Anda di halaman 1dari 22

BAB 2

ORIENTASI PERUSAHAAN

2.1 Profil Perusahaan

PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri) adalah perusahaan yang didirikan

sebagai pelopor produsen pupuk urea di Indonesia pada tanggal 24 Desember 1959

di Palembang Sumatera Selatan, dengan nama PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero).

Pusri memulai operasional usaha dengan tujuan utama untuk melaksanakan dan

menunjang kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan

pembangunan nasional, khususnya di industri pupuk dan kimia lainnya. Sejarah

panjang Pusri sebagai pelopor produsen pupuk nasional selama lebih dari 50 tahun

telah membuktikan kemampuan dan komitmen kami dalam melaksanakan tugas

penting yang diberikan oleh pemerintah.

Selain sebagai produsen pupuk nasional, Pusri juga mengemban tugas

dalam melaksanakan usaha perdagangan, pemberian jasa dan usaha lain yang

berkaitan dengan industri pupuk. Pusri bertanggung jawab dalam melaksanakan

distribusi dan pemasaran pupuk bersubsidi kepada petani sebagai bentuk

pelaksanaan Public Service Obligation (PSO) untuk mendukung program pangan

nasional dengan memprioritaskan produksi dan pendistribusian pupuk bagi petani

di seluruh wilayah Indonesia. Penjualan pupuk urea non-subsidi sebagai

pemenuhan kebutuhan pupuk sektor perkebunan, industri maupun ekspor menjadi

bagian kegiatan perusahaan yang lainnya diluar tanggung jawab pelaksanaan Public

Service Obligation (PSO).

4
5

Sebagai perusahaan yang bertanggung jawab atas kelangsungan industri

pupuk nasional, Pusri telah mengalami berbagai perubahan dalam manajemen dan

wewenang yang sangat berkaitan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah. Saat ini

Pusri secara resmi beroperasi dengan nama PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang

dengan tetap menggunakan brand dan merk dagang Pusri.

2.1.1 Visi, Misi & Makna Perusahaan

Pada tahun 2012, Pusri melakukan review terhadap Visi, Misi, Nilai, dan

Budaya Perusahaan. Proses review ini merupakan penyesuaian atas perubahan

posisi perusahaan sebagai anak perusahaan dari PT Pupuk Indonesia (Persero) dan

ruang lingkup bisnis perusahaan pasca spin-off.

Dasar pengesahan hasil analisa Visi, Misi, Tata Nilai dan Makna perusahaan

adalah Surat Keputusan Direksi No. SK/DIR/207/2012 tanggal 11 Juni 2012.

Visi

"Menjadi Perusahaan Pupuk Terkemuka Tingkat Regional"

Misi

"Memproduksi Serta Memasarkan Pupuk Dan Produk Agribisnis Secara

Efisien, Berkualitas Prima Dan Memuaskan Pelanggan"

Makna Perusahaan

“PUSRI untuk Kemandirian Pangan dan Kehidupan Yang Lebih Baik”


6

2.1.2 Profil Pabrik

Pembangunan fasilitas pabrik dari Pusri I, II, III, IV, IB dan IIB dilakukan

secara bertahap. Masing-masing pabrik dibangun dengan perencanaan matang

sesuai dengan Rencana Pembangunan Lima Tahun yang dicanangkan oleh

Pemerintah Indonesia dan untuk memenuhi kebutuhan pupuk nasional yang terus

meningkat.

1. Pusri I (1963 - 1986)

Pusri I merupakan simbol dari tonggak sejarah industri pupuk di

Indonesia. Dibangun di atas lahan seluas 20 hektar, Pusri I adalah pabrik

pupuk pertama di Indonesia yang dibangun pada tanggal 14 Agustus 1961

dan mulai beroperasi pada tahun 1963 dengan kapasitas terpasang sebesar

100.000 ton urea dan 59.400 ton amonia per tahun. Saat ini peran Pabrik

Pusri I sudah digantikan oleh Pusri IB karena alasan usia dan tingkat

efisiensi yang sudah menurun.

