PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
merupakan peristiwa alamiah, kadang kala kehamilan dan persalinan disertai risiko
berupa komplikasi baik untuk ibu maupun bayinya. Komplikasi yang sering terjadi
kehamilan, persalinan dan nifas merupakan masalah kesehatan utama bagi kesehatan
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah
satu indikator pembangunan kesehatan dalam RPJMN 2015-2019 dan SDGs. Menurut
data SDKI, Angka Kematian Ibu sudah mengalami penurunan pada periode tahun
1994- 2012 yaitu pada tahun 1994 sebesar 390 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 1997
sebesar 334 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2002 sebesar 307 per 100.000 kelahiran
hidup, tahun 2007 sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup namun pada tahun 2012 ,
Angka Kematian Ibu meningkat kembali menjadi sebesar 359 per 100.000 kelahiran
hidup. Untuk AKB dapat dikatakan penurunan on the track (terus menurun) dan pada
SDKI 2012 menunjukan angka 32/1.000 KH (SDKI 2012). Dan pada tahun 2015,
berdasarkan data SUPAS 2015 baik AKI maupun AKB menunjukan penurunan yaitu
AKI 305/ 100.000 KH dan AKB 22,23/ 1000 KH, Kemkes RI (2016). Demikian pula
dengan angka kematian Ibu turun menjadi 4912 di tahun 2016 dan di tahun 2017
1
Data WHO tahun 2005 menunjukan penyebab kematian maternal antara lain
perdarahan (25%), infeksi (15%), aborsi yang tidakaman (13%), eklampsia (12%),
persalinan yang buruk (8%), penyebab obstetric langsung lainnya (8%), dan penyebab
tidak langsung (20%). Kematian ibu di Indonesia sebagian besar terjadi pada saat
kehamilan, persalinan dan nifas sebesar 90% pada tahun 2009. Penyebab langsung
kematian ibu adalah perdarahan sebesar 28%, eklamsia sebesar 24%, infeksi sebesar
11%. Penyebab tidak langsung adalah kurang energi kronik selama kehamilan sebesar
37% dan anemia 3 kehamilan sebesar 40% (Depkes RI, 2010) dalam Mardiani (2016).
Faktor lain yang melatarbelakangi kematian ibu adalah kondisi tiga terlambat, yakni
dan terlambat sampai di fasilitas kesehatan pada saat dalam keadaan emergensi
(Kemenkes RI, 2011). Oleh karena itu perlu adanya pencegahan, deteksi dan
mengancam jiwa ibu dan bayinya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
Persiapan persalinan dapat dilakukan pada trimester III kehamilan (Kusmiati, dkk,
2009).
Kehamilan trimester III sering kali disebut periode menunggu dan waspada
karena ibu sudah merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya dan mulai khawatir
dengan diri dan bayinya pada saat melahirkan. Pada saat itu juga merupakan saat
persiapan aktif untuk menunggu kelahiran bayi dan menjadi orang tua (Sofie, 2015).
