Anda di halaman 1dari 20

PENGARUH KONSEP OKLUSI DISTRIBUSI TEKAN PADA

JARINGAN PENDUKUNG DALAM GIGI TIRUAN LENGKAP:


SUATU STUDI IN VITRO
Poornima Madalli1, C R Murali2, Sambit Subhas3, Surbhi Garg4, Prinka
Shahi5, Pragati Parasher6

Dibuat untuk Memenuhi Tugas Journal Reading Prostodonsia

Oleh :
Novita Herdianti Effendi 160112130070
Ririn Dwi Ariyanti 160112170043
Fahmi Muharom P 160112130032

Pembimbing:
drg. Taufik Sumarsongko, Sp.Pros(K), MS
drg. Ista Meidarlina

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2020
Pengaruh Konsep Oklusi pada Distribusi Tekanan Jaringan Pendukung Gigi

Tiruan Lengkap: Suatu Studi In Vitro

Poornima Madalli , C R Murali , Sambit Subhas , Surbhi Garg , Prinka Shahi , Pragati Parasher
1 2 3 4 5 6

Abstrak

Latar Belakang

Sejak beberapa tahun sudah dipelajari penatalaksanaan gigi tiruan lengkap yang

memberikan stabilitas, kenyamanan, estetika, dan fungsi gigi tiruan yang maksimal. Terdapat

beberapa konsep oklusi yang telah disarankan diantaranya oklusi lingualis, oklusi seimbang, dan

oklusi monoplane.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan nilai tekanan pada jaringan

pendukung yang menggunakan tiga konsep oklusal posterior berbeda: oklusi lingualis, oklusi

seimbang, dan oklusi monoplane pada simulasi gigi tiruan.

Bahan dan Metode

Simulator yang digunakan dalam penelitian ini, terdiri dari model edentulous resin akrilik

polimerisasi panas (heat-cured acrylic resin) pada rahang atas dan rahang bawah. Mengukur

tekanan pada jaringan pendukung di bawah gigi tiruan lengkap dengan menggunakan delapan

pengukur tekanan yang ditempatkan pada permukaan model di lereng bukal dan lingual pada

daerah linggir molar dan premolar. Tekanan pada jaringan pendukung diukur dan tanda dari

sensor diperjelas dan dicatat oleh alat indikator tekanan elektronik multichannel.
Hasil

Diperoleh tekanan rata-rata pada setiap titik pengukuran yang dibandingkan dengan uji

ANOVA satu arah (one-way ANOVA test).

Kesimpulan

Oklusi monoplane secara keseluruhan memiliki nilai tekanan lebih rendah dibandingkan

dengan konsep oklusi seimbang dan lingualis. Konsep oklusi lingualis digunakan untuk

mentransfer/memindahkan gaya dari sisi working-side ke sisi unworking-side untuk

menstabilkan gigi tiruan mandibula.

Kata Kunci: Oklusi seimbang, gigi tiruan lengkap, oklusi lingualis, oklusi monoplane

Pengantar

Penelitian tentang susunan gigi yang memaksimalkan: stabilitas gigi tiruan, kenyamanan,

estetika, dan fungsi dari gigi tiruan, telah dilakukan selama bertahun-tahun dan masih tetap

berlangsung hingga sekarang. Kontak oklusi pada saat gigi selama pergerakan sentrik dan

eksentrik mandibula sangat penting dan saat berhubungan dengan jumlah dan arah gaya yang

mengarah ke residual ridge (linggir residual) daerah yang tidak bergigi, sehingga pemilihan

konsep oklusi merupakan salah satu faktor utama dalam pembuatan gigi tiruan lengkap, dan dari

sekian banyak konsep oklusi, oklusi seimbang bilateral, oklusi monoplane, dan oklusi lingualis

yang sering digunakan dalam pembuatan gigi tiruan. Konsep oklusi ini berbeda-beda pada setiap

individunya.2
Gaya kunyah selama pengunyahan disalurkan melalui permukaan oklusal gigi artifisial

pada gigi tiruan ke jaringan pendukung residual ridge (daerah yang tak bergiginya). Perpindahan

gaya kunyah ke linggir alveolar yang dipengaruhi oleh ukuran dan bentuk gigi posterior serta

tipe konsep oklusi yang diterapkan pada gigi tiruan lengkap tersebut. Arah gaya kunyah yang

didistribusikan ke sepanjang linggir alveolar ini memberikan peranan penting dalam menjaga

kesehatan jaringan pendukung di bawah gigi tiruan lengkap.

