Disusun oleh :
- Lela Listiana
- Marni Liana
- Yustika Ayu Aprilliana
Kelas akuntansi 03
A. Tinjauan Kewajiban
Kewajiban lancar
Analisis Kewajiban
Sewa guna usaha bentuk pendanaan yang popular, khususnya dalam beberapa industri
tertentu. Sewa guna usaha (lease) merupakan perjanjian kontraktual antara pemilik (lessor) dan
penyewa (lessee). Perjanjian tersebut memberikan hak pada lesse untuk menggunakan aktiva
yang dimiliki oleh lessor, selama masa sewa guna usaha. Sebagai imbalannya, lesse membayar
sewa yang disebut pembayaran sewa guna usaha minimum. Perjanjian mewajibkan lesse
membayar selama periode yang ditentukan. Sewa guna usaha meningkat frekuensi maupun
besarannya. Diperkirakan hampir sepertiga pendanaan aktiva pabrik. Sewa guna usaha
merupakan bentuk pendanaan utama dalam usaha ritel, penerbangan, dan kereta api. Pendanaan
sewa guna popular karena beberapa hal. Pertama, penjual menggunakan sewa guna usaha untuk
meningkatkan penjualan dengan menyediakan pendanaan bagi pembeli. Pendapatan bunga dari
sewa guna usaha sering kali menjadi sumber pendapatan utama bagi penjual tersebut untuk
mendanai pembelian aktivanya.
Lesse mengklasifikasikan dan mencatat sewa guna usaha sebagai capitallease jika pada
saat terjadinya, transaksi tersebut memenuhi minimal satu dariempat criteria sebagai berikut:
a. Terdapat transfer kepemilikan aktiva kepada lesse pada akhir masa sewa guna usaha.
b. Terdapat opsi untuk membeli aktiva pada harga murah.
c. Masa sewa guna guna usaha 75% / lebih dari estimasi umur ekonomis aktiva.
d. Nilai sekarang sewa pembayaran sewa dan pembayaran sewa guna usaha minimum
lainnya sebesar 90% / lebih dari nilai wajar aktiva dikurangi dengan kredit pajak investasi
yang ditahan oleh lessor.
e. Sewa guna usaha dapat diklasifikasikan sebagai operating lease bila tidak satu pun
kriteria tersebut terpenuhi.
Analisis Sewa Guna Usaha
Insentif bagi lesse untuk menstrukturkan sewa guna usaha sebagai operating lease terkait
dengan dampak operating lease terhadap neraca dan laporan laba rugi. Dampak pada laporan
keuangan ini adalah :
1. Operating lease menyajikan kewajiban lebih rendah dari seharusnya dengan tidak
menyajikan pendanaan sewa guna usaha dalam neraca.
2. Operating lease menyediakan aktiva lebih rendah dari seharusnya.
3. Operating lease menunda pengakuan beban disbanding dengan capital lease.
4. Operating lease menyajikan kewajiban lancar lebih rendah dari seharusnya dengan tidak
menyajikan porsi pembayaran pokok yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun dalam
neraca.
5. Operating lease memasukkan bunga dalam beban sewa.
Karena klasifikasi sewa guna usaha berdampak pada laporan keuangan dan rasio , analisis
harus membuat penyesuaian terhadap laporan keuangan sebelum melakukan analisis. Banyak
analis mengonversi seluruh operating lease menjadi capital lease. Analisis yang lain lebih efektif.
Untuk mengkonversi operating lease menjadi capital lease, kita memerlukan estimasi
nilai sekarang kewajiban operating lease. Proses ini dimulai dengan estimasi tingkat bunga yang
akan kita gunakan untuk mendiskontokan proyeksi pembayaran sewa guna usaha. Menentukan
tingkat bunga operating lease ini merupakan tantangan . Untuk perusahaan yang melaporkan
capital lease maupun operating lease, kita dapat memperkirakan tingkat bunga implicit untuk
capital lease dan mengasumsikan tingkat bunga yang sama untuk operating lease. Terdapat dua
masalah saat mencari tingkat bunga dari capital lease. Pertama,tidaklah mungkin untuk
menggunakan cara ini untuk perusahaan yang tidak melaporkan rincian capital lease . Masalah
kedua timbul jika tingkat bunga capital lease dan operating berbeda saat tanggal bunga berbeda
C. Imbalan Pasca Pensiun
Imbalan Pensiun
Sifat kewajiban pensiun
Biaya pensiun ekonomi atau beben merupakan biaya bersih selama periode bersangkutan.
Biaya pensiun ekonomi meliputi komponen yang berulang. pengembalian atas aktiva program
pensiun digunakan untuk menutup biaya-biaya tersebut untuk menghitung biaya
pensiun ekonomi bersih. Bunga pensiun berulang terdiri atas dua komponen sebagai berikut :
1. Biaya jasa
Merupakan nilai sekarang aktiva atau imbalan pensiun yang dihasilkan oleh pegawai
berdasarkan rumus imbaln pensiun. Biaya yang menambah PBO ini timbul saat pegawai
bekerja satu periode lagi.Biaya jasa hanya ada dalam program yang mendasarkan jumlah
pensiun pada periode jasa.
2. Biaya bunga
Merupakan penambahan atas PBO yang timbul karena pembayaran pensiun menjadi satu
periode lebih dekat. Biaya ini muncul karena PBO merupakan nilai sekarang atas imbalan
pensiun di masa datang.
Biaya pensiun yang tidak berulang, yang berasal dari peristiwa seperti perubahan asumsi
aktiva atau perubahan ketentuan program terdiri dari dua komponen sbb:
1) Keuntungan atau kerugian aktiva
Merupakan perubahan PBO yang terjadi saat asumsi aktiva dalam penghitungan PBO
direvisi. Tingkat diskonto merupakan factor yang sering direvisi karena ketergantungnnya
pada tingkat bunga yang berlaku dalam ekonomi.
2) Biaya jasa lalu timbul karena perubahan ketentuan program pensiun atau PBO. Biaya jasa
lalu meliputi imbalan pensiun yang dibentuk oleh amandemen program yang umumnya
terjadi karena negosiasi tenaga kerja dan tawar menawar secara kolektif. Komponen terakhir
dalam penghitungan biaya pensiun ekonomi bersih adalah penyesuaian untuk pengembalian
actual aktiva program.
Merupakan laba program pensiun. Laba aktiva program terdiri dari penghasilan investasi,
kenaikan modal serta dividend dan bunga yang diterima,dikurangi upah manajemen, ditambah
kenaikan yang direalisasi dan yang tidak direalisasi aktiva program lainnya.
Kontijensi yang dilaporkan sperti garansi jasa merupakan estimasi dan juga harus
menganalisis pengungkapan atas seluruh kerugian (keuntungan kontijensi). Pengungkapan
kontijensi umumnya meliputi :
Komitmen
Komitmen merupakan klaim potensial atas sumber daya perusahaan berdasarkan kinerja
di masa depan sesuai kontrak. Komitmen tidak diakui dalam laporan keuangan karena peristiwa
seperti penandatangan kontrak atau penerbitan pesanan.