatan diri : berpakaian
1) Ketidakmampuan mengancing pakaian
2) Ketidakmampuan mendapatkan pakaian
3) Ketidakmampuan mengenakan atribut pakaian
4) Ketidakmampuan mengenakan sepatu
5) Ketidakmampuan mengenakan kaus kaki
6) Ketidakmampuan melepaskan atribut pakaian
7) Ketidakmampuan melepas sepatu
8) Ketidakmampuan melepas kaus kaki
9) Hambatan memilih pakaian
10) Hambatan mempertahankan penampilan yang memuaskan
11) Hambatan mengambil pakaian
12) Hambatan mengenakan pakaian pada bagian tubuh bawah
13) Hambatan mengenakan pakaian pada bagian tubuh atas
14) Hambatan memasang sepatu
15) Hambatan memasang kaus kaki
16) Hambatan melapas pakaian
17) Hambatan melepas sepatu
18) Hambatan melepas kaus kaki
19) Hambatan menggunakan alat bantu
c. Defisit perawatan diri : makan
1) Ketidakmampuan mengambil makanan
2) Ketidakmampuan mengunyah makanan
3) Ketidakmampuan menghabiskan makanan
4) Ketidakmampuan menempatkan makanan ke perlengkapan makan
5) Ketidakmampuan menggunakan perlengkapan makan
6) Ketidakmampuan memakan makanan yang aman
7) Ketidakmampuan memakan makanan dalam jumlah memadai
8) Ketidakmampuan memanipulasi makanan dalam mulut
9) Ketidakmampuan mengambil gelas dan cangkir
10) Ketidakmampuan menelan makanan
d. Defisit perawatan diri : toileting
1) Ketidakmampuan melakukan hygiene eliminasi yang tepat
2) Ketidakmampuan menyiram toilet atau kursi buang air (commode)
3) Ketidakmampuan naik ke toilet atau commode
4) Ketidakmampuan memanipulasi pakaian untuk eliminasi
5) Ketidakmampuan berdiri dari toilet atau commode
6) Ketidakmampuan untuk duduk ditoilet atau commode
7. Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene.
a. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya
kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering terjadi adalah :
Gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan
telinga dan gangguan fisik pada kuku.
b. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

B. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengakajian
Pengkajian dilakukan dengan cara wawancara dan observasi kepada pasien dan
keluarga.
Tanda dan gejala defisist perawatan diri yang dapat ditemukan dengan wawancara,
melalui pertanyaan sebagai berikut :
a. Coba ceritakan kebiasaan/cara pasien dalam membersihkan diri?
b. Apa yang menyebabkan pasien malas mandi, mencuci rambut, menggosok gigi dan
menggunting kuku?
c. Bagaimana pendapat pasien tentang penanmpilan dirinya? Apakah pus dengan
penampilan sehari-hari pasien.
d. Berapa kali sehari pasien menyisir rambut, berdandan, bercukur (untuk laki-laki )
secara teratur?
e. Menurut pasien apakah pakaian yang digunakan sesuai dengan kegiatan yang akan
dilakukan?
f. Coba ceritakan bagaimana kebiasaan pasien mandi sehari-hari? Peralatan mandi
apa saja yang digunakan pasien?
g. Coba ceritakan bagaimana kebiasaan makan dan minum pasien?
h. Menurut pasien apakah alat makan yang digunakan sesuai dengan fungsinya?
i. Coba ceritakan apa yang pasien lakukan ketika selesai BAB/BAK?
j. Apakah pasien membersihkan diri dan tempat BAB/BAK setelah BAB/BAK?
k. Tanyakan mengenai pengetahuan pasien mengenai cara perawatan diri yang
benar?
Tanda dan gejala defisit perawatan diri yang dapat ditemukan melalui observasi adalah
sebagai berikut :
a. Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit kotor,
berdaki/bau, kuku panjang dan kotor
b. Ketidakmampuan berhias/berdandan, ditandai dengan rambut acak-acakan,
oakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak
bercukur, pada pasien wanita tidak berdandan.
c. Ketidakmampuan makan dan minum secara mandiri, ditandai dengan
ketidakmampuan mengambil makanan dan minum secara mandiri, makan
berceceran, dan makan tidak pada tempatnya.
d. Ketidakmampuan BAB/BAK secara mandiri, ditandai dengan BAB/BAK tidak pada
tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB/BAK.
Data hasil observasi dan wawancara didokumentasikan pada kartu status pasien di
contoh pendokumentasian hasil pengkajian sebagai berikut :
Data : Pasien mengatakan belum mandi, rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki, dan
bau, kuku panjang dan kotor. Rambut acak-acakan, tidak disisir, pakaian kotor dan
tidak rapi, pakaian tidask susuai, makan dan minum diambilkan oleh keluarga,
makan berceceran, dan tidak makan pada tempatnya, tidak menyiram dan
membersihkan diri setelah BAB/BAK.

Pohon masalah defisit perawatan diri

Isolasi sosial

Effect

Defisit perawatan diri

Core problem

Koping individu tidak


efktif
Causa
2. Diagnosa keperawatan defisit perawatan diri
Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan tanda dan gejala defisit perawatan diri
yang ditemukan. Jika hasil pengkajian menunjukan tanda dan gejala defisit perawatan
diri, maka diagnosa keperawatan yang ditegakkan adalah
Defisit perawatan diri : kebersihan diri, berdandan, makan dan minum, BAB
dan BAK.

