Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Kehamilan dan persalinan merupakan suatu peristiwa alamiah. Walaupun

merupakan peristiwa alamiah, kadang kala kehamilan dan persalinan disertai risiko

berupa komplikasi baik untuk ibu maupun bayinya. Komplikasi yang sering terjadi

adalah perdarahan postpartum, eklamsia dan infeksi (WHO, 2013). Komplikasi

kehamilan, persalinan dan nifas merupakan masalah kesehatan utama bagi kesehatan

wanita, karena merupakan penyebab terbesar kematian ibu dan bayi.

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah

satu indikator pembangunan kesehatan dalam RPJMN 2015-2019 dan SDGs. Menurut

data SDKI, Angka Kematian Ibu sudah mengalami penurunan pada periode tahun

1994- 2012 yaitu pada tahun 1994 sebesar 390 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 1997

sebesar 334 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2002 sebesar 307 per 100.000 kelahiran

hidup, tahun 2007 sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup namun pada tahun 2012 ,

Angka Kematian Ibu meningkat kembali menjadi sebesar 359 per 100.000 kelahiran

hidup. Untuk AKB dapat dikatakan penurunan on the track (terus menurun) dan pada

SDKI 2012 menunjukan angka 32/1.000 KH (SDKI 2012). Dan pada tahun 2015,

berdasarkan data SUPAS 2015 baik AKI maupun AKB menunjukan penurunan yaitu

AKI 305/ 100.000 KH dan AKB 22,23/ 1000 KH, Kemkes RI (2016). Demikian pula

dengan angka kematian Ibu turun menjadi 4912 di tahun 2016 dan di tahun 2017

(semester I) sebanyak 1712 kasus, Kemkes RI (2018).

1
Data WHO tahun 2005 menunjukan penyebab kematian maternal antara lain

perdarahan (25%), infeksi (15%), aborsi yang tidakaman (13%), eklampsia (12%),

persalinan yang buruk (8%), penyebab obstetric langsung lainnya (8%), dan penyebab

tidak langsung (20%). Kematian ibu di Indonesia sebagian besar terjadi pada saat

kehamilan, persalinan dan nifas sebesar 90% pada tahun 2009. Penyebab langsung

kematian ibu adalah perdarahan sebesar 28%, eklamsia sebesar 24%, infeksi sebesar

11%. Penyebab tidak langsung adalah kurang energi kronik selama kehamilan sebesar

37% dan anemia 3 kehamilan sebesar 40% (Depkes RI, 2010) dalam Mardiani (2016).

Faktor lain yang melatarbelakangi kematian ibu adalah kondisi tiga terlambat, yakni

terlambat dalam memeriksakan kehamilan, mengenal tanda bahaya dan mengambil

keputusan, terlambat dalam memperoleh pelayanan persalinan dari tenaga kesehatan,

dan terlambat sampai di fasilitas kesehatan pada saat dalam keadaan emergensi

(Kemenkes RI, 2011). Oleh karena itu perlu adanya pencegahan, deteksi dan

penanganan komplikasi secara dini, sebelum komplikasi menjadi kedaruratan yang

mengancam jiwa ibu dan bayinya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk

mengurangi bahkan mencegah terjadinya kematian adalah melakukan persiapan

persalinan. Ibu hamil diharapkan dapat mempersiapkan persalinannya dengan aman.

Persiapan persalinan dapat dilakukan pada trimester III kehamilan (Kusmiati, dkk,

2009).

Kehamilan trimester III sering kali disebut periode menunggu dan waspada

karena ibu sudah merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya dan mulai khawatir

dengan diri dan bayinya pada saat melahirkan. Pada saat itu juga merupakan saat

persiapan aktif untuk menunggu kelahiran bayi dan menjadi orang tua (Sofie, 2015).

2
Persiapan persalinan merupakan bagian terpenting dari proses persalinan yang

ditujukan untuk meningkatkan kesehatan optimal menjelang persalinan dan segera

dapat memberikan laktasi (Manuaba, 2012). Persiapan persalinan meliputi persiapan

fisik, psikologis dan materi. Persiapan fisik merupakan persiapan yang berhubungan

dengan aspek persiapan tubuh untuk mempermudah persalinan dan laktasi, persiapan

psikologis adalah persiapan yang berhubungan dengan ketahanan mental terhadap rasa

takut dan kecemasan serta aspek kognitif tentang persalinan sedangkan persiapan

materi merupakan persiapan ibu dan keluarga untuk mendukung kelancaran persalinan

dari aspek finansial (Christina, 2012). Selain itu menurut Fandiar (2017) Ibu hamil

trimester ke III perlu mengetahui tanda bahaya pada kehamilan.

Trimester ketiga disebut juga sebagai periode menunggu dan waspada sebab

ibu sudah mulai merasa tidak sabar untuk kelahiran janinnya. Adanya gerakan janin

dan semakin membesarnya perut pada periode trimester ini membuat ibu harus

memiliki persiapan fisik mau pun psikologis menjelang kelahiran janinnya. Trimester

3 tiga ini menjadi periode penting bagi ibu untuk mendapat pengetahuan mengenai

kebutuhan nutrisi selama kehamilan, kebutuhan aktivitas fisik, dan perawatan

kehamilan guna meningkatkan persiapan fisik maupun psikologis dalam menghadapi

persalinan (Depkes RI. 2007).

Ketidaksiapan ibu dalam menghadapi persalinan menjadi salah satu faktor

penyebab angka kematian ibu (AKI). Adanya angka kematian ibu di Indonesia terkait

dengan adanya faktor penyebab langsung dan faktor tidak langsung. Faktor langsung

kematian ibu di Indonesia didominasi oleh komplikasi kehamilan seperti eklamsia dan

infeksi, serta disebabkan oleh perdarahan. Sedangkan penyebab tidak langsung

3
kematian ibu disebabkan oleh banyaknya kasus kurangnya pengetahuan ibu tentang 4

tanda bahaya persalinan dan mengambil keputusan, terlambat dirujuk dan terlambat

ditangani (Departemen Kesehatan RI, 2008). Sedangkan di Indonesia terjadinya angka

kematian ibu sebanyak 32,2% akibat penyebab tidak langsung (Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan, 2013). Adapun angka kematian ibu di Bali yang

diakibatkan oleh penyebab tidak langsung terjadi sebanyak 48 kasus pada tahun 2014

(Dinkes Prov Bali, 2014).

