Bab 1
Bab 1
PENDAHULUAN
(Kemenkes RI, 2016). Sebagian besar masyarakat masih belum sadar akan
lingkungan serta pola hidup sehat yang akan mengakibatkan terserang oleh
suatu penyakit baik yang sifatnya tidak menular sampai yang menular
seperti TBC (Jazilah I,2016). Menurut Guo, et al. (2009) memperoleh hasil
penderitanya.
pada diri pasien (Sukarja, 2010). Kualitas Tidur yang kurang juga dapat
1
2
tuberkulosis (turun dari 1,7 juta pada tahun 2000). Diperkirakan 10,4 juta
orang menderita TBC pada tahun 2016 yang terdiri dari 90% dewasa, 65%
laki-laki dan 56% berada di 5 negara: India, Indonesia, China, Filipina dan
Diperkirakan 1.020.000 orang menderita TBC pada tahun 2016 yang terdiri
kedua setelah Provinsi Jawa Barat. Data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
48.323 kasus, untuk lansia dengan jenis kelamin laki-laki dengan usia 45
2019 pukul 13.30 WIB, Total jumlah kasus TBC Paru di Puskesmas Sobo
depresi, dan 3,6% dari gangguan stress. Jumlah penderita depresi meningkat
lebih dari 18% antara tahun 2005 dan 2015. Depresi merupakan penyebab
terbesar kecacatan di seluruh dunia. Lebih dari 80% penyakit ini dialami
yang mengalami gangguan emosional atau stres adalah sebesar 6,0% atau
dan gelisah, lesu dan apatis, kehitaman di sekitar mata, kelopak mata
disebabkan karena sesak napas, batuk dan produksi sekret yang berlebihan.
Pada Penderita TBC karena adanya batuk, sesak napas dan mengi pada
kualitas tidur. Dalam hal ini dibutuhkan adanya dukungan sosial untuk
untuk memiliki kesehatan baik lagi dan ingin cepat sembuh ini dapat
berpengaruh pada status kesehatan penderita TBC paru dan kualitas Tidur
memiliki kualitas Tidur yang tinggi. Hal ini disebabkan karena adanya
pengobatan yang rutin dan lama tersebut. Penderita kronis seperti TBC
paru perlu mendapat dukungan lebih, karena dengan dukungan dari orang
2019.
6
tuberkulosis paru.