Anda di halaman 1dari 10

Perbedaan Perbankan Syariah dan Konvensional

Secara garis besar hal-hal yang membedakan antara bank konvensional dengan bank syariah
adalah sebagai berikut:

No. Bank Konvensional Bank Syariah

1. Bebas nilai Berinvestasi pada usaha yang halal

2. Sistem bunga Atas dasar bagi hasil, margin keuntungan dan fee

3. Besaran bunga tetap Besaran bagi hasil berubah-ubah tergantung


kinerja usaha

4. Profit oriented (kebahagiaan Profit dan falah oriented (kebahagiaan dunia dan
dunia saja) akhirat)

5. Hubungan debitur-kreditur Pola hubungan:

1. Kemitraan (musyarakah dan mudharabah)


2. Penjual – pembeli (murabahah,
salam dan istishna)
3. Sewa menyewa (ijarah)
4. Debitur – kreditur; dalam pengertian equity
holder (qard)

6. Tidak ada lembaga sejenis Ada Dewan Pengawas Syariah (DPS)


dengan Dewan Pengawas
Syariah

Produk Bank Syariah

Produk dari bank syariah yang dibedakan menjadi tiga produk. Pertama penyaluran dana,
kedua produk penghimpun dana, dan yang terakhir adalah produk jasa yang diberikan bank
kepada nasabahnya. Dibawah ini adalah penjelasan dari produk-produk tersebut
1. Produk Penyaluran Dana

Prinsip Jual Beli (Ba’i)

Akad jual beli dilaksanakan karena terdapat pemindahan kepemilikan barang. Keuntungan
bank dijabarkan di depan, dan juga harga yang dijual. Terdapat tiga jenis jual beli dalam
pembiayaan modal kerja dan investasi bank syariah, antara lain

 Ba’i Al Murabahah adalah jual beli dengan harga dasar ditambahkan keuntungan yang
disetujui diantara pihak bank dengan nasabah, dalam cara ini pihak bank menjelaskan
harga barang kepada nasabah yang kelak bank memberikan bagi hasil dalam jumlah
tertenu sesuai yang menjadi kesepakatan.
 Ba’i Assalam adalah dalam jual beli nasabah sebagai pembeli dan pemesan memberikan
uangnya di tempat akad berdasarkan dengan harga barang yang dipesan dan sifat barang
yang sudah dijelaskan sebelumnya. Uang yang diserahkan menjadi tanggungan bank
sebagai penerima pesanan dan pembayaran dilaksanakan dengan cepat atau segera.
 Ba’i Al Istishna adalah bagian dari Ba’i Assalam tetapi ba’i al ishtishna seringkali dipakai
dalam bidang manufaktur. Semua ketentuan Ba’i Ishtishna ikut dalam ketentuan Ba’i
Assalam tetapi pembayaran dapat dilaksanakan beberapa kali.

Prinsip Sewa (Ijarah)

Ijarah ialah kesepakatan pemindahan hak guna atas barang atau jasa dengan cara sewa tanpa
diikuti pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa. Didalamnya bank menyewakan
peralatan kepada nasabah dengan cara biaya yang sudah disetujui secara nyata sebelumnya atau
telah disepakati sebelumnya.

 Prinsip Bagi Hasil (Syirkah)

Ada dua jenis produk didalam prinsi bagi hasil atau syirkah, yakni:

o Musyarakah
Adalah salah satu produk syariah yang mana ada dua pihak atau lebih yang
bekerja sama untuk meningkatkan aset yang dimiliki bersama. Mudharabah
Adalah kerja sama antara 2 orang atau lebih yang mana pemilik modal percaya
terhadap modal kepada pengeloa dengan perjanjian pembagian keuntungan.
Perbedaan yang menjadi dasar diantara musyarakah dan mudharabah adalah
kontribusi terhadap manajemen dan keuangan pada masyarakah diberikan dan
dipunyai dua orang atau lebih, sedangkan pada mudharabah modal dimiliki hanya
satu pihak saja.
o
2. Produk Penghimpun Dana

Produk penghimpun dana didalam bank syariah antara lain giro, tabungan dan deposito.
Prinsip yang diterapkan didalam bank syariah yaitu:

 Prinsip Wadiah

Diterapkannya prinsip wadiah yang dilaksanakan adalah wadiah yad dhamanah


yang diterapkan pada rekening produk giro. Berbeda dengan wadiah amanah, yang mana
pihak yang dititipi bertanggung jawab atas keutuhan harta titipan sehingga ia boleh
memanfaatkan harta titipan tersebut. Dan pada wadiah amanah harta titipan tidak dapat
dimanfaatkan oleh yang dititipi.