Menurut Rashad dan Essa (2010) tindakan yang tepat dapat menghindarkan

ibu hamil dari penyebab kematian maternal yang dapatdicegah. Tindakan dalam bentuk

perawatan kehamilan yang dapat dilakukan dapat berupa antenatal care, menjaga

kebersihan diri, memenuhi kebutuhan nutrisi, melakukan aktivitas fisik dan aktivitas

seksual sewajarnya, tidur dan istirahat yang cukup, dan lain sebagainya (Bobak,

Lowdermilk, & Jensen, 1995/2005; Pillitteri, 2010).

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas II Melaya diketahui

bahwa pada bulan Oktober 2018 terdapat kunjungan ibu hamil trimester ke III, bulan

November 2018 terdapat 54 terdapat kunjungan ibu hamil trimester ke III, dan pada

bulan Desember 2018 terdapat 46 kunjungan ibu hamil trimester ke III. Untuk

membantu persiapan ibu trimester ke III di Puskesmas II Melaya dalam menghadapi

persalinan penulis tetarik menkaji studi kasus mengenai “Gambaran Asuhan

Keperawatan Ibu Hamil Trimester Ke 3 dalam Pemenuhan Kebutuhan Persiapan

Persalinan di Puskesmas II Melaya Tahun 2019”.

4
B. Rumusan Masalah Studi Kasus

Adapun rumusan masalah dalam studi kasus ini adalah bagaimanakah

Gambaran asuhan keperawatan ibu hamil trimester ke 3 dalam pemenuhan kebutuhan

persiapan persalinan di Puskesmas II Melaya tahun 2019?

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan umum

Adapun tujuan umm dalam studi kasus ini yaitu mendeskripsikan asuhan

keperawatan ibu hamil trimester ke 3 dalam pemenuhan kebutuhan persiapan

persalinan di Puskesmas II Melaya tahun 2019

2. Tujan khusus

a. Mengidentifikasi pengkajian keperawatan pada ibu trimester III untuk

meningkatkan persiapan persalinan

b. Mengidentifikasi diagnosa keperawatan pada ibu trimester III untuk meningkatkan

persiapan persalinan

c. Mengidentifikasi intervensi keperawatan pada ibu trimester III untuk

meningkatkan persiapan persalinan

d. Mengidentifikasi tindakan keperawatan sesuai dengan yang sudah direncanakan

pada ibu trimester III untuk meningkatkan persiapan persalinan

D. Manfaat

1. Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis dalam studi kasus ini yaitu:

5
a. Penulisan studi kasus ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dalam kebijakan

mutu pelayanan kesehatan pada ibu hamil atau antenatal care sesuai dengan standar

operasional prosedur

b. Penulisan studi kasus ini dapat digunakan sebagai acuan dalam peningkatan mutu

pelayanan kesehatan pada ibu hamil atau I (ANC) dan meningkatkan asuhan

keperawatan pada ibu hamil.

2. Manfaat Teoritis

Adapaun hasil penelitian ini dapat menjadi refrensi pengetahuan untuk

penulis selanjutnya terkait dengan asuhan keperawatan ibu hamil trimester ke 3

dalam pemenuhan kebutuhan persiapan persalinan

6
7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Persalinan

1. Definisi Persalinan

Persalinan adalah kejadian fisiologis yang normal terjadi dalam hidup seorang

wanita. Persalinan merupakan proses pengeluaran janin, plasenta, dan membran dari

dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembukaan dan pembesaran

pada serviks sebagai kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi, dan kekuatan yang

teratur. Mula-mula kekuatan yang muncul sangat kecil dan kemudian terus meningkat

sampai pada puncak pembukaan yang lengkap sehingga janin siap untuk dikeluarkan

dari rahim ibu. Persalinan normal adalah proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri

tanpa bantuan alat-alat medis serta tidak melukai ibu dan bayi, umumnya berlangsung

kurang dari 24 jam. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia

kehamilan yang sudah cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit

(Rohani,et al, 2011) Nolan,(2003) dalam penelitiannya mengatakan bahwa Persalinan

adalah suatu kerja yang sangat keras, yang membuat calon ibu merasa tidak sanggup

bertahan sampai prosesnya selesai dan yang dibutuhkan di sini adalah sebanyak

mungkin dukungan dari bidan dan pendukung kelahiran.

2. Macam-Macam Persalinan

a. Persalinan normal

Depkes RI (2004), mengatakan bahwa persalinan normal yaitu proses

pengeluaran janin yang terjadi pada kelahiran cukup bulan (37-40 minggu), lahir

melalui jalan lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung

7
dalam 18-24 jam,persalinan dikatakan normal apabila tidak ada komplikasi dan

persalinan dilakukan dengan tenaga ibu sendiri dan Lama persalinan tidak boleh

lebih dari 24 jam (Oxom, 2010).

b. Persalinan bantuan Mochtar (2011), menyatakan bahwa proses persalinan dengan

bantuan tenaga dari luar, dapat disebut juga dengan persalinan luar biasa (abnormal)

yaitu persalinan dengan bantuan alat-alat atau melalui dinding perut atau dengan

melakukan operasi caesarea

3. Proses Terjadinya Kehamilan

Proses kehamilan dimulai dengan terjadinya konsepsi. Konsepsi adalah

bersatunya sel telur (ovum) dan sperma. Proses kehamilan (gestasi) berlangsung

selama 40 minggu atau 280 hari di hitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Usia

kehamilan sendiri adalah 38 minggu, karena dihitung mulai dari tanggal konsepsi

(tanggal bersatunya sel sperma dengan telur) yang terjadi dua minggu setelahnya

(Sulistyawati, 2010:4). Fertilisasi pada manusia ini diawali dengan terjadinya

persetubuhan (koitus). Fertilisasi merupakan peleburan anatara inti spermatozoa

dengan inti sel telur. Proses fertilisasi ini dapat terjadi di bagian ampula tuba falopi atau

uterus yang berhasil menemukan ovum akan merusak korona radiata dan zona pelusida

yang mengelilingi membran sel ovum, lalu spermatozoa akan melepaskan enzim.