2
Persiapan persalinan merupakan bagian terpenting dari proses persalinan yang
fisik, psikologis dan materi. Persiapan fisik merupakan persiapan yang berhubungan
dengan aspek persiapan tubuh untuk mempermudah persalinan dan laktasi, persiapan
psikologis adalah persiapan yang berhubungan dengan ketahanan mental terhadap rasa
takut dan kecemasan serta aspek kognitif tentang persalinan sedangkan persiapan
materi merupakan persiapan ibu dan keluarga untuk mendukung kelancaran persalinan
dari aspek finansial (Christina, 2012). Selain itu menurut Fandiar (2017) Ibu hamil
Trimester ketiga disebut juga sebagai periode menunggu dan waspada sebab
ibu sudah mulai merasa tidak sabar untuk kelahiran janinnya. Adanya gerakan janin
dan semakin membesarnya perut pada periode trimester ini membuat ibu harus
memiliki persiapan fisik mau pun psikologis menjelang kelahiran janinnya. Trimester
3 tiga ini menjadi periode penting bagi ibu untuk mendapat pengetahuan mengenai
penyebab angka kematian ibu (AKI). Adanya angka kematian ibu di Indonesia terkait
dengan adanya faktor penyebab langsung dan faktor tidak langsung. Faktor langsung
kematian ibu di Indonesia didominasi oleh komplikasi kehamilan seperti eklamsia dan
3
kematian ibu disebabkan oleh banyaknya kasus kurangnya pengetahuan ibu tentang 4
tanda bahaya persalinan dan mengambil keputusan, terlambat dirujuk dan terlambat
kematian ibu sebanyak 32,2% akibat penyebab tidak langsung (Badan Penelitian dan
diakibatkan oleh penyebab tidak langsung terjadi sebanyak 48 kasus pada tahun 2014
Menurut Rashad dan Essa (2010) tindakan yang tepat dapat menghindarkan
ibu hamil dari penyebab kematian maternal yang dapatdicegah. Tindakan dalam bentuk
perawatan kehamilan yang dapat dilakukan dapat berupa antenatal care, menjaga
kebersihan diri, memenuhi kebutuhan nutrisi, melakukan aktivitas fisik dan aktivitas
seksual sewajarnya, tidur dan istirahat yang cukup, dan lain sebagainya (Bobak,
bahwa pada bulan Oktober 2018 terdapat kunjungan ibu hamil trimester ke III, bulan
November 2018 terdapat 54 terdapat kunjungan ibu hamil trimester ke III, dan pada
bulan Desember 2018 terdapat 46 kunjungan ibu hamil trimester ke III. Untuk
4
B. Rumusan Masalah Studi Kasus
1. Tujuan umum
Adapun tujuan umm dalam studi kasus ini yaitu mendeskripsikan asuhan
2. Tujan khusus
persiapan persalinan
D. Manfaat
1. Manfaat Praktis
5
a. Penulisan studi kasus ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dalam kebijakan
mutu pelayanan kesehatan pada ibu hamil atau antenatal care sesuai dengan standar
operasional prosedur
b. Penulisan studi kasus ini dapat digunakan sebagai acuan dalam peningkatan mutu
pelayanan kesehatan pada ibu hamil atau I (ANC) dan meningkatkan asuhan
2. Manfaat Teoritis
6
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Persalinan
1. Definisi Persalinan
Persalinan adalah kejadian fisiologis yang normal terjadi dalam hidup seorang
wanita. Persalinan merupakan proses pengeluaran janin, plasenta, dan membran dari
dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembukaan dan pembesaran
pada serviks sebagai kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi, dan kekuatan yang
teratur. Mula-mula kekuatan yang muncul sangat kecil dan kemudian terus meningkat
sampai pada puncak pembukaan yang lengkap sehingga janin siap untuk dikeluarkan
dari rahim ibu. Persalinan normal adalah proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri
tanpa bantuan alat-alat medis serta tidak melukai ibu dan bayi, umumnya berlangsung
kurang dari 24 jam. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
kehamilan yang sudah cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit
adalah suatu kerja yang sangat keras, yang membuat calon ibu merasa tidak sanggup
bertahan sampai prosesnya selesai dan yang dibutuhkan di sini adalah sebanyak
2. Macam-Macam Persalinan
a. Persalinan normal
pengeluaran janin yang terjadi pada kelahiran cukup bulan (37-40 minggu), lahir
melalui jalan lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung
7
dalam 18-24 jam,persalinan dikatakan normal apabila tidak ada komplikasi dan
persalinan dilakukan dengan tenaga ibu sendiri dan Lama persalinan tidak boleh
bantuan tenaga dari luar, dapat disebut juga dengan persalinan luar biasa (abnormal)
yaitu persalinan dengan bantuan alat-alat atau melalui dinding perut atau dengan
bersatunya sel telur (ovum) dan sperma. Proses kehamilan (gestasi) berlangsung
selama 40 minggu atau 280 hari di hitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Usia
kehamilan sendiri adalah 38 minggu, karena dihitung mulai dari tanggal konsepsi
(tanggal bersatunya sel sperma dengan telur) yang terjadi dua minggu setelahnya
dengan inti sel telur. Proses fertilisasi ini dapat terjadi di bagian ampula tuba falopi atau
uterus yang berhasil menemukan ovum akan merusak korona radiata dan zona pelusida
yang mengelilingi membran sel ovum, lalu spermatozoa akan melepaskan enzim.