3. Rencana keperawatan Defisit perawatan diri dalam bentuk strategi pelaksanaan


Klien Keluarga
SPIP SPIK
1. Menjelaskan pentingnya 1. Mendiskusikan masalah yang di rasakan
kebersihan diri keluarga dalam merawat pasien.
2. Menjelaskan cara menjaga 2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala,
kebersihan diri defisit perawatan diri yang di alami pasien
3. Membantu pasien mempraktikkan beserta prosesterjadinya.
cara menjaga kebersihan diri 3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien defisit
4. Menganjurkan pasien perawatan diri.
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.
SP2P SP2K
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan 1. Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat
harian pasien. pasien dengan defisit perawatan diri.
2. Menjelaskan cara makan yang 2. Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat
baik langsung kepada pasien defisit perawatan diri.
3. Membantu pasien mempraktikkan
cara makan yang baik.
4. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.
SP3P SP3K
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan 1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas
harian pasien. di rumah termasuk minum obat (discharge
2. Menjelaskan cara eliminasi yang planning).
baik. 2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang.
3. Membantu pasien
mempraktikkan cara eliminasi
yang baik
4. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
SP4K
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien.
2. Menjelaskan cara berdandan
3. Membantu pasien mempraktikkan
cara berdandan.
4. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian

Tindakan keperawatan untuk pasien defisist perawatan diri


1) Membina hubungan saling percaya dengan cara
a. Mengucapka salam setiap berinteraksi dengan pasien
b. Berkenalan dengan pasien : perkenalkan nama dan nama panggilan yang
perawat sukai, serta tanyakan nama dan nama panggilan
c. Menanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini
d. Buat kontrak asuhan : apa yang akan dilakukan bersama pasien, berapa lama
akan dikerjakan dan tempatnya diman
e. Jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi yangdiperoleh untuk
kepentingan terapi
f. Setiap saat tunjukan rasa empati pada pasien
g. Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan

2) Melatih pasien cara-cara kebersihan diri


Untuk melatih pasien dalam menjaga kebersihan diri, perawat dapat melakukan
tahapan tindakan yang meliputi :
a. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
b. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
c. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
d. Melatih pasien mempraktikkan cara menjaga kebersihan diri

3) Melatih pasien makan dan minum secara mandiri


Untuk melatih makan dan minum pasien, perawat dapat melakukan tahapan sebagai
berikut :
a. Menjelaskan kebutuhan kebutuhan makan perhari dewasa 2000-2200 kalori
untuk perempuan dan untuk laki-laki antara 2400-2800 kalori setiap hari makan
dan minum 8 gelas 2500 ml dan cara makan dan minum
b. Menjelaskan cara makan dan minum yang tertib
c. Menjelaskan cara merapikan peralatan makan dan minum setelahmakan dan
minum
d. Mempraktikkan makan sesuai dengan tahapan makan yang baik

4) Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK cecara mandiri


Perawat dapat melatih pasien untuk BAB/BAK mandiri sesuai tahapan berikut :
a. Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
b. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB/BAK
c. Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB/BAK
d. Mempraktikan BAB/BAK dengan baik

5) Melatih pasien berdandan/berhias


Untuk pasien laki-laki latihan meliputi : berpakaian, menyisir rambut, dan bercukur
Untuk pasien perempuan, latihannya meluputi : berpakaian, menyisir rambut dan
berhias

4. Dokumentasi
Pendokumentasian dilakukan setiap selesai melakukan pertemuan dengan pasien dan
keluarga (pelaku rawat), berikut ini contoh pendokumentasian asuhan keperawatan
defisit perawatan diri pada kunjungan keempat
Implementasi Evaluasi
Tanggal : jam : S : Pasien
Data : - Pasien mengatakan sudah
Data pasien dan kemampuan melakukan mandi sehari 2 kali, sikat
Pasien tampak bersih, badan dan gigi (2 kali per hari), cuci rambut (2
rambut bersih dan tidak bau, rambut kali per minngu), potong kuku (1 kali
sudah disisir rapi, wajah menggunakan perminggu), berdandan dan
bedak, kuku pendek dan bersih, gigi mengganti pakaian dua klai sehari
bersih dan tidak bau, pakaian bersih dan sehabis mandi pagi dan sore, makan
sesuai, dapat mengambil makan sendiri, 3 kali sehari, dan minum 6-8 gelas
makan pada tempatnya, kemampuan sehari. BAB/BAK dikamar mandi
pasien mandi 2 kali sehari, menggosok S : keluarga
giig 2 kali sehari , keramas sudah 1 kali, 1. Keluarga mengatakan anaknya dapat
gunting kuku 1xseminngu, berdandan melakukan kegiatan sesuai jadwal
dan berpakaian, makan dan minum 2. Keluarga mengatakan senang dapat
( semua kegiatan dilakukan secara membimbing anaknya untuk
mandiri), pasien mengatakan kadang melakukan kebersihan diri
masih suka BAK sembarangan 3. Keluarga mengatakan akan terus
memotivasi anaknya unutk
Data keluarga dan kemampuan melakukan sesuai jadwal
Keluarga mengatakan sudah 4. Keluarga mengatakan akan berobat
mengetahui apa itu kebersihan diri , rutin ke puskesmas dan mencegah
kurang perawatan diri, tanda dan gejala agar anaknya tidak kambuh lagi
serta proses terjadinya masalah.
Keluarga mampu melatih dan O : Pasien
membimbing pasien cara melakukan 1. Pasien tampak bersih, badan rambut
perawatn diri, berdandan/berpakaian, bersih dan tidak bau, rambut sudah
makan/minum. disisir rapi, wajah menggunakan
bedak, kuku pendek dan bersih, gigi
DK : bersih dan tidak bau.
Defisit perawatan diri 2. Pasien mandi 2x sehari, dilakukan
sendiri, sikat gigi (2 kali per hari), cuci
Intervensi : rambut (2 kali per minngu), potong
Tindakan ke pasien kuku (1 kali perminggu), berdandan
Evaluasi kegiatan kebersihan diri, dan mengganti pakaian dua klai
berdandan, makan dan minum. Beri sehari sehabis mandi pagi dan sore,
pujianjelaskan cara BAB/BAK yang baik, makan 3 kali sehari, dan minum 6-8
melatih BAB/BAK yang baik, gelas sehari. BAB/BAK dikamar
maemasukan pada jadwal kegiatan mandi
untuk melatih kebersihan diri,
berdandan, makan dan minum dan O : Keluarga
BAB/BAK. 1. Keluarga tampak melatih dan
membimbing cara merawat diri dan
Tindakan ke keluarga berdandan dan makan dan minum,
Evaluasi kegiatan kelaurga dalam BAB/BAK pada anaknnya
merawat/melatih pasien kebersihan diri, 2. Keluarga kooperatif
berdandan,makan dan minum. Beri 3. Keluarga mengerti tanda-tanda
pujian, membimbing keluarga BAB/BAK, kekambuhan dan control teratur ke
pasien. Jelaskan follow up ke PKM, puskesmas
tanda kambuh, anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal dan memberikan A:
pujian. Pasien mampu melakukan kebersihan
RTL : diri, berdandan, makan munum dan
Pasien BAB/BAK
Melakukan kebersihan diri sesuai jadwal
Keluarga P:
Memotivasi dan membimbing untuk P Untuk Pasien
melakukan kebersihan diri sesuai Pasien mandi 2x sehari, dilakukan
jadwal. Follow up ke puskesmas dan sendiri, sikat gigi (2 kali per hari), cuci
pencegahan kekambuhan rambut (2 kali per minngu), potong kuku
(1 kali perminggu), berdandan dan
mengganti pakaian dua klai sehari
sehabis mandi pagi dan sore, makan 3
kali sehari, dan minum 6-8 gelas sehari.
BAB/BAK dikamar mandi
P untuk Keluarga
Memotivasi dan membimbing pasien
sesuai jadwal : mandi 2x sehari,
dilakukan sendiri, sikat gigi (2 kali per
hari), cuci rambut (2 kali per minngu),
potong kuku (1 kali perminggu),
berdandan dan mengganti pakaian dua
klai sehari sehabis mandi pagi dan sore,
makan 3 kali sehari, dan minum 6-8
gelas sehari. BAB/BAK dikamar mandi