Beberapa penelitian telah meneliti tentang distribusi tekanan di bawah gigi tiruan.

Beberapa diantaranya telah dilaporkan dalam literatur yang membahas perbandingan distribusi

stress/gaya pada oklusi seimbang bilateral, oklusi monoplane, dan oklusi lingualis. Pada

penelitian ini dijelaskan tentang percobaan distribusi gaya/beban pada linggir dalam tiga konsep

oklusi yang berbeda pada gigi tiruan. Penelitian ini dilakukan secara in vitro untuk memeriksa

nilai tekan terhadap jaringan pendukung pada simulasi gigi tiruan dengan menggunakan konsep

oklusi posterior yang berbeda.

Bahan dan Metode

Simulator yang digunakan dalam penelitian ini, terdiri dari model edentulous/tidak

bergigi pada maksila dan mandibula dengan bahan clear heat cure acrylic resin (heat-cured

acryln H – denture base polymer). Pada model rubber polisulfida yang setebal 2 mm (Kerr -

Permlastik) digunakan untuk mensimulasikan mukosa linggir alveolar resilen. Simulator

dipasang pada artikulator semi-adjustable (Hanau Wide Vue) dengan oklusal rim standar. Bidang

oklusal imajiner dari oklusal rim disesuaikan dengan bidang tengah/bagi (midplane) artikulator

pada jaringan pendukung dan konsep oklusi pada artikulator, serta linggir yang berlawanan

berada dalam hubungan Angle Kelas I. Artikulator dipasang dengan inklinasi sagital dan lateral
yang masing-masing pada 30° dan 15°, dengan inklinasi sagital dan lateral pada tabel insisal

guide masing-masing pada 10° dan 0°.

Simulasi linggir residual diduplikasikan. Duplikasi linggir ini digunakan untuk penelitian

dengan gigi posterior yang dapat dilepas-pasang. Satu set landasan gigi tiruan lengkap disertai 1

set gigi anterior yang sama(Vivodent DCL-A2; A56 dan A4) digunakan untuk menyusun daerah

anterior. Penyeimbangan dilakukan pada semua gerakan eksentrik pada artikulator dan gigi

tiruan dengan susunan gigi anterior ini diproses menggunakan bahan resin akrilik polimerisasi

panas (heat-cured acrylic resin - Denture Base Polymer). Kemudian, setelah selesai dilakukan

polishing dan finishing

Penyusunan ini, umumnya landasan beserta gigi anterior yang terbuat dari bahan resin

akrilik polimerisasi panas (heat-cured acrylic resin) ini dibuat sebagai panduan groove orientasi

terhadap penyusunan gigi posterior yang berbeda-beda. Bentuk oklusal posterior yang digunakan

dalam penelitian ini adalah (Ivoclar Vivadent): (1) Set gigi anatomi 30 ° (Postaris DCL-A2; PU3

dan PL3) untuk oklusi seimbang bilateral konvensional, (2) set gigi ortolingual (Ortholingual

DCL-A2 ; LU3 dan LL3) untuk oklusi lingualis, dan (3) gigi nol derajat ditetapkan (Orthoplane

DCL-A2; MU3 dan ML3) untuk oklusi monoplane.

Bagian posterior gigi tiruan dalam penelitian ini yang dapat dilepas-pasang ditetapkan

dalam tiga konsep berbeda: Oklusi seimbang sepenuhnya (completely balanced occlusion),

oklusi lingualisasi dan oklusi monoplane, yang mencapai kontak bilateral dari hubungan sentris

ke semua posisi oklusal eksentrik. Semuanya kemudian diproses secara individual menggunakan

bahan akrilik polimerisasi panas (heat-cured acrylic resin - Denture Base Polymer). Pergantian

bagian posterior ini setelah selesai kemudian dipoles (Gambar 1). Final balanced occlusion
(Akhiran oklusi seimbang) pada gigi posterior dicapai dengan selective grinding pada artikulator

semi-adjustable.

Gambar 1: Satu set landasan gigi tiruan lengkap beserta gigi anteriornya dan posisi gigi
posterior yang dapat dilepas-pasang sesuai dengan konsep oklusi konvensional, lingualisasi dan
monoplane.