Enzim dari banyak spermatozoa akan merusak korona radiata dan zona pelusida
ovum langsung berubah sehingga spermatozoa lain tidak. Spermatozoa menuju masa
apa saja uang berbentuk telur yang ditemuinya, dan hanya sedikit yang mencapai ovum
8
dalam ovum, bagian ekor akan ditinggalkan. DNA dalam nukleus spermatozoon akan
dilepaskan dari kepala, memicu pembelahan miosis akhir pada kromosom wanita.
Bersatunya inti spermatozoon dan inti sel telur akan tumbuh menjadi zigot. Zigot
mengalami pertumbuhan dan perkembangan melalui 3 tahap selama kurang lebih 280
(7minggu berikutnya), dan periode fetus (7 bulan berikutnya). Selama 2-4 hari pertama
setelah fertilisasi, zigot berkembang dari satu sel menjadi kelompok 16 sel (morula).
Morula kemudian tumbuh dan berdiferesiasi menjadi 100 sel. Selama periode ini zigot
berjalan di sepanjang tuba falopi,setelah itu masuk ke uterus dan tertanam dalam
a. Trimester pertama (minggu 0-12) Dalam fase ini ada tiga periode penting
(Kusmiyati, 2009).
1) Periode germinal (minggu 0-3). Proses pembuhan telur oleh sperma yang terjadi
pada minggu ke-2 di hari pertama menstruasi terakhir. Telur yang sudah di buahi
sperma bergerak dari tuba falopi dan menempel di dinding uterus (endrometrium).
2) Periode embrionik (minggu 3-8). Proses dimana sistem saraf pusat, organ organ
utama dan struktur anatomi mulai tebentuk seperti mata, mulut dan lidah mulai
terbentuk, sedangkan hati mulai memproduksi sel darah. Janin mulai berubah dari
3) Periode fetus (minggu 9-12). Periode dimana semua organ penting terus bertumbuh
dengan cepat dan saling berkaitan dan aktivitas otak sangat tinggi.
9
b. Trimester Ke-dua (minggu ke 12-24) Pada trimester kedua ini terjadi peningkatan
perkembangan janin. Pada minggu ke-18 kita bisa melakukan pemeriksaan dengan
kemungkinan bayi kembar. Jaringan kuku, kulit serta rambut berkembang dan
mengeras pada minggu ke-20 dan ke-21. Indra pengliatan dan pendengaran janin
mulai berfungsi. Kelopak mata sudah dapat membuka dan menutup. Janin (fetus)
Pada trimester ini semua oragan tumbuh dengan sempurna. Janin menunjukkan
aktivitas motorik yang terkoordinasi menendang atau menonjok serta dia sudah
mempunyai periode tidur dan bangun. Massa tidurnya jauh lebih lama dibandingkan
sembilan,janin mengambil posisi kepala di bawah dan siap untuk dilahirkan. Berat bayi
lahir anatara 3kg sampai 3,5kg dengan panajang 50cm (Kusmiyati, 2009)
1) Periode Germinal
Ovum yang kini berkembang menjadi blastosit, mencapau uterus sekitar hari ke-5
setelah fertilisasi. Di uterus, blastosit terletak dekat dengan endometrium selama satu
sampai dua hari untuk memungkinkan trofoblas menyekresi enzim proteolik yang
dapat dihidopi dan melanjutkan perkembangan nya. Penonjolan kecil seperti jari
10
tersebut disebut vili korionik primitif. Bebebrapa vili korionik ini akan berkembang
menjadi plasenta matur dan sisanya akan atrofi dan menjadi membran korionik yang
hari ke-11, setelah fertilisasi. Begitu tertanam, endometrium disebut desidua. Desidua
menjadi beberapa kali lebih tebal dibandingkan dengan endometrium tidak hamil
akibat peningkatan kadar hormon kehamilan dan desidua menghidupi ovum yang telah
2) Periode Embrionik
Begitu blastosit tertanam dalam disidua, maka ini disebut sebagai embrioni.
