Oleh :
Novita Herdianti Effendi 160112130070
Ririn Dwi Ariyanti 160112170043
Fahmi Muharom P 160112130032
Pembimbing:
drg. Taufik Sumarsongko, Sp.Pros(K), MS
drg. Ista Meidarlina
Poornima Madalli , C R Murali , Sambit Subhas , Surbhi Garg , Prinka Shahi , Pragati Parasher
1 2 3 4 5 6
Abstrak
Latar Belakang
Sejak beberapa tahun sudah dipelajari penatalaksanaan gigi tiruan lengkap yang
memberikan stabilitas, kenyamanan, estetika, dan fungsi gigi tiruan yang maksimal. Terdapat
beberapa konsep oklusi yang telah disarankan diantaranya oklusi lingualis, oklusi seimbang, dan
oklusi monoplane.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan nilai tekanan pada jaringan
pendukung yang menggunakan tiga konsep oklusal posterior berbeda: oklusi lingualis, oklusi
Simulator yang digunakan dalam penelitian ini, terdiri dari model edentulous resin akrilik
polimerisasi panas (heat-cured acrylic resin) pada rahang atas dan rahang bawah. Mengukur
tekanan pada jaringan pendukung di bawah gigi tiruan lengkap dengan menggunakan delapan
pengukur tekanan yang ditempatkan pada permukaan model di lereng bukal dan lingual pada
daerah linggir molar dan premolar. Tekanan pada jaringan pendukung diukur dan tanda dari
sensor diperjelas dan dicatat oleh alat indikator tekanan elektronik multichannel.
Hasil
Diperoleh tekanan rata-rata pada setiap titik pengukuran yang dibandingkan dengan uji
Kesimpulan
Oklusi monoplane secara keseluruhan memiliki nilai tekanan lebih rendah dibandingkan
dengan konsep oklusi seimbang dan lingualis. Konsep oklusi lingualis digunakan untuk
Kata Kunci: Oklusi seimbang, gigi tiruan lengkap, oklusi lingualis, oklusi monoplane
Pengantar
Penelitian tentang susunan gigi yang memaksimalkan: stabilitas gigi tiruan, kenyamanan,
estetika, dan fungsi dari gigi tiruan, telah dilakukan selama bertahun-tahun dan masih tetap
berlangsung hingga sekarang. Kontak oklusi pada saat gigi selama pergerakan sentrik dan
eksentrik mandibula sangat penting dan saat berhubungan dengan jumlah dan arah gaya yang
mengarah ke residual ridge (linggir residual) daerah yang tidak bergigi, sehingga pemilihan
konsep oklusi merupakan salah satu faktor utama dalam pembuatan gigi tiruan lengkap, dan dari
sekian banyak konsep oklusi, oklusi seimbang bilateral, oklusi monoplane, dan oklusi lingualis
yang sering digunakan dalam pembuatan gigi tiruan. Konsep oklusi ini berbeda-beda pada setiap
individunya.2
Gaya kunyah selama pengunyahan disalurkan melalui permukaan oklusal gigi artifisial
pada gigi tiruan ke jaringan pendukung residual ridge (daerah yang tak bergiginya). Perpindahan
gaya kunyah ke linggir alveolar yang dipengaruhi oleh ukuran dan bentuk gigi posterior serta
tipe konsep oklusi yang diterapkan pada gigi tiruan lengkap tersebut. Arah gaya kunyah yang
didistribusikan ke sepanjang linggir alveolar ini memberikan peranan penting dalam menjaga
Beberapa penelitian telah meneliti tentang distribusi tekanan di bawah gigi tiruan.
