Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian
Dalam suatu penelitian kepustakaan yang dilakukan oleh Gordon
W.Allpot, menemukan hamper 50 definisi tentang kepribadian yang berbeda
beda . Studi yang dilakukannya menemukan satu rumusan tentang kepribadian
yang dinggap lebih lengkap. Menurutnya kepribadian adalah organisasi
dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan
caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Kata
kunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri. Schneider
mengartikan penyesuaian diri sebagai suatu proses respon individu baik yang
bersifat behavioral maupun mentaldalam upaya mengatasi kebutuhan-
kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional, frustrasi dan konflik, serta
memelihara keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan
tuntutan(norma) lingkungan.
Tipologi berasal dari Tipo yang berarti pengelompokkan
dan Logos yang berarti ilmu. Jadi, Tipologi adalah pengetahuan yang
berusaha menggolongkan atau mengelompokkan manusia menjadi tipe-tipe
tertentu atas dasar faktor tertentu, misalnya: karakteristik, fisik, psikis,
pengaruh dominan, nilai-nilai budaya, dan sebagainya.
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Tipologi adalah Ilmu
watak tentang bagian manusia dalam golongan-golongan menurut sifat
masing-masing.
Dalam mengenal tipologi kepribadian ini, Schoupenhour membedakan
menjadi dua aliran yaitu aliran naturalisme dan nativisme.Tokoh dari aliran
naturalism mengatakan bahwa segala sesuatu yang suci ada di tangan tuhan,
namun segala yang rusak ditangan manusia, sedangkan J.J.Rousseau dari
aliran nativisme berpendapat bahwa faktor bawaan lebih kuat daripada faktor
luar. Dalam bukunya “Kepribadian dalam Psikologi Islam”mendefinisikan
tipologi dalam 5 definisi, yaitu:
1. Suatu pola karakteristik berupa sekumpulan sifat-sifat yang sama, yang
berperan sebagai penentu cirri khas seseorang
2. Suatu pengelompokan individu yang bisa dibedakan dari orang lain karena
memiliki satu sifat khusus.
3. Seseorang yang memiliki semua atau paling banyak cirri-ciri khas di suatu
kelompok.
4. Suatu pola karakteristik yang berperan sebagai suatu pembimbing untuk
menempatkan individu dalam suatu kategori.
5. Ekstrimitas dari rangkaian kesatuan atau dari distribusi seperti yang
ditunjukan dalam tipe agresif atau tipe sosial.
Gordon Alipon yang mengatakan bahwa seseorang bisa saja memiliki
karakter tertentu, tetapi tidak memiliki tipe . Artinya karakter adalah sifat
sikap individu yang banyak dipengaruhi oleh aspek lingkungan , pengalaman,
baik berupa asimilasi, yaitu hubungan manusia dengan alam kebendaan dan
sosialisasi yang berhubungan antara sesama manusia.

2.2 Struktur dan Perkembangan Kepribadian


Dalam teori psikoanalisis sebagai teori kepribadian Freud selanjutnya
mengatakan bahwa pada setiap orang terdapat seksualitas kanak-kanak, yaitu
dorongan seksual yang sudah terdapat sejak bayi. Dorongan ini akan
berkembang terus menjadi dorongan seksuil pada orang dewasa, melalui
beberapa tingkat perkembangan, yaitu:
1. Fase oral (sejak lahir-1 tahun)
2. Fase anal (1-3 tahun)
3. Fase phalik (3-6 tahun)
4. Fase lathent (6-11 tahun)
5. Fase genithal (11-18 tahun)