BHSP ( Bina hubungan saling percaya )


1. Fase orientasi
a. salam teraupetik
“ selamat pagi bapak, perkenalkan saya perawat Putri, saya perawat yang bertugas
disini , kalau boleh tau nama bapak siapa? Dan senang dipanggil apa?” “ boleh saya
berbicara dengan bapak”
b. validasi
“ bagaimana perasaan bapak hari ini?”
c. kontrak
1) topik
“ bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang keadaan bapak”
2) waktu
“ kita akan berbincang-bincang sekitar 15 menit ya, pak?”
3) tempat
“ bapak maunya kita berbinjang-bincang dimana?, apa disini saja atau di tempat
lain?”

2. fase kerja
“baiklah pak, kalau boleh tau kenapa sampai bapak dibawa kemari?”, oo jadi begitu,
terus kenapa sekarang suster liat penampilannya acak-acakan”, “ tapi sebaiknya,
bapak penampilannya harus rapi, mau saya bantu dalam perwatan diri pak?”

3. Fase terminasi
a. Evaluasi
“ bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang tadi,?”
b. tindak lanjut
“ ya bapak tadi kita, sudah berbincang-bincang, mengenai keadaan bapak, dan
bagaiman kalau nanti kita berbincang-bincang mengenai kebersihan diri?”
c. kontrak waktu
“baiklah bapak nanti saya datang kembali jam 10, kita akan berincang-bincang
lagi mengenai perawatan diri ya pak, bgaimana apakah tempatnya disini lagi?”

SOAP :
S : “selamat pagi, nama saya bapak A, panggil saja bapak A”, “saya merasa baik”, “saya
suka kejar-kejar orang dan keluyuran keluar rumah, jadi keluarga membawa saya kemari”,
“tidak apa, saya suka begini”, “iya boleh”, “iya disini sja”
O: - Pasien menjawab salam
- Membalas jaba tangan
- Pasien mau berbicara dan Menjawab setiap pertanyaan
- Pasien dapat mengungkapkan masalahnya
A : BHSP Terbina
P : Lanjutkan SP1P

PENGKAJIAN KEPERAWATAN JIWA

Ruangan rawat : Ruang manggis Tanggal dirawat : 26 Oktober 2019


I. IDENTITAS PASIEN
Initial : Tn A (L) Tanggal Pengkajian : 25 Oktober 2019
Umur : 30 Tahun RM No. : 202012
Informan : Ibu Pasien
II. ALASAN MASUK
a. Keluhan masuk MRS
Pasien masuk RSJ pada tanggal 26 oktober 2019 diantar oleh keluarga dengan
keluhan sering mengamuk dirumah, mengejar orang tanpa alas kaki dan sering
keluyuran. suka berbicara sendiri, berteriak-teriak di jalan tanpa memakai baju
b. Keluhan saat dikaji
Pada saat dilakukan pengkajian pasien terlihat tidak bersemangat, malas bicara,
penampilan pasien tidak rapi, badan kotor dan bau, kuku panjang dan kotor,
rambut acak-acakan. Pasien mengatakan malas mandi dan malas untuk
beraktivitas.
III. FAKTOR PREDISPOSISI
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami gangguan jiwa pada masa lalu, pernah
mengalami aniaya fisik pada saat remaja oleh temannya, tidak pernah mengalami
aniaya seksual dan kekerasan dalam keluarga. Pernah mengalami tindakan kriminal
pemukulan oleh temannya. Pasien mengatakan didalam keluarganya tidak ada riwayat
gangguan jiwa, saat remaja sering mendapatkan perlakuan bullyng oleh teman-
temannya karena miskin dan keluarga broken home. Pasien mengatakan tidak
pernah mencoba tindakan bunuh diri.
IV. FISIK
1. Tanda vital : TD: 140/80 mmHg N : 84x/mnt S: 36o c P: 24x/mnt
2. Ukur : TB: 165 cm BB: 60 kg
3. Keluhan Fisik : pasien mengatakan sering merasa dan sakit badan

