Anda di halaman 1dari 93

PEMBEKALAN

PENGELOLAAN LINGKUNGAN PERTAMBANGAN


MINERAL DAN BATUBARA

Yogya, 11 Juli 2019


Kerusakan Lingkungan Hidup

Adalah perubahan langsung dan/atau


tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia,
dan/atau hayati lingkungan hidup yang
melampaui kriteria baku kerusakan
lingkungan hidup

2
Pencemaran Lingkungan Hidup

adalah masuk atau dimasukkannya


makhluk hidup, zat, energi, dan/atau
komponen lain ke dalam lingkungan
hidup oleh kegiatan manusia sehingga
melampaui baku mutu lingkungan hidup
yang telah ditetapkan.

3
Kenapa harus dilakukan pengelolaan lingkungan pada kegiatan
pertambangan ???

 Karena menimbulkan dampak terhadap


lingkungan

4
Kenapa harus dilakukan pemantauan lingkungan pada kegiatan
pertambangan ???

 Untuk mengetahui keberhasilan upaya


pengelolaan lingkungan terhadap perubahan
ekosistem

5
Mengapa lahan bekas tambang harus di reklamasi ?

1. Adanya lahan yang terganggu (lahan tambang, Lahan


timbunan, dan sarana penunjang lainnya)

2. Merubah bentang alam

3. Menimbulkan kerusakan lahan

4. Menimbulkan pencemaran air, udara, dan


tanah

5. Terganggunya ekosistem
RUANG LINGKUP

1. PENGELOLAAN LINGKUNGAN PERTAMBANGAN


a. PENGELOLAAN BATUAN PENUTUP
b. PENGENDALIAN EROSI DAN SEDIMENTASI
c. PEMBIBITAN
d. REKLAMASI
e. PASCATAMBANG
f. PENGELOLAAN LIMBAH TAMBANG
2. PEMANTAUAN LINGKUNGAN PERTAMBANGAN
3. KASUS LINGKUNGAN PERTAMBANGAN

2
PERLINDUNGAN LINGKUNGAN PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BATUBARA

STUDI KELAYAKAN (FS) + AMDAL/ + RR + RPT


(Teknis+Ekonomi+Lingkungan) UKL-UPL

KEGIATAN DAMPAK PENGELOLAAN PEMANTAUAN

Keberhasilan Keberhasilan Kasus


Reklamasi Pascatambang Lingkungan

ENVIRO AWARD KESDM/ Audit


PROPER LH Lingkungan

8
PERLINDUNGAN LINGKUNGAN MINERBA

KEGIATAN DAMPAK PENGELOLAAN PEMANTAUAN

 Eksplorasi - Perubahan - Inventarisasi tanaman - Bentang Alam


 Kontruksi bentang alam local - Kesetabilan lereng
 Operasi - erosi dan - Penimbunan TS+OB - Kualitas udara
Produksi: sedimentasi - Pengendalian erosi - Kualitas Air
- Persiapan - Penurunan dan sedimentasi - Kualitas Tanah
- Bukaan lahan Kualitas air - Pembibitan - Kebisingan
- Pengupasan & - Penurunan - Reklamasi - Getaran
penimbunan Kualitas tanah - Penyiraman jalan - Flora dan Fauna
TS+OB - Penurunan - Limbah bengkel dan - Sosekbud
- Penggalian kualitas udara sarana penunjang - Keberhasilan
- Pengangkutan - Kebisingan lainnya reklamasi
- Pengolahan - Getaran - Pascatambang - Keberhasilan
dan pemurnian - Terganggunya pascatambang
- Sarana keanekaragam - Alat pantau
penunjang an Hayati
- Perubahan
fungsi lahan
- Perubahan
Produktivitas
lahan
- Perubahan
Sosekbud
1
PENGELOLAAN LINGKUNGAN PERTAMBANGAN