A. Struktur Kepribadian
1. Id
Id merupakan komponen kepribadian yang bersifat primitif,
instinktif (yang berusaha untuk memenuhi kepuasan instink) dan
rahim tempat ego dan superego berkembang. Id berorientasi pada
prinsip kesenangan (pleasure principle) atau prinsip reduksi
ketegangan. Id merupakan sumber dari instink kehidupan
(eros)atau dorongan-dorongan biologis (makan, minum, tidur,
bersetubuh dsb) dan instink kematian/instink agresif yang
menggerakkan tingkah laku.
Untuk menghilangkan ketidakenakan dan mencapai
kenikmatan itu id mempunyai dua cara (alat proses), yaitu:
a. Refleks dan reaksi-reaksi otomatis, seperti misalnya bersin,
berkedip, dan sebagainya.
b. Proses primer (primair vorgang), seperti misalnya orang lapar
membayangkan makanan.
2. Ego
Ego merupakan eksekutif atau manajer dari kepribadian yang
membuat keputusan (decision maker) tentang instink-instink mana
yang akan dipuaskan dan bagaimana caranya; atau sebagai sistem
kepribadian yang terorganisasi, rasional, dan berorientasi kepada
prinsip realitas(reality principle). Peranan utama Ego adalah sebagai
mediator (perantara) atau yang menjembatani antara id (keinginan
yang kuat untuk mencapai kepuasan) dengan kondisi lingkungan/dunia
luar (external social world) yang diharapkan. Ego dibimbing oleh
prinsip realitas (reality principle) yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya tegangan sampai ditemukan suatu objek yang cocok untuk
pemuasan kebutuhan atau dorongan id.
Ego senantiasa berupaya untuk mencegah dampak negatif dari
masyarakat (seperti hukuman dari orang tua atau guru). Dalam upaya
memuaskan dorongan, ego sering bersifat pragmatis, kurang
memperhatikan nilai/norma atau, bersifat hedonis. Namun begitu ego
juga berupaya untuk mencapai tujuan-tujuan jangka panjang dengan
cara menunda kesenangan/kepuasan sesaat.
3. Super Ego
Super ego merupakan komponen moral kepribadian yang
terkait dengan standaratau norma masyarakat mengenai baik dan
buruk, benar dan salah. Super ego berkembang pada usia sekitar 3 atau
5 tahun. Pada usia ini anak belajar untuk memperoleh hadiah
(rewards) dan menghindari hukuman (punishment) dengan cara
mengarahkan tingkah lakunya yang sesuai dengan ketentuan atau
keinginan orang tuanya. Apabila ternyata tingkah lakunya ternyata
salah, tidak baik (bad) atau tidak sesuai dengan ketentuan orang
tuanya, kemudian mendapat hukuman, maka peristiwa itu
membentuk kata hati (conscience) anak. Sedangkan apabila perkataan
atau tingkah lakunya baik (good), disetujui dan mendapat ganjaran
dari orang tuanya, maka peristiwa itu membentuk ego-ideal anak.
Baik kata hati maupun ego-ideal, kedua-duanya merupakan
dua komponen yang membentuk super ego sebagai suatu system
dalam kepribadian individu. Kata hati berfungsi sebagai hakim dalam
diri seseorang, apabila dia melakukan kesalahan, maka kata hati
menghukumnya dengan membuatnya merasa bersalah (guilty feeling).
Sementara ego ideal berfungsi sebagai pemberi hadiah atau ganjaran
kepada individu apabila dia berbuat baik dengan cara membuatnya
merasa bangga akan dirinya.
Super ego berfungsi untuk (1) merintangi dorongan-dorongan
id, terutama dorongan seksual dan agresif, karena dalam
perwujudannya sangat dikutuk oleh masyarakat, (2) mendorong ego
untuk menggantikan tujuan-tujuan realistis dengan tujuan-tujuan
moralistik, dan (3) mengejar kesempurnaan (perfection).
Menurut Freud, kunci kepribadian yang sehat adalah
keseimbangan antara id, ego, dan super ego.