2. Pusri II

Pusri II adalah pabrik pupuk kedua yang dibangun oleh Pusri dan

mulai beroperasi pada tanggal 6 Agustus 1974. Pusri II diresmikan oleh

Presiden Republik Indonesia pada tanggal 8 Agustus 1974 dengan kapasitas

produksi sebesar 380.000 metrik ton urea per tahun dan 218.000 metrik ton

amonia per tahun. Saat ini peran Pabrik Pusri II sudah digantikan oleh Pusri

II B karena alasan usia dan tingkat efisiensi yang sudah menurun.

3. Pusri III
7

Proses perencanaan Pusri III telah dimulai ketika pemerintah

meresmikan operasional Pusri II sebagai langkah antisipasi meningkatnya

kebutuhan pupuk. Sebagai tindak lanjut dari keputusan pemerintah, tepat

pada tanggal 21 Mei 1975 Menteri Perindustrian M Jusuf telah meresmikan

Pemancangan Tiang Pertama pembangunan Pabrik Pusri III. Pabrik Pusri

III memiliki kapasitas produksi 1.100 metrik ton amonia per hari atau

330.000 setahun dan 1.725 metrik ton urea sehari atau 570.000 metrik ton

setahun.

4. Pusri IV

Melalui Surat Keputusan No.17 tanggal 17 April 1975, Presiden

Republik Indonesia telah menugaskan kepada Menteri Perindustrian untuk

segera mengambil langkah-langkah persiapan guna melaksanakan

pembangunan pabrik Pusri IV. Pada tanggal 7 Agustus 1975 awal

pembangunan Pusri IV. Pemancangan tiang pertama pembangunan pabrik

Pusri IV dilakukan di Palembang oleh Menteri Perindustrian M Jusuf

tanggal 25 Oktober 1975. Pusri IV dibangun pada tahun 1977 dengan

kapasitas produksi yang sama dengan Pusri III 1.100 metrik ton amonia

sehari, atau 330.000 metrik ton setahun dan 1.725 metrik ton urea sehari

atau 570.000 metrik ton setahun.

5. Pusri IB

Pabrik Pusri IB merupakan pabrik yang dibangun sebagai pengganti

pabrik Pusri I yang telah dinyatakan tidak efisien lagi. Tanggal 15 Januari

1990 merupakan Early Start Date untuk memulai kegiatan Process

Engineering Design Package. Tanggal 1 Mei 1990 merupakan effective date


8

dari pelaksanaan pembangunannya dan diresmikan oleh Presiden Republik

Indonesia pada tanggal 22 Desember 1994.

Pusri IB adalah proyek pabrik baru dengan kapasitas produksi

446.000 ton amonia per tahun dan 570.000 ton urea per tahun. Proyek ini

menerapkan teknologi proses pembuatan amonia dan urea hemat energi

dengan efisiensi 30% lebih hemat dari pabrik-pabrik Pusri yang ada. Ruang

lingkup Pusri IB mencakup satu unit pabrik amonia berkapasitas 1.350 ton

per hari atau 396.000 ton per tahun. Satu unit pabrik urea berkapasitas 1.725

ton per hari atau 570.000 ton per tahun dan satu unit utilitas, offsite dan

auxiliary.

6. Pusri II B

Pembangunan Pabrik Pusri II B ini akan mengganti Pabrik Pusri II dengan

menggunakan teknologi KBR Purifier Technology untuk Pabrik Amonia

dan teknologi ACES 21 milik TOYO dan Pusri sebagai Co Licensor untuk

Pabrik Urea. Kapasitas Pabrik Amonia 2.000 ton /hari (660.000 ton/tahun)

dan kapasitas Pabrik Urea 2.750 ton/hari (907.500 ton/tahun).

Dengan digantinya Pabrik Pusri II (existing) yang memiliki kapasitas

450.000 ton per tahun, maka jika nantinya pabrik Pusri II B mulai beroperasi akan

menambah produksi sebesar 457.500 ton/urea per tahun, sehingga total produksi

urea Pusri menjadi 2,61 juta ton per tahun.