2
Beberapa Aplikasi Good Mining Practice
 Eksplorasi dengan presisi tinggi
 Pemilihan teknologi yang tepat (recovery, dampak)
 Efisiensi penggunaan lahan
 Pengelolaan tanah pucuk/penutup, erosi,
sedimentasi, AAT
 Penggunaan air kerja, perlindungan sumber-sumber
air
 Penambangan tuntas
 Reklamasi segera
 Pelaksanaan Pascatambang
 Pemantauan lingkungan
8
EFISIENSI PENGGUNAAN LAHAN
• Penataan infrastruktur; efisiensi penggunaan lahan untuk
pembangunan sarana dan prasarana pertambangan
• Sistem back filling; sinkronisasi program penambangan
dan reklamasi
• Geometri timbunan optimal (in pit dump/out pit dump);
ketinggian, kemiringan, panjang lereng, penjenjangan
(benching)
• Sinkronisasi jadwal tahap kegiatan penambangan mulai
dari land clearing hingga penambangan
• Pemanfaatan lahan oleh masyarakat, atas lahan yang
belum direncanakan untuk ditambang

12
1a
PENGELOLAAN BATUAN PENUTUP

2
BATUAN/TANAH PENUTUP

Adalah batuan/tanah penutup yang menutupi secara

insitu mineral dan/atau batubara

14
PENGELOLAAN TANAH PENUTUP
DAN TANAH PUCUK
a. Identifikasi karakteristik tanah penutup:
• Uji sifat asam-basa batuan, sejak eksplorasi dan saat
penambangan
• Permodelan penyebaran batuan pembangkit asam dan
bukan pembangkit asam
b. Pengelolaan penimbunan batuan penutup:
• Geometri timbunan sesuai dengan kajian kestabilan
lerengnya.
• Pelapisan,pencampuran dan pemadatan
• Pengaturan drainase permukaan timbunan
• Pencegahan erosi dan sedimentasi (penanaman, kolam
pengendap, teknik sipil, dll)
c. Identifikasi jumlah dan kualitas tanah pucuk
d. Perlindungan dan perbaikan kualitas tanah pucuk
15
DAMPAK PENIMBUNAN TANAH PENUTUP

Dampaknya kegiatan penimbunan:


Erosi dan sedimentasi

Debu dan emisi gas buang mesin kendaraan

Longsor

Lahan menjadi tidak subur

Timbulnya air asam tambang


PENGELOLAAN TANAH PENUTUP

 Perencanaan tambang secara komprehensif


 Menejemen batuan penutup (overburden)
 Indentifikasi potensi air asam tambang untuk
pencegahan air asam tambang
 Penyiraman area kegiatan
 Penimbunan dilakukan sesuai rekomendasi geoteknik
 Pembuatan saluran drainase dan kolam pengendap
sedimen
AIR ASAM TAMBANG

PENCEGAHAN/
PEMBENTUK PENANGGULANGAN PENGENDALIAN

Mineral Prinsip pencegahan dan


pembentuk penanggulangan Pengapuran

Mineral Lahan basah (wet


penetral Pencegahan
land)

Uji AAT Pemantauan kualitas


Penanggulangan air
AIR ASAM TAMBANG (AAT)
Adalah: air yang bersifat asam akibat
oksidasi mineral sulfida pada kegiatan
pertambangan

Prinsip pencegahan dan penanggulangan:


hilangkan salah satu atau lebih unsur
pembentuk AAT, yaitu mineral sulfida,
oksigen atau air
MINERAL PEMBENTUK AAT

• Pirit (FeS2) • Kalkopirit (CuFeS2)


• Markasit (FeS2) • Molibdenit (MoS2)
• Kalkosit (Cu2S) • Sinabar (HgS)
• Kovelit (CuS) • Galena (PbS)
• Spalerit (ZnS)
MINERAL PENETRAL AAT
• Kalsit (100 %) CaCO3
• Siderit (116 %) FeCO3
• Rodokrosit (115 %) MnCO3
• Magnesit (84 %) MgCO3
• Witerit ( 196 %) BaCO3
• Ankerit (108 %) CaF (CO3)2
• Dolomit (92 %) MgCa (CO3)
• Malakit (74 %) CuCO3 (OH)2
• Manganit (88 %) MnOOH
• Limonit/Goetit (89 %) FeOOH
PREDIKSI DAN PENGUJIAN

• IDENTIFIKASI LAPANGAN:
– Oksidasi sulfida menghasilkan besi sulfat
berwarna kuning dan garam aluminium
berwarna putih yang menyelimuti batuan
– Pembentukan flokulan (endapan) besi
– pH tanah dan air yang rendah
PENCEGAHAN AAT
• Meniadakan salah satu atau lebih unsur pembentuk AAT
• Cara kering (pemisahan, penimbunan, pelapisan, dsb)
• Cara basah (wet land)