B. Perkembangan Kepribadian
1. Tahap Oral (Oris=Mulut)
Tahap oral adalah periode bayi yang masih menetek yang
seluruh hidupnya masih bergantung kepadaorang lain. Pada masa
ini libido didistribusikan ke daerah oral sehingga perbuatan mengisap
dan menelan menjadi metode utama untuk mereduksi/mengurangi
ketegangan dan mencapai kepuasan (kenikmatan). Ketidakpuasan pada
masa oral (seperti disapih dan kelahiran adiknya) dapat menimbulkan
gejala regresi (kemunduran)yaitu berbuat seperti bayi atau anak yang
sangat bergantung pada kedua orang tuanya atau banyak tuntutan yang
harus dipenuhi dan juga gejala perasaan iri hati (cemburu).
2. Tahap Anal (Anus=Dubur)
Tahap ini berada pada usia 2sampai 3 tahun. Pada tahap
ini libido terdistribusikan ke daerah anus. Anak akan
mengalami ketegangan, ketika duburnya penuh dengan ampas
makanan dan peristiwa buang air besar yang dialami oleh anak
merupakan proses pelepasan ketegangan dan pencapaian kepuasan.
Orang tua melakukan sosialisasi nilai-nilai sosial pertama melalui
latihan kebersihan (toilet training), yaitu usaha sosialisasi nilai-nilai
sosial pertama yang sistematis sebagai upaya untuk mengontrol
dorongan-dorongan biologis anak.
3. Tahap Phallik (Phallus=Dzakar)
Tahap ini berlangsung kira-kira usia 4 sampai 5 tahun. Pada
usia ini anak mulai memperhatikan atau senang memainkan alat
kelaminnya sendiri. Pada tahap ini, anak masih bersikap
“selfish”, mementingkan diri sendiri, belum berorientasi ke
luar atau memperhatikan orang lain.
4. Tahap Latensi
Tahap latensi berkisar antara usia 6 sampai 12 tahun. Periode
tertahannya dorongan-dorongan seks dan agresif. Pada tahap ini, anak
mengembangkan kemampuannya bersublimasi (pembelotan libido
seksual kepadakegiatan yang secara sosial lebih dapat diterimaseperti
mengerjakan tugas-tugas sekolah, bermain olah raga, dan kegiatan-
kegiatan lainnya).Mereka belum mempunyai perhatian khusus
kepadalawan jenis (bersikap netral) sehingga dalam bermain pun anak
laki-laki akan berkelompok dengan anak laki-laki lagi, begitu pun
anak wanita. Tahap ini dipandang sebagai masa perluasan kontak
sosial dengan orang-orang di luar keluarganya.
5. Tahap Genital
Tahap ini dimulai sekitar usia 12 atau 13 tahun. Masa ini
ditandai dengan matangnya organ reproduksi anak. Pada periode
ini, instink seksual dan agresif menjadi aktif. Anak mulai
mengembangkan motif untuk mencintai orang lainatau
mulai berkembangnya motif altruis (keinginan untuk memperhatikan
kepentingan orang lain).Masa ini ditandai juga dengan proses
pengalihan perhatian, dari mencari kepuasan/kenikmatan sendiri
kepadakehidupan sosial orang dewasa dan berorientasi kepada
kenyataan (prinsip realitas).

2.3 Hal yang diperlukan untuk mengembangkan kepribadian


1. Good Appearance
Bukan berarti cantik dalam wajah, tetapi merangkum segala keluwesan
dan kesopanan dalam tindakan. Cara berpakaian dan dandanan juga
mencerminkan kepribadiannya. Betapa penting/berpengaruh pakaian
terhadap orang yang melihatnya. Orang yang memakai pakaian
lusuh/kotor mempunyai pengaruh terhadap jiwa
pemakaina. Appearance berati perwujudan penampilan lahiriah
seseorang; apakah seseorang gembira, sedih, kagum, dll yang dapat
dibaca dari muka. Ada kalanya bisa dilihat
bahwa appearance merupakan manifestasi dari isi pikiran seseorang.
2. Good Behaviour
Berarti tingkah laku yang baik. Setiap sikap atau gerak-gerik
mempunyai nilai yang beraneka ragam. Sebagai pedoman bagi
sekretaris untuk menuju good behaviour adalah berupaya mengajar
diri sendiri agar menjadi pribadi yang disenangi oleh siapa saja, kapan
saja, di mana saja dalam suasana apa pun juga.
3. Good Character
Tuntutan masyarakat menghendaki seseorang mempunyai karakter
(sifat) yang baik dalam pergaulan, lebih-lebih sekretaris dalam
hubungannya dengan pimpinan/lembaga di tempat kerja. Sifat-sifat
yang baik yang melengkapi penilaian kepribadian sekretaris antara lain
kejujuran, pikiran positif, taat beribadah, menghargai orang lain, serta
bekerja keras, penuh semangat dan tulus.
4. Good Capability
Kecakapan atau kemampuan sangat dibutuhkan dalam melakukan
segala pekerjaan bahkan kehidupan manusia. Oleh karena itu
sekretaris harus berusaha meningkatkan kemampuannya untuk
menunjang kelancaran pekerjaan atau pengembangan organisasinya.
Seorang sekretaris harus mempunyai kemampuan intelektual, skill,
serta kemampuan teknis.

