Tutor
KOORDINATOR BLOK
Rahmi Imelisa, M.Kep., Ns.Sp.Kep.J.
A. Deskripsi
Keperawatan jiwa menggolongkan masalahnya menjadi masalah gangguan, risiko, dan sehat.
Masalah risiko terdiri dari ansietas, harga diri rendah, gangguan citra tubuh, keputusasaan dan
ketidakberdayaan. Komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh perawat dilakukan sesuai
dengan Standar Asuhan Keperawatan yang diakui (terlampir). Standar asuhan keperawatan
tersebut kemudian dijabarkan dalam SPTK sebagai persiapan dari tindakan keperawatan jiwa.
B. Tujuan
SPTK merupakan bagian dari komunikasi terapeutik yang bertujuan untuk:
1. Membina hubungan saling percaya
2. Mengidentifikasi masalah yang dihadapi pasien
3. merencanakan dan melakukan komunikasi terapeutik
4. melakukan perubahan perilaku maladaptif ke perilaku adaptif
5. mencapai tujuan komunikasi terapeutik sesuai dengan kebutuhan pasien
C. Prosedur
1. Pra Interaksi
2. Interaksi
a. orientasi
b. kerja
c. terminasi
3. Post Interaksi
Dengan menggunakan format SPTK sebagai berikut :
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien :
Subyektif :
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.............................................................
Objektif :
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
........................................................................................................
2. Diagnosa Keperawatan :..........................................................................................................
3. Tujuan Keperawatan : ..............................................................................................................
...................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
4. Tindakan Keperawatan : (sesuai SAK)
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
.................................................................................................................................
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Fase Orientasi
● SalamTerapeutik :..............................................................................................................
...............................................................................................................................................
● Perkenalan :...........................................................................................................................
..................................................................................................................................................
● Membuka pembicaraan dengan topik umum : ........................................................................
...................................................................................................................................................
● Evaluasi / validasi : .................................................................................................................
...................................................................................................................................................
● Kontrak : (topik, waktu dan tempat)
TINDAKAN
TUJUAN STRATEGI PELAKSANAAN
KEPERAWATAN
Pasien mampu: 1. Mendiskusikan SP1: asesmen ansietas dan latihan relaksasi:
1. mengenal ansietas: 1) Bina hubungan saling percaya
ansietas penyebab, a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri,
2. mengatasi proses terjadi, panggil pasien sesuai nama panggilan yang disukai
ansietas tanda dan b) Menjelaskan tujuan interaksi: melatih pengendalian ansietas
melalui tehnik gejala, akibat agar proses penyembuhan lebih cepat
relaksasi 2. Melatih teknik 2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan latihan
3. memperagakan relaksasi fisik, pengendalian ansietas
dan pengendalian 3) Bantu pasien mengenal ansietas:
menggunakan pikiran & emosi a) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan
tehnik relaksasi perasaannya.
untuk b) Bantu pasien mengenal penyebab ansietas
mengatasi c) Bantu klien menyadari perilaku akibat ansietas
ansietas 4) Latih teknik relaksasi:
a) Tarik napas dalam
b) Mengerutkan dan mengendurkan otot-otot (distraksi)
SP2: evaluasi asesmen ansietas, manfaat teknik relaksasi dan
latihan hipnotis diri sendiri (latihan 5 jari) dan kegiatan spiritual
1) Pertahankan rasa percaya pasien
a) Mengucapkan salam dan memberi motivasi
b) Asesmen ulang ansietas dan kemampuan melakukan
teknik relaksasi
2) Membuat kontrak ulang: latihan pengendalian ansietas
TINDAKAN
TUJUAN STRATEGI PELAKSANAAN
KEPERAWATAN
Pasien: 1) Diskusi tentang SP I : Assesmen keputusasaan dan latihan berfikir positif
1) Mampu kejadian yang melalui penemuan harapan dan makna hidup
mengenal membuat putus asa, 1) Bina hubungan saling percaya
masalah perasaan/pikiran/ a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan
keputusasaannya diri, panggil pasien sesuai nama panggilan yang disukai
perilaku yang
2) Mampu b) Menjelaskan tujuan interaksi: melatih pengendalian
berubah
memberdayakan
2) Latihan berfikir perasaan putis asa agar proses penyembuhan lebih cepat
diri dalam
positif melalui 2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan
aktivitas
3) Mampu penemuan harapan latihan pengendalian perasaan putus asa
menggunakan dan makna hidup 3) Bantu pasien mengenal keputusasaan:
keluarga sebagai 3) Latihan melakukan a) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan
sumber daya aktivitas untuk perasaan sedih/ kesendirian/ keputusasaannya.