Beberapa diantaranya telah dilaporkan dalam literatur yang membahas perbandingan distribusi
stress/gaya pada oklusi seimbang bilateral, oklusi monoplane, dan oklusi lingualis. Pada
penelitian ini dijelaskan tentang percobaan distribusi gaya/beban pada linggir dalam tiga konsep
oklusi yang berbeda pada gigi tiruan. Penelitian ini dilakukan secara in vitro untuk memeriksa
nilai tekan terhadap jaringan pendukung pada simulasi gigi tiruan dengan menggunakan konsep
Simulator yang digunakan dalam penelitian ini, terdiri dari model edentulous/tidak
bergigi pada maksila dan mandibula dengan bahan clear heat cure acrylic resin (heat-cured
acryln H – denture base polymer). Pada model rubber polisulfida yang setebal 2 mm (Kerr -
dipasang pada artikulator semi-adjustable (Hanau Wide Vue) dengan oklusal rim standar. Bidang
oklusal imajiner dari oklusal rim disesuaikan dengan bidang tengah/bagi (midplane) artikulator
pada jaringan pendukung dan konsep oklusi pada artikulator, serta linggir yang berlawanan
berada dalam hubungan Angle Kelas I. Artikulator dipasang dengan inklinasi sagital dan lateral
yang masing-masing pada 30° dan 15°, dengan inklinasi sagital dan lateral pada tabel insisal
Simulasi linggir residual diduplikasikan. Duplikasi linggir ini digunakan untuk penelitian
dengan gigi posterior yang dapat dilepas-pasang. Satu set landasan gigi tiruan lengkap disertai 1
set gigi anterior yang sama(Vivodent DCL-A2; A56 dan A4) digunakan untuk menyusun daerah
anterior. Penyeimbangan dilakukan pada semua gerakan eksentrik pada artikulator dan gigi
tiruan dengan susunan gigi anterior ini diproses menggunakan bahan resin akrilik polimerisasi
panas (heat-cured acrylic resin - Denture Base Polymer). Kemudian, setelah selesai dilakukan
Penyusunan ini, umumnya landasan beserta gigi anterior yang terbuat dari bahan resin
akrilik polimerisasi panas (heat-cured acrylic resin) ini dibuat sebagai panduan groove orientasi
terhadap penyusunan gigi posterior yang berbeda-beda. Bentuk oklusal posterior yang digunakan
dalam penelitian ini adalah (Ivoclar Vivadent): (1) Set gigi anatomi 30 ° (Postaris DCL-A2; PU3
dan PL3) untuk oklusi seimbang bilateral konvensional, (2) set gigi ortolingual (Ortholingual
DCL-A2 ; LU3 dan LL3) untuk oklusi lingualis, dan (3) gigi nol derajat ditetapkan (Orthoplane
Bagian posterior gigi tiruan dalam penelitian ini yang dapat dilepas-pasang ditetapkan
dalam tiga konsep berbeda: Oklusi seimbang sepenuhnya (completely balanced occlusion),
oklusi lingualisasi dan oklusi monoplane, yang mencapai kontak bilateral dari hubungan sentris
ke semua posisi oklusal eksentrik. Semuanya kemudian diproses secara individual menggunakan
bahan akrilik polimerisasi panas (heat-cured acrylic resin - Denture Base Polymer). Pergantian
bagian posterior ini setelah selesai kemudian dipoles (Gambar 1). Final balanced occlusion
(Akhiran oklusi seimbang) pada gigi posterior dicapai dengan selective grinding pada artikulator
semi-adjustable.
Gambar 1: Satu set landasan gigi tiruan lengkap beserta gigi anteriornya dan posisi gigi
posterior yang dapat dilepas-pasang sesuai dengan konsep oklusi konvensional, lingualisasi dan
monoplane.
Tekanan pada jaringan pendukung di bawah gigi tiruan lengkap diukur menggunakan 8
pengukur tekanan yang ditempatkan pada permukaan model di bukal slope dan lingual slope dari
regio linggir molar dan premolar (Gambar 2 dan 3). Ukuran diameter alat pengukur tekanan
(strain gauges) ini (FLA-5IL-II Tokyo Sokki Kenkyujo Co. Ltd., Tokyo,Jepang) adalah 5,0 mm2
dan tebal 0,5 mm. Strain gauges dibonding dengan bahan perekat yang direkomendasikan oleh
Tekanan pada jaringan pendukung diukur: (1) dengan posisi gigi dalam oklusi sentris, (2)
dengan potongan karet/ruber setebal 3 mm ditempatkan di antara gigi posterior kanan sedangkan
condilar ball artikulator dikunci, dan (3) dengan potongan karet setebal 3 mm yang ditempatkan
di antara gigi posterior kanan dalam posisi eksentrik ketika pin incisal guide artikulator adalah 5
mm kearah lateral kiri pada oklusi sentrik. Beban vertikal statis sebesar 100 N diaplikasikan pada
pusat artikulator, menggunakan perangkat pemakaian beban (mesin uji kompresi tidak terbatas -
unconfined compression testing machine). Tanda dari sensor diperjelas dan direkam oleh alat
indikator tekanan elektronik multichannel (SI-33MS) (Gambar 4). Beban ini setara dengan gaya
kunyah kekuatan mengunyah pada pasien tak bergigi yang menggunakan gigi tiruan lengkap.