Metode Pemasangan Alat Pengukur Tekanan

Tekanan pada jaringan pendukung di bawah gigi tiruan lengkap diukur menggunakan 8

pengukur tekanan yang ditempatkan pada permukaan model di bukal slope dan lingual slope dari

regio linggir molar dan premolar (Gambar 2 dan 3). Ukuran diameter alat pengukur tekanan

(strain gauges) ini (FLA-5IL-II Tokyo Sokki Kenkyujo Co. Ltd., Tokyo,Jepang) adalah 5,0 mm2

dan tebal 0,5 mm. Strain gauges dibonding dengan bahan perekat yang direkomendasikan oleh

pabrik yang diaplikasikan pada permukaan dibawah model gigi tiruan.


Gambar 2: Alat pengukur tekanan / strain Gambar 3: Strain gauge ditempatkan pada
gauges ditempatkan pada bukal slope (dinding) bukal slope (dinding) dan lingual slope
dan lingual slope (dinding) dari linggir regio (dinding) dari linggir regio molar dan premolar
molar dan premolar yang disimulasikan pada yang disimulasikan pada model mandibula
model maksila

Merekam Pembacaan Tekanan

Tekanan pada jaringan pendukung diukur: (1) dengan posisi gigi dalam oklusi sentris, (2)

dengan potongan karet/ruber setebal 3 mm ditempatkan di antara gigi posterior kanan sedangkan

condilar ball artikulator dikunci, dan (3) dengan potongan karet setebal 3 mm yang ditempatkan

di antara gigi posterior kanan dalam posisi eksentrik ketika pin incisal guide artikulator adalah 5

mm kearah lateral kiri pada oklusi sentrik. Beban vertikal statis sebesar 100 N diaplikasikan pada

pusat artikulator, menggunakan perangkat pemakaian beban (mesin uji kompresi tidak terbatas -

unconfined compression testing machine). Tanda dari sensor diperjelas dan direkam oleh alat

indikator tekanan elektronik multichannel (SI-33MS) (Gambar 4). Beban ini setara dengan gaya

kunyah kekuatan mengunyah pada pasien tak bergigi yang menggunakan gigi tiruan lengkap.
Gambar 4: The multi channel electronic strain indicator

Perekaman diulang sebanyak 5 kali untuk setiap situasi, dan tekanan rata-rata dihitung.

Tekanan rata-rata yang diperoleh pada setiap titik pengukuran dibandingkan dengan uji ANOVA

satu arah. Perbandingan tiga konsep oklusi yang berbeda dilakukan menggunakan perbandingan

berpasangan dari tiga kelompok dengan uji Tukeys multiple prosedur metode post-hoc.

Hasil

Dalam penelitian ini, P<0.05 diperoleh dengan uji ANOVA satu arah/ one way ANOVA

analysis dan Tukeys multiple post hoc procedure tests (uji Tukeys beberapa prosedur post-hoc)

(grafik 1-3) yang menunjukkan perbedaan distribusi tekan yang signifikan pada berbagai bidang

sentrik, pengunyahan satu sisi dan relasi eksentrik.

Grafik 1a dan b menunjukkan nilai tekan pada struktur jaringan pendukung di bawah gigi

tiruan saat oklusi sentrik. Nilai tekan pada lereng bukal dan palatal rahang atas masing-masing
berkisar antara 25.44 hingga 38.84 kPa dan 74.04 hingga 143.13 kPa. Terlepas dari nilai-nilai

tekan konsep oklusi daerah palatal lebih besar daripada bukal. Nilai tekan pada lereng bukal dan

lingual rahang bawah masing-masing berkisar antara 63.27 hingga 167.42 kPa dan 73.02 hingga

91.64 kPa. Pada regio molar, nilai tekan lereng bukal dua kali lipat lebih besar dari lereng lingual

terlepas dari konsep oklusi.

Grafik 1: (a) perbandingan tiga kelompok dengan nilai tekan pada lereng bukal
dan palatal rahang atas saat relasi sentrik dengan uji ANOVA satu arah (one way
ANOVA test), (b) perbandingan tiga kelompok dengan nilai tekan pada lereng
bukal dan lingual rahang bawah saat relasi sentrik dengan one way ANOVA test.

