MEDIA PEMBELAJARAN
TEKNIK MENJAHIT 1
OLEH :
FAKULTAS TEKNIK
2019
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah MEDIA
PEMBELAJARAN dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam
memahami materi lebih medalam.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan kritik
dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Bab 2 Pembahasan...................................................................................................................
1. ......................................................................................................................................
Bab 3 Penutup..........................................................................................................................
A. Kesimpulan..................................................................................................................
1.1
BAB 1
PENDAHULUAN
3.1 Tujuan
PEMBAHASAN
Sugiyono (2009: 297) menyampaikan bahwa Research and Development adalah metode
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan
metode tersebut. Sementara dalam bidang pendidikan Borg and Gall (1985) dalam Sugiyono
(2009: 4) menyatakan bahwa, penelitian dan pengembangan (Research and
Development/R&D), merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan
atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran. Dari
kedua pendapat ahli tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Research and
Development adalah metode penelitian bertujuan untuk menghasilkan produk-produk tertentu
serta menguji validitas dan keefektifan produk tersebut dalam penerapannya.
Sugiyono (2009: 5) menyampaikan bahwa penelitian dan pengembangan bertujuan untuk
menemukan, mengembangkan dan memvalidasi suatu produk. Dalam penelitian dan
pengembangan terdapat tiga hal yang menjadi tujuan utama yaitu menemukan,
mengembangkan, dan memvalidasi produk. Menemukan adalah diawal melakukan
penelitian diawal yang bertujuan untuk menemukan pengetahuan tentang dasar suatu hal.
Mengembangkan bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan yang telah diperoleh dari
penelitian awal, dapat berupa sebuah produk-produk tertentu. Memvalidasi produk dilakukan
sebagai upaya untuk menguji efektivitas dari produk-produk hasil pengembangan.
Dalam penelitian pengembangan dengan metode Research& Development terdapat
langkah-langkah yang harus diikuti, yaitu: 1) Menentukan potensi dan masalah. 2)
Mengumpulkan data. 3) Mendesain produk. 4) Memvalidasi desain produk. 5) Revisi desain
produk. 6) Uji coba produk. 7) Revisi produk. 8) Uji coba pemakaian. 9) Revisi produk. 10)
Produksi masal.
Menentukan potensi dan masalah, menurut Sugiyono (2009: 298) disampaikan bahwa
potensi adalah segala sesuatu yang didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Dalam
penelitian Research & Development harus dimulai dengan adanya potensi. Misal didaerah
kelurahan Rowosari masih terdapat lahan yang luas yang belum diolah menjadi ladang.
Potensi tanah tersebut dapat dikembangan sebagai tempat pengolahan ladang berbasis
teknologi.
Sementara masalah Sugiyono (2009: 299) menyampaikan bahwa masalah adalah
penyimpangan antara yang diharapkan dengan apa yang terjadi. Dalam penelitian menurut
Sudjana (2013: 20) masalah merupakan landasan atau dasar untuk menentukan unsur
penelitian lainnya. Tidak terwujudnya harapan adalah masalah, dan penelitian dengan
metode Research & Development dilandasi oleh adanya masalah. Misalnya terdapat potensi
tanah yang luas di kelurahan Rowosari, namun belum dimanfaatkan sebagai ladang dan
terbengkalai begitu saja, hal tersebut dikarenakan masyarakat tidak mampu mengorganisir
siapa, kapan dan bagaimana cara mengolah tanah tersebut. Dari masalah tersebut maka
dimunculkan pengembangan tempat pengolahan ladang berbasis aplikasi teknologi seluler.
Mengumpulkan data, merupakan proses untuk mendapatkan informasi-informasi tertentu,
digunakan sebagai landasan dalam mengembangkan suatu produk tertentu. Sugiyono (2009:
300) menyampaikan bahwa setelah potensi dan masalah dapat ditunjukan secara faktual dan
uptodate, maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan
sebagai bahan untuk merancang produk tertentu. Misal nilai ulangan siswa kelas VA mata
pelajaran matematika masih rendah. Untuk mengetahui penyebab rendahnya hasil belajar
siswa peneliti melakukan pengamatan dan membagikan quesioner dari data tersebut maka
dapat digunakan untuk menemukan solusi mengatasi masalah rendahnya hasil belajar siswa.
Mendesain produk merupakan mewujudkan gambaran produk yang akan dihasilkan.
Produk dari Research& Development harus bermanfaat. Menurut Sugiyono (2009: 301)
desain produk harus diwujudkan dalam bentuk gambar atau bagan. Dengan mewujudkan
desain dalam bentuk gamabar atau bagan, akan mempermudah peneliti dalam mewujudkan
produk yang sesuai dengan rencana dan dapat bermanfaat.
Memvalidasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah produk yang
diciptakan dapat efektif ketika diterapkan dilapangan. Validasi atau penilaian produk
dilakukan oleh ahli produk atau pakar berpengalaman dan memahami produk dikembangkan,
sehingga ilmu yang dimiliki oleh ahil atau pakar relevan dengan produk yang dikembangkan.
Validasi produk juga dapat dilakukan pada forum diskusi. Validasi produk ini bertujuan
untuk dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan dari produk dikembangkan.
Sugiyono (2009: 302) menyampaikan bahwa setelah desain produk, divalidasi melalui
diskusi dengan pakar dan para ahli lainnya, maka akan diketahui kelemahannya. Perbaikan
desain adalah proses yang dilakukan untuk memperbaiki kelemahan dari desain produk yang
ditemukan dari proses validasi. Dalam proses validasi peneliti akan menemukan kelemahan
dari desain produknya. Kelemahan tersebut selanjutnya diperbaiki. Perbaikan produk sendiri
dilakukan oleh peneliti.