V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram:
Ket :

Laki-laki

Perempuan

Meninggal

Pasien

Tinggal serumah

2. Konsep diri
a. Gambaran diri : Pasien mengatakan tubuhnya terlalu kurus, badan bau. Pasien
menyukai wajahnya dan tidak menyukai dengan rambutnya karena panjang.
b. Identitas diri : Pasien mengatakan dirinya laki-laki, pasien mengatakan
sebelum masuk RSJ dia bekerja sebagai satpan di Bank dan dia sangat
senang bekerja diasana.
c. Peran : pasien mengatakan dalam keluarga dia sebagai tulang punggung
semenjak ayahnya pergi meninggalkan keluarganya.
d. Ideal diri : pasien mengatakan ingin terlihat lebih tinggi, rambut nya pendek dan
tampan. Pasien berharap segera bisa pulang dan dapat diterima lagi di dalam
keluarga dan masyarakat.
e. Harga diri : pasien mengatakan sudah tidak ada yang perduli lagi kepadanya
dan ia merasa tidak berguna lagi serta tidak dapat melakukan apa-apa dengan
keadaannya sekarang
3. Hubungan sosial
Pasien mengatakan orang yang sangat berarti dihidupnya adalah ibunya, dan
kedua adiknya. Pasien jarang mengikuti kegiatan sosial dan aktivitas di
lingkungannya karena merasa malu dan minder kepada orang banyak.
4. Spiritual
Sebelum masu RSJ pasien rutin melaksanakan ibadah sholat lima waktu dan
sekarang Pasien mengatakan tidak ingin melakukan ibadah dengan keadaannya
seperti ini.
5. Status mental
a. Penampilan : pasien terlihat tidak rapi, rambut acak-acakan dan menggunakan
pakaian tidak sesuai
b. Pembicaraan : saat berkomunikasi pasien berbicara dengan lambat namun
mengerti dan merespon dengan baik alur pembicaraan
c. Aktivitas motorik : pasien terlihat gelisah dan sering menggaruk-garuk
badannya
d. Alam perasaan : pasien terlihat sedih dan murung
e. Afek : pasien terlihat labil, emosinya cepat berubah-ubah
f. Interaksi selama wawancara : selama wawancara pasien tidak menatap
(kontak mata - )
g. Persepsi : pasien mengatakan tidak mengalami halusinasi
h. Proses pikir : saat berkomunikasi pasien terlihat curiga dan mengulang-ulang
pembicaraan.
i. Isi pikir : pasien mengatakan merasa sedih bila membayangkan perpisahan
keluarganya,
j. Tingkat kesadaran : pasien lebih banyak diam, dan menunduk saat berbicara
k. Memori : pasien masih mengingat kejadian-kejadian pada masa lalunya
l. Tingkat konsentrasi dan berhitung : saat di suruh berhitung pasien sering salah
dan meminta untuk diulang kembali
m. Kemampuan penilaian : (gangguan penilaian bermakna) pasien tidak mampu
mengambil keputusan walaupun sudah diberi penjelasan

VI. ANALISA DATA


Data Masalah
DS : Defisit perawatan diri
a. Pasien merasa lemah
b. Pasien merasa tidak berdaya
c. Pasien mengatakan malas untuk mandi
d. Pasien mengatakan malas untuk beraktivitas
DO :
a. Pasien terlihat kotor
b. Pasien tercium bau
c. Pasien terlihat lesu
d. Penampilan tidak rapi
e. Menggunakan pakaian tidak sesuai
f. Kuku panjang dan kotor
g. Rambut acak acakan

DS : isolasi sosial
a. Pasien mengatakan tidak mau berinteraksi
b. Pasien mengatakan malas bicara
c. Pasien mengatakan sudah tidak berguna lagidan
tidak ada yang peduli
d. Pasien mengatakan merasa malu dan minder
kepada orang banyak

DO :
a. Kontak mata kurang
b. Berbicara berbelit-belit
c. Pembicaraan lambat namun tepat tujuan
d. Lebih banyak menunduk saat berbicara
e. Pandangan curiga