Tidak ada perbedaan yang signifikan nilai tekan di bawah gigi tiruan rahang atas dan

rahang bawah diantara oklusi seimbang sepenuhnya (completely balanced occlusion) dan oklusi

lingualis. Secara keseluruhan terdapat signifikan distribusi tekanan kurang pada oklusi

monoplane dibandingkan dengan oklusi seimbang sepenuhnya dan oklusi lingualisasi.

Grafik 2a dan b menunjukkan distribusi tekan pada struktur pendukung saat karet

diletakkan di sebelah kanan regio molar. Dibandingkan dengan nilai tekan saat oklusi sentrik
nilai tekan pada semua titik pengukuran berbeda. Tekanan pada lereng bukal dan palatal rahang

atas saat working side masing-masing berkisar antara 90.76 hingga 114.62 kPa dan 174.84

hingga 196.95 kPa. Nilai tekan yang menurun diamati pada rahang atas saat non-working side

berkisar antara 67.35 hingga 81.89 kPa pada lereng palatal dan 0 pada lereng bukal. Nilai tekan

working side rahang bawah berkisar antara 51.93 hingga 179.49 kPa dan nilai non-working side

berkisar antar 8.58 hingga 131.64 kPa. Nilai tekan lebih besar ditemukan pada daerah bukal dari

premolar ke molar saat working side.

Grafik 2: (a) perbandingan tiga kelompok dengan nilai tekan pada lereng bukal
dan palatal rahang atas saat mengunyah satu sisi (unilateral chew) dengan uji
ANOVA satu arah (one way ANOVA test), (b) perbandingan tiga kelompok dengan
nilai tekan pada lereng bukal dan lingual rahang bawah saat mengunyah satu sisi
dengan uji ANOVA satu arah (one way ANOVA test).

Nilai tekan saat oklusi seimbang sepenuhnya dan oklusi monoplane lebih besar pada

lereng bukal saat working side. Sebaliknya, tekanannya jauh lebih kecil pada lereng palatal gigi

molar saat non-working side. Di bawah gigi tiruan rahang bawah, tekanan dengan oklusi
seimbang sepenuhnya dan oklusi monoplane lebih besar pada lereng bukal saat working side dan

tekanan yang kecil pada lereng lingual saat working side.

Grafik 3a dan b menunjukkan distribusi tekan pada area pendukung ketika karet diletakkan di

regio molar kanan selama oklusi eksentrik. Nilai tekan pada lereng bukal dan palatal masing-

masing berkisar antara 00.0 hingga 59.93 kPa dan 77.53 hingga 175.56 kPa. Pada saat non-

working side nilai pada regio palatal berkisar antara 77.53 hingga 101.38 kPa. Hanya nilai

tekanan kecil yang tercata pada lereng bukal saat non-working side berkisar antara 0.00 hingga

8.92 kpa. Di bawah gigi tiruan rahang bawah saat non-working side nilai tekan pada daerah

bukal berkisar antara 30.69 hingga 102.84 kpa dan 62.55 hingga 138.47 kpa pada area lingual.

Saat non-working side nilai tekan terbesar terdapat pada lereng bukal regio gigi molar

dibandingkan lereng lingual regio gigi premolar.

Grafik 3: (a) perbandingan tiga kelompok dengan nilai tekan pada lereng bukal
dan palatal rahang atas saat mengunyah satu sisi eksentrik dengan uji ANOVA
satu arah (one way ANOVA test), (b) perbandingan tiga kelompok dengan nilai
tekan pada lereng bukal dan lingual rahang bawah saat mengunyah satu sisi
eksentrik dengan uji ANOVA satu arah(one way ANOVA test).
Perbandingan dibuat antara oklusi seimbang sepenuhnya, oklusi monoplane, dan oklusi

lingualisasi untuk distribusi tekan. Nilai tekanan oklusi seimbang sepenuhnya dan oklusi

monoplane lebih besar pada lereng bukal saat working side. Tekanan yang kecil ditemukan pada

oklusi seimbang sepenuhnya dan oklusi monoplane di semua non-working side.

Diskusi

Beban pengunyahan diterapkan pada permukaan oklusal suatu gigi tiruan yang

ditransmisikan ke jaringan fungsional. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan jenis

perbedaan gigi posterior artifisial yang diperlukan tergantung pada bentuk linggir residual/

residual ridge. Perbedaan konsep oklusi yang dipelajari untuk memberi arti penting

pemeliharaan integritas linggir residual dan mencegahnya mengalami kerusakan lebih lanjut dari

waktu ke waktu.