Gambar 4: The multi channel electronic strain indicator
Perekaman diulang sebanyak 5 kali untuk setiap situasi, dan tekanan rata-rata dihitung.
Tekanan rata-rata yang diperoleh pada setiap titik pengukuran dibandingkan dengan uji ANOVA
satu arah. Perbandingan tiga konsep oklusi yang berbeda dilakukan menggunakan perbandingan
berpasangan dari tiga kelompok dengan uji Tukeys multiple prosedur metode post-hoc.
Hasil
Dalam penelitian ini, P<0.05 diperoleh dengan uji ANOVA satu arah/ one way ANOVA
analysis dan Tukeys multiple post hoc procedure tests (uji Tukeys beberapa prosedur post-hoc)
(grafik 1-3) yang menunjukkan perbedaan distribusi tekan yang signifikan pada berbagai bidang
Grafik 1a dan b menunjukkan nilai tekan pada struktur jaringan pendukung di bawah gigi
tiruan saat oklusi sentrik. Nilai tekan pada lereng bukal dan palatal rahang atas masing-masing
berkisar antara 25.44 hingga 38.84 kPa dan 74.04 hingga 143.13 kPa. Terlepas dari nilai-nilai
tekan konsep oklusi daerah palatal lebih besar daripada bukal. Nilai tekan pada lereng bukal dan
lingual rahang bawah masing-masing berkisar antara 63.27 hingga 167.42 kPa dan 73.02 hingga
91.64 kPa. Pada regio molar, nilai tekan lereng bukal dua kali lipat lebih besar dari lereng lingual
Grafik 1: (a) perbandingan tiga kelompok dengan nilai tekan pada lereng bukal
dan palatal rahang atas saat relasi sentrik dengan uji ANOVA satu arah (one way
ANOVA test), (b) perbandingan tiga kelompok dengan nilai tekan pada lereng
bukal dan lingual rahang bawah saat relasi sentrik dengan one way ANOVA test.
Tidak ada perbedaan yang signifikan nilai tekan di bawah gigi tiruan rahang atas dan
rahang bawah diantara oklusi seimbang sepenuhnya (completely balanced occlusion) dan oklusi
lingualis. Secara keseluruhan terdapat signifikan distribusi tekanan kurang pada oklusi
Grafik 2a dan b menunjukkan distribusi tekan pada struktur pendukung saat karet
diletakkan di sebelah kanan regio molar. Dibandingkan dengan nilai tekan saat oklusi sentrik
nilai tekan pada semua titik pengukuran berbeda. Tekanan pada lereng bukal dan palatal rahang
atas saat working side masing-masing berkisar antara 90.76 hingga 114.62 kPa dan 174.84
hingga 196.95 kPa. Nilai tekan yang menurun diamati pada rahang atas saat non-working side
berkisar antara 67.35 hingga 81.89 kPa pada lereng palatal dan 0 pada lereng bukal. Nilai tekan
working side rahang bawah berkisar antara 51.93 hingga 179.49 kPa dan nilai non-working side
berkisar antar 8.58 hingga 131.64 kPa. Nilai tekan lebih besar ditemukan pada daerah bukal dari
Grafik 2: (a) perbandingan tiga kelompok dengan nilai tekan pada lereng bukal
dan palatal rahang atas saat mengunyah satu sisi (unilateral chew) dengan uji
ANOVA satu arah (one way ANOVA test), (b) perbandingan tiga kelompok dengan
nilai tekan pada lereng bukal dan lingual rahang bawah saat mengunyah satu sisi
dengan uji ANOVA satu arah (one way ANOVA test).