 Prinsip Mudharabah

Di prinsip mudharabah, deposan atau penyimpan dana bertindak sebagai pemilik


modal sedangkan bank bertindak sebagai pengelola. Dana yang disimpan oleh bank
dimanfaatkan untuk melaksanakan pembiayaan, dalam hal ini apabila bank
memanfaatkannya untuk pembiayaan mudharabah, maka bank mempunyai tanggung
jawab atas kerugian yang bisa saja terjadi. Berdasarkan kewenganan yang diperoleh
pihak penyimpan, maka prinsip mudharabah dibedakan menjadi tiga bagian, yakni:

3. Produk Jasa Perbankan

Selain dapat melaksanakan aktivitas pemhimpunan dana dan menyalurkan dana, bank juga
dapat memberikan jasa kepada nasabah dengan mendapatkan imbalan berupa sewa atau
keuntungan, jasa tersebut yaitu:

 Sharft (Jual Beli Valuta Asing)

Adalah aktivitas jual beli mata uang asing yang tidak sama tetapi harus dilaksanakan di
waktu yang sama (spot). Bank memperoleh keuntungan untuk jasa jual beli ini.

 Ijarah (Sewa)

Adalah aktivitas menyewakan simpanan (safe deposit box) dan jasa tata laksana adminstrasi
dokumen (custodian), dalam aktivitas ini bank memperoleh keuntungan sewa dari jasa
tersebut.
Al-Wakalah

Al-Wakalah merupakan perwakilan kegiatan pengelolaan keuangan seperti pembukuan,


transfer, pembelian dan sebagainya yang diberikan pemilik uang kepada bank. Pihak bank
kemudian berhak untuk medapat komisi dari Al-Wakalah ini.

Al-Kafalah

Al-Kafalah pada prinsipnya merupakan penjaminan pemenuhan tanggung jawab oleh


pihak bank yang menjadi perantara antara dua orang yang berkewajiban dan yang berhak
menerima tanggung jawab tersebut. Contoh produk-produk Al-Kafalah diantaranya seperti Letter
of Credit untuk kegiatan impor dan Asuransi Syariah.

Al-Hawalah

Al-Hawalah pada dasarnya memiliki kesamaan dengan penjualan surat hutang. Pada Al-
Hawalah, baik kreditur ataupun debitur harus mencapai kesepakatan atas penjualan surat hutang
tersebut.

Ar-Rahn

Ar-Rahn merupakan produk gadai dengan prinsip-prinsip Syariah. Perbedaan Ar-Rahn


dengan gadai konvensional terletak pada tidak adanya riba. Meski begitu, pada Ar-Rahn nasabah
wajib untuk membayar jasa simpan Rp 90 per Rp 10.000 dari pinjaman untuk setiap sepuluh hari
masa gadai beserta biaya administrasi sesuai kesepakatan. Selain itu, jangka waktu maksimal
dari pinjaman adalah empat bulan, jika setelah empat bulan tidak mampu membayar, maka
barang yang digadaikan akan dijual. Kemudian jika terdapat kelebihan harga antara harga jual
dan pokok pinjaman, maka kelebihan harga tersebut dapat diambil oleh pembeli atau diserahkan
ke Badan Amlil Zakat.

Al-Qardh

Al-Qardh merupakan Jasa Perbankan Syariah yang berupa pinjaman uang ataupun
barang.

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

Lembaga keuangan syari‟ah bank yaitu

1. Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan

2. Bank Perkreditan Rakyat Syari‟at (BPRS)

3. Bank Umum
4. Bank syariah

5. Bank Perkreditan Rakyat Syariah

Lembaga Keuangan Non-Bank Syariah

1. Asuransi Syari‟ah adalah usaha saling melindungi dan tolongmenolong di antara sejumlah
orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru yang memberikan pola
pengembalian untukmenghadapi resiko tertentu melalui akad atau perikatan yang sesuaidengan
syariah.

2. Baitul Mal wa Tamwil (BMT) merupakan lembaga keuangan syariah yang berfungsi
menghimpun dan menyalurkan dana kepada anggotanya dan biasanya beroperasi dalam skala
mikro.