PENDEKATAN HIDROLOGI
• Prinsip: MENJAGA AGAR AIR TIDAK MENGALIRI
MATERIAL PIRIT
• Tempatkan timbunan di atas permukaan air tanah,
padatkan dan lapisi dengan liat
• Parit pengelak (diversion ditch) untuk mengurangi
infiltrasi
Pengendalian asam tambang di penimbunan batuan
PELAPISAN
• Pelapisan dengan tanah liat:
– Bentonit (efektif karena sifat mengembang
dan melapisi/menutup)
– stabilisasi dari erosi dan penetrasi akar
• Pelapisan dengan bahan sintetik:
– aspal
– tar
– semen
– plastik film
– geotekstil
MINIMALISASI OKSIGEN
• Pelapisan dengan lapisan pengkonsumsi oksigen
(tanah pucuk yang mengandung
mikroorganisme aktif) adalah strategi yang
baik untuk mengurangi O2 (segera).
• Pemadatan pada saat kontruksi
• Pemadatan pada permukaan dan lereng bagian
luar untuk mengurangi difusi O2 dan konveksi
udara ke dalam timbunan.
Jalur difusi oksigen banyak Tingkat difusi oksigen sangat
terdapat pada batuan penutup berkurang pada batuan penutup
yang kering yang telah dijenuhkan sebagian
BAKTERISIDA
• Surfaktan anion
• Asam organik pengawet makanan
• Percobaan dengan sodium lauril sulfat
(SLS) mampu mengurangi pembentukan
AAT hingga 60 - 90 % pada coal refuse
PENGENDALIAN (TREATMENT) AAT

• Penetralan dengan kapur atau bahan lain


• Penstabilan/pengendapan logam-logam
dan sulfida terlarut
PENGGUNAAN AIR KERJA DAN
PERLINDUNGAN SUMBER AIR
Air kerja adalah air yang digunakan dalam proses pengolahan
dan/atau pemurnian komoditas tambang mineral maupun batubara
Upaya pencegahan sumber air dan badan air dari pencemaran
• Pengelolaan air dari dalam dan dari luar wilayah kerja :
• Pembuatan Diversion ditch
• Pembuatan kolam pengendap
• Pengelolaan air sebelum keluar dari lokasi tambang
• Prinsip daur ulang; pemanfaatan kembali air limbah hasil
pengolahan dan pengurangan penggunaan reagen
• Minimalisasi penggunaan fresh water; keterbatasan tersedianya air
bersih di alam
• Mengurangi pengelolaan air limbah; minimalisasi buangan air kerja
ke perairan umum
• Sewage treatment; penggunaan limbah rumah tangga untuk
reklamasi/revegetasi.
32
1b
PENGENDALIAN EROSI DAN SEDIMENTASI

2
Mengapa Erosi Dikendalikan?

Dapat mengganggu kestabilan lereng

Dapat menghambat – menggagalkan


keberhasilan revegetasi

Biaya pengerukan sedimen di saluran drainase


meningkat
Mengapa Erosi Dikendalikan?

Kualitas air run off (TSS) menurun

Biaya pengolahan air limbah/run-off


meningkat

Biaya perawatan IPAL meningkat


(pengerukan sedimen)

Dapat menyebabkan pencemaran


lingkungan di badan air
PRINSIP-PRINSIP PENGENDALIAN EROSI
Menyesuaikan kegiatan pembangunan dengan kodisi topografi dan
tanah di daerah kegiatan

Membuat rencana kendali erosi dan sedimentasi sebelum dilakukan


kegiatan yang dapat mengganggu tanah

Sedapat mungkin mempertahankan tumbuhan alami

Meminimalkan luas dan lamanya tanah terbuka

Berupaya untuk menahan sedimen di lokasi/sumbernya

Mengalirkan air limpasan menjauh dari daerah yang terganggu

Meminimalkan panjang dan kemiringan lereng

Menstabilkan daerah terganggu sesegera mungkin


Memperlambat kecepatan air limpasan yang keluar dari lokasi

Melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan terhadap sarana kendali


erosi secara berkala 2
PENGENDALIAN EROSI DAN SEDIMENTASI
PRINSIP UMUM PENGENDALIAN EROSI