Pabrik Pusri II B dengan teknologi baru, selain ramah lingkungan juga

hemat bahan baku gas yakni dengan rasio pemakaian gas per ton produk 31,49

MMBTU/Ton Amonia dan 21,18 MMBTU/Ton Urea. Jika dibandingkan dengan


9

Pabrik Pusri II (existing) yang memiliki rasio pemakaian gas per ton produk 49,24

MMBTU/Ton Amonia dan 36.05 MMBTU/Ton Urea maka akan dihemat

pemakaian gas sebesar 14,87 MMBTU per ton urea.

Prakualifikasi Lelang Pembangunan Pabrik Pusri II B ini dimulai sejak 31

Januari 2012 dan Pemenang Lelang diumumkan pada 12 November 2012. Effective

Date Proyek Pusri II B pada 7 Februari 2013 dengan masa pembangunan 34 bulan,

sehingga Pabrik Pusri II B akan mulai berproduksi pada Desember 2015.

2.1.3 Makna Logo Perusahaan

1. Kerajaan Maritim Sriwidjaja

Sejarah telah mencatat bahwa di abad ke-7 Masehi telah berdiri

sebuah kerajaan maritim yang sangat kuat yang bernama Sriwidjaja.

Kerajaan ini memulai kekuasaannya di Pulau Sumatera dan terus

membentangkan kekuatannya dari Sumatera ke Jawa, pesisir Kalimantan

sampai Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, sebagian

kawasan Indo China, dan telah melakukan perdagangan luas dengan India

dan daratan Cina. Nama dan pengaruh kerajaan ini bahkan terdengar

sampai ke penjuru dunia baik dalam kekuatan perdagangan, agama,

budaya, dan armadanya yang berjaya dan dapat menguasai kawasan

Samudera Hindia dan Pasifik.

Dalam Bahasa Sansekerta, Sri mempunyai arti “bercahaya” atau

“gemilang”, dan Widjaja berarti “kemenangan” atau “kejayaan”. Secara

penuh, nama Sriwidjaja mempunyai arti “Kejayaan atau Kemenangan

yang Gilang-Gemilang”. Kerajaan Bahari ini amat berkuasa dan

berpengaruh dan dipimpin oleh raja-raja keturunan dinasti Syailendra.


10

Pusat perniagaan kerajaan ini dulu dibangun di Bukit Siguntang yang

berdiri di Muara Sungai Musi yang kini disebut Palembang. Sebuah

kebanggaan yang sekaligus menjadi tolak ukur bagi segenap rakyat

Indonesia, khususnya masyarakat Palembang untuk mewarisi kebesaran

sebuah sejarah.

2. Nama Perusahaan

Nama Sriwidjaja diabadikan di perusahaan ini untuk mengenang dan

mengangkat kembali masa kejayaan kerajaan maritim pertama di

Indonesia yang termahsyur di seluruh penjuru dunia. Sebuah

penghormatan kepada leluhur yang pernah membuktikan bahwa

Indonesia adalah bangsa yang besar. Pendirian pabrik pupuk dengan nama

PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang, adalah warisan yang sekaligus menjadi

visi bangsa Indonesia terhadap kekuatan, kesatuan, dan ketahanan

wawasan Nusantara.

“Kejayaan dan Kemenangan yang Gilang-Gemilang”

Gambar 2.1 Lambang PT. PUSRI

3. Detail Elemen visual Logo Perusahaan


11

Gambar 2.2 Bentuk U

Lambang Pusri yang berbentuk huruf "U" melambangkan singkatan

"Urea". Lambang ini telah terdaftar di Ditjen Haki Dep. Kehakiman &

HAM No. 021391

Gambar 2.3 Padi

Setangkai padi dengan jumlah butiran 24 melambangkan tanggal akte

pendirian PT. Pusri.

Butiran-butiran urea berwarna putih sejumlah 12, melambangkan bulan

Desember pendirian PT. Pusri.


12

Gambar 2.4 Kapas

Setangkai kapas yang mekar dari kelopaknya. Butir kapas yang

mekar berjumlah 5 buah Kelopak yang pecah berbentuk 9 retakan ini,

melambangkan angka 59 sebagai tahun pendirian PT. Pusri (1959).