Enzim dari banyak spermatozoa akan merusak korona radiata dan zona pelusida

sehingga spermatozoa berhasil menembus membran sel ovum, konfigurasi membran

ovum langsung berubah sehingga spermatozoa lain tidak. Spermatozoa menuju masa

apa saja uang berbentuk telur yang ditemuinya, dan hanya sedikit yang mencapai ovum

sebenarnya. Spermatozoa dapat msuk. Hanya kepala spermatozoon yang masuk ke

8
dalam ovum, bagian ekor akan ditinggalkan. DNA dalam nukleus spermatozoon akan

dilepaskan dari kepala, memicu pembelahan miosis akhir pada kromosom wanita.

Bersatunya inti spermatozoon dan inti sel telur akan tumbuh menjadi zigot. Zigot

mengalami pertumbuhan dan perkembangan melalui 3 tahap selama kurang lebih 280

hari. Tahap-tahap ini meltiperiode implamantasi (7 hari pertama), periode embrionik

(7minggu berikutnya), dan periode fetus (7 bulan berikutnya). Selama 2-4 hari pertama

setelah fertilisasi, zigot berkembang dari satu sel menjadi kelompok 16 sel (morula).

Morula kemudian tumbuh dan berdiferesiasi menjadi 100 sel. Selama periode ini zigot

berjalan di sepanjang tuba falopi,setelah itu masuk ke uterus dan tertanam dalam

endomentrium uterus. Perkembangan Janin di Dalam Uterus (Sulistyawati, 2010).

a. Trimester pertama (minggu 0-12) Dalam fase ini ada tiga periode penting

pertumbuhan mulai dari periode germinal sampai periode terbentuknya janin

(Kusmiyati, 2009).

1) Periode germinal (minggu 0-3). Proses pembuhan telur oleh sperma yang terjadi

pada minggu ke-2 di hari pertama menstruasi terakhir. Telur yang sudah di buahi

sperma bergerak dari tuba falopi dan menempel di dinding uterus (endrometrium).

2) Periode embrionik (minggu 3-8). Proses dimana sistem saraf pusat, organ organ

utama dan struktur anatomi mulai tebentuk seperti mata, mulut dan lidah mulai

terbentuk, sedangkan hati mulai memproduksi sel darah. Janin mulai berubah dari

blastosit menjadi embrio berukuran 1,3cm dengan kepala yang besar.

3) Periode fetus (minggu 9-12). Periode dimana semua organ penting terus bertumbuh

dengan cepat dan saling berkaitan dan aktivitas otak sangat tinggi.

9
b. Trimester Ke-dua (minggu ke 12-24) Pada trimester kedua ini terjadi peningkatan

perkembangan janin. Pada minggu ke-18 kita bisa melakukan pemeriksaan dengan

ultrasonografi (USG) untuk mengecek kesempurnaan janin, posisi plasenta dan

kemungkinan bayi kembar. Jaringan kuku, kulit serta rambut berkembang dan

mengeras pada minggu ke-20 dan ke-21. Indra pengliatan dan pendengaran janin

mulai berfungsi. Kelopak mata sudah dapat membuka dan menutup. Janin (fetus)

mulai tampak sosok manusia dengan panjang 30cm (Kusmiyati, 2009).

c. Trimester Ketiga (minggu 24-40)

Pada trimester ini semua oragan tumbuh dengan sempurna. Janin menunjukkan

aktivitas motorik yang terkoordinasi menendang atau menonjok serta dia sudah

mempunyai periode tidur dan bangun. Massa tidurnya jauh lebih lama dibandingkan

masa bangun. Paru-paru berkembang pesat menjadi sempurna. Pada bulan ke

sembilan,janin mengambil posisi kepala di bawah dan siap untuk dilahirkan. Berat bayi

lahir anatara 3kg sampai 3,5kg dengan panajang 50cm (Kusmiyati, 2009)

1) Periode Germinal

Ovum yang kini berkembang menjadi blastosit, mencapau uterus sekitar hari ke-5

setelah fertilisasi. Di uterus, blastosit terletak dekat dengan endometrium selama satu

sampai dua hari untuk memungkinkan trofoblas menyekresi enzim proteolik yang

memecah permukaan endrometrium. Dengan cara mencerna dan mencairkan sel-sel

endometrium uterus. Blastosit tertanam ke dalam endometrium sehingga blastosit

dapat dihidopi dan melanjutkan perkembangan nya. Penonjolan kecil seperti jari

berkembangan di sekitar keseluruhan blastosit dan trofoblas, membantu proses

implantasi dan melekatkan blastosit dengan kuat ke dalam endometirum. Tonjolan

10
tersebut disebut vili korionik primitif. Bebebrapa vili korionik ini akan berkembang

menjadi plasenta matur dan sisanya akan atrofi dan menjadi membran korionik yang

memmbatasi janin dengan uterus. Implementasi plasenta sempurna normalnya pada

hari ke-11, setelah fertilisasi. Begitu tertanam, endometrium disebut desidua. Desidua

menjadi beberapa kali lebih tebal dibandingkan dengan endometrium tidak hamil

akibat peningkatan kadar hormon kehamilan dan desidua menghidupi ovum yang telah

dibuhai selama kehamilan.

2) Periode Embrionik

Begitu blastosit tertanam dalam disidua, maka ini disebut sebagai embrioni.

Tahapan embrio dimulai dari perkembangan masa sel sejak implementasi sampai

minggu ke-8 kehamilan. Embrio berkembang dengan sangat cepat. Tahap pertama

perkembangan embrio adalah pembentukan dua buah rongga tertutup yang saling

berdekatan satu sama lain yaitu rongga amnion dan yolk sac. Bagian embrio yang

terbentuk di antara kedua rongga ini disebut lempeng embrionik. Ada tiga lapisan sel

yang berkembang pada lempeng embrionik

1) Lapisan yang terdekat dengan rongga amnion,disebut ektoderm, akan berkembang

mmenjadi kulit dan sistem syaraf pusat embrio.