Topografi dan bentuk jaringan residual ridge yang tersisa mempengaruhi dan

menentukan jenis konsep oklusi dari gigi artifisial yang akan dipilih dalam situasi klinis tertentu.

Fundamental dasar untuk memilih tipe konsep oklusi adalah pemeliharaan struktur dasar yang

ada dan memberikan faktor yang menguntungkan untuk meningkatkan stabilitas gigi artifisial

pada gigi tiruan. Permukaan oklusal gigi artifisial pada gigi tiruan mendapatkan beban

pengunyahan. Gaya kunyah ini ditransmisikan melalui landasan gigi tiruan (artificial denture

base) yang berkontak rapat (close contact) dengan jaringan pendukung yang terdiri dari tulang

dan jaringan lunak. Tergantung pada jenis dan bentuk permukaan oklusal, beban pengunyahan

ditransmisikan ke jaringan basal berbeda. Selanjutnya, dimensi bukal lingual dan tipe cusp gigi

artifisial posterior memiliki pengaruh pada stabilitas gigi tiruan. Terdapat dukungan konsep
oklusi yang berbeda seperti oklusi seimbang bilateral, oklusi lingualisasi, oklusi neutrosentrik

serta oklusi monoplane. Pedoman dasar untuk semua konsep oklusi ini adalah berpusat di sekitar

pemeliharaan jaringan linggir residual dan mengatasi berbagai daya yang tidak stabil. Hal ini

meningkatkan stabilitas dan kualitas dukungan pada gigi tiruan, mengendalikan jumlah dan arah

gaya yang dicapai ke jaringan residual ridge dibawahnya. Meskipun terdapat beberapa jenis gigi

posterior tersedia untuk dipilih sebagai gigi artifisial pada gigi tiruan, tidak ada penelitian nyata

sebelumnya yang menyatakan bahwa salah satu jenis gigi posterior lebih unggul daripada bentuk

lainnya dalam hal memeliharan residual ridge yang tersisa. Tidak ada guidelines/ petunjuk jelas

tentang tipe konsep oklusi yang tepat untuk jenis gigi posterior lainnya. Kesenjangan ini

merupakan stimulus untuk melakukan penelitian selanjutnya untuk menganalisis nilai tekan pada

jaringan di bawah gigi tiruan yang terstimulasi menggunakan konsep oklusi posterior yang

berbeda.

Pada penelitian ini, digunakan satu landasan dengan gigi anterior yang sudah tersusun

untuk ketiga konsep oklusi posterior. Dengan menggunakan satu landasan, perubahan apapun

yang mungkin dibuat di basis akan menghasilkan perubahan yang sama selama penelitian.

Konstruksi landasan dibuat sehingga seluruh pola oklusal bisa ditempatkan di posisi atau dilepas

dari basis dengan mudah dan dapat diganti dengan akurat. Agar penelitiannya valid, pola oklusi

posterior yang dites menjadi satu-satunya variable. Untuk mencapai hasil ini, single mouth

digunakan, sehingga pencatatan dimensi vertikal, sentrik, dan essentrik hasilnya identik. Satu

landasan dengan gigi anterior yang sudah tersusun digunakan untuk ketiga konsep oklusi

posterior yang bisa dilepas. Untuk mengetes pola oklusal posterior, susunan ini cukup

memuaskan sehingga tidak perlu incisal guide angle. Ini diperlukan untuk mengetes oklusi

seimbang.
Tekanan pada struktur pendukung dibawah gigi tiruan lengkap diukur menggunakan

delapan pengukur regangan flexible yang ditempatkan di permukaan model. Masing-masing

pengukur regangan berukuran 5.00 mm2 dan ketebalan 0.5 mm, sehingga bisa pas dengan

permukaan residual ridge dengan mudah.

Tekanan pada struktur pendukung diukur : (1) Dengan gigi pada oklusi sentrik, (2)

dengan ketebalan 3mm sepotong karet ditempatkan diantara gigi posterior sebelah kanan

sementara bola condylar dari artikulator dikunci, dan (3) dengan ketebalan 3mm septong karet

ditempatkan antara gigi posterior kanan di posisi essentrik.