1. Menyesuaikan kegiatan pembangunan dengan kodisi topografi


dan tanah di daerah kegiatan
- Lakukan penilaian terhadap karakteristik fisik lapangan
yaitu topografi, tanah dan penyaliran.
- Manfaatkan kondisi topografi yang ada.
- Manfaatkan pola drainase alamiah.
2. Membuat rencana kendali erosi dan sedimentasi sebelum
dilakukan kegiatan yang dapat mengganggu tanah
- Dibuat oleh atau dengan bantuan tenaga ahli yang mampu
mengidentifikasi daerah-daerah yang akan mengalami
masalah erosi dan sedimentasi
- Harus dilaksanakan sesuai dengan rencana
3. Sedapat mungkin mempertahankan tumbuhan alami
- Pertahankan dan lindungi sampai pada saat
kegiatan penebasan benar-benar akan dilaksanakan
- Buat daerah penyangga di sekitar lokasi kegiatan

4. Meminimalkan luas dan lamanya tanah terbuka.


Buat jadwal pengupasan dan pembentukan lereng untuk
mengurangi luas daerah terganggu sampai pada tingkat
yang paling minimum

5. Berupaya untuk menahan sedimen di lokasi/sumbernya


- Sedimen dari lokasi kegiatan harus ditangkap
dengan kolam sedimen
- Kolam dan perangkap sedimen harus disiapkan
sebelum kegiatan konstruksi dimulai
6. Mengalirkan air limpasan menjauh dari daerah yang
terganggu
- Saluran pengelak harus digunakan untuk memotong
air larian dan mengalihkannya menjauhi daerah
kegiatan
- Saluran pengelak harus disiapkan sebelum
dilakukannya kegiatan

7. Meminimalkan panjang dan kemiringan lereng


- Lereng berteras, saluran dan penahan sedimen
harus digunakan untuk memotong aliran air pada
lereng yang curam dan panjang.
- Harus diterapkan upaya untuk memperlambat
kecepatan air larian.
8. Menstabilkan daerah terganggu sesegera mungkin
- Melakukan upaya stabilisasi seperti penanaman
tumbuhan penambatan, mulsa, kolam sedimen, anyaman
pengendali erosi , dll.
- Perbaikan dan pemeliharaan
9. Berupaya memperlambat kecepatan air limpasan yang
keluar dari lokasi kegiatan
- Mengurangi kecepatan air limpasan dengan menjaga
keberadaan tumbuhan penutup
- Membuang luapan air limpasan ke saluran alami
10. Melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan terhadap sarana
kendali erosi secara berkala
- Menugaskan seseorang yang bertanggung jawab
untuk melakukan pemeriksaan & pemeliharaan harian
- Melakukan pemeriksaan setelah terjadi banjir
- Melakukan perbaikan segera
METODA VEGETATIF
Penggunaan tanaman dan sisa-sisanya untuk mengurangi daya
rusak hujan yang jatuh ke permukaan tanah, mengurangi jumlah
dan daya rusak aliran permukaan.

METODA VEGETATIF MEMPUNYAI FUNGSI :

- Melindungi tanah terhadap daya perusak butir-butir air hujan


yang jatuh atau terhadap aliran air permukaan;
- Memperbaiki kapasitas infiltrasi tanah dan penahanan air
yang langsung mempengaruhi besarnya aliran permukaan.
METODA VEGETATIF
Penggunaan tanaman dan sisa-sisanya untuk mengurangi daya
rusak hujan yang jatuh ke permukaan tanah, mengurangi jumlah
dan daya rusak aliran permukaan.

METODA VEGETATIF MEMPUNYAI FUNGSI :

- Melindungi tanah terhadap daya perusak butir-butir air hujan


yang jatuh atau terhadap aliran air permukaan;
- Memperbaiki kapasitas infiltrasi tanah dan penahanan air
yang langsung mempengaruhi besarnya aliran permukaan.
METODE TEKNIK SIPIL
Perlakuan mekanis yang diberikan terhadap tanah dan
untuk mengurangi aliran permukaan dan erosi serta
meningkatkan kemampuan penggunaan tanah.