VII. POHON MASALAH

Isolasi sosial

Effect
Defisit perawatn diri

Core problem

Koping individu tidak efektif

Causa

VIII. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Defisit perawatan diri


2. isolasi sosial
3. koping individu tidak efektif

IX. RENCANA KEPERAWATAN

Nama pasien : Tn. A No.RM : 202012


Umur : 30 Thn Ruang : Manggis
Tgl : 25 Oktober 2019
DIAGNO PERENCANAAN
SA TUJUAN INTERVENSI
Defisit Pasien mampu SP. 1 ( tgl. )
Perawat  Melakukan 1. Identifikasi :
an Diri kebersihan diri a. Kebersihan diri
secara mandiri b. Berdandan
 Melakukan berhias/ c. Makan
berdandan secara d. BAB/BAK
baik 2. Jelaskan pentingnya kebersihan diri
 Melakukan makan 3. Jelaskan alat dan cara kebersihan diri
dengan baik 4. Masukan dalam jadwal kegiatan pasien
 Melakukan
BAB/BAK secara Sp.2 (tgl. )
mandiri 1. Evaluasi Sp.1
2. Jelaskan pentingnya berdandan
Kriteria evaluasi 3. Latih cara berdandan
Setelah kali pertemuan a. Untuk pasien laki-laki meliputi cara :
pasien dapat menjelaskan - Berpakain
pentingnya : - Menyisir rambut
a. Kebersihan diri - bercukur
b. Berdandan/berhias b. Untuk pasien perempuan :
c. Makan - Berpakaian
d. BAB/BAK - Menyisir rambut
e. Dan mampu - Berhias
melakukan cara 4. Masukan dalam jadwal kegiatan pasien
merawat diri
Sp.3 (tgl.)
1. Evaluasi kegiatan Sp.1 & Sp.2
2. Jelaskan cara dan alat makan yang benar :
a. Jelaskan cara mempersiapkan
makanan
b. Jelaskan cara merapikan peralatan
makan setelah makan
c. Peragakan cara merapikan peralatan
makan setelah makan
d. Praktekkan makan sesuai dengan
tahapan makan yang baik
3. Latih kegiatan makan
4. Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien

Sp.4 (tgl. )
1. Evaluasi kemampuan pasien yang lalu
Sp.1, Sp.2 dan Sp.3
2. Latih cara BAB/BAK yang sesuai :
a. Jelaskan tempat BAB/BAK yang
sesuai
b. Jelaskan cara membersihkan diri
setelah BAB dan BAK
Keluarga mampu : Sp.1 ( tgl. )
Merawat anggota keluarga 1. Identifikasi masalah dalam merawat pasien
yang mengalami masalh dengan masalah :
kurang perawatan diri a. Kebersihan diri
b. Berdandan
Kriteria hasil : c. Makan
Setelah kali d. BAK/BAB
pertemuankeluarga 2. Jelaskan defisit perawatan diri
mampu : 3. Jelaskan cara merawat :
Meneruskan melatih pasien a. Kebersihan diri
dan mendukung agar b. Berdandan
kemampuan pasien dalam c. Makan
merawat dirinya meningkat d. BAK/BAB
4. Bermain peran cara merawat
5. RTL keluarga/ jadwal keluarga untuk
merawat pasien

Sp.2 (tgl. )
1. Evaluasi Sp.1
2. Latih keluarga merawat langsung ke
pasien, kebersihan diri dan berdandan
3. RTL keluarga/ jadwal keluarga
untukmerawat pasien

Sp.3 (tgl. )
1. Evaluasi Sp.2
2. Latih keluarga merawat langsung
kepasien , cara makan
3. RTL keluarga/ jadwal keluarga untuk
merawat pasien

Sp.4 (tgl. )
1. Evaluasi kemampuan keluarga
2. Evaluasi kemampuan pasien
3. RTL keluarga :
a. Follow Up
b. Rujukan

X. RENCANA KEPERAWATAN DALAM BENTUK STRATEGI PELAKSANAAN


TINDAKAN KEPERAWATAN
Klien Keluarga
SPIP SPIK
5. Menjelaskan pentingnya 4. Mendiskusikan masalah yang di rasakan
kebersihan diri keluarga dalam merawat pasien.
6. Menjelaskan cara menjaga 5. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala,
kebersihan diri defisit perawatan diri yang di alami pasien
7. Membantu pasien mempraktikkan beserta prosesterjadinya.
cara menjaga kebersihan diri 6. Menjelaskan cara-cara merawat pasien defisit
8. Menganjurkan pasien perawatan diri.
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.
SP2P SP2K
5. Mengevaluasi jadwal kegiatan 3. Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat
harian pasien. pasien dengan defisit perawatan diri.
6. Menjelaskan cara makan yang 4. Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat
baik langsung kepada pasien defisit perawatan diri.
7. Membantu pasien mempraktikkan
cara makan yang baik.
8. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.
SP3P SP3K
5. Mengevaluasi jadwal kegiatan 3. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas
harian pasien. di rumah termasuk minum obat (discharge
6. Menjelaskan cara eliminasi yang planning).
baik. 4. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang.
7. Membantu pasien
mempraktikkan cara eliminasi
yang baik
8. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
SP4K
5. Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien.
6. Menjelaskan cara berdandan
7. Membantu pasien mempraktikkan
cara berdandan.
8. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian

XI. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


a. Kondisi pasien
Ds : - Pasien mengeluh lemah
- Pasien merasa tidak berdaya
- Pasien mengatakan malas untuk mandi
- Pasien mengatakan malas untuk beraktivitas
Do : - Pasien terlihat kotor
- Pasien tercium bau
- Pasien terlihat lesu
- Penampilan tidak rapi
- Menggunakan pakaian tidak sesuai
- Kuku panjang dan kotor
- Rambut acak acakan

Dx : Defisit perawatan diri

Intervensi : Lakukan SP1P


1. Identifikasi
a. Kebersihan diri
b. Berdandan
c. Makan
d. BAB/BAK
2. Jelaskan pentingnya kebersihan diri
3. Jelaskan alat dan cara kebersihan diri
4. Membantu pasien mempraktikkan cara menjaga kebersihan diri
5. Masukan dalam jadwal kegiatan pasien

Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan SP1P


Fase orientasi
a. Salam teraupetik
“Selamat pagi pak A Saya Mahasiswa keperawatan POLTEKKES yang akan
merawat bapak Nama Saya Putri Pratiwi, senang dipanggil suster putri. Nama
Ibu siapa? Ibu Senang dipanggil apa”
b. Validasi
“ Bagaimana perasaan bapak hari ini ?”
c. Kontrak
- Topik
“bapak sesuai dengan janji kita tadi bahwa kita akan berbincang-bincang
Mengenai kebersihan diri”
- Waktu
“ berapa lama bapak punya waktu untuk berbincang-bincang dengan
saya? Bagaimana kalau 15 menit saja?
- Tempat
“ di mana bapak mau berbincang-bincang dengan saya? Ya sudah... di
ruangan ini “
1. Fase kerja
“ kalau boleh tau Berapa kali bapak l mandi dalam sehari? Apakah bapak l
sudah mandi hari ini,” Menurut bapak apa kegunaannya mandi ? terus Apa
alasan bapak sehingga tidak bisa merawat diri”, Menurut bapak apa manfaatnya
kalau kita menjaga kebersihan diri”, “iya betul, menjaga kebersihan diri membuat
tubuh kita menjadi bersih, terbebas dari penyakit dan lebih enak dipandang,
Kira-kira tanda-tanda orang yang tidak  merawat diri dengan baik seperti apa
ya...?, badan gatal, mulut bau, apa lagi...? “, “Kalau kita tidak teratur menjaga
kebersihan diri masalah apa menurut bapak yang bisa muncul” . Menurut kalau
mandi itu kita harus bagaimana ? Sebelum mandi apa yang perlu kita
persiapkan”, “Benar sekali..terus bukan hanya handuk perlu menyiapkan
pakaian ganti, sikat gigi, shampo dan sabun serta sisir. Ok Bagaimana kalau
sekarang kita ke kamar mandi, suster akan membimbing bapak melakukannya.”
Sekarang siram seluruh tubuh bapak termasuk rambut lalu ambil shampoo
gosokkan pada kepala bapak sampai berbusa lalu bilas sampai bersih.. bagus
sekali.. Selanjutnya ambil sabun, gosokkan di seluruh tubuh secara merata lalu
siram dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol.. giginya disikat
mulai dari arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi bapak mulai dari depan
sampai belakang. Bagus, lalu kumur-kumur sampai bersih. Terakhir siram lagi
seluruh tubuh sampai bersih lalu keringkan dengan handuk. Bapak bagus sekali
melakukannya. Selanjutnya pakai baju dan sisir rambutnya dengan baik”.
2. Fase terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi subyektif
”Bagaimana perasaan bapak setelah mandi dan mengganti pakaian?
2) Evaluasi objektif
”sekarang coba sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang
sudah bapak lakukan tadi, tanda-tanda bersih dan rapi”
b. Tindak lanjut
”Bagus sekarang kita masukan semua yang telah bapak lakukan tadi ked
alam jadwal kegiatan harian ya,.sehari mau berapa kali bapak mandi dan
sikat gigi...?Mari...kita masukkan dalam jadual aktivitas harian. Nach...
lakukan ya pak ..., dan beri tanda kalau sudah dilakukan Spt M ( mandiri )
kalau dilakukan tanpa disuruh, B ( bantuan ) kalau diingatkan baru dilakukan
dan T ( tidak ) tidak melakukani? ”
c. Kotrak waktu
”Baik besok lagi kita latihan makan yang baik. Oke? Pagi-pagi sehabis mandi
ya, besok saya datang jam 8, tempatnya disini lagi, ”

Evaluasi :
Diagnosa Hari/tangg Implementasi Evaluasi
al/jam
Defisit 1. Mengidentifikasi S:
perawatan kebersihan diri klien - ”selamat pagi suster putri ”
diri 2. Mengidentifikasi - “nama saya A, saya senang di
berdandan klien panggil A “
3. Mengidentifikasi - ” iya, disini saja”,
makan klien - ”iya boleh”,
4. Mengidentifikasi - ”saya jarang mandi, dan hari ini
BAB/BAK klien saya belum mandi”,
5. Menjelaskan - ”supaya harum, saya tidak mandi
pentingnya karena saya tidak suka disuruh
kebersihan diri mandi sama perawat disini”,
kepada klien - ”supaya tubuh bersih”,
6. Menjelaskan alat
- ”bau badan, kulit kotor, rambut
dan cara kebersihan
kusut, banyak sih suster”,
diri kepada klien
- ” gatal ada kudis, kutu”,
- ” saya cukuran sebulan sekali,
terakhir cukuran bulan
lalu,gunakan cukuran supaya rapi”,
- ”pakai gayung terus ambil air dibak
lalu disiram dibadan, sebelum
mandi siapkan handuk”,
- ”ok sekarang saya mau”,
- ” tubuh saya segar dan harum”,
- ”cara mandi yang baik pakai
sabun, sampo, mengosok gigi dan
siapkan handuk”,
- ”saya senang dan segar”,
- ” badan bersih, wangi, mulut
bersih”,
- ” dua kali”.
O:
- Pasien mau mendengarkan
tentang pentingnya kebersihan diri
- Pasien tau manfaat kebersihan diri
- Pasien tau akibat tidak
membersihkan diri
- Pasien mau melakukan kebersihan
diri
- Pasien tau cara melakukan
kebersihan diri

A : SP1P tercapai
P : lanjutkan SP2

Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan SP2P


a. Kondisi Pasien
DS :
- Pasien mengatakan tubuhnya sudah tidak bau
- Pasien mengatakan sudah habis mandi pagi
- Pasien mengatakan sudah gosok gigi
DO :
- Badan Tidak bau
- Baju tidak sesuai
- Rambut masih acak-acakan

Dx : Defisit perawatan diri


Intervensi :
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
2. Menjelaskan cara makan yang baik
3. Membantu pasien mempraktikkan cara makan yang baik.
4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

b. Strategi komunikasi tindakan keperawatan


1. Fase Orientasi
“Selamat pagi Pak l? ,Masih ingat dengan saya?”
a. validasi
“Bagaimana perasaan bpk hari ini? “
b. Kontrak
- Topik
“sesuai janji kemarin kita akan latihan makan kan , apa bapak sudah siap
?”
- Waktu
“sesuai dengan kesepakatan kita kemarin, kita akan melakukannya selama
15 menit... bagaimana menurut bapak?”
- Tempat
“kesepakatan kita kemarin!! Kita akan melakukannya disini... apakah bapak
setuju?”