2) Lapisan tengah disebut mesoderm akan berkembang menjadi tulang otot,jantung

dan pembuluh darah serta beberapa organ dalam seperti ginjal dan organ reproduksi.

3) Lapisan dalam yang terdekat dengan yolk sac adalah endoderm. Endoderm akan

berkembang menjadi organorgan pencernaan,kelenjar dan membran mukosa

B. Kesiapan Persalinan

11
Kesiapan persalinan mempunyai beberapa hal menurut (Bobak, Lowdermilk,

2004) ada 4 hal yaitu : kesiapan fisik, psikologis, finansial,dan cultural:

1. Kesiapan Fisik

Kesiapan fisik berkaitan dengan masalah kondisi kesehatan ibu, dimana ibu

perlu menyiapkan kondisi fisik sebelum hamil. Ibu memahami berupa adanya

perubahan fisiologi sebelum terjadi persalinan kira-kira 2 minggu, dimana ibu akan

lebih mudah bernafas karena fundus uteri agak menurun berhubung kepala janin mulai

masuk ke dalam pintu atas pinggul (PAP), Ibu akan sering buang air kecil (BAK)

karena turunnya kepala janin ke dalam PAP yang menekan vesika urinaria serta ibu

merasakan adanya gambaran his palsu yaitu kadang-kadang perut mengejang(Joyce Y.

Johnson, 2014).

Status gizi yang diperoleh ibu hamil merupakan asupan gizi seimbang yang

cukup sesuai dengan kebutuhan dan tidak menderita penyakit infeksi maupun penyakit

kronis lainnya yang dapat berpenaruh pada kondisi tubuh lainnya pada ibu hamil,

sehingga saat hamil seorang ibu lebih banyak daripada sebelum hamil (Direktorat

Jendral Bina Gizi dan KIA, 2014).

Kesiapan fisik lain yang perlu diperhatikan adalah dengan melakukan olahraga

misalnya senam hamil, karena seorang ibu hamil memerlukan fisik yang fit untuk

melahirkan. Kondisi fit ini ada hubungannya juga dengan ada atau tidaknya penyakit

berat yang diidap oleh calon ibu. Jika ditemukan riwayat darah tinggi atau asma berat,

misalnya, berarti tidak bisa dilakukan persalinan normal.Sehingga sejak awal

kehamilan, sudah harus direncanakan kelahiran dengan operasi. Fungsi utama senam

hamil untuk membantu kelancaran proses persalinan, gerakan-gerakan pada senam

12
hamil juga berfungsi untuk menghindari posisi bayi sungsang (Fedrico Patria, 2015).

Adapun upaya untuk mendukung kesiapan fisik ibu hamil, pemerintah menerapkan

Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K). Program

Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) adalah suatu kegiatan

dalam rangka peningkatan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam

merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi yang

mungkin terjadi, termasuk perencanaan penggunaan KB pasca persalinan guna

meningkatkan cakupandan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan bayi baru

lahir (Depkes R.I, 2009)

Hasil yang diharapkan dalam perencanaan persalinan dan pencegahan

komplikasi yaitu mendapat pelayanan antenatal sesuai standar, ibu hamil dan keluarga

mempunyai rencana persalinan termasuk KB, mendapat pertolongan persalinan sesuai

standar, mendapat pelayanan nifas sesuai standar, keluarga dapat menyiapkan biaya

persalinan, kebersihan dan kesehatan lingkungan (sosial-budaya) ibu mendapat

pelayanan kontrasepsi pasca persalinan dan adanya kerjasama antara petugas

pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan persalinan ibu. Adapun kegiatan dalam

program P4K ini meliputi pemeriksaan antenatal care, penyuluhan dan konseling KIA

serta pencatatan pada buku KIA (Depkes R.I, 2009).

2. Kesiapan Psikologis

Ibu hamil umumnya belum mempunyai bayangan mengenai kejadian kejadian

yang akan dialami pada akhir kehamilannya saat persalinan terjadi. Salah satu yang

harus dipersiapkan ibu menjelang persalinan yaitu hindari kepanikan dan ketakutan dan

bersikap tenang, dimana ibu hamil dapat melalui saat-saat persalinan dengan baik dan

13
lebih siap serta meminta dukungan dari orang-orang terdekat, perhatian dan kasih

sayang tentu akan membantu memberikan semangat untuk ibu yang akan melahirkan.

Keluarga baik dari orang tua maupun suami merupakan bagian terdekat bagi calon ibu

yang dapat memberikan pertimbangan serta bantuan sehingga bagi ibu yang akan

melahirkan merupakan motivasi tersendiri sehingga lebih tabah dan lebih siap dalam

menghadapi persalinan. Dukungan dari suami dan keluarga untuk membantu

pemahaman seorang ibu hamil mendapat pengalaman sehingga ibu hamil dapat

mengantisipasi dan lebih baik dalam menghadapi kebutuhan ibu. Kebutuhan

komunikasi dan harapan suami dan anggota keluarga yang lain menjadi sumber

dukungan yang dibutuhkan ibu hamil untuk mendukung fungsi kesehatan keluarga

(Joyce Y. Johnson, 2014)