METODE TEKNIK SIPIL BERFUNGSI


- Memperlambat aliran permukaan;
- Menampung dan menyalurkan aliran permukaan
dengan kekuatan yang tidak merusak;
- Memperbesar infiltrasi air ke dalam tanah;
- Penyediaan air bagi tanaman.
SARANA YANG TERMASUK
METODE TEKNIK SIPIL ADALAH :

- Saluran permukaan / saluran pengelak


- Saluran bawah tanah
- Gabion
- Penahan tebing
- Geotekstil
- Penghalang sedimen
- Dam penghambat
- Penangkap sedimen
- Rip-rap
Pengendalian Erosi & Sedimentasi

Sistem Drainase Kolam Sedimen Drop Structure Cover Croping & Turap

Guludan Terasiring Rip Rap Gabion

Check Dam
45
1c
PEMBIBITAN

2
3. PEMBIBITAN
Tanaman

1. Jenis bibit yang dikembangkan campuran


eksotik dan lokal
2. Jumlah bibit yang disiapkan ≥ 120%
3. Terdapat Fasilitas Sistem Drainase,
Penanganan media tumbuh,Penanganan
dan penyimpanan benih,Pengatur
cahaya/naungan,Fasiltas rumah
kaca,Fasilitas Produksi stek,Gedung
sarana dan prasarana, Penyiraman
tanaman

47
Pembibitan

Drainase Rumah Kaca

Rumah Kompos

48
1d
REKLAMASI

2
Mengapa lahan bekas tambang harus di reklamasi ?

1. Adanya lahan yang terganggu (lahan tambang, Lahan


timbunan, dan sarana penunjang lainnya)

2. Merubah bentang alam

3. Menimbulkan kerusakan lahan

4. Menimbulkan pencemaran air, udara, dan


tanah

5. Terganggunya ekosistem
REKLAMASI
RUANG LINGKUP
Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang
tahapan usaha pertambangan untuk menata, memulihkan,
dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar
dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya

• Pemulihan lahan bekas tambang untuk memperbaiki


lahan yang terganggu ekologinya

• Mempersiapkan lahan bekas tambang yang sudah


diperbaiki ekologinya untuk pemanfaatan selanjutnya
Sasaran reklamasi adalah terciptanya lahan bekas
tambang yang kondisinya aman, stabil dan tidak mudah
tererosi sehingga dapat dimanfaatkan kembali seusai
dengan peruntukannya.

Perencanaan Reklamasi :
• Harus sesuai dengan tata ruang (tata guna lahan
pasca tambang)
• Harus sudah disiapkan sebelum operasi tambang
• Program terpadu dengan operasi penambangan.
• Dilaksanakan sesegera mungkin
PERENCANAAN REKLAMASI
• Pemerian lahan
• Peta rencana reklamasi
• Peralatan/jadwal pelaksanaan
PENAMBANGAN TUNTAS
DAN REKLAMASI SEGERA
Kata kunci:
 Penyelesaian penambangan pada suatu blok cadangan sesuai
dengan jumlah dan kualitas cadangan yang ada.
 Tidak menunda penambangan karena heterogenitas kualitas
cadangan
 Manajemen stockpile (dalam rangka blending) untuk memenuhi
spesifikasi pasar dan umpan pabrik pengolahan
 Perencanaan penambangan yang diikuti dengan perencanaan
reklamasi
 Pelaksanaan reklamasi segera setelah penyelesaian penambangan
pada suatu blok/pit.
 Meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya (alat, bahan,
sarana, dan tenaga kerja), mengurangi biaya mob/demob
 Mencegah kerusakan lebih lanjut pada lahan terganggu yang telah
selesai ditambang
54
REKLAMASI

Tahapan Kegiatan Reklamasi Pertambangan


Penyiapan Lahan
Pengaturan Bentuk Lahan
Pengendalian Erosi dan Sedimentasi
Penebaran Lapisan Tanah Pucuk
Penanaman
Pemeliharaan dan pemantuan
PERENCANAAN REKLAMASI HARUS MEMPERHATIKAN