3. Koperasi Syari‟ah adalah suatu perkumpulan yang dibentuk oleh para anggota yang berfungsi
untuk membantu kebutuhan para anggotanya dengan harga yang relatif rendah dan bertujuan
meningkatkan kesejahteraan hidup bersama yang dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip Islam

4. Pengadaian Syari‟ah adalah menjadikan sesuatu (barang) sebagai jaminan terhadap hak
(piutang) yang mungkin dijadikan sebagai pembayaran hak (piutang) itu, baik seluruhnya
maupun sebagianya.

5. Pasar Modal Syariah adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan
perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yangditerbitkannya, serta
lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek, berdasarkan prinsip syariah.

Sistem Moneter Islam (1)

Kebijakan moneter yang diambil bank sentral bertujuan untuk mengatasi inflasi,
mengontrol nilai tukar mata uang, dan memacu pertumbuhan ekonomi. Langkah yang diambil
otoritas moneter dapat berupa menetapkan tingkat suku bunga, baik secara langsung atau tidak
melalui operasi pasar, atau melakukan aktivitas di pasar valuta asing. Jelas bahwa kebijakan
moneter seperti ini bertentangan dengan prinsip syariah yang mengidentikkan bunga dengan riba.

Masalah ekonomi

Terjadinya krisis ekonomi

Solusinya

Banyak pakar yang memberikan solusi terhadap krisis ekonomi yang terjadi. Meskipun terdapat
perbedaan, tetapi pada umumnya kunci dari solusi krisis adalah menghilangkan sistem bunga
(riba) dalam ekonomi atau lebih menerapkan prinsip-prinsip ekonomi syariah
SISTEM MONETER ISLAMI (2)

Ekonomi moneter merupakan salah satu bidang yang dibahas dalam ekonomi islam. Ilmu
moneter adalah bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari tntng sifat serta pengaruh uang
terhadap kegiatan ekonomi.

Dalam islam permintaan akan uang terutama dalam transaksi dan kebutuhan kebanyakan
ditentukan oleh tingkat pendpatan dan distribusinya. Permintaan spekulatif akan uang pada
dasarnya dipicu oleh fluktuasi tingkat suku bunga dalam perekonomian kapitalis. Penurunan
tingkat suku bunga yang disertai dengan harapan akan mningkat merangsang orang atau
perusahaan untuk tetap menyimpan uangnya. Karena dalam perekonomian kapitalis bunga
seringkali berfluktuasi. Dengan penghapusan bunga ini dan kewajiban akan zakat 2,5% setahun
dapat meminimalisir permintaan spekulatif akan uang.

A. Kebijakkan Moneter

Ilmu ekonomi moneter adalah bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari sifat serta
pengaruh uang terhadap kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi pada umumnya diartikan suatu
kegiatan yang mempengaruhi tingkat pengangguran produksi, harga dan hubungan perdagangan
atau pembayaran internasional.

Alasan mempelajari kebijakan moneter dalam ekonomi islam:

1. Mengetahui lebih dalam mengenai mekanisme uang, bagi hasil, lembaga keuangan, sistem dan
kebijakan moneter, serta mekanisme ekonomi bagi hasil.

2. Menganalisa fenomena moneter dalam kaitannya dengan efek kebijaksanaan moneter terhadap
kegiatan ekonomi islam.

Masalah ekonomi islam

1. Rendahnya tingkat literasi keuangan syariah

2. Kecilnya peranan industri perbankan dan keuangan syariah dalam pembangunan infrastruktur

3. Perangkat peraturan, hukum, kebijakan dan fatwa baik dalam skala nasional maupun
internasional masih belum optimal merespon percepatan pertumbuhan ekonomi nasional.

4. Kualitas dan kompetensi sumber daya insan ekonomi dan keuangan yang masih rendah.

5. Belum adanya blue print dan arsitektur pembangunan ekonomi syariah nasional yang
integratif dan dijalankan oleh pemerintah.

6. Belum terbangunnya sinergitas dan aliansi strategis antarpemegang kebijakan.


Apa Itu Sistem Standar Emas?

Sistem standar emas merupakan standar uang yang menjadikan emas sebagai acuan
dalam menentukan nilai mata uang yang berlaku di suatu negara. Emas juga dijadikan sebagai
dasar untuk menentukan nilai tukar dengan mata uang negara lain dalam melakukan transaksi.
Hal ini untuk menggantikan sistem pembayaran yang menggunakan emas dan perak sebagai alat
pembayaran transaksi ranah internasional.