3. Kesiapan Finansial

Kesiapan finansial bagi ibu yang akan melahirkan merupakan suatu kebutuhan

yang mutlak harus disiapkan, dimana kesiapan finansial atau yang berkaitan dengan

penghasilan atau keuangan yang dimiliki untuk mencukupi kebutuhan selama

kehamilan berlangsung sampai persalinan. Kondisi ekonomi berkaitan dengan

kemampuan ibu untuk menyiapkan biaya persalinan, menyiapkan popok bayi dan

perlengkapan lainnya, persalinan memerlukan biaya yang tidak sedikit.Untuk itu,

sebaiknya ibu sudah menganggarkan biaya untuk persalinan. Biaya bisa ibu atau

keluarga anggarkan disesuaikan dengan tarif persalinan di tempat di mana rencana

persalinan akan berlangsung. Selain anggaran biaya persalinan perlu juga menentukan

tempat kelahiran sesuai kemampuan kita, misalnya rumah bersalin atau di rumah

dengan mendatangkan bidan.Perencanaan yang adekuat meliputi penentuan tempat

14
yang tepat dengan pertimbangan dalam memilih tempat bersalin dengan

mempertimbangkan jarak tempat bersalin dengan rumah, kualitas pelayanannya,

ketersediaan tenaga penolong, fasilitas yang dimiliki, kemampuan pembiayaan dimana

setiap klinik atau rumah sakit memiliki ketentuan tarif yang beragam

4. Kesiapan Sosial Budaya

Masalah budaya termasuk menangani masalah praktik dan keyakinan bahwa

mungkin akan berbeda dari yang dilakukan petugas kesehatan, namun penting untuk

keluarga ibu hamil. Ibu harus mengetahui adat istiadat, kebiasaan, tradisi dan tingkat

hidup yang kurang baik terhadap kehamilan, dan berusaha mencegah akibat

itu.Persiapan yang berhubungan dengan kebiasaan yang tidak baik sebelum kehamilan

untuk dihindari selama kehamilan terjadi. Faktor budaya sangat penting dimana

terdapat tradisi untuk membawa plasenta ke rumah, cara berperilaku yang benar selama

kehamilan dengan menjaga sikap dan perilaku

5. Kesiapan Materi

Menurut (Fedrico Patria, 2015) ibu dan suami maupun anggota keluarga harus

menyiapkan perlengkapan yang diperlukan untuk dibawa saat persalinan antara lain:

a. Kesiapan untuk ibu

1. Meliputi peralatan mandi (seperti handuk besar, handuk kecil, sabun, pasta gigi,

sikat gigi, sisir dan pembalut)

2. Pakaian biasa yang mudah dicuci dan mudah digunakan untuk menyusui

3. Beberapa set piyama (atasan berkancing)

4. Bra menyusui dan bantalan menyusui

5. Celana dalam secukupnya

15
6. Kaos kaki dan gurita perekat/tali

7. Setelan baju untuk pulang

b. Kesiapan untuk bayi

1. Peralatan mandi dan perawatan bayi seperti handuk bayi, sabun bayi, sampo bayi,

minyak telon, lotion dan bedak bayi.

2. Pakaian bayi meliputi beberapa set baju bayi, topi/penutup kepala, kaos kaki dan

sarung tangan, popok, gurita bayi, selimut, bedongan dan gendongan bayi

C. Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil Trimester III untuk Meningkatkan

Kesiapan Persalinan

1. Pengkajian

Pengkajian ibu hamil menurut Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar Departemen

Kesehatan RI ( 2007) meliputi :

a. Identifikasi ibu (nama, usia, pekerjaan, agama, dan alamat)

b. Keluhan utama atau apakah ibu datang untuk memeriksakan kehamilan atau ada

masalah lain yang berkaitan dengan kehamilan ibu.

c. Riwayat haid untuk mengetahui fungsi alat kandungan

d. Riwayat perkawinan

e. Riwayat kehamilan sekarang, meliputi HPHT, gerak janin, tanda-tanda bahaya

kehamilan, keluhan-keluhan yang lazim pada masa kehamilan, penggunaan obat-

obatan, dan kecemasan yang dirasakan ibu.

f. Riwayat kelahiran meliputi berapa kali hamil, anak yang lahir hidup, persalinan

tepat waktu, persalinan premature atau keguguran, perdarahan pada kehamilan,

16
persalinan atau pasca persalinan, riwayat hipertensi, nifas dan laktasi dan masalah-

masalah lain yang dialami

g. Riwayat kesehatan (penyakit yang pernah diderita).

h. Riwayat keluarga, sosial, ekonomi dan budaya

Menurut (Bobak, Lowdermilk, 2004) selama trimester ketiga peristiwa-peristiwa yang

baru terjadi dalam keluarga dan efeknya terhadap kehamilan dikaji, seperti :

a. Rencana antisipasi yang sedang disusun yang berkenaan dengan tanggung jawab

menjadi orang tua, pemulihan dari kehamilan dan melahirkan dan penatalaksanaan

fertilitas

b. Pemahaman ibu tentang perkembangan janin

c. Pemahaman ibu tentang kebutuhan keluarganya berkenaan dengan kehamilan

d. Kesiapan orang tua bila terjadi kedaruratan, pemahaman ibu tentang tanda bahaya

kehamilan serta kepada siapa ia harus melapor

e. Pemahaman ibu tentang proses persalinan serta apa yang harus dibawa saat

persalinan

f. Pemahaman ibu tentang cara mengendalikan rasa tidak nyaman selama persalinan

g. Rencana ibu untuk menghadiri salah satu kelas prenatal

h. Rencana ibu dan keluarga untuk menghadapi persalinan

i. Rencana tempat melahirkan, penolong persalinan, biaya persalinan, pendamping

saat persalinan

j. Persiapan untuk anggota yang lain siapa yang akan mendampingi, siapa yang siaga

dikeluarga ibu saat bersalin

k. Metode KB apa yang disetujui oleh keluarga

17
l. Persiapan untuk pulang ke rumah : tanyakan apakah ada kondisi ruang yang tenang

dan bersih untuk bayi, apakah ada persediaan kain, handuk dan pakaian bayi yang

bersih dan kering

a. Pemeriksaan Fisik

Selama pemeriksaan fisik trimester ketiga, meliputi pemeriksaansuhu, nadi,

pernafasan, tekanan darah dan berat badan dikaji kemudian dicatat.Periksa

kemungkinan tanda dan gejala yang mencurigakan selama selama pengkajian.

Pemeriksaan pelvis mengguan dimulai pada minggu ke-36 sampaike-38 dan

dilanjutkan sampai usia aterm, terutama untuk memastikan bagian presentasi, stase dan

dilatasi.