b) Bantu pasien mengenal penyebab putus asa
menumbuhkan c) Diskusikan perbedaan antara perasaan dan pikiran klien
harapan dan makna terhadap kondisinya dengan kondisi real kondisi klien
hidup d) Bantu pasien menyadari perilaku akibat putus asa
e) Dukung klien untuk mengungkapkan pengalaman yang
mendukung pikiran, perasaan dan perilaku positif
4) Latih restrukturisasi pikiran melalui latihan berpikir positif
dengan mengidentifikasi harapan dan penemuan makna
hidup
SP 2 Pasien : Evaluasi assesmen keputusaan, manfaat
berfikir positif, dan latihan melakukan aktivitas untuk
menumbuhkan harapan dan makna hidup
1) Pertahankan rasa percaya pasien
a) Mengucapkan salam dan memberi motivasi
b) Asesmen ulang keputusasaan dan kemampuan
melakukan restrukturisasi pikiran
2) Membuat kontrak ulang: cara mengatasi keputusaaan
3) Diskusikan aspek positif diri sendiri, keluarga, dan
lingkungan
4) Diskusikan kemampuan positif diri sendiri
5) Latih satu kemampuan positif
6) Tekankan bahwa kegiatan melakukan kemampuan positif
berguna untuk menumbuhkan harapan dan makna hidup
Keluarga mampu: 1) Mendiskusikan SP1 keluarga: penjelasan kondisi pasien dan cara merawat:
1) mengenal kondisi pasien: 1) Bina hubungan saling percaya
masalah keputusaan, penyebab, a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri
keputusasaan proses terjadi, tanda b) Menjelaskan tujuan interaksi: menjelaskan
pada anggota dan gejala, akibat keputusasaan pasien dan cara merawat agar proses
keluarganya 2) Melatih keluarga
penyembuhan lebih cepat
merawat pasien
2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan
2) merawat anggota dengan ansietas
keluarga yang 3) Melatih keluarga latihan cara merawat pasien dengan keputusasaan
mengalami melakukan follow up 3) Bantu keluarga mengenal putus asa pada pasien:
keputusasaan a) Menjelaskan keputusasaan, penyebab, proses terjadi,
tanda dan gejala, serta akibatnya
3) memfollow up b) Menjelaskan cara merawat pasien dengan putus asa:
anggota keluarga menumbuhkan harapan positif melalui restrukturisasi
yang mengalami pikiran melalui penemuan harapan dan makna hidup
keputusasaan
serta melatih kemampuan positif
c) Sertakan keluarga saat melatih restrukturisasi pikiran
dan latihan kemampuan positif
SP 2 keluarga: evaluasi peran keluarga merawat pasien,
cara merawat dan follow up
1) Pertahankan rasa percaya keluarga dengan mengucapkan
salam, menanyakan peran keluarga merawat pasien &
kondisi pasien
2) Membuat kontrak ulang: latihan lanjutan cara merawat dan
follow up
3) Menyertakan keluarga saat melatih pasien melatih
kemampuan positif
4) Diskusikan dengan keluarga follow up dan kondisi pasien
yang perlu dirujuk (muncul ide bunuh diri atau perilaku
pengabaian diri) dan cara merujuk pasien
TINDAKAN
TUJUAN STRATEGI PELAKSANAAN
KEPERAWATAN
Klien mampu: 1. Mendiskusikan SP1: Asesmen harga diri rendah dan latihan melakukan
1. meningkatkan harga diri rendah : kegiatan positif:
kesadaran penyebab, proses 1) Bina hubungan saling percaya
tentang terjadinya masalah, a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri,
hubungan positif tanda dan gejala panggil pasien sesuai nama panggilan yang disukai
antara harga diri dan akibat b) Menjelaskan tujuan interaksi: meningkatkan harga diri
dan pemecahan 2. Membantu pasien klien
masalah yang mengembangkan 2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan
efektif pola pikir positif latihan pengendalian harga diri rendah
2. melakukan 3. Membantu 3) Bantu pasien mengenal harga diri rendah:
keterampilan mengembangkan a) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan
positif untuk kembali harga diri perasaannya.