Gambar 2.5 Perahu Kajang

Perahu Kajang, merupakan legenda rakyat dan ciri khas kota

Palembang yang terletak di tepian Sungai Musi. Perahu Kajang juga

diangkat sebagai merk dagang PT. Pupuk Sriwidjaja.

Gambar 2.6 Kuncup Teratai

Kuncup teratai yang akan mekar, merupakan imajinasi pencipta akan

prospek perusahaan dimasa datang.


13

Gambar 2.7 Warna-warna

Komposisi warna lambang kuning dan biru dengan dibatasi garis-

garis hitam tipis (untuk lebih menjelaskan gambar) yang melambangkan

keagungan, kebebasan cita-cita, serta kesuburan, ketenangan, dan

ketabahan dalam mengejar dan mewujudkan cita-cita itu.

2.2 Sejarah perusahaan

2.2.1 Periode Pupuk Sriwidjaja

Sriwidjaja diambil sebagai nama Perseroan untuk mengabadikan sejarah

kejayaan Kerajaan Sriwijaya di Palembang, Sumatera Selatan yang sangat disegani

di Asia Tenggara hingga daratan Cina, pada abad ke-7 Masehi. Secara legal, PT.

Pusri resmi didirikan berdasarkan Akta Notaris Eliza Pondaag nomor 177 tanggal

24 Desember 1959 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik

Indonesia nomor 46 tanggal 7 Juni 1960. PT. Pusri, yang memiliki kantor pusat dan

pusat produksi berkedudukan di Palembang, Sumatera Selatan, merupakan

produsen pupuk urea pertama di Indonesia. PT. Pusri telah mengalami dua kali

perubahan bentuk badan usaha. Perubahan pertama berdasarkan Peraturan

Pemerintah No. 20 tahun 1964 yang mengubah statusnya dari Perseroan Terbatas

(PT) menjadi Perusahaan Negara (PN). Perubahan kedua terjadi berdasarkan

Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1969 dan dengan Akta Notaris Soeleman

Ardjasasmita pada bulan Januari 1970, statusnya dikembalikan ke Perseroan

Terbatas (PT).

Dari aspek permodalan, PT. Pusri juga mengalami perubahan seiring

perkembangan industri pupuk di Indonesia. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.

28 tanggal 7 Agustus 1997 ditetapkan bahwa seluruh saham Pemerintah pada


14

industri pupuk PT. Pupuk Kujang, PT. Pupuk Iskandar Muda, PT. Pupuk

Kalimantan Timur Tbk., dan PT. Petrokimia Gresik sebesar Rp. 1.829.290 juta

dialihkan kepemilikannya kepada PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero).

Struktur modal PT. Pusri diperkuat lagi dengan adanya pengalihan saham

Pemerintah sebesar Rp. 6 miliar di PT. Mega Eltra kepada PT. Pusri serta tambahan

modal disetor sebesar Rp. 728.768 juta dari hasil rekapitalisasi laba ditahan PT.

Pupuk Kaltim Tbk. Dengan demikian keseluruhan modal disetor dan ditempatkan

PT. Pusri per 31 Desember 2002 adalah Rp. 3.634.768 juta.

PT. Pusri merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

dengan pemegang saham tunggal adalah Pemerintah Republik Indonesia. Tanggal

14 Agustus 1961 merupakan tonggak penting sejarah berdirinya Pusri, karena pada

saat itu dimulai pembangunan pabrik pupuk pertama kali yang dikenal dengan

Pabrik Pusri I. Pada tahun 1963, Pabrik Pusri I mulai berproduksi dengan kapasitas

terpasang sebesar 100.000 ton urea dan 59.400 ton amonia per tahun. Seiring

dengan kebutuhan pupuk yang terus meningkat, maka selama periode 1972-1977,

perusahaan telah membangun sejumlah pabrik Pusri II, Pusri III, dan Pusri IV.