Tekanan dicatat dengan simulasi gigi tiruan pada posisi sentrik menunjukkan tekanan

maksimal di palatal slopes gigi tiruan atas dan bukal slopes regio molar gigi tiruan bawah pada

ketiga tipe konsep oklusi. Simulator yang digunkan pada penelitian ini mendukung hypotesa

bahwa daerah tekanan pada maksila adalah puncak linggir alveolar residual dan palatal rugae.

Daerah tekanan pada mandibula di oblique ridge eksternal atau buccal shelf area.

Ketika completely balanced occlusion dibandingkan dengan konsep lingualized

occlusion, tak ada perbedaan signifikan pada tekanan yang dicatat selama oklusi sentrik. Ini

mungkin karena posisi gigi posterior mandibular dari dua gigi tiruan eksperimen dan titik gaya

oklusal sama. Ada perbedaan distribusi tekanan keseluruhan lebih sedikit yang signifikan pada

monoplane occlusion dibandingkan dengan completely balanced occlusion dan lingualized

occlusion. Hasil ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Swooped an Kydd

dimana perubahan bentuk basis gigi tiruan berhubungan dengan bentuk cusp yang berbeda dan

daerah permukaan oklusal gigi artificial. Pengurangan sudut cusp gigi posterior artificial

menghasilkan penurunan signifikan pada nilai tekanan basis gigi tiruan lengkap. Sharry et al, dan
asosiasi menunjukkan pada tengkorak kering bahwa gaya lebih besar pada tulang dengan puncak

gigi tiruan nol derajat.

Ketika pengunyahan unilateral disimulasikan, tekanan yang sangat rendah tercatat pada

bukal slopes maksila non-working side pada ketiga tipe konsep oklusi. Ini mengindikasikan

bahwa gigi tiruan berpindah dari puncak linggir. Hasil ini didukung oleh peneltian dari Frechette

et al, dimana, diteliti bahwa dengan masing-masing gigi tiruan dan tekanan pada linggir residual

di working side meningkat 30-80% pada pengunyahan unilateral dan juga terdapat penurunan

jumlah terhadap tekanan positif pada balancing side saat pengunyahan unilateral. Penelitian lain

oleh Frechette et al, membandingkan oklusi seimbang dan tidak seimbang dari gigi tiruan

artificial berdasarkan distribusi tekanan pengunyahan. Penelitian ini menunjukkan bahwa

kurangnya tekanan positif pada non-working buccal flange. Namun, ini tidak terjadi pada gigi

tiruan mandibula, karena beberapa tekanan diobservasi pada semua titik pengukuran. Ini

menunjukkan gigi tiruan mandibula mempunyai tingkat fungsional yang seimbang.

Ketika ketiga konsep oklusi dibandingkan dengan pengunyahan unilateral, tidak ada

perbedaan signifikan pada gigi tiruan atas, tapi gigi tiruan bawah menunjukkan perbedaan

signifikan. Terdapat nilai tekanan yang lebih tinggi pada bukal mandibula dan lingual slopes dari

non-working side pada lingualized occlusion ketika dibandingkan dengan completely balanced

occlusion dan monoplane occlusion. Hasil ini mengindikasikan bahwa pada lingualized

occlusion gaya oklusal diteruskan ke sisi lingual dan disebarkan ke non-working side gigi tiruan

bawah mandibula. Hasil ini didukung oleh penelitian serupa oleh Inoue et al, dimana lingualized

occlusion digunakan untuk mentransfer gaya dari dari occluding side ke dareah non-working

side yang berlawanan untuk menstabilisasi gigi tiruan mandibula.


Ketika ketiga konsep oklusi dibandingkan dengan pengunyahan eksentrik unilateral, ada

perbedaan signifikan pada bukal slopes atas, dan bukal dan lingual slopes bawah dari non-

working side diantara completely balanced, lingualized, dan monoplane occlusion. Nilai tekanan

di bukal slope regio molar pada working side adalah yang tertinggi, diikuti lingual slopes pada

non-working side. Lingual slopes pada working side dan bukal slopes pada non-working side

pada regio molar menurun secara signifikan pada lingualized occlusion. Hasil ini

mengindikasikan bahwa lingualized occlusion menghasilkan gaya lingual ke puncak linggir

untuk meningkatkan keseimbangan pada gigi tiruan mandibula. Kimoto et al, melakukan

penelitian untuk membandingkan lingualized dan bilateral balanced occlusion pada 28 pasien,

dan kesimpulannya pasien dengan lingualized occlusion tingkat kepuasannya lebih tinggi

terhadap retensi di gigi tiruannya daripada pasien bilateral balanced occlusion. Namun,

penelitian yang dilakukan oleh Sutton dan McCord, sebuah percobaan cross-over secara acak

dimana tingkat kepuasan subjek dievaluasi dengan tiga konsep oklusi berbeda dan tidak

ditemukan perbedaan signifikan antara konvensional dan lingualized occlusion. Clough et al,

melaporkan kecenderungan persepsi pasien dengan kemampuan pengunyahan (masticatory

superior) yang lebih cenderung memakai gigi tiruan lengkap dengan lingualized occlusion

daripada monoplace occlusion.