meningkatkan positif melalui melalui b) Bantu pasien mengenal penyebab harga diri rendah
harga diri kegiatan positif c) Bantu klien menyadari perilaku akibat harga diri rendah
3. melakukan d) Bantu pasien dalam menggambarkan dengan jelas
pemecahan keadaan evaluasi diri yang positif yang terdahulu
masalah dan 4) Bantu pasien mengidentifikasi strategi pemecahan yang
melakukan lalu, kekuatan, keterbatasan serta potensi yang dimiliki
5) Jelaskan pada pasien hubungan antara harga diri dan
umpan balik yang
kemampuan pemecahan masalah yang efektif
efektif
6) Diskusikan aspek positif dan kemampuan diri sendiri,
4. menyadari keluarga, dan lingkungan
hubungan yang 7) Pilih satu kemampuan positif yang dimiliki
positif antara 8) Latih satu kemampuan positif
harga diri dan Tekankan bahwa kegiatan melakukan kemampuan positif
kesehatan fisik berguna untuk menumbuhkan harga diri positif
SP 2 Pasien : Evaluasi assesmen harga diri rendah,
manfaat latihan melakukan kemampuan positif 1, melatih
kemampuan positif 2
1) Pertahankan rasa percaya pasien
a) Mengucapkan salam dan memberi motivasi
b) Asesmen ulang harga diri rendah dan kemampuan
melakukan kegiatan positif (SP 1)
2) Membuat kontrak ulang: cara mengatasi harga diri
rendah
3) Latih satu kemampuan positif ke 2
4) Evaluasi efektifitas melakukan kegiatan positif untuk
meningkatkan harga diri
5) Tekankan kembali bahwa kegiatan melakukan kemampuan
positif berguna untuk menumbuhkan harga diri
Keluarga mampu: 1. Mendiskusikan SP1 keluarga: penjelasan kondisi pasien dan cara merawat:
kondisi pasien: 1) Bina hubungan saling percaya
1. mengenal
penyebab, proses a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri
masalah harga
terjadi, tanda dan b) Menjelaskan tujuan interaksi: menjelaskan keputusasaan
diri rendah pada
gejala, akibat pasien dan cara merawat agar proses penyembuhan
anggota
2. Melatih keluarga lebih cepat
keluarganya
merawat pasien 2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan
2. merawat anggota
dengan harga diri latihan cara merawat pasien dengan harga diri rendah
keluarga yang
rendah 3) Bantu keluarga mengenal putus asa pada pasien:
mengalami harga
3. Melatih keluarga a) Menjelaskan harga diri rendah, penyebab, proses terjadi,
diri rendah
melakukan follow up tanda dan gejala, serta akibatnya
3. memfollow up
b) Menjelaskan cara merawat pasien dengan harag diri
anggota keluarga
rendah: menumbuhkan harga diri positif melalui
yang mengalami
melakukan kegiatan positif
harga diri rendah
c) Sertakan keluarga saat melatih latihan kemampuan
positi
SP 2 keluarga: evaluasi peran keluarga merawat pasien,
cara merawat dan follow up
1) Pertahankan rasa percaya keluarga dengan mengucapkan
salam, menanyakan peran keluarga merawat pasien &
kondisi pasien
2) Membuat kontrak ulang: latihan lanjutan cara merawat dan
follow up
3) Menyertakan keluarga saat melatih pasien melatih
kemampuan positif ke 2
4) Diskusikan dengan keluarga follow up dan kondisi pasien
yang perlu dirujuk (kondisi pengabaian diri dan perawatan
dirinya) dan cara merujuk pasien
4. KETIDAKBERDAYAAN
TINDAKAN
TUJUAN STRATEGI PELAKSANAAN
KEPERAWATAN
Pasien mampu: 1. Mendiskusikan SP1: Assesmen ketidakberdayaan dan latihan berpikir
1) membina ketidakberdayaanya positif
hubungan saling : penyebab, proses 1) Bina hubungan saling percaya
percaya terjadinya masalah, a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri,
2) mengenali dan tanda dan gejala panggil pasien sesuai nama panggilan yang disukai
mengekspresikan dan akibat b) Menjelaskan tujuan interaksi: melatih pengendalian
emosinya. 2. Membantu ketidakberdayaan agar proses penyembuhan lebih cepat
3) memodifikasi mengembangkanpo 2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan
pola kognitif yang la pikir positif latihan pengendalian ketidakberdayaan
negatif 3) Bantu pasien mengenal ketidakberdayaan:
4) berpartisipasi 3. Melatih mengontrol a) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan
dalam perasaan perasaannya.