Pabrik Pusri II memiliki kapasitas terpasang 380.000 ton per tahun. Pada tahun

1992 Pabrik Pusri II dilakukan proyek optimalisasi urea menjadi 552.000 ton per

tahun. Pusri III yang dibangun pada 1976 dengan kapasitas terpasang sebesar

570.000 ton per tahun. Sedangkan pabrik urea Pusri IV dibangun pada tahun 1977

dengan kapasitas terpasang sebesar 570.000 ton per tahun. Upaya peremajaan dan

peningkatan kapasitas produksi pabrik dilakukan dengan membangun pabrik pupuk

urea Pusri I B berkapasitas 570.000 ton per tahun dan Pusri II B menggantikan
15

pabrik Pusri I & Pusri II yang dihentikan operasinya karena alasan usia dan tingkat

efisiensi yang menurun.

Mulai tahun 1979, Pusri diberi tugas oleh Pemerintah melaksanakan

distribusi dan pemasaran pupuk bersubsidi kepada petani sebagai bentuk

pelaksanaan Public Service Obligation (PSO) untuk mendukung program pangan

nasional dengan memprioritaskan produksi dan pendistribusian pupuk bagi petani

di seluruh wilayah Indonesia.

2.2.2 Pupuk Sriwidjaja sebagai Induk Pupuk Indonesia

Pada tahun 1997, Pusri ditunjuk sebagai perusahaan induk membawahi

empat BUMN yang bergerak di bidang industri pupuk dan petrokimia, yaitu PT.

Petrokimia Gresik di Gresik Jawa Timur, PT. Pupuk Kujang di Cikampek Jawa

Barat, PT. Pupuk Kaltim di Bontang, Kalimantan Timur, dan PT. Pupuk Iskandar

Muda di Lhokseumawe Aceh, serta BUMN yang bergerak di bidang engineering,

procurement & construction (EPC), yaitu PT. Rekayasa Industri (berkantor pusat

di Jakarta). Pada tahun 1998, anak perusahaan Pusri bertambah satu BUMN lagi,

yaitu PT. Mega Eltra di Jakarta yang bergerak di bidang perdagangan.

Sejak Pemerintah Indonesia mengalihkan seluruh sahamnya yang

ditempatkan di Industri Pupuk Dalam Negeri dan di PT. Mega Eltra kepada Pusri,

melalui Peraturan Pemerintah (PP) nomor 28 tahun 1997 dan PP nomor 34 tahun

1998, maka Pusri, yang berkedudukan di Palembang, Sumatera Selatan, menjadi

Induk Perusahaan (Operating Holding) dengan membawahi 6 (enam) anak

perusahaan termasuk anak perusahaan penyertaan langsung yaitu PT. Rekayasa

Industri, masing-masing perusahaan bergerak dalam bidang usaha:


16

1. PT. Petrokimia Gresik yang berkedudukan di Gresik, Jawa Timur.

Memproduksi dan memasarkan pupuk urea, ZA, SP-36/SP-18, Phonska,

DAP, NPK, ZK, dan industri kimia lainnya serta Pupuk Organik.

2. PT. Pupuk Kujang, yang berkedudukan di Cikampek, Jawa Barat.

Memproduksi dan memasarkan pupuk urea dan industri kimia lainnya.

3. PT. Pupuk Kalimantan Timur, yang berkedudukan di Bontang, Kalimantan

Timur. Memproduksi dan memasarkan pupuk urea dan industri kimia

lainnya.

4. PT. Pupuk Iskandar Muda, yang berkedudukan di Lhokseumawe, Aceh.

Memproduksi dan memasarkan pupuk Urea dan industri kimia lainnya.

5. PT. Rekayasa Industri, yang berkedudukan di Jakarta, Bergerak dalam

penyediaan Jasa Engineering, Procurement & Construction (EPC) guna

membangun industri gas & minyak bumi, pupuk, kimia dan petrokimia,

pertambangan, pembangkit listrik (panas bumi, batu bara, micro-hydro, dan

diesel).

6. PT. Mega Eltra, yang berkedudukan di Jakarta dengan bidang usaha

utamanya adalah Perdagangan Umum.

2.2.3 Periode Pupuk Sriwidjaja Palembang

Pada tahun 2010, dilakukan pemisahan (Spin-Off) dari PT. Pupuk Sriwidjaja

(Persero) (