Yang perlu diperhatikan juga dalam sistem standar emas adalah jumlah uang yang ada
dalam suatu negara harus mengikuti dan menyesuaikan nilai emas yang dimiliki. Dengan begitu
pemerintah dapat mencetak uang kertas untuk diedarkan selama jumlahnya sesuai dengan nilai
emas yang ada. Namun di sisi lain, pemerintah juga perlu menjaga agar persediaan emas negara
tetap berada dalam jumlah yang mencukupi untuk melakukan transaksi jual beli.

Hal ini yang kemudian membuat pemerintah perlu untuk berhati-hati dan tidak bisa
sembarangan mencetak serta mengedarkan uang. Jika uang yang beredar jumlahnya melebihi
persediaan emas negara, kepercayaan masyarakat terhadap nilai uang akan menurun dan
menukarkan uang mereka dengan emas. Kalau sudah begitu, persediaan emas negara tentunya
akan merosot tajam dan memberikan dampak buruk bagi perekonomian nasional.

Mengapa Diberlakukan Sistem Standar Emas?

Alasan utama mengapa emas dijadikan standar dalam menetapkan mata uang adalah
karena nilai emas yang cenderung stabil dibanding logam mulia lainnya. Hal ini dapat membantu
dalam menjaga stabilitas mata uang, terutama terhadap pertukaran dengan kurs nilai tukar atau
valuta asing. Kestabilan nilai emas yang berlaku di hampir semua negara ini diharapkan dapat
menciptakan keseragaman dalam sistem moneter dunia.

Sedangkan bagi pembiayaan yang dilakukan negara sendiri, sistem standar emas dapat
membantu dalam menjaga agar neraca pembayaran tetap berada dalam kondisi stabil. Meskipun
terjadi defisit atau surplus pembayaran, jumlahnya tidak besar dan dapat menyusut seiring
dengan berjalannya waktu. Dengan begitu, neraca pembayaran pun dapat menjadi seimbang dan
kembali ke posisi semula.

Alasan lain penggunaan sistem ini adalah tingginya kepercayaan masyarakat terhadap
emas yang dipandang sebagai logam mulia yang berharga. Kepercayaan ini juga dipengaruhi
dengan stabilitas nilai emas dan penggunaannya yang bisa diterapkan maupun ditukar dimana
saja. Bahkan meskipun sistem standar emas tidak digunakan lagi, sampai sekarang masyarakat
masih menggunakan emas sebagai bentuk investasi mereka.
Permasalahan Ekonomi Yang Terjadi Di Indonesia

1. Pengangguran
Solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi pengangguran yang ada, antara lain:
- Pemberian beasiswa untuk siswa yang kurang mampu
- Pemberian pelatihan atau trainee
- Pemberian pengkreditan yang mudah, agar bisa menjadi seorang wirausaha
- Penyediaan info lapangan pekerjaan

2. Kemiskinan
Solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi kemiskinan yang terjadi di Indonesia
antara lain:
- Pemberian subsidi pemerintah yang tepat sasaran
- Pemberian latihan dan keahlian untuk bekerja
- Adanya program pemerintah untuk mengatasi kemiskinan, baik itu dari segi pendidikan
maupun dari segi bantuan kesehatan dan kehidupan yang layak
- Penyediaan lapangan pekerjaan

3. SDA (Sumber daya Alam) yang belum dikelola dengan baik


Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal ini antara lain:
Memanfaatkan SDA yang terdekat dengan lingkungan kita dengan maksimal.
Melakukan kerja sama dengan pihak luar, baik hanya untuk hal yang kecil sekalipun.
Memaksimalkan SDA yang ada dengan teknologi yang ramah lingkungan

4. Korupsi
Solusi yang dapat dilakukan antara lain:
- Memperbaiki diri sendiri
- Memperkuat iman dan yakin jika kita selalu diawasi oleh tuhan (Allah SWT)
- Menanamkan anti korupsi untuk generasi muda, khususnya keluarga.
- Penegasan hukum untuk para koruptor agar menimbulkan efek jera.

5. Transmigrasi yang tidak merata


Solusi yang dapat dilakukan adalah:
- Melakukan penyuluhan terhadap masyarakat tentang dampak transmigrasi.
- Menyediakan lapangan pekerjaan yang mewadai didaerah desa.