Standar pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil meliputi pengukuran tinggi

badan, penimbangan berat badan setiap kali periksa, pengukurn tekanan darah,

pengukuran lingkar lengan atas, pengukuran tinggi fundus uteri, penentuan letak janin

dan perhitungan denyut janin, penentuan status imunisasi tetanus dan toksoid (TT), dan

pemberian tablet penambah darah (Kementerian Kesehatan R I, 2015)

Pengkajian janin dilakukan sejak usia kandungan memasuki minggu ke-32, identifikasi

presentasi, posisi, dan engagement janin dengan bantuan maneuver Leopold yang

dilakukan setiap minggu. Kemudian dilakukan pemeriksaan tinggi fundus uteri yang

diukur pada setiap kunjungan. Ukuran dan besar (berat) uterus dibandingkan dengan

usia kehamilan yang sesungguhnya.

b. Pemeriksaan Laboratorium

Dibeberapa fasilitas kesehatan, pada setiap kunjungan dilakukan pemeriksaan

hematokrit darah. Pemeriksaan tes darah diulang sesuai dengan kebutuhan seperti

18
kebutuhan tes untuk mendeteksi penyakit sifilis, hitung darah lengkap meliputi

hematokrit, hemoglobin, dan hitung diferensial, skrinning antibody (rubella,

toksoplasmosis, anti-Rh, AIDS), sel sabit, dan kadar asam folat jika ada indikasi.

Apabila pemeriksaan tidak dilakukan pada awal kehamilan, maka pada wanita yang

berusia lebih dari 25 tahun, dilakukan pemeriksaan glukosa darah.Kemudian dilakukan

apusan serviks dan vagina diulang ada minggu ke-32 atau sesuai dengan kebutuhan

untuk mendeteksi adanya organism Chlamydia, gonore, herpes simpleks tipe 1 dan tipe

2 dan streptokokus.

Standar pemeriksaan laboratorium pada ibu hamil menurut Kementerian

Kesehatan R I (2015) meliputi tes golongan darah untuk mempersiapkan donor bagi

ibu hamil bila diperlukan, tes hemoglobin untuk mengetahui tanda gejala anemia pada

ibu, tes pemeriksaan urine, dan tes pemeriksaan darah lainnya sesuai indikasi seperti

malaria, HIV, dan sifilis.

2. Diagnosa Keperawatan

Menurut NANDA, diagnosa keperawatan adalah keputusan klinik mengenai

respon individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan actual maupun

potensial yang diidentifikasi oleh perawat serta memberikan intervensi-intervensi pada

respon individu tersebut untuk menjaga, menurunkan, membatasi, mencegah dan

menambah status kesehatan klien (NANDA Internasional, 2015).

Diagnosis keperawatan merupakan penilaian klinis terhadap pengalaman atau respon

individu, keluarga, atau komunitas pada masalah kesehatan atau risiko masalah

kesehatan atau pada proses kehidupan yang merupakan bagian vital dalam menentukan

19
asuhan keperawatan yang sesuai untuk membantu klien mencapai kesehatan yang

optimal (Tim Pokja SDKI PPNI, 2017). Diagnosa keperawatan pada ibu hamil

trimester III dengan kesiapan persalinan yaitu:

Tabel 1
Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Faktor yang Batasan Karakteristik


Berhubungan
Meningkatkan kesiapan Status kesehatan ibu dan Tanda mayor :
persalinan : janin sehat 1. Menyatakan keinginan
pola mempersiapkan, untuk menerapkan gaya
mempertahankan dan hidup yang tepat untuk
memperkuat proses persalinan
kehamilan dan persalinan 2. Menyatakan keinginan
untuk menerapkan
penatalaksanaan gejala
ketidaknyamanan selama
persalinan
3. Menyatakan rasa
percaya diri
Tanda Minor:
Menunjukkan perilaku proaktif
selama proses persiapan
persalinan

3. Perencanaan

Rencana tindakan keperawatan menurut NIC (Nursing Interventions

Classification)(2013) dan NOC(Nursing Outcome Classification) (2013) adalah suatu

intervensi yang komperehensif yang dilakukan oleh perawat yang meliputi baik aspek

fisiologis dan meliputi aspek psikososial.Rencana tindakan keperawatan meliputi

penanganan, pencegahan, dan promosi kesehatan untuk mencapai kriteria tertentu

berkaitan dengan perubahan status pasien.

Tabel 2

20
Rencana Tindakan Keperawatan Gambaran Asuhan Keperawatan pada Ibu
Primigravida Trimester III untuk Meningkatkan Kesiapan Persalinan

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan


1 2 3
Meningkatkan Kesiapan NOC Label : NIC Label :
Persalinan Definisi : 1. Status maternal 1. Instruksikan pasien tentang
pola mempersiapkan, antepartum: pentingnya melakukan
mempertahankan dan a. Ikatan emosional ke pemeriksaan kehamilan (Antenatal
memperkuat proses janin Care) secara teratur seperti :
kehamilan dan persalinan b. Perubahan berat a. monitor penambahan berat badan,
badan monitor tekanan darah, monitor
c. Status kognitif kadar glukosa dan protein urin,
d. Tekanan darah pemeriksaan kadar Hb,
e. Suhu tubuh pemeriksaan edema pada kaki,
f. Protein urin tangan dan wajah
g. Glukosa urin b. pengukuran tinggi fundus uteri
h. Glukosa darah dan bandingkan dengan umur
i. hemoglobin kehamilan, monitor DJJ (denyut
jantung janin), monitor gerak janin
2. Perilaku Kesehatan c. monitor status nutrisi pada ibu
Prenatal: 2. Anjurkan ibu untuk mengikuti
a. Memelihara kelas persiapan persalinan
penambahan berat 3. Anjurkan ibu untuk melakukan
badan yang sehat dan latihan fisik seperti senam hamil
intake nutrisi yang dan istirahat yang cukup
adekuat 4. Berikan bimbingan tentang
b. Mengikuti pendidikan adaptasi fisik dan psikologis
kelas prenatal selama kehamilan
c. Partisipasi dalam 5. Berikan bimbingan pada ibu untuk
latihan yang teratur mengelola perubahan terkait
d. kehamilan
3. Pengetahuan 6. Ajarkan ibu pola penambahan
kehamilan dan berat badan yang sehat
persalinan: 7. Diskusikan perubahan gambaran
a. Mengetahui fisiologi diri dengan pasien
kehamilan 8. Ajarkan ibu mengenai fisiologi
b. Mengetahui perubahan persalinan
fisik dan psikologis 9. Ajarkan ibu dan pasangan
kehamilan mengenai tanda gejalapersalinan
c. Mengetahui manfaat 10. Informasikan ibu mengenai
latihan fisik yang teratur Program Perencanaan Persalinan
d. Memahami tanda dan dan Pencegahan Komplikasi
gejala persalinan