pengambilan ketidakberdayaan b) Bantu pasien mengenal penyebab ketidakberdayaan
keputusan yang c) Bantu klien menyadari perilaku akibat ketidakberdayaan
berkenaan d) Bantu Bantu klien untuk mengekspresikan perasaannya
dengan dan identifikasi area-area situasi kehidupannya yang
perawatannya tidak berada dalam kemampuannya untuk mengontrol
sendiri. e) Bantu klien untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
5) termotivasi untuk dapat berpengaruh terhadap ketidak berdayaannya
aktif mencapai f) Diskusikan tentang masalah yang dihadapi klien tanpa
tujuan yang memintanya untuk menyimpulkan
realistis. g) Identifikasi pemikiran yang negatif dan bantu untuk
menurunkan melalui interupsi atau subtitusi
h) Bantu pasien untuk meningkatkan pemikiran yang positif
i) Evaluasi ketepatan persepsi, logika dan kesimpulan yang
dibuat pasien
j) Identifikasi persepsi klien yang tidak tepat,
penyimpangan dan pendapatnya yang tidak rasional
4) Latih mengembangkan harapan positif (afirmasi positif)
Keluarga mampu: 1) Mendiskusikan SP1 keluarga: penjelasan kondisi pasien dan cara merawat:
1) mengenal kondisi pasien: 1) Bina hubungan saling percaya
masalah ketidakberdayaan, a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri
ketidakberdayaan penyebab, proses b) Menjelaskan tujuan interaksi: menjelaskan
pada anggota terjadi, tanda dan ketidakberdayaan pasien dan cara merawat agar proses
gejala, akibat
keluarganya penyembuhan lebih cepat
2) Melatih keluarga
2) merawat anggota 2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan
merawat
keluarga yang ketidakberdayaan latihan cara merawat ketidakberdayaan pasien
mengalami pasien 3) Bantu keluarga mengenal ketidakberdayaan:
ketidakberdayaan
3) memfollow up 3) Melatih keluarga a) Menjelaskan ansietas, penyebab, proses terjadi, tanda
anggota keluarga melakukan follow up dan gejala, serta akibatnya
yang mengalami b) Menjelaskan cara merawat ketidakberdayaan pasien:
ketidakberdayaan membantu mengembangkan motivasi bahwa pasien
dapat mengendalikan situasi dan memotivasi cara
afirmasi positif yang telah dilatih perawat pada pasien
4) Sertakan keluarga saat melatih afirmasi positif
SP 2 keluarga: evaluasi peran keluarga merawat pasien,
cara latihan mengontrol perasaan ketidakberdayaan dan
follow up
1) Pertahankan rasa percaya keluarga dengan mengucapkan
salam, menanyakan peran keluarga merawat pasien & kondisi
pasien
2) Membuat kontrak ulang: latihan lanjutan cara merawat dan
follow up
3) Menyertakan keluarga saat melatih pasien latihan
mengontrol perasaan tidak berdaya
4) Diskusikan dengan keluarga follow up dan kondisi pasien
yang perlu dirujuk (klien tidak mau terlibat dalam perawatan di
Rumah Sakit) dan cara merujuk pasien
5. GANGGUAN CITRA TUBUH
TINDAKAN
TUJUAN STRATEGI PELAKSANAAN
KEPERAWTAN
Pasien mampu: 1) Asesmen gangguan SP 1 Pasien : Assesmen gangguan citra tubuh dan
1) mengidentifikasi citra tubuh dan menerima keadaan tubuh saat ini
citra tubuhnya menerima keadaan 1) Bina hubungan saling percaya
2) mengidentifikasi tubuh saat ini a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri,
potensi (aspek 2) Evaluasi asesmen panggil pasien sesuai nama panggilan yang disukai
positif) dirinya gangguan citra b) Menjelaskan tujuan interaksi: melatih pengendalian
3) mengetahui ketidakberdayaan agar proses penyembuhan lebih cepat
tubuh, manfaat
cara-cara untuk 2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan
mengembangkan
meningkatkan
harapan positif dan latihan pengendalian gangguan citra tubuh
citra tubuh
latihan mengontrol 3) Bantu pasien mengenal gangguan citra tubuhnya:
4) melakukan
cara-cara untuk perasaan a) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan
meningkatkan ketidakberdayaan perasaannya.