Tahapan embrio dimulai dari perkembangan masa sel sejak implementasi sampai
minggu ke-8 kehamilan. Embrio berkembang dengan sangat cepat. Tahap pertama
perkembangan embrio adalah pembentukan dua buah rongga tertutup yang saling
berdekatan satu sama lain yaitu rongga amnion dan yolk sac. Bagian embrio yang
terbentuk di antara kedua rongga ini disebut lempeng embrionik. Ada tiga lapisan sel
dan pembuluh darah serta beberapa organ dalam seperti ginjal dan organ reproduksi.
3) Lapisan dalam yang terdekat dengan yolk sac adalah endoderm. Endoderm akan
B. Kesiapan Persalinan
11
Kesiapan persalinan mempunyai beberapa hal menurut (Bobak, Lowdermilk,
1. Kesiapan Fisik
Kesiapan fisik berkaitan dengan masalah kondisi kesehatan ibu, dimana ibu
perlu menyiapkan kondisi fisik sebelum hamil. Ibu memahami berupa adanya
perubahan fisiologi sebelum terjadi persalinan kira-kira 2 minggu, dimana ibu akan
lebih mudah bernafas karena fundus uteri agak menurun berhubung kepala janin mulai
masuk ke dalam pintu atas pinggul (PAP), Ibu akan sering buang air kecil (BAK)
karena turunnya kepala janin ke dalam PAP yang menekan vesika urinaria serta ibu
Johnson, 2014).
Status gizi yang diperoleh ibu hamil merupakan asupan gizi seimbang yang
cukup sesuai dengan kebutuhan dan tidak menderita penyakit infeksi maupun penyakit
kronis lainnya yang dapat berpenaruh pada kondisi tubuh lainnya pada ibu hamil,
sehingga saat hamil seorang ibu lebih banyak daripada sebelum hamil (Direktorat
Kesiapan fisik lain yang perlu diperhatikan adalah dengan melakukan olahraga
misalnya senam hamil, karena seorang ibu hamil memerlukan fisik yang fit untuk
melahirkan. Kondisi fit ini ada hubungannya juga dengan ada atau tidaknya penyakit
berat yang diidap oleh calon ibu. Jika ditemukan riwayat darah tinggi atau asma berat,
kehamilan, sudah harus direncanakan kelahiran dengan operasi. Fungsi utama senam
12
hamil juga berfungsi untuk menghindari posisi bayi sungsang (Fedrico Patria, 2015).
Adapun upaya untuk mendukung kesiapan fisik ibu hamil, pemerintah menerapkan
dalam rangka peningkatan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam
meningkatkan cakupandan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan bayi baru
komplikasi yaitu mendapat pelayanan antenatal sesuai standar, ibu hamil dan keluarga
standar, mendapat pelayanan nifas sesuai standar, keluarga dapat menyiapkan biaya
pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan persalinan ibu. Adapun kegiatan dalam
program P4K ini meliputi pemeriksaan antenatal care, penyuluhan dan konseling KIA
2. Kesiapan Psikologis
yang akan dialami pada akhir kehamilannya saat persalinan terjadi. Salah satu yang
harus dipersiapkan ibu menjelang persalinan yaitu hindari kepanikan dan ketakutan dan
bersikap tenang, dimana ibu hamil dapat melalui saat-saat persalinan dengan baik dan
13
lebih siap serta meminta dukungan dari orang-orang terdekat, perhatian dan kasih
sayang tentu akan membantu memberikan semangat untuk ibu yang akan melahirkan.