2. Fase kerja
“ Bagaimana kebiasaan sebelum, saat, maupun setelah makan? Dimana bapak
biasa makan?” apayang bapak lakukan sebelum makan?, setelah itu apa yang
harus kita lakuakan? Bagus.. Mari kita makan.. saat makan kita harus menyuap
makanan satu-satu dengan pelan-pelan. Ya, Ayo...sayurnya dimakanya.”,iya
betul, Setelah makan kita bereskan piring,dan gelas yang kotor lalu kita cuci, kita
akhiri dengan cuci tangan.”

3. Fase terminasi
a. Evaluasai subyektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita makan bersama-sama?”
b. Evaluasi objektif
“Apa saja yang harus kita lakukan pada saat makan, “
c. Tindak lanjut
“ bapak lakukan seperti tadi setiap makan, sekarang kita masukan dalam
jawal kegiatan, “
d. Kontrak yang akan datang
“ Besok kita ketemu lagi untuk latihan perawatan diri BAB / BAK yang baik,
bagaiman kalau jam 10.00”
Evaluasi :
Diagnosa Hari/tang Implementasi Evaluasi
gal/jam
Defisit 1. Mengevaluasi jadwal S:
perawatan kegiatan harian klien - ” saya kalau makan di ruang makan
diri 2. Menjelaskan pada bersama teman-teman, terus kalau
klien pentingnya datang makanan saya langsung makan”
berdandan - ‘‘ jadi harus cuci tangan dulu ya,“
3. Melatih klien cara - “baiklah suster, seperti ini
berdandan seperti menggunakan sabun kan“,
berpakaian, bercukur - “ harus berdoa juga, baikalah“,
dan menyisir rambut - “ harus pelan-pelan, supaya tidak
tumpah ya suster“
- ,“ diangkat piring dan gelasnya ya
suster, bawa ke belakang ini“
- ,“ cuci tangan, seperti tadi”,
- ” cuci tangan, duduk yang baik, ambil
makanan, berdoa, makan yang baik,
cuci piring dan gelas, lalu cuci tangan.”
O:
- Pasien kooperratif
- Pasien belum tau cara cuci tangan
dengan baik
- Pasien mampu berdoa sebelum
makan
- Pasien mampu makan dengan baik
dan membersihkan semua alat
makan
- Pasien memasukan kedalam jadwal
kegiatan harian setiap pagi ,siang
dan sore

A : SP2P tercapai
P : lanjutkan SP3

Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan SP3P


a. Kondisi
DS :
- Pasien mengatakan sudah mandi
- Pasien mengatakan sudah melakukan kegiatan yang ada dalam jadwal
- Pasien mengatakan sudah tau melakukan cuci tangan yang baik
- Pasien mengatakan makan menggunakan piring
DO :
- Pasien terlihat bersih
- Pasien mempraktikan cara cuci tangan dengan baik
- makanan tidak berhamburan
- meletakan kembali alat makan pada tempatnya

Dx : Defisit perawatan diri


Intervensi :
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
2. Menjelaskan cara eliminasi yang baik.
3. Membantu pasien mempraktikkan cara eliminasi yang baik
4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

b. Strategi komunikasi yindakan keperawatan


1) Fase orientasi
a) Komunikasi teraupetik
“Selamat pagi bapak, kelihatnnya sudah habis mandi?”
b) Validasi
“Bagaimana perasaan hari ini ?sudah lakukan semua sesuai denagn jadwal
dan sudah dicontreng seperti yang suster suruh”, “bagaimana rasanya makan
dengan benar?”
c) Kontrak
“ bagus sekali,. Sekarang bapak sesuai janji kemarin Kita akan membicarakan
tentang cara BAB/BAK yang baik, Kira-kira 20 menit ya...dan dimana kita
akan membicarakannya?”, disini saja, baiklah”

2) Fase Kerja
“ Dimana biasanya bapak I, BAB/ BAK?, Benar bapak , berak atau kencing yang
baik itu di WC/kakus, kamar mandi atau tempat lain yang tertutup dan ada
saluran pembuangan  kotorannya. Jadi kita tidak berak/kencing di sembarang
tempat ya.....”  , Sekarang, coba bapak jelaskan kepada saya bagaimana cara
Tono  cebok?”  Sudah bagus ya bapak , yang perlu diingat saat bapak cebok
adalah bapak membersihkan anus atau kemaluan dengan air yang bersih dan
pastikan tidak ada  tinja/air kencing  yang masih tersisa di tubuh bapak” benar,
Setelah bapak selesai cebok, jangan lupa tinja/air kencing yang ada di kakus/WC
dibersihkan. Caranya siram tinja/air kencing tersebut dengan air secukupnya
sampai tinja/air kencing itu tidak tersisa di kakus/ WC.  Jika bapak membersihkan
tinja/air kencing seperti ini, berarti bapak ikut  mencegah menyebarnya kuman
yang berbahaya yang ada pada kotoran/ air kencing.” iya, Setelah selesai
membersihan tinja/air kencing, apa yang dilakukan?”