citra tubuh b) Bantu pasien mengenal penyebab gangguan citra tubuh
5) berinteraksi c) Bantu klien menyadari perilaku akibat gangguan citra
dengan orang tubuhnya
lain tanpa 4) Diskusikan persepsi pasien tentang citra tubuhnya : dulu dan
terganggu saat ini, perasaan tentang citra tubuhnya dan harapan
terhadap citra tubuhnya saat ini.
5) Diskusikan potensi bagian tubuh yang lain.
6) Bantu pasien untuk meningkatkan fungsi bagian tubuh yang
terganggu.
7) Ajarkan pasien meningkatkan citra tubuh dengan cara :
a) Gunakan protese, wig, kosmetik atau yang lainnya
sesegera mungkin, gunakan pakaian yang baru (jika
diperlukan)
b) Motivasi pasien untuk melihat bagian yang hilang secara
bertahap.
c) Bantu pasienmelihat, menyentuh bagian tubuh yang
terganggu
Keluarga mampu 1) Mendiskusikan SP1 keluarga: penjelasan kondisi pasien dan cara merawat:
kondisi pasien 1) Bina hubungan saling percaya
1) mengenal
gangguan citra a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri
masalah tubuh, penyebab, b) Menjelaskan tujuan interaksi: menjelaskan gangguan
gangguan citra proses terjadi, tanda citra tubuh pasien dan cara merawat agar proses
tubuh pada dan gejala, akibat
penyembuhan lebih cepat
anggota 2) Melatih keluarga
2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan
keluarganya merawat gangguan
citra tubuh pasien latihan cara merawat gangguan citra tubuh pasien
2) Keluarga mampu
3) Melatih keluarga 3) Bantu keluarga mengenal gangguan citra tubuh:
merawat anggota
melakukan follow up a) Menjelaskan gangguan citra tubuh, penyebab, proses
keluarga yang
terjadi, tanda dan gejala, serta akibatnya
mengalami
b) Menjelaskan cara merawat gangguan citra tubuh pasien:
gangguan citra
membantu mengembangkan motivasi bahwa pasien
tubuh
untuk menerima kondisi tubuhnya yang telah dilatih
3) Keluarga mampu
perawat pada pasien
memfollow up
4) Sertakan keluarga saat melatih pasien menggunakan protese
anggota keluarga
yang mengalami
ketidakberdayaan
SP 2 keluarga: evaluasi peran keluarga merawat pasien,
mengatasi gangguan citra tubuh melalui aktifitas yang
mengarah pada pembentukan tubuh yang ideal dan follow
up
1) Pertahankan rasa percaya keluarga dengan mengucapkan
salam, menanyakan peran keluarga merawat pasien &
kondisi pasien
2) Membuat kontrak ulang: latihan lanjutan cara merawat dan
follow up
3) Menyertakan keluarga saat melatih pasien mengatasi
gangguan citra tubuh melalui aktifitas yang mengarah pada
pembentukan tubuh yang ideal
4) Diskusikan dengan keluarga follow up dan kondisi pasien
yang perlu dirujuk (penolakan terhadap perubahan diri
bersifat menetap dan tidak mau terlibat dalam perawatan
diri) dan cara merujuk pasien