Keluarga baik dari orang tua maupun suami merupakan bagian terdekat bagi calon ibu
yang dapat memberikan pertimbangan serta bantuan sehingga bagi ibu yang akan
melahirkan merupakan motivasi tersendiri sehingga lebih tabah dan lebih siap dalam
pemahaman seorang ibu hamil mendapat pengalaman sehingga ibu hamil dapat
komunikasi dan harapan suami dan anggota keluarga yang lain menjadi sumber
dukungan yang dibutuhkan ibu hamil untuk mendukung fungsi kesehatan keluarga
3. Kesiapan Finansial
Kesiapan finansial bagi ibu yang akan melahirkan merupakan suatu kebutuhan
yang mutlak harus disiapkan, dimana kesiapan finansial atau yang berkaitan dengan
kemampuan ibu untuk menyiapkan biaya persalinan, menyiapkan popok bayi dan
sebaiknya ibu sudah menganggarkan biaya untuk persalinan. Biaya bisa ibu atau
persalinan akan berlangsung. Selain anggaran biaya persalinan perlu juga menentukan
tempat kelahiran sesuai kemampuan kita, misalnya rumah bersalin atau di rumah
14
yang tepat dengan pertimbangan dalam memilih tempat bersalin dengan
setiap klinik atau rumah sakit memiliki ketentuan tarif yang beragam
mungkin akan berbeda dari yang dilakukan petugas kesehatan, namun penting untuk
keluarga ibu hamil. Ibu harus mengetahui adat istiadat, kebiasaan, tradisi dan tingkat
hidup yang kurang baik terhadap kehamilan, dan berusaha mencegah akibat
itu.Persiapan yang berhubungan dengan kebiasaan yang tidak baik sebelum kehamilan
untuk dihindari selama kehamilan terjadi. Faktor budaya sangat penting dimana
terdapat tradisi untuk membawa plasenta ke rumah, cara berperilaku yang benar selama
5. Kesiapan Materi
Menurut (Fedrico Patria, 2015) ibu dan suami maupun anggota keluarga harus
menyiapkan perlengkapan yang diperlukan untuk dibawa saat persalinan antara lain:
1. Meliputi peralatan mandi (seperti handuk besar, handuk kecil, sabun, pasta gigi,
2. Pakaian biasa yang mudah dicuci dan mudah digunakan untuk menyusui
15
6. Kaos kaki dan gurita perekat/tali
1. Peralatan mandi dan perawatan bayi seperti handuk bayi, sabun bayi, sampo bayi,
2. Pakaian bayi meliputi beberapa set baju bayi, topi/penutup kepala, kaos kaki dan
sarung tangan, popok, gurita bayi, selimut, bedongan dan gendongan bayi
Kesiapan Persalinan
1. Pengkajian
Pengkajian ibu hamil menurut Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar Departemen
b. Keluhan utama atau apakah ibu datang untuk memeriksakan kehamilan atau ada
d. Riwayat perkawinan
f. Riwayat kelahiran meliputi berapa kali hamil, anak yang lahir hidup, persalinan
16
persalinan atau pasca persalinan, riwayat hipertensi, nifas dan laktasi dan masalah-
baru terjadi dalam keluarga dan efeknya terhadap kehamilan dikaji, seperti :
a. Rencana antisipasi yang sedang disusun yang berkenaan dengan tanggung jawab
menjadi orang tua, pemulihan dari kehamilan dan melahirkan dan penatalaksanaan
fertilitas
d. Kesiapan orang tua bila terjadi kedaruratan, pemahaman ibu tentang tanda bahaya
e. Pemahaman ibu tentang proses persalinan serta apa yang harus dibawa saat
persalinan
f. Pemahaman ibu tentang cara mengendalikan rasa tidak nyaman selama persalinan
saat persalinan
j. Persiapan untuk anggota yang lain siapa yang akan mendampingi, siapa yang siaga
17
l. Persiapan untuk pulang ke rumah : tanyakan apakah ada kondisi ruang yang tenang
dan bersih untuk bayi, apakah ada persediaan kain, handuk dan pakaian bayi yang
a. Pemeriksaan Fisik
dilanjutkan sampai usia aterm, terutama untuk memastikan bagian presentasi, stase dan
dilatasi.