6. Distribusi
Distribusi merupakan penyaluran barang ketangan produsen ke konsumen. Barang yang
dihasilkan oleh produsen menjadi sebuah pertanyaan untuk siapakah barang tersebut dihasilkan?
Hal ini akan berkaitan dengan pendapatan. Pendapatan yang diterima oleh masyarakat menjadi
sebuah daya ukur untuk masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dan membeli barang yang
dibutuhkan.

7. Investasi
Realisasi investasi yang telah dikeluarkan oleh BKPM berdasarkan Izin Usaha Tetap
PMDN pada periode 1 Januari s/d 31 Desember 2007 sebanyak 159 proyek dengan nilai realisasi
investasi sebesar Rp. 34.878,7 miliar (34,88 triliun Rupiah). Sedangkan realisasi Investasi yang
telah dikeluarkan oleh BKPM berdasarkan Izin Usaha Tetap PMA (FDI) pada periode 1 Januari
s/d 31 Desember 2007 sebanyak 983 proyek dengan nilai realisasi investasi sebesar US$.
10.349,6 juta (US$ 10,34 milyar).
Dibandingkan dengan FDI global yang selama 2007 mencapai rekor sebesar US$ 1.500
milyar dan FDI yang masuk ke Amerika Serikat sebesar US$ 193 miliar, nilai FDI yang masuk
ke Indonesia masih sangat rendah yaitu 0,66% terhadap FDI dunia dan 5,18% terhadap FDI ke
Amerika Serikat. Walau demikian, masuknya FDI ke Indonesia pada tahun 2007 ini jauh lebih
baik dibandingkan dengan masa puncak pra krisis yaitu tahun 1996-1997 yang hanya mencapai
US$ 2,98 miliar (1996) dan US$ 4,67 miliar (1997).
Menurut hemat penulis realisasi FDI ke Indonesia akan dapat lebih meningkat kalau dua faktor
kunci untuk masuknya FDI dibenahi yaitu kondisi infrastruktur, dan masalah birokrasi yang
bertele-tele.

8. Inflasi
Inflasi yang terjadi saat ini mengakibatka meningkatnya harga kebutuhan hidup dan
kebutuhan yang lainnya. Hal tersebut sangat berkaitan dengan naiknya energi di dunia. Solusi
yang dapat dilakukan antara lain:
- Pemberlakukan kebijakan dalam sektor moneter, yaitu bank BI melakukan peningkatan BI
rate disetiap akhir bulan yang akan menekan inflasi namun akan berdampakn pada sektor rill.
- Pemberlakukan kebijakan fiskal dalam bidang perpajakan. Hal tersebut diharapkan dapat
menurunkan tingkat inflas yang terjadi.

Mengapa Riba Diharamkan? Ini Alasannya!

Pertama, merampas kekayaan orang lain. Dengan melakukan riba, tentunya kita telah
melakukan penambahan dalam proses pembayarannya. Misal satu rupiah ditukar dengan dua
rupiah, satu kilo ditukar dengan dua kilo, atau dalam takaran Arab satu wasaq ditukar dengan
dua wasaq. Jenis transaksi seperti ini sangatlah dilarang oleh Islam, sebab akan merugikan salah
satu pihak.
Kedua, merusak moralitas. Kita telah banyak menyaksikan kehancuran dan kebobrokan
yang disebabkan oleh uang. Dari mulai perebutan kekuasaan sampai kasus suap-menyuap. Hati
nurani sebagai cerminan jiwa yang paling murni dari keutuhan seseorang dapat runtuh dengan
uang yang sudah merasukinya.
Ketiga, melahirkan kebencian dan permusuhan. Bila egoisme akan harta telah merasuk di
jiwa seseoang, maka tidak mustahil akan terjadi permusuhan dan kebencian, terutama antara si
kaya dan si miskin.
Keempat, yang kaya semakin kaya dan yang miskin akan semakin miskin. Keadaan
seperti ini dapat kita pahami terutama saat kebijakan uang semakin ketat atau dapat disebut tight
money policy. Dalam keadaan seperti ini, si kaya akan memeroleh suku bunga yang sangat
tinggi, sementara dikarenakan mahal, maka si miskin pun bertambah miskin karena kesulitan
untuk meminjam dan membuka usaha.

Anda mungkin juga menyukai