Nilai tekan saat oklusi seimbang sepenuhnya dan oklusi monoplane lebih besar pada
lereng bukal saat working side. Sebaliknya, tekanannya jauh lebih kecil pada lereng palatal gigi
molar saat non-working side. Di bawah gigi tiruan rahang bawah, tekanan dengan oklusi
seimbang sepenuhnya dan oklusi monoplane lebih besar pada lereng bukal saat working side dan
Grafik 3a dan b menunjukkan distribusi tekan pada area pendukung ketika karet diletakkan di
regio molar kanan selama oklusi eksentrik. Nilai tekan pada lereng bukal dan palatal masing-
masing berkisar antara 00.0 hingga 59.93 kPa dan 77.53 hingga 175.56 kPa. Pada saat non-
working side nilai pada regio palatal berkisar antara 77.53 hingga 101.38 kPa. Hanya nilai
tekanan kecil yang tercata pada lereng bukal saat non-working side berkisar antara 0.00 hingga
8.92 kpa. Di bawah gigi tiruan rahang bawah saat non-working side nilai tekan pada daerah
bukal berkisar antara 30.69 hingga 102.84 kpa dan 62.55 hingga 138.47 kpa pada area lingual.
Saat non-working side nilai tekan terbesar terdapat pada lereng bukal regio gigi molar
Grafik 3: (a) perbandingan tiga kelompok dengan nilai tekan pada lereng bukal
dan palatal rahang atas saat mengunyah satu sisi eksentrik dengan uji ANOVA
satu arah (one way ANOVA test), (b) perbandingan tiga kelompok dengan nilai
tekan pada lereng bukal dan lingual rahang bawah saat mengunyah satu sisi
eksentrik dengan uji ANOVA satu arah(one way ANOVA test).
Perbandingan dibuat antara oklusi seimbang sepenuhnya, oklusi monoplane, dan oklusi
lingualisasi untuk distribusi tekan. Nilai tekanan oklusi seimbang sepenuhnya dan oklusi
monoplane lebih besar pada lereng bukal saat working side. Tekanan yang kecil ditemukan pada
Diskusi
Beban pengunyahan diterapkan pada permukaan oklusal suatu gigi tiruan yang
perbedaan gigi posterior artifisial yang diperlukan tergantung pada bentuk linggir residual/
residual ridge. Perbedaan konsep oklusi yang dipelajari untuk memberi arti penting
pemeliharaan integritas linggir residual dan mencegahnya mengalami kerusakan lebih lanjut dari
waktu ke waktu.
Topografi dan bentuk jaringan residual ridge yang tersisa mempengaruhi dan
menentukan jenis konsep oklusi dari gigi artifisial yang akan dipilih dalam situasi klinis tertentu.
Fundamental dasar untuk memilih tipe konsep oklusi adalah pemeliharaan struktur dasar yang
ada dan memberikan faktor yang menguntungkan untuk meningkatkan stabilitas gigi artifisial
pada gigi tiruan. Permukaan oklusal gigi artifisial pada gigi tiruan mendapatkan beban
pengunyahan. Gaya kunyah ini ditransmisikan melalui landasan gigi tiruan (artificial denture
base) yang berkontak rapat (close contact) dengan jaringan pendukung yang terdiri dari tulang
dan jaringan lunak. Tergantung pada jenis dan bentuk permukaan oklusal, beban pengunyahan
ditransmisikan ke jaringan basal berbeda. Selanjutnya, dimensi bukal lingual dan tipe cusp gigi
artifisial posterior memiliki pengaruh pada stabilitas gigi tiruan. Terdapat dukungan konsep
oklusi yang berbeda seperti oklusi seimbang bilateral, oklusi lingualisasi, oklusi neutrosentrik
serta oklusi monoplane. Pedoman dasar untuk semua konsep oklusi ini adalah berpusat di sekitar
pemeliharaan jaringan linggir residual dan mengatasi berbagai daya yang tidak stabil. Hal ini
meningkatkan stabilitas dan kualitas dukungan pada gigi tiruan, mengendalikan jumlah dan arah
gaya yang dicapai ke jaringan residual ridge dibawahnya. Meskipun terdapat beberapa jenis gigi
posterior tersedia untuk dipilih sebagai gigi artifisial pada gigi tiruan, tidak ada penelitian nyata
sebelumnya yang menyatakan bahwa salah satu jenis gigi posterior lebih unggul daripada bentuk
lainnya dalam hal memeliharan residual ridge yang tersisa. Tidak ada guidelines/ petunjuk jelas
tentang tipe konsep oklusi yang tepat untuk jenis gigi posterior lainnya. Kesenjangan ini
merupakan stimulus untuk melakukan penelitian selanjutnya untuk menganalisis nilai tekan pada
jaringan di bawah gigi tiruan yang terstimulasi menggunakan konsep oklusi posterior yang
berbeda.