• Luas area reklamasi sebanding dengan luas yang dibuka


untuk tambang (sesuai dengan kemajuan tambang)
• Pengelolaan tanah pucuk
• Perbaikan pola drainase alamiah (Approximately Original
Contour/AOC)
• Mengembalikan kondisi lahan seperti keadaan semula
atau sesuai dengan tujuan penggunaan lahan
• Pengendalian erosi dan sedimentasi (selama dan sesudah
reklamasi)
• Memindahkan peralatan dan fasilitas yang sudah tidak
dipakai lagi dalam penambangan.
• Revegetasi (jika harus, dan pengendalian hama dan
penyakit)
• Pemeliharaan dan pemantauan hasil reklamasi.
PEMERIAN (DESKRIPSI) LAHAN
• Penelitian lapangan dan karakterisasi lahan untuk
mengetahui:
– Kondisi iklim
– Geologi
– Jenis tanah
– Bentuk lahan
– Air permukaan dan air tanah
– Flora dan fauna
– Penggunaan lahan
– Tata ruang
– Kondisi sosekbud.

• Data FS, AMDAL atau penelitian tersendiri.


PEMETAAN
• Skala yang memadai (1:5.000 atau yang lebih detil)
• Menggambarkan situasi pertambangan dan lingkungan,
misalnya:
– Kemajuan penambangan
– Timbunan tanah penutup, top soil, slag atau tailing
– Kolam pengendap
– Jalan dan sarana penunjanglainnya
– Revegetasi,dsb.
• Indeks dan legenda yang jelas
PERALATAN REKLAMASI
• Alat berat
• Manual
• Bahan (benih, pupuk, penunjang, dll)

REVEGETASI

• Pengadaan bibit/benih
• Penanaman
• Pemeliharaan
• Tingkat pertumbuhan tanaman
KEBERHASILAN REKLAMASI

 Penataan lahan dan penimbunan kembali lahan bekas


tambang
 Pengendalian erosi dan sedimentasi
 Penebaran tanah zona pengakaran
 Penanaman tanaman penutup
 Penanaman tanaman cepat tumbuh
 Penanaman tanaman jenis local
 Pengendalian air asam tambang
 Penutupan tajuk
 perawatan

60
1e
PASCATAMBANG

2
PASCATAMBANG

 Adalah Kegiatan terencana, sistematis, dan berlanjut


setelah akhir sebagian atau seluruh kegiatan usaha
pertambangan ubtuk memulihkan fungsi lingkungan alam dan
fungsi social menurut kondisi local di seluruh wilayah
pertambangan

62
Rencana Pascatambang
Memuat:
1. Tapak Bekas Tambang
2. Fasilitas Pengolahan dan atau Pemurnian
3. Fasilitas Penunjang
4. Sosial dan Ekonomi
5. Pemeliharaan dan Perawatan
6. Pemantauan
7. Lain-lain

63
BIAYA PASCATAMBANG

 Besarnya biaya pascatambang telah memperhitungkan


pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh pihak ketiga.

 Besarnya Jaminan Pascatambang dihitung berdasarkan


biaya langsung dan biaya tidak langsung.
 Jaminan Pascatambang dalam bentuk Deposito

64
1f
PENGELOLAAN LIMBAH TAMBANG

2
Pengelolaan Lingkungan
Sarana Penunjang

Pabrik Bengkel Kantor Jalan


1. Dibuat kolam
pengendap dan/atau Ijin penyimpanan sementara
1. Dibuat Drainase
kolam perangkap oli limbah B3 dari KLH Dibuat:
2. Pemisahan jenis
2. Dilakukan secara Dibuat: sampah 1. Drainase
rutin pengelolaan 1. Sistem Drainase 3. Dibuat IPAL 2. Jalur
(Pengerukan, 2. Kolam Perangkap Oli 4. Melakukan Hijau
pembersihan,Perbaik 3. Tempat Penampungan Limbah penanaman di
an,Perluasan) B3 3. Penyiram
sekeliling
3. Tempat 4. Pemisahan Jenis Sampah perkantoran an
Penampungan 5. Kolam Sedimen
Limbah B3

1. Dilakukan pengelolaan sampah secara terpadu.


2. Pengelolaan terhadap tanah yang tercemar oleh minyak
3. Dilakukan perawatan pada fasilitas pengelolaan (kolam pengendap dan/atau kolam perangkap
oli) yang terdapat di sarana penunjang

66
2
PEMANTAUAN LINGKUNGAN

2
PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
PERTAMBANGAN

adalah upaya pemantauan komponen lingkungan hidup

yang terkena dampak akibat dari kegiatan pertambangan.