badan, penimbangan berat badan setiap kali periksa, pengukurn tekanan darah,
pengukuran lingkar lengan atas, pengukuran tinggi fundus uteri, penentuan letak janin
dan perhitungan denyut janin, penentuan status imunisasi tetanus dan toksoid (TT), dan
Pengkajian janin dilakukan sejak usia kandungan memasuki minggu ke-32, identifikasi
presentasi, posisi, dan engagement janin dengan bantuan maneuver Leopold yang
dilakukan setiap minggu. Kemudian dilakukan pemeriksaan tinggi fundus uteri yang
diukur pada setiap kunjungan. Ukuran dan besar (berat) uterus dibandingkan dengan
b. Pemeriksaan Laboratorium
hematokrit darah. Pemeriksaan tes darah diulang sesuai dengan kebutuhan seperti
18
kebutuhan tes untuk mendeteksi penyakit sifilis, hitung darah lengkap meliputi
toksoplasmosis, anti-Rh, AIDS), sel sabit, dan kadar asam folat jika ada indikasi.
Apabila pemeriksaan tidak dilakukan pada awal kehamilan, maka pada wanita yang
apusan serviks dan vagina diulang ada minggu ke-32 atau sesuai dengan kebutuhan
untuk mendeteksi adanya organism Chlamydia, gonore, herpes simpleks tipe 1 dan tipe
2 dan streptokokus.
Kesehatan R I (2015) meliputi tes golongan darah untuk mempersiapkan donor bagi
ibu hamil bila diperlukan, tes hemoglobin untuk mengetahui tanda gejala anemia pada
ibu, tes pemeriksaan urine, dan tes pemeriksaan darah lainnya sesuai indikasi seperti
2. Diagnosa Keperawatan
respon individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan actual maupun
individu, keluarga, atau komunitas pada masalah kesehatan atau risiko masalah
kesehatan atau pada proses kehidupan yang merupakan bagian vital dalam menentukan
19
asuhan keperawatan yang sesuai untuk membantu klien mencapai kesehatan yang
optimal (Tim Pokja SDKI PPNI, 2017). Diagnosa keperawatan pada ibu hamil
Tabel 1
Diagnosa Keperawatan
3. Perencanaan
intervensi yang komperehensif yang dilakukan oleh perawat yang meliputi baik aspek
Tabel 2
20
Rencana Tindakan Keperawatan Gambaran Asuhan Keperawatan pada Ibu
Primigravida Trimester III untuk Meningkatkan Kesiapan Persalinan
21
e. Memahami tentang 11. Diskusikan bersama pilihan
pilihan tempat kontrol nyeri
melahirkan 12. Ajarkan ibu tentang tanda dan
f. Ibu mengungkapkan gejala bahaya komplikas
kesiapan untuk 13. Eksplorasi mengenai rencana
persalinan persalinan seperti lingkungan
persalinan, yang akan membantu
persalinan, siapa yang akan
menemani ibu, jenis persalinan
dengan metode apa yang akan
digunakan dan rencana kepulangan
14. Jelaskan prosedur rutin yang
mungkin akan dilakukan selama
proses persalinan
15. Informasikan pada ibu pilihan
persalinan jika timbul komplikasi
Bimbing ibu dalam memilih
tempat persalinan
4. Implementasi
keperawatan langsung dan tidak langsung terhadap pasien (Potter & Perry, 2005).