Pada penelitian ini, digunakan satu landasan dengan gigi anterior yang sudah tersusun
untuk ketiga konsep oklusi posterior. Dengan menggunakan satu landasan, perubahan apapun
yang mungkin dibuat di basis akan menghasilkan perubahan yang sama selama penelitian.
Konstruksi landasan dibuat sehingga seluruh pola oklusal bisa ditempatkan di posisi atau dilepas
dari basis dengan mudah dan dapat diganti dengan akurat. Agar penelitiannya valid, pola oklusi
posterior yang dites menjadi satu-satunya variable. Untuk mencapai hasil ini, single mouth
digunakan, sehingga pencatatan dimensi vertikal, sentrik, dan essentrik hasilnya identik. Satu
landasan dengan gigi anterior yang sudah tersusun digunakan untuk ketiga konsep oklusi
posterior yang bisa dilepas. Untuk mengetes pola oklusal posterior, susunan ini cukup
memuaskan sehingga tidak perlu incisal guide angle. Ini diperlukan untuk mengetes oklusi
seimbang.
Tekanan pada struktur pendukung dibawah gigi tiruan lengkap diukur menggunakan
pengukur regangan berukuran 5.00 mm2 dan ketebalan 0.5 mm, sehingga bisa pas dengan
Tekanan pada struktur pendukung diukur : (1) Dengan gigi pada oklusi sentrik, (2)
dengan ketebalan 3mm sepotong karet ditempatkan diantara gigi posterior sebelah kanan
sementara bola condylar dari artikulator dikunci, dan (3) dengan ketebalan 3mm septong karet
Tekanan dicatat dengan simulasi gigi tiruan pada posisi sentrik menunjukkan tekanan
maksimal di palatal slopes gigi tiruan atas dan bukal slopes regio molar gigi tiruan bawah pada
ketiga tipe konsep oklusi. Simulator yang digunkan pada penelitian ini mendukung hypotesa
bahwa daerah tekanan pada maksila adalah puncak linggir alveolar residual dan palatal rugae.
Daerah tekanan pada mandibula di oblique ridge eksternal atau buccal shelf area.
occlusion, tak ada perbedaan signifikan pada tekanan yang dicatat selama oklusi sentrik. Ini
mungkin karena posisi gigi posterior mandibular dari dua gigi tiruan eksperimen dan titik gaya
oklusal sama. Ada perbedaan distribusi tekanan keseluruhan lebih sedikit yang signifikan pada
occlusion. Hasil ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Swooped an Kydd
dimana perubahan bentuk basis gigi tiruan berhubungan dengan bentuk cusp yang berbeda dan
daerah permukaan oklusal gigi artificial. Pengurangan sudut cusp gigi posterior artificial
menghasilkan penurunan signifikan pada nilai tekanan basis gigi tiruan lengkap. Sharry et al, dan
asosiasi menunjukkan pada tengkorak kering bahwa gaya lebih besar pada tulang dengan puncak
Ketika pengunyahan unilateral disimulasikan, tekanan yang sangat rendah tercatat pada
bukal slopes maksila non-working side pada ketiga tipe konsep oklusi. Ini mengindikasikan
bahwa gigi tiruan berpindah dari puncak linggir. Hasil ini didukung oleh peneltian dari Frechette
et al, dimana, diteliti bahwa dengan masing-masing gigi tiruan dan tekanan pada linggir residual
di working side meningkat 30-80% pada pengunyahan unilateral dan juga terdapat penurunan
jumlah terhadap tekanan positif pada balancing side saat pengunyahan unilateral. Penelitian lain
oleh Frechette et al, membandingkan oklusi seimbang dan tidak seimbang dari gigi tiruan
kurangnya tekanan positif pada non-working buccal flange. Namun, ini tidak terjadi pada gigi
tiruan mandibula, karena beberapa tekanan diobservasi pada semua titik pengukuran. Ini
Ketika ketiga konsep oklusi dibandingkan dengan pengunyahan unilateral, tidak ada
perbedaan signifikan pada gigi tiruan atas, tapi gigi tiruan bawah menunjukkan perbedaan
signifikan. Terdapat nilai tekanan yang lebih tinggi pada bukal mandibula dan lingual slopes dari
non-working side pada lingualized occlusion ketika dibandingkan dengan completely balanced