21
e. Memahami tentang 11. Diskusikan bersama pilihan
pilihan tempat kontrol nyeri
melahirkan 12. Ajarkan ibu tentang tanda dan
f. Ibu mengungkapkan gejala bahaya komplikas
kesiapan untuk 13. Eksplorasi mengenai rencana
persalinan persalinan seperti lingkungan
persalinan, yang akan membantu
persalinan, siapa yang akan
menemani ibu, jenis persalinan
dengan metode apa yang akan
digunakan dan rencana kepulangan
14. Jelaskan prosedur rutin yang
mungkin akan dilakukan selama
proses persalinan
15. Informasikan pada ibu pilihan
persalinan jika timbul komplikasi
Bimbing ibu dalam memilih
tempat persalinan

4. Implementasi

Implementasi keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana

keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan (Setiadi, 2012).Implementasi

merupakan tahap proses keperawatan di mana perawat memberikan intervensi

keperawatan langsung dan tidak langsung terhadap pasien (Potter & Perry, 2005).

Adapun implementasi pada asuhan keperawatan untuk meningkatkan kesiapan

persalinan sesuai dengan rencana tindakan keperawatan yang telah direncanakan secara

umum menurut NIC (Nursing Interventions Classification) (2013) yaitu :

a. Pemeriksaan antenatal careterdiri dari pemeriksaan fisik, monitor penambahan berat

badan ibu, pemeriksaan tanda-tanda bahaya kehamilan 28 2. Pemberian pendidikan

mengenai kehamilan

22
b. Pemberian pendidikan mengenai kehamilan, tanda bahaya kehamilan, dan

bimbingan untuk mengelola adaptasi kehamilan 3. Konseling perencanaan

persalinan seperti rencana tempat melahirkan

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah proses keperawatan yang memungkinkan perawat

untuk menentukan apakah intervensi keperawatan telah berhasil meningkatkan kondisi

pasien (Potter & Perry, 2005). Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang

sistematis dan terencaan tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan,

dilakukan dengan cara bersinambungan dengan melibatkan klien, keluarga, dan tenaga

kesehatan lainnya. Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses kepweawatan

dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan

tercapai atau tidak (Setiadi, 2012).

Setelah diberikan tindakan keperawatan sesuai dengan yang sudah direncanakan

terdapat kriteria hasil yang dievaluasi Menurut NOC (Nursing Outcome Classification)

( 2013) secara umum yaitu :

1. Status maternal antepartum yang menunjukkan keadaan ibu dan janin sehat

2. Ibu menunjukkan perilaku kesehatan prenatal yang sesuai

3. Pengetahuan tentang kehamilan dan persalinan ibu meningkat

Table 3
Evaluasi Keperawatan Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Ibu Primigravida
Trimester III Untuk Meningkatkan Kesiapan Persalinan
Kesiapan Keperawatan Evaluasi

23
Meningkatkan Kesiapan S :Pasien mengerti dan memahami tentang
pengetahuan kehamilan dan persalinan
O : - Pasien menunjukkan perilakukesehatan prenatal
- Status maternal antepartum normal
A:
- Tujuan tercapai apabila respon pasien sesuai
dengan tujuan dan kriteria hasil
- Tujuan belum tercapai apabila respon pasien
tidak sesuai dengan tujuan yang telah
ditentukan
P:
- Pertahankan kondisi pasien apabila tujuan
tercapai
- Lanjutkan intervensi apabila terdapat tujuan
yang belum mampu dicapai oleh pasien

BAB III

KERANGKA KONSEP

24
A. Kerangka Konsep

Kerangka konseptual penelitian adalah kaitan atau hubungan antara konsep satu

dengan konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka konsep

didapatkan dari konsep ilmu/teori yang dipakai sebagai landasan penelitian (Setiadi,

2013).

Persiapan persalinan Asuhan keperawatan


meliputi : pada ibu hamil trimester
Kesiapan fisik Kebutuhan persiapan III untuk meningkatkan
Kesiapan persalinan Trimiseter persiapan persalinan:
psikologis ke III 1. Pengkajian
Kesiapan 2. Diagnosa
finansial keperawatan
Kesiapan 3. Perencanaan
budaya
4. Implementasi
Kesiapan
materi 5. Evaluasi
Gizi Usia ibu, pendidikan, ekonomi,
dukungan suami dan keluarga,
serta tenaga kesehatan

= tidak diteliti

= diteliti

Gambar 1
Kerangka Konsep Gambaran Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Trimeseter ke III
dalam Pemenuhan Kebutuhan Persiapan Persalinan

25
B. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Penelitian

Variabel adalah karakteristik yang diamati, mempunyai variasi nilai dan

merupakan operasionalisasi dari suatu konsep agar dapat diteliti secara empiris

atau ditentukan tingkatannya. Variabel merupakan perilaku atau karakteristik yang

memberikan nilai beda terhadap (benda, manusia, dll), (Setiadi, 2013). Variabel

penelitian studi kasus ini yaitu asuhan keperawatan pada ibu hamil trimester III

untuk meningkatkan persiapan persalinan.

2. Definisi operasional adalah unsur penelitian yang menjelaskan bagaimana caranya

menentukan variabel dan mengukur suatu variabel, sehingga definisi operasional

ini merupakan informasi ilmiah yang akan membantu penelitian lain yang ingin

menggunakan variabel yang sama. Definisi opeasional merupakan penjelasan

semua variabel dan istilah yang akan digunakan dalam mengartikan makna

penelitian (Setiadi, 2013).