persalinan sesuai dengan rencana tindakan keperawatan yang telah direncanakan secara
mengenai kehamilan
22
b. Pemberian pendidikan mengenai kehamilan, tanda bahaya kehamilan, dan
5. Evaluasi
pasien (Potter & Perry, 2005). Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang
sistematis dan terencaan tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan,
dilakukan dengan cara bersinambungan dengan melibatkan klien, keluarga, dan tenaga
dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan
terdapat kriteria hasil yang dievaluasi Menurut NOC (Nursing Outcome Classification)
1. Status maternal antepartum yang menunjukkan keadaan ibu dan janin sehat
Table 3
Evaluasi Keperawatan Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Ibu Primigravida
Trimester III Untuk Meningkatkan Kesiapan Persalinan
Kesiapan Keperawatan Evaluasi
23
Meningkatkan Kesiapan S :Pasien mengerti dan memahami tentang
pengetahuan kehamilan dan persalinan
O : - Pasien menunjukkan perilakukesehatan prenatal
- Status maternal antepartum normal
A:
- Tujuan tercapai apabila respon pasien sesuai
dengan tujuan dan kriteria hasil
- Tujuan belum tercapai apabila respon pasien
tidak sesuai dengan tujuan yang telah
ditentukan
P:
- Pertahankan kondisi pasien apabila tujuan
tercapai
- Lanjutkan intervensi apabila terdapat tujuan
yang belum mampu dicapai oleh pasien
BAB III
KERANGKA KONSEP
24
A. Kerangka Konsep
Kerangka konseptual penelitian adalah kaitan atau hubungan antara konsep satu
dengan konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka konsep
didapatkan dari konsep ilmu/teori yang dipakai sebagai landasan penelitian (Setiadi,
2013).
= tidak diteliti
= diteliti
Gambar 1
Kerangka Konsep Gambaran Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Trimeseter ke III
dalam Pemenuhan Kebutuhan Persiapan Persalinan
25
B. Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Penelitian
merupakan operasionalisasi dari suatu konsep agar dapat diteliti secara empiris
memberikan nilai beda terhadap (benda, manusia, dll), (Setiadi, 2013). Variabel
penelitian studi kasus ini yaitu asuhan keperawatan pada ibu hamil trimester III
ini merupakan informasi ilmiah yang akan membantu penelitian lain yang ingin
semua variabel dan istilah yang akan digunakan dalam mengartikan makna
Table 4
Definisi Operasional Gambaran Asuhan Keperawatan pada Ibu
Trimester III untuk Meningkatkan persiapan persalinan
di Puskesmas II Melaya
26
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
adanya. Dalam penelitian ini deskriptif yang dimaksud adalah deskriptif kuantitatif
Studi Kasus ialah suatu serangkaian kegiatan ilmiah yang dilakukan secara intensif,
terinci dan mendalam tentang suatu program, peristiwa, dan aktivitas, baik pada tingkat
bertujuan untuk melakukan pengamatan dan non eksperimental serta kasus yang
dipelajari berupa menggambarkan asuhan keperawatan pada ibu trimester III untuk
bulan April 2018, dengan waktu pengumpulan data dilakukan selama 1 Minggu
27
a. Ibu trimester III dengan umur kehamilan 28-36 minggu
b. Ibu yang telah memasuki periode kehamilan trimester III usia 20-35 tahun.
2. Kriteria ekslusi dalam penelitian ini yaitu ibu trimester III yang memiliki
Fokus studi kasus dalam penelitian ini adalah asuhan keperawatan pada ibu
Pada studi kasus ini penyusunan bagian awal instrumen dituliskan karakteristik
riwayat kesehatan. Instrument data keperawatan yang digunakan pada penelitian ini
yaitu pengukuran yang berkaitan dengan fisiologis manusia berupa pemeriksaan fisik
kehamilan meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Melalui metode observasi
penelitian dilakukan. Sumber data lain dapat diperoleh dari hasil observasi
28
F. Metode Analisa Data
Metode dalam penelitian ini menggunakan analisis yang terdiri dari tiga
komponen yaitu pengumpulan data, mereduksi data dan penyajian data.Hasil observasi
oleh peneliti dan dokumentasi kemudian dilakukan analisa data dengan cara
membandingkan teori yang ada dengan fakta yang ada dilapangan kemudian
1. Pengumpulan Data
2. Mereduksi Data
29
DAFTAR PUSTAKA
30
31