Titrasi Asam Ba-WPS Office
Titrasi Asam Ba-WPS Office
Titrasi adalah prosedur menetapkan kadar suatu larutan dengan mereaksikan sejumlah larutan tersebut
yang volumenya terukur dengan suatu larutan lain yang telah diketahui kadarnya (larutan standar) secara
bertahap. Berdasarkan jenis reaksi yang terjadi, titrasi dibedakan menjadi titrasi asam basa, titrasi
pengendapan, dan titrasi redoks. Dalam artikel ini, yang akan dibahas lebih lanjut hanya titrasi asam basa
saja.
Pada label yang tertera pada botol cuka makan umumnya terdapat informasi kadar cuka tersebut.
Misalkan, pada suatu botol cuka tertulis 25% asam cuka, bagaimana cara memastikan kebenaran dari
kadar tersebut? Penentuan kadar asam cuka dapat dilakukan dengan prosedur eksperimen
menggunakan metode titrasi.
Ikatan Kimia
Dalam menentukan kadar asam cuka, metode titrasi yang digunakan adalah titrasi asam basa. Titrasi
asam basa adalah penentuan kadar suatu larutan basa dengan larutan asam yang diketahui kadarnya
atau sebaliknya, kadar suatu larutan asam dengan larutan basa yang diketahui, dengan didasarkan pada
reaksi netralisasi. Titrasi harus dilakukan hingga mencapai titik ekivalen, yaitu keadaan di mana asam dan
basa tepat habis bereaksi secara stoikiometri. Titik ekivalen umumnya dapat ditandai dengan perubahan
warna dari indikator. Keadaan di mana titrasi harus dihentikan tepat pada saat indikator menunjukkan
perubahan warna disebut titik akhir titrasi. Jadi, untuk memperoleh hasil titrasi yang tepat, maka selisih
antara titik akhir titrasi dengan titik ekivalen harus diusahakan seminimal mungkin. Hal ini dapat
diupayakan dengan memilih indikator yang tepat pada saat titrasi, yakni indikator yang mengalami
perubahan warna di sekitar titik ekivalen.
Sebagai contoh, 40 mL larutan HCl 0,1 M ditetesi dengan larutan NaOH 0,1 M sedikit demi sedikit.
Berikut kurva titrasi yang menggambarkan perubahan pH selama titrasi tersebut.
Kurva titrasi asam basa: HCl dengan NaOH. Sumber: Silberberg, Martin S. & Amateis, Patricia. 2015.
Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change (7th edition). New York: McGraw-Hill Education
Indikator yang dapat digunakan: metil merah, bromtimol biru, atau fenolftalein. Namun, yang lebih
sering digunakan adalah fenolftalein karena perubahan warna fenolftalein yang lebih mudah diamati.
Sebagai contoh, 40 mL larutan CH3COOH 0,1 M ditetesi dengan larutan NaOH 0,1 M sedikit demi sedikit.
Berikut kurva titrasi berwarna biru yang menggambarkan perubahan pH selama titrasi tersebut
dibandingkan dengan kurva titrasi HCl dengan NaOH yang berwarna merah.
titrasi ch3cooh dengan naoh
Kurva titrasi CH3COOH dengan NaOH dan titrasi HCl dengan NaOH
(Sumber: McMurry, John E., Fay, Robert C., & Robinson, Jill K. 2016. Chemistry (7th edition). New Jersey:
Pearson Education, Inc.)
Lonjakan perubahan pH pada sekitar titik ekivalen lebih kecil, hanya sekitar 3 satuan, yaitu dari pH ±7
hingga pH ±10
Indikator yang digunakan: fenolftalein. Metil merah tidak dapat digunakan karena perubahan warnanya
terjadi jauh sebelum tercapai titik ekivalen.
Sebagai contoh, 40 mL larutan NH3 0,1 M ditetesi dengan larutan HCl 0,1 M sedikit demi sedikit. Berikut
ditampilkan kurva titrasi yang menggambarkan perubahan pH selama titrasi tersebut
(Sumber: McMurry, John E., Fay, Robert C., & Robinson, Jill K. 2016. Chemistry (7th edition). New Jersey:
Pearson Education, Inc.)
Lonjakan perubahan pH pada sekitar titik ekivalen hanya sedikit, sekitar 3 satuan, yaitu dari pH ±7 hingga
pH ±4
Indikator yang digunakan: metil merah. Fenolftalein tidak dapat digunakan karena perubahan warnanya
terjadi jauh sebelum tercapai titik ekivalen.
Perhitungan Konsentrasi Larutan Asam/Basa pada Titrasi Asam Basa
1. Menuliskan persamaan reaksi netralisasi yang terjadi, misal antara larutan asam A dengan larutan
basa B
aA + bB \rightarrow cC + dD + ...
2. Menyatakan perbandingan jumlah mol asam A dan basa B yang bereaksi agar tepat habis bereaksi
n_A : n_B = a : b
n_A = M_A V_A n_B = M_B V_B M_A V_A : M_B V_B = a : b \frac{M_A V_A}{M_B V_B} = \frac{a}{b}
Jika valensi dari asam A dan basa B yang bereaksi diketahui, konsentrasi larutan asam/basa juga dapat
dicari dengan rumus:
M_A \times V_A \times valensi_A = M_B \times V_B \times valensi_B
Contoh Soal 1
Berapa konsentrasi dari larutan asam asetat CH3COOH jika diketahui untuk titrasi 25 mL larutan
CH3COOH tersebut diperlukan 15 mL larutan NaOH 0,05 M agar mencapai titik ekivalen?
Jawab:
Contoh Soal 2
Sebanyak 40 mL larutan asam sulfat 0,25 M dititrasi dengan suatu basa bervalensi satu, dan ternyata
dibutuhkan 57 mL basa tersebut. Berapakah kemolaran basa yang digunakan tersebut?
Jawab:
Reaksi netralisasi terjadi antara asam sulfat H2SO4 (asam kuat bervalensi dua) dengan suatu basa
bervalensi satu.
Referensi
Brown, Theodore L. et al. 2015. Chemistry: The Central Science (13th edition). New Jersey: Pearson
Education, Inc.
Johari, J.M.C. & Rachmawati, M. 2009. Kimia SMA dan MA untuk Kelas XI Jilid 2. Jakarta: Esis.
McMurry, John E., Fay, Robert C., & Robinson, Jill K. 2016. Chemistry (7th edition). New Jersey: Pearson
Education, Inc.
Petrucci, Ralph H. et al. 2017. General Chemistry: Principles and Modern Applications (11th edition).
Toronto: Pearson Canada Inc.
Purba, Michael. 2006. Kimia 2B untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Retnowati, Priscilla. 2005. SeribuPena Kimia SMA Kelas XI Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Silberberg, Martin S. & Amateis, Patricia. 2015. Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change
(7th edition). New York: McGraw-Hill Education.
Larutan Penyangga
Stoikiometri
Struktur Atom
Leave a reply