occlusion dan monoplane occlusion. Hasil ini mengindikasikan bahwa pada lingualized
occlusion gaya oklusal diteruskan ke sisi lingual dan disebarkan ke non-working side gigi tiruan
bawah mandibula. Hasil ini didukung oleh penelitian serupa oleh Inoue et al, dimana lingualized
occlusion digunakan untuk mentransfer gaya dari dari occluding side ke dareah non-working
perbedaan signifikan pada bukal slopes atas, dan bukal dan lingual slopes bawah dari non-
working side diantara completely balanced, lingualized, dan monoplane occlusion. Nilai tekanan
di bukal slope regio molar pada working side adalah yang tertinggi, diikuti lingual slopes pada
non-working side. Lingual slopes pada working side dan bukal slopes pada non-working side
pada regio molar menurun secara signifikan pada lingualized occlusion. Hasil ini
untuk meningkatkan keseimbangan pada gigi tiruan mandibula. Kimoto et al, melakukan
penelitian untuk membandingkan lingualized dan bilateral balanced occlusion pada 28 pasien,
dan kesimpulannya pasien dengan lingualized occlusion tingkat kepuasannya lebih tinggi
terhadap retensi di gigi tiruannya daripada pasien bilateral balanced occlusion. Namun,
penelitian yang dilakukan oleh Sutton dan McCord, sebuah percobaan cross-over secara acak
dimana tingkat kepuasan subjek dievaluasi dengan tiga konsep oklusi berbeda dan tidak
ditemukan perbedaan signifikan antara konvensional dan lingualized occlusion. Clough et al,
superior) yang lebih cenderung memakai gigi tiruan lengkap dengan lingualized occlusion
pola resorbsi tulang alveolar berbeda, mukosa atropik, dan ketidaknormalan relasi
pengaplikasiannya di praktik klinik. Pencatatan relasi rahang baik yang berulang tidak dilakukan
karena seseorang tidak tahu apakah pasien akan menggunakan relasi sentrik selama fungsi
normal, karenanya, untuk memberi pasien kebebasan menggerakan sekitaran sentrik, lingualized
Penemuan pada penelitian ini untuk mendukung review ligualized occlusion Parr dan
Ivanhoe. Konsep lingualized occlusion sederhana, mudah diadaptasi pada berbagai situasi klinik
dan mudah untuk mendapatkan kontak antara lingual cusp maksila dan fossa pada working side
Kesimpulan
Distribusi tekanan pada konsep completely balanced, lingualized, dan monoplane occlusal
dibandingkan. Dengan segala keterbatasan peneitian ini, kesimpulan berikut dapat ditarik:
1. Pada oklusi sentrik, nilai tekanan maksila lebih besar pada palatal slopes daripada pada
buccal slopes. Nilai tekanan terbesar ditemukan pada palatal slopes pre-molar. Pada regio
molar mandibula, nilai tekanan lebih besar di buccal slopes dibandingkan dengan lingual,
apapun konsep oklusinya. Secara keseluruhan, monoplane occlusion punya nilai tekanan
occlusion
2. Pada simulasi pengunyahan unilateral, tekanan meningkat pada working side maksila dan
menurun pada non-working side. Tekanan yang sangat kecil atau tidak sama sekali
diobservasi pada buccal slopes non-working side. Pada mandibula, tekanan meningkat
tercatat pada lingual slope pada working side dan pada buccal slope non-working side.
Tekanan menurun ditemukan pada buccal slope pada working side dan non-working side
3. Pada simulasi pengunyahan unilateral pada oklusi eksentrik, tekanan pada sisi maksila
meningkat. Tekanan kecil diobservasi pada buccal slope region molar pada daerah non-
working side. Pada mandibula, tekanan maksimum diobservasi pada lingual slopes ketika
Disusun Oleh:
Novita Herdianti Effendi 160112130070
Ririn Dwi Aryanti 160112170043
Fahmi Muharom P 160112130032
Pembimbing Oleh:
drg. Taufik Sumarsongko, Sp.Pros(K), MS
drg. Ista Meidarlina
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Padjadjaran
2020