Macroeconomics
Major: Management-1
1. Real GDP merupakan mengukur nilai output dari suatu periode tertentu yang
berdasarkan pada harga dasar/harga konstan. Pengukuran GDP reall dilakukan karena
adanya kesulitan untuk mengukur kinerja perekonomian apabila terjadi perubahan harga
dari waktu ke waktu.
Tingkat pertumbuhan real GDP diukur dengan cara:
Nominal GDP
Real GDP = ( ) X 100
GDP Deflator
Sebagai contoh :
Jika Real GDP Indonesia pada tahun 2006 sebesar 110 triliun dan tahun 2005 100 triliun
maka dengan rumus itu dapat dihasilkan bahwa pertumbuhan real GDP pada tahun 2007
adalah 9.0 % selama pada tahun 2019
Selama menurunnya aktifitas bisnis, Real GDP jatuh dibawah potensialnya, dan
pengangguran meningkat. Pada tahun 1982, sebagai contoh, ekonomi AS menghasilkan
sekitar kurang $400 milyar dari ouput potensialnya. Ini menunjukkan hilangnya $5000
per keluarga selama periode satu tahun.
2. GDP ( Gross Domestic Product ) adalah nilai pasar Negara pada periode tertentu.
GDP pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit
usaha dala suatu Negara. GDP per kapita pun memiliki rumus, sebagai berikut :
GDP tahun x
GDP Per kapita = ( )
Jumlah Penduduk Tahun x
Ada dua cara untuk menghitung pendapatan per kapita, yaitu berdasarkan harga yang
sedang berlaku dan berdasarkan harga tetap (konstan). Jika kita menghitung berdasarkan
harga yang berlaku maka hasilnya disebut pendapatan per kapita nominal, sedangkan jika
dihitung berdasarkan harga tetap (konstan), hasilnya disebut pendapatan per kapita riil.
Pendapatan per kapita nominal adalah pendapatan per kapita yang tidak
memperhitungkan tingkat kenaikan harga atau inflasi. Sedangkan pendapatan per kapita
riil adalah pendapatan per kapita yang sudah memperhitungkan tingkat kenaikan harga
atau inflasi. Misalnya, negara M pada tahun 2000 pendapatan per kapita nominalnya
Rp1.000.000,-. Kemudian pada tahun 2001, pendapatan per kapita nominalnya naik tiga
kali lipat menjadi Rp3.000.000,-.
Kelemahan GDP per kapita adalah angka PDB per kapita tidak dapat memberikan
gambaran rinci tentang kondisi kemakmuran suatu Negara karena tidak memperhtikan
aspek distribusi pendapatan di Negara tersebut
4. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami pertumbuhan yang cukup bagus
dalam beberapa tahun terakhir ini. Menurut anda faktor-faktor apa saja yang membuat
perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup bagus itu? Berikan analisis
secara gamblang tentang hal ini!
5. Ada beberapa sumber pembiayaan investasi yang tersedia bagi sebuah negara. Sebutkan
dan jelaskan sumber-sumber pembiayaan investasi dimaksud termasuk keunggulan dan
kelemahannya masing-masing!
Adapun sumber-sumber modal yang digunakan untuk investasi pembangunan
suatu negara dapat berasal dari tiga sumber, yakni :
Keuntungan :
Kelemahan:
Beberapa kelemahan dalam investasi saham asing di Indonesia adalah mereka tidak
selalu menjanjikan kesuksesan dalam bidang ekonomi masyarakat, terutama para
penanam modal. Mungkin pada awalnya, adanya modal asing akan mendongkrak
kondisi saham dalam negeri yang melemah dan akhirnya mengalami peningkatan
dengan menjadikan saham asing sebagai taraf penanaman investasi saham. Namun
tidak selalu peningkatan terjadi dalam saham asing. Akibatnya, beberapa
pembangunan perusahaan nasional akan tersaingi dan bahkan akan menghambat
jalannya perusahaan bisnis dan saham beberapa perusahaan dalam negeri yang
seharusnya mengalami kemajuan dalam saham.
6. Selain sumber pembiayaan investasi seperti yang dimaksud pada nomor 5 di atas,
mencetak uang (print money) merupakan salah satu sumber pembiayaan investasi.
Namun, cara ini jarang sekali dilakukan oleh suatu negara. Jelaskan apa alasannya!
Mengakibatkan inflasi
Intinya kita tidak bisa sembarangan mencetak uang sebanyak-banyaknya karena hal itu
bisa mengakibatkan kenaikan harga barang dan penurunan nilai uang itu sendiri, atau
biasa disebut sebagai inflasi. Dalam sebuah pasar banyaknya jumalah uang yang beredar
dan jumlah barang yang diburuhkan haruslah seimbang. Jika pemerintah mencetak terlalu
banyak uang, maka kita akan memiliki lebih banyak uang dan tentunya akan membuat
kemampuan membeli semakin tinggi akibatnya jumlah barang yang kita ingin beli
berkurang dan harganya pun ikut menyesuaikan. Hal itu tidak akan mengubah apapun
kecuali menurunkan nilai uang itu sendiri sehingga semakin lama, nilainya semakin tidak
berharga karena jumlahnya yang terlalu banyak.
Faktanya, banyak negara pernah terkena inflasi parah akibat terlalu banyak mencetak
uang, salah satunya adalah negara Jerman setelah kalah pada perang dunia pertama.
Mereka harus membayar kerugian perang. Saking tidak berharganya uang disana di pakai
untuk mainan, menyalakan apai kompor, sampai hiasan dingding di rumah. Selain itu
Zimbabwe juga pernah mengalami inflasi yang sangat tinggi. Saking parahnya, harga
sebuah telur bisa mencapai miliaran dolar Zimbabwe. Hungaria juga pernah mengalami
hal yang sama setelah perang dunia kedua, dimana negara tersebut pernah memiliki
kertas uang bernilai satu miliar triliun menjadikan inflasi terparah sepanjang sejarah.