TUJUAN PEMANTAUAN
• Menyediakan informasi untuk evaluasi secara
periodik
• Menyediakan informasi untuk mengetahui adanya
perubahan di lapangan
• Mengetahui besarnya dampak dan
membandingkannya dengan prediksi dampak
• Meyakinkan bahwa perlindungan dan pengelolaan
lingkungan dilaksanakan secara optimal pada
seluruh lokasi kegiatan
MANFAAT PEMANTAUAN

• Pendeteksian secara dini dampak lingkungan


sehingga remediasi (penanggulangan) dapat
dilakukan secara efektif
• Menunjukkan kepatuhan/penaatan (compliance)
terhadap peraturan, standar, atau baku mutu
lingkungan
• Sebagai masukan atau umpan balik (feed back)
bagi kegiatan pengelolaan lingkungan
• Mengetahui trend dampak dan kualitas lingkungan
HAL-HAL YANG PERLU DIPANTAU

• Out put yang keluar setelah berinteraksi di dan


dengan kegiatan (limbah cair, limbah padat,
limbah pengolahan/tailing, dsb.)
• Komponen lingkungan yang terkena
dampak(kualitas udara, bentang alam, tanah, air
permukaan dan air tanah, flora, fauna,
sosekbud)
PEMANTAUAN KINERJA
• Pemantauan kinerja peralatan dan tenaga kerja
• Pemantauan lingkungan sesuai dengan dokumen RPL:
• Parameter (air, udara, tanah, biologi, dsb)
• Lokasi
• Frekuensi
• Metode
• Evaluasi hasil pemantauan:
• Untuk umpan balik bagi operasi kegiatan pertambangan
dan pengelolaan lingkungan (continual improvement)
• Bukti tingkat kepatuhan terhadap standar atau baku mutu
yang berlaku

72
6 ASPEK PENILAIAN LINGKUNGAN
PERTAMBANGAN MINERBA

• Pengelolaan Batuan Penutup

• Pengendalian Erosi dan Sedimentasi

• Penyediaan Sarana Pembibitan

• Reklamasi lahan bekas tambang

• Pengelolaan Sarana Penunjang

• Pemantauan Lingkungan

73
3
KASUS LINGKUNGAN PERTAMBANGAN

2
Kepmen ESDM No 1827/2018 Lampiran V D.7
PENANGGULANGAN PENCEMARAN DAN/ATAU
PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

a. Tata cara baku penanggulangan pencemaran dan /atau

perusakan lingkungan hidup yang disusun oleh KTT meliputi

- Penyiapan ketentuan dan prosedur

- Penyiapan personil dan tim yang berkompeten

- Penyiapan sarana, peralatan dan bahan

- Kesiapsiagaan dan tanggap darurat lingkungan

75
b. Upaya penanggulangan pencemaran dan/atau perusakan

lingkungan hidup yang dilakukan oleh KTT meliputi:

- Identifikasi sumber pencemaran dan/atau perusakan

lingkungan hidup beserta dampak yang ditimbulkan

- Tindakan perbaikan terhadap sumber pencemaran

dan/atau perusakan lingkungan hidup beserta dampak

yang ditimbukan

- Pemantauan dan evaluasi terhadap tindakan perbaikan

yang telah dilakukan

76
LAMPIRAN

2
Temuan Inspeksi Lingkungan
Temuan Inspeksi Lingkungan
Temuan Inspeksi Lingkungan
Temuan Inspeksi Lingkungan
Temuan Inspeksi Lingkungan
Temuan Inspeksi Lingkungan
Temuan Inspeksi Lingkungan
KASUS 1
KASUS 2
hardi_nur@yahoo.com
0811950556 92
Dengan penerapan tatacara pertambangan yang
baik dan benar, pengelolaan lingkungan dilakukan
segera pada sumber penyebab timbulnya dampak,
diharapkan perubahan lingkungan yang mungkin
terjadi dapat diminimalkan dan reklamasi areal
bekas kegiatan tambang sesuai peruntukannya
dapat terpenuhi.

Anda mungkin juga menyukai