Table 4
Definisi Operasional Gambaran Asuhan Keperawatan pada Ibu
Trimester III untuk Meningkatkan persiapan persalinan
di Puskesmas II Melaya

No Variabel Definisi Operasonal Variabel


1 2 3
1 Asuhan keperawatan pada ibu Asuhan keperawatan pada ibu trimester ke
trimester ke III Untuk III meliputi proses keperawatan yaitu:
Meningkatkan persiapan ibu pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana
menghadapi persalinan tindakan keperawatan, implementasi
keperawatan dan evaluasi keperawatan pada
ibu trimester ke III untuk meningkatakan
persiapan persalinan dengan cara observasi
dan dokumentasi di Polikinik KIA
Puskesmas II Melaya

26
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskiptif adalah

penelitian yang menggambarkan fenomena-fenomena apa adanya. Penelitian deskriptif

tidak memberikan perlakuan, manipulasi, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa

adanya. Dalam penelitian ini deskriptif yang dimaksud adalah deskriptif kuantitatif

karena gambarannya menggunakan ukuran, jumlah, atau frekuensi (Syaodih, 2006).

Studi Kasus ialah suatu serangkaian kegiatan ilmiah yang dilakukan secara intensif,

terinci dan mendalam tentang suatu program, peristiwa, dan aktivitas, baik pada tingkat

perorangan, sekelompok orang, lembaga, atau organisasi untuk memperoleh

pengetahuan mendalam tentang peristiwa tersebut, (Endraswara, 2012). .Adapun

desain penelitian ini menggunakan desain observasional dimana peneliti hanya

bertujuan untuk melakukan pengamatan dan non eksperimental serta kasus yang

dipelajari berupa menggambarkan asuhan keperawatan pada ibu trimester III untuk

meningkatkan persiapan persalinan.

B. Tempat dan waktu penelitian

Studi kasus dilakukan di Poliklinik KIA Puskesmas II Melaya dilakukan pada

bulan April 2018, dengan waktu pengumpulan data dilakukan selama 1 Minggu

C. Subyek Studi Kasus

Subyek studi kasus dalam penelitian ini:

1. Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu :

27
a. Ibu trimester III dengan umur kehamilan 28-36 minggu

b. Ibu yang telah memasuki periode kehamilan trimester III usia 20-35 tahun.

c. Bersedia menjadi responden peneliti

2. Kriteria ekslusi dalam penelitian ini yaitu ibu trimester III yang memiliki

komplikasi kehamilan maupun sakit kejiwaan.

D. Fokus Studi Kasus

Fokus studi kasus dalam penelitian ini adalah asuhan keperawatan pada ibu

trimester III untuk meningkatkan persiapan persalinan meliputi pengkajian, diagnosa

keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Pada studi kasus ini penyusunan bagian awal instrumen dituliskan karakteristik

responden: umur, pekerjaan, sosial ekonomi, pendidikan, agama, keluhan utama,dan

riwayat kesehatan. Instrument data keperawatan yang digunakan pada penelitian ini

yaitu pengukuran yang berkaitan dengan fisiologis manusia berupa pemeriksaan fisik

kehamilan meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Melalui metode observasi

partisipan dimana peneliti mendampingi subjek penelitian, mengamati serta

mendokumentasikan setiap tahap dari proses asuhan keperawatan selama kegiatan

penelitian dilakukan. Sumber data lain dapat diperoleh dari hasil observasi

dokumentasi catatan medik pasien.

28
F. Metode Analisa Data

Metode dalam penelitian ini menggunakan analisis yang terdiri dari tiga

komponen yaitu pengumpulan data, mereduksi data dan penyajian data.Hasil observasi

oleh peneliti dan dokumentasi kemudian dilakukan analisa data dengan cara

membandingkan teori yang ada dengan fakta yang ada dilapangan kemudian

dituangkan dalam opini pembahasan.

1. Pengumpulan Data

Data dikumpulkan melalui hasil observasi dandokumentasi.

2. Mereduksi Data

Data yang sudah dikumpulkan kemudian dikelompokkan berupa data objektif

dan data subjektif disajikan dalam satu transkip.

29
DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (2013) ‘Riset Kesehatan Dasar


(RISKESDAS) 2013’, Laporan Nasional 2013, pp. 1–384. doi: 1 Desember
2013.
Christin (2012) Hubungan Keaktifan Mengikuti Kelas Ibu Hamil Dengan Persiapan
Persalinan Pada Ibu Hamil Di Desa Colo Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus.
Naskah Publikasi.
Depkes RI (2007) ‘Pedoman pelayanan Antenatal care.’ Departemen Kesehatan RI.
Depkes RI (2008) Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depkes RI.
Dinkes Prov Bali (2014) ‘Profil Kesehatan Provinsi Bali
Endraswara, Suwardi. 2012. Metodologi penelitian . Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Fandiar. 2017. Pengetahuan Tanda Bahaya Kehamilan dan Perilaku Perawatan
Kehamilan Pada Ibu Hamil Trimester III. Jurnal Keperawatan Indonesia,
Volume 16 No.1, Maret 2013, hal 18-24
Kemkes RI. 2016. Laporan Tahunan Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun 2016.
Jakarta: Kemkes RI
Kusmiati, (2009) Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta: Fitramaya.
Manuaba, I.B.G. (2012). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Pillitteri, A. (2010). Maternal & child health nursing: Care of the childbearing &
childrearing family. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Rashad, W.A., &Essa, R.M. (2010). Women’s Awareness of Danger Sign of Obsetrics
Complications. Journal of American Science. 6 (10), 1299–1306.
Sofie (2015) Gambaran Sikap Ibu Primigravida Trimester III Tentang Persiapan
Persalinan Di BPS Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta. Naskah Publikasi.
Syaodih, Nana. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
World Health Organization. (2013) Promoting Proper Pregnancy. Geneva: WHO.

30
31

Anda mungkin juga menyukai