Uji coba produk merupakan proses uci coba produk prototip yang dikembangkan.
Tujuannya yaitu untuk mendapatkan informasi apakah produk dikembangkan efektif dalam
penerapannya. Pengujian sendiri dapat dilakukan dengan cara eksperimen yaitu
membandingkan anatara efektifitas produk terbaru dengan terdahulu atau membandingkan
antara kelas yang mendapatkan perlakuan produk dengan kelas tidak mendapatkan
perlakukan produk. Menurut Sugiyono (2009: 303) eksperimen dapat dilakukan dengan cara
membandingkan keadaan sebelum dan sesudah (before-after) atau dengan membandingkan
dengan kelompok yang tetap menggunakan sistem yang lama.
Menurut Borg dan Gall dalam Sukmadinata (2013: 169) ada sepuluh langkah
pelaksanaan strategi peneitian dan pengembangan yaitu: (1) penelitian dan pengumpulan data
(research and information collecting); (2) perencanaan (planning); (3) pengembangan draf
produk (develop preliminary form of product); (4) uji coba lapangan awal (preliminary field
testing); (5) merevisi hasil uji coba (main product revision); (6) uji coba lapangan (main field
testing); (7) penyempurnaan produk hasil uji lapangan (operasional field testing), (8) uji
pelaksanaan lapangan (operasional field testing), (9) penyempurnaan produk akhir (final
product revision); dan (10) diseminasi dan implementasi (dissemination and
implemantation).Aftanalisis
2. Metode ADDIE
Skema desain pembelajaran model ADDIE membentuk siklus yang terdiri dari 5 tahapan yang
terdiri dari: analisis (Analysis), desain (Design), pengembangan (Development), implementasi
(Implementation) serta sevaluasi (Evaluation)
1. Analisis (Analysis)
2. Apa yang siswa butuhkan untuk menyelesaikan pada akhir program pembelajaran atau
apa kebutuhan siswa?
4. Apakah strategi pembelajaran yang digunakan untuk mereka cukup? aspek apa yang
perlu ditambahkan, diklarifikasi dan diperbaiki?
6. Apakah lingkungan belajar kondusif atau tidak? Apa jenis lingkungan belajar lebih
disukai?
2. Desain (Design)
Tahap desain terkait dengan penentuan sasaran, instrumen penilaian, latihan, konten, dan analisis
yang terkait materi pembelajaran, rencana pembelajaran dan pemilihan media. Fase desain
dilakukan secara sistematis dan spesifik. Dalam tahap desain, yang ditanyakan adalah:
1. Sumber media yang akan digunakan seperti Audio, Video dan Grafis. Apakah sumber
tersebut dari pihak ketiga atau siswa membuat sendiri?
3. Tingkat dan jenis kegiatan yang akan dihasilkan selama pembekajaran. Apakah
terjadi kolaboratif, interaktif atau individu?
5. Berapa banyak waktu yang akan ditugaskan untuk setiap tugas dan bagaimana
pembelajaran yang akan dilaksanakan (per pelajaran, bab, modul, dll,)?
6. Apa saja keterampilan kognitif yang ditentukan bagi siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran?
7. Apakah guru memiliki cara untuk menentukan nilai-nilai yang telah dicapai oleh siswa?
Apa metode untuk menentukan kompetensi yang diinginkan oleh siswa?
8. Bagaimana mekanisme yang dirancang oleh Anda untuk mendapatkan umpan balik pada
bahan ajar?
3. Pengembangan (Development)
2. Apakah ada tim kerja di beberapa siswa? Apakah ada anggota yang bekerja secara efektif
dalam sebuah tim?
4. Implementasi (Implementation)
Fase ini, dibuat prosedur untuk pelatihan bagi peserta pelatihan dan instrukturnya/ fasilitator.
Pelatihan bagi fasilitator meliputi materi kurikulum,hasil pembelajaran yang diharapkan, metode
penyampaian dan prosedur pengujian. Aktivitas lain yang harus dilakukan pada fase ini
meliputi penggandaan dan pendistribusian materi dan bahan pendukung lainnya, serta persiapan
jika terjadi masalah teknis dan mendiskusikan rencana alternatif dengan siswa.
1. Advis pada metode pilihan pencatatan data aktual dari pengalaman siswa saat
berinteraksi dengan belajar.
2. Apa tanggapan emosional yang diberikan oleh guru dan siswa selama pebelajaran?
Apakah mereka benar-benar tertarik, bersemangat, kritis atau bertahan?
5. Ketika masalah teknis dan lain muncul apakah guru memiliki strategi ‘cadangan’?
7. Ketika kelompok siswa mendapat materi, apakah mereka dapat bekerja secara mandiri
atau memerlukan bimbingan?
5. Evaluasi (Evaluations)
Setiap tahap proses ADDIE melibatkan evaluasi formatif. Ini adalah multidimensional dan
merupakan komponen penting dari proses ADDIE. Ini mengasumsikan bentuk evaluasi formatif
dalam tahap pengembangan. Evaluasi dilakukan selama tahap implementasi dengan bantuan
instruktur dan siswa. Setelah pelaksanaan pembelajaran selesai, evaluasi sumatif dilakukan untuk
perbaikan pembelajaran. Perancang seluruh tahap evaluasi harus memastikan apakah masalah
yang relevan dengan program pelatihan diselesaikan dan apakah tujuan yang diinginkan
terpenuhi.
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Media pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran juga terdapat
perkembangan dimana media juga harus ikut perkembang. Oleh karena itu terdapat metode yang
digunakan untuk menggembangkan media pembelajaran.