3) Fase Terminasi
a. Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita membicarakan tentang cara
berak/kencing yang baik?”
b. Evaluasi objektif
“Coba jelaskan ulang tentang cara BAB?BAK yang baik, Bagus sekali, bapak
sudah jau lebih paham sekarang, Untuk selanjutnya bapak bisa  melakukan
cara-cara   yang telah dijelaskan tadi secara mandiri.”
c. Tindak lanjut
“Nach... bapak sudah tau cara mandi, makan dan BAB/BAK yang benar
bagaiman kalau nanti sore jam 17.00 kita ketemu lagi, untuk membicarakan
cara berdandan yang baik?”

Evaluasi :
Diagnosa Hari/tangga Implementasi Evaluasi
l/jam
Defisit 1. Mengevaluasi jadwal S:
perawatan kegiatan harian klien - ” sudah, saya sudah lakukan semua
diri 2. Menjelaskan cara dan sesuai denagn jadwal dan sudah
alat makan yang dicontreng seperti yang suster suruh”
benar pada klien - ” berak dan kencing di wc, di sebelah
3. Menjelaskan cara sana”
mempersiapkan - ” ceboknya pakai tangan kiri kan
makanan pada klien suster kalau kanan untuk makan”
4. Menjelaskan cara - ” mencegah penyebaran kuman ya
merapikan peralatan suster”,
makan setelah makan - ” pakai celana, terus pergi”
pada klien - ” cuci tangan pakai sabun juga,
5. Memperagakan cara baiklah suster”
merapikan peralatan - ” saya jadi tau cara yang benar untuk
makan setelah makan berak/kencing”,
pada klien
- ” berak/kencing di kamar mandi,
6. Mempraktekkan
menyiram setelahnya, cebok dengan
makan sesuai dengan
bersih, pakai celana kembali dengan
tahapan makan yang
rapi dan cuci tangan”
baik pada klien
O:
7. Melatih kegiatan - Pasien kooperatif
makan klien - Pasien antusias dalam perawatan
diri BAB/BAK
- Pasien dapat menyebutkan cara
BAB/BAK yang benar
A : SP4P tercapai
P : lanjutkan SP3

Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan SP4P


a. Kondisi
DS :
- Pasien mengatakan sudah mandi
- Pasien mengatakan sudah melakukan kegiatan yang ada dalam jadwal
DO :
- Pasien tidak bau
- Pakain tidak sesuai
- Kumis dan Jenggot panjang
- Rambut masih acak-acakan

Dx : Defisit perawatan diri

Intervensi :
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
2. Menjelaskan cara berdandan
3. Membantu pasien mempraktikkan cara berdandan.
4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

c. Strategi komunikasi yindakan keperawatan


1. Fase orientasi
a. Komunikasi teraupetik
“Selamat sore bapak, kelihatnnya sudah habis mandi?”
b. Validasi
“Bagaimana perasaan sore ini ?sudah lakukan semua sesuai denagn jadwal
dan sudah dicontreng seperti yang suster suruh”,
c. Kontrak
“ bagus sekali,. Sekarang bapak sesuai janji tadi pagi, Kita akan
membicarakan tentang cara berdandan, Kira-kira 20 menit ya...dan dimana
kita akan membicarakannya?”, disini saja, baiklah”

2. Fase kerja
”Apa yang bapak lakukan setelah selesai mandi ? apa bapak sudah ganti baju?,
sekarang Coba kita praktekkan, lihat ke cermin, terus bapak sisiran, Apakah
bapak suka bercukur ?Berapa hari sekali bercukur, sebaiknya 2 kali seminggu
pak, Tampaknya kumis dan janggut bapak sudah panjang. Mari Pak dirapikan ,
oke ini cukurannya, coba bapak lakukan sendiri”

3. Fase terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi subyektif
“ Bagaimana perasaan bapak setelah berdandan”
2) Evaluasi objektif
“Coba pak, sebutkan cara berdandan yang baik sekali lagi”
b. Tindak lanjut
“Selanjutnya bapak setiap hari setelah mandi berdandan dan pakai baju
seperti tadi ya! Mari kita masukan pada jadwal kegiatan harian, pagi jam
berapa, lalu sore jam berapa ?”
c. Kontrak yang akan datang
“Baiklah pak, besok pagi jam 10.00 saya datang lagi, untuk melihat
kebersihan diri bapak, apakah benar bapak lakukan sesuai jadwal atau tidak?’

Evaluasi :
Diagnosa Hari/tangga Implementasi Evaluasi
l/jam
Defisit 1. Mengevalu S:
perawatan asi jadwal - ‘‘sudah suster saya baru habis mandi
diri harian klien sesuai dengan jadwal , dan sekarang saya
2. Melatihklie merasa segar”,
- “setelah mandi saya pergi sama teman
n cara
sus, tapi saya belum ganti baju masih
BAB/BAK yang pakai baju yang tadi malam”,
sesuai - “jadi saya ganti baju ya sus, kalau begitu
tunggu sebentar“,
3. Menjelaska
- ‘‘saya belum sisiran sus“,
n tempat - ‘‘seperti ini melakukannya kan suster”,
BAB/BAK yang - “saya terlihat lebih ganteng“,
sesuai pada - ‘‘ mengganti pakaiannya yang bersih dan
kering, menyisir rambut dan mencukur
klien
jenggot“,
4. Menjelaska - “ iya, kalau pagi jam 09.00 dan sore
n cara 16.00“.
membersihkan O:
- Pasien Kooperatif
diri setelah
- Pasien melakukan cara berdandan
BAB dan BAK
dengan baik
pada klien
- Pasien memasukan kedalam jadwal
kegiatan harian setiap pagi pukul 09.00
dan sore 16.00

A : SP4P tercapai
P:

Anda mungkin juga menyukai