Beberapa penelitian menjelaskan keunggulan secara fungsi dari conventional balancing

occlusion dibandingkan lingualized occlusion. Kebanyakan pasien edentulous datang dengan

pola resorbsi tulang alveolar berbeda, mukosa atropik, dan ketidaknormalan relasi

maxillomandibular dimana pembuatan conventional balanced occlusion menjadi sulit.

Lingualized occlusion memudahkan penyusunan gigi dan keseimbangan, sehingga lingualized


occlusion lebih cocok pada kasus ini daripada full balanced occlusion, yang membutuhkan

hubungan oklusal lebih teliti.

Konsep oklusi lingualis mempunyai keuntungan sederhana dan fleksibel pada

pengaplikasiannya di praktik klinik. Pencatatan relasi rahang baik yang berulang tidak dilakukan

karena seseorang tidak tahu apakah pasien akan menggunakan relasi sentrik selama fungsi

normal, karenanya, untuk memberi pasien kebebasan menggerakan sekitaran sentrik, lingualized

occlusion memberi kebebasan tersebut.

Penemuan pada penelitian ini untuk mendukung review ligualized occlusion Parr dan

Ivanhoe. Konsep lingualized occlusion sederhana, mudah diadaptasi pada berbagai situasi klinik

dan mudah untuk mendapatkan kontak antara lingual cusp maksila dan fossa pada working side

dan non-working side pada sisi yang berlawanan.

Kesimpulan

Distribusi tekanan pada konsep completely balanced, lingualized, dan monoplane occlusal

dibandingkan. Dengan segala keterbatasan peneitian ini, kesimpulan berikut dapat ditarik:

1. Pada oklusi sentrik, nilai tekanan maksila lebih besar pada palatal slopes daripada pada

buccal slopes. Nilai tekanan terbesar ditemukan pada palatal slopes pre-molar. Pada regio

molar mandibula, nilai tekanan lebih besar di buccal slopes dibandingkan dengan lingual,

apapun konsep oklusinya. Secara keseluruhan, monoplane occlusion punya nilai tekanan

lebih sedikit dibandingkan konsep completely balanced occlusion, dan lingualized

occlusion
2. Pada simulasi pengunyahan unilateral, tekanan meningkat pada working side maksila dan

menurun pada non-working side. Tekanan yang sangat kecil atau tidak sama sekali

diobservasi pada buccal slopes non-working side. Pada mandibula, tekanan meningkat

tercatat pada lingual slope pada working side dan pada buccal slope non-working side.

Tekanan menurun ditemukan pada buccal slope pada working side dan non-working side

ketika menggunakan konsep lingualized occlusal dibandingkan completely balanced

occlusion dan monoplane occlusion

3. Pada simulasi pengunyahan unilateral pada oklusi eksentrik, tekanan pada sisi maksila

meningkat. Tekanan kecil diobservasi pada buccal slope region molar pada daerah non-

working side. Pada mandibula, tekanan maksimum diobservasi pada lingual slopes ketika

menggunakan konsep lingualized occlusal dibandingkan terhadap completely balanced

occlusion dan monoplane occlusion.


Pengaruh Konsep Oklusi pada Distribusi Tekanan Jaringan Pendukung Gigi

Tiruan Lengkap: Suatu Studi In Vitro

Dibuat untuk Memenuhi Tugas Jurnal Reading Prostodonsia

Disusun Oleh:
Novita Herdianti Effendi 160112130070
Ririn Dwi Aryanti 160112170043
Fahmi Muharom P 160112130032

Pembimbing Oleh:
drg. Taufik Sumarsongko, Sp.Pros(K), MS
drg. Ista Meidarlina
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Padjadjaran
2020

Anda mungkin juga menyukai