2.4 Tipologi Hippocrates dan Galenus


Hippocrates sendiri ahli kedokteran, dan juga dijuluki Bapak
Ilmu Kedokteran. Ia menstudi Kepribadian (watak, temperamen)
berdasarkan struktur cairan atau istilah latinnya humor dalam tubuh
manusia. Ia mendapat pengaruh dari filsuf Empedokles (490-435 SM),
yang berpendapat bahwa alam semesta ini terdiri dari empat unsur dasar yaitu
kering, basah, dingin, dan panas. Dengan demikian dalam diri seseorang
terdapat empat macam sifat yang didukung oleh keadaan konstitusional
berupa cairan-cairan yang ada di dalam tubuhnya, yaitu: sifat kering
terdapat dalam chole (empedu kuning), sifat basah terdapat dalam
melanchole (empedu hitam), sifat dingin terdapat dalam phlegma (lendir),
dan sifat panas terdapat dalam sanguis (darah). Keempat cairan tersebut
terdapat di dalam tubuh dengan proporsi tertentu. Jika proporsi cairan-
cairan tersebut di dalam tubuh berada dalam keadaan normal, maka
individu akan normal atau sehat, namun apabila keselarasan proporsi
tersebut terganggu maka individu akan menyimpang dari keadaan normal
atau sakit.
Pendapat Hippocrates disempurnakan oleh Galenus (129-200 SM)
yang mengatakan bahwa di dalam tubuh manusia terdapat 4 macam
cairan tersebut dalam proporsi tertentu. Apabila suatu cairan terdapat di
dalam tubuh melebihi proporsi yang seharusnya (dominan) maka akan
menimbulkan adanya sifat-sifat kejiwaan yang khas. Sifat-sifat kejiwaan
yang khas ada pada seseorang sebagai akibat dari dominannya salah satu
cairan tersebut yang oleh Galenus sehingga menggolongkan manusia
menjadi empat tipe berdasarkan temperamennya, yaitu Koleris,
Melankolis, Phlegmatis, dan Sanguinis.

Tipe Sifat-sifat khas


Cholearis a. Tegas, kuat dan tangkas
mengerjakan sesuatu
b. Suka mengatur orang lain
c. Tidak mudah mengalah dan
menyerah, goal oriented
Melancholis a. Pemikir, analitik dan
mendalam
b. Serba teratur , rapi, terjadwal,
tersusun sesuai pola
c. Mudah merasa salah ,
perfectionis
Phlegmatis a. Pendiam tapi memperhatikan
b. Kurang semangat, kurang
teratur, dan serba dingin
c. Baik apabila dibawah tekanan
orang lain, good listeners
Sanguitis a. Pelupa, sulit berkonsentrasi,
dan tidak teratur
b. Emosional
c. Senang berbicara, popular
person
(Chomaria:2014,61-69)

2.5 Jenis Temperamen


Temperamen merupakan sifat batin yang tetap mempengaruhi perbuatan,
perasaan, dan pikiran (periang, penyedih, dan sebagainya)
1. Cholearis
Cairan dengan dasar empedu kuning bersifat panas dan kering.
Temperamen Cholearis adalah yang terpanas dan paling aktif
2. Melakonis
Cairan dengan dasar empedu hitam bersifat dingin dan kering.
Temperamen melakonis cenderung selalu memiliki masalah, bertentangan
dengan sanguinis
3. Plegmatis
Cairan dengan dasar dahak, bersifat dingin dan basah. Temperamen
plegmatis biasanya dingin, paling pasif, konservasi, dan anabolic
4. Sanguinis
Cairan dengan dasar darah, bersifat basah-panas. Umunya sebagai
temperamen Sanguinis yang paling dominan, karena darah adalah inti dari
vitalitas dan kesehatan akan tetapi berarti bukan tanpa kekurangan

2.6 Kelebihan dan Kekurangan


1. Cholearis
Kelebihan:
a. Senang memimpin, membuat keputusan, dinamis dan aktif
b. Sangat memerlukan perubahan dan harus mengoreksi kesalahan
c. Berkemauan keras dan pasti untuk mencapai sasaran/ target
d. Bebas dan mandiri
e. Berani menghadapi tantangan dan masalah
f. "Hari ini harus lebih baik dari kemarin, hari esok harus lebih baik dari
hari ini".
g. Mencari pemecahan praktis dan bergerak cepat
h. Mendelegasikan pekerjaan dan orientasi berfokus pada produktivitas
i. Membuat dan menentukan tujuan
j. Terdorong oleh tantangan dan tantangan
k. Tidak begitu perlu teman
l. Mau memimpin dan mengorganisasi
m. Biasanya benar dan punya visi ke depan
n. Unggul dalam keadaan darurat

Kelemahan:
a. Tidak sabar dan cepat marah (kasar dan tidak taktis)
b. Senang memerintah
c. Terlalu bergairah dan tidak/susah untuk santai
d. Menyukai kontroversi dan pertengkaran
e. Terlalu kaku dan kuat/ keras
f. Tidak menyukai air mata dan emosi tidak simpatik
g. Tidak suka yang sepele dan bertele-tele / terlalu rinci
h. Sering membuat keputusan tergesa-gesa
i. Memanipulasi dan menuntut orang lain, cenderung memperalat orang
lain
j. Menghalalkan segala cara demi tercapainya tujuan
k. Workaholics (kerja adalah "tuhan"-nya)
l. Amat sulit mengaku salah dan meminta maaf
m. Mungkin selalu benar tetapi tidak popular

2. Melankolis
Kelebihan:
a. Analitis, mendalam, dan penuh pikiran
b. Serius dan bertujuan, serta berorientasi jadwal
c. Artistik, musikal dan kreatif (filsafat & puitis)
d. Sensitif
e. Mau mengorbankan diri dan idealis
f. Standar tinggi dan perfeksionis
g. Senang perincian/memerinci, tekun, serba tertib dan teratur (rapi)
h. Hemat
i. Melihat masalah dan mencari solusi pemecahan kreatif (sering terlalu
kreatif)
j. Kalau sudah mulai, dituntaskan
k. Berteman dengan hati-hati
l. Puas di belakang layar, menghindari perhatian
m. Mau mendengar keluhan, setia dan mengabdi
n. Sangat memperhatikan orang lain

Kelemahan:
a. Cenderung melihat masalah dari sisi negatif (murung dan tertekan)
b. Mengingat yang negatif & pendendam
c. Mudah merasa bersalah dan memiliki citra diri rendah
d. Lebih menekankan pada cara daripada tercapainya tujuan
e. Tertekan pada situasi yg tidak sempurna dan berubah-ubah
f. Melewatkan banyak waktu untuk menganalisa dan merencanakan
g. Standar yang terlalu tinggi sehingga sulit disenangkan
h. Hidup berdasarkan definisi
i. Sulit bersosialisasi
j. Tukang kritik, tetapi sensitif terhadap kritik/ yg menentang dirinya
k. Sulit mengungkapkan perasaan (cenderung menahan kasih sayang)
l. Rasa curiga yg besar (skeptis terhadap pujian)
m. Memerlukan persetujuan

3. Phlegmatis
Kelebihan:
a. Mudah bergaul, santai, tenang dan teguh
b. Sabar, seimbang, dan pendengar yang baik
c. Tidak banyak bicara, tetapi cenderung bijaksana
d. Simpatik dan baik hati (sering menyembunyikan emosi)
e. Kuat di bidang administrasi, dan cenderung ingin segalanya
terorganisasi
f. Penengah masalah yg baik
g. Cenderung berusaha menemukan cara termudah
h. Baik di bawah tekanan
i. Menyenangkan dan tidak suka menyinggung perasaan
j. Rasa humor yg tajam
k. Senang melihat dan mengawasi
l. Berbelaskasihan dan peduli
m. Mudah diajak rukun dan damai

Kelemahan
a. Kurang antusias, terutama terhadap perubahan/ kegiatan baru
b. Takut dan khawatir
c. Menghindari konflik dan tanggung jawab
d. Keras kepala, sulit kompromi (karena merasa benar)
e. Terlalu pemalu dan pendiam
f. Humor kering dan mengejek (sarkatis)
g. Kurang berorientasi pada tujuan
h. Sulit bergerak dan kurang memotivasi diri
i. Lebih suka sebagai penonton daripada terlibat
j. Tidak senang didesak-desak
k. Menunda-nunda/menggantungkan masalah

4. Sanguinis
Kelebihan:
a. Suka bicara
b. Secara fisik memegang pendengar, emosional dan demonstrative
c. Antusias dan ekspresif
d. Ceria dan penuh rasa ingin tahu
e. Hidup di masa sekarang
f. Mudah berubah (banyak kegiatan / keinginan)
g. Berhati tulus dan kekanak-kanakan
h. Senang kumpul dan berkumpul (untuk bertemu dan bicara)
i. Umumnya hebat di permukaan
j. Mudah berteman dan menyukai orang lain
k. Senang dengan pujian dan ingin menjadi perhatian
l. Menyenangkan dan dicemburui orang lain
m. Mudah memaafkan (dan tidak menyimpan dendam)
n. Mengambil inisiatif/ menghindar dari hal-hal atau keadaan yang
membosankan
o. Menyukai hal-hal yang spontan

Kelemahan:
a. Suara dan tertawa yang keras (terlalu keras)
b. Membesar-besarkan suatu hal / kejadian
c. Susah untuk diam
d. Mudah ikut-ikutan atau dikendalikan oleh keadaan atau orang lain
(suka nge-Gank)
e. Sering minta persetujuan, termasuk hal-hal yang sepele
f. Rentang Konsentrasi Pendek
g. Dalam bekerja lebih suka bicara dan melupakan kewajiban (awalnya
saja antusias)
h. Mudah berubah-ubah
i. Susah datang tepat waktu jam kantor\Mendominasi percakapan, suka
menyela dan susah mendengarkan dengan tuntas
j. Sering mengambil permasalahan orang lain, menjadi seolah-olah
masalahnya
k. Egoistis
l. Sering berdalih dan mengulangi cerita-cerita yg sama
m. Lebih berorientasi ke "How to spend money" daripada "How to
earn/save money".
DAFTAR PUSTAKA
Chomaria, N. 2014. Who am I? Tes Kepribadian Remaja Muslim. Surakarta:
Al-Qudwah.
Gunawan, D. 2014. Teknik Mudah & Mudah Pijat Refleksi: : Cepat Sembuh
dari Aneka Penyakit Kronis, Tanpa Operasi, Tanpa Suntik, Tanpa Biaya
Mahal Yogyakarta: Media Pressindo

Ki Fudyartanta, 2012, Psikologi Kepribadian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Safrudin., Mulyati, Sri., Lubis, Rosni. 2018. Pengembangan kepribadian dan


profesionalisme bidan. Malang, ID: Wineka Media.

Anda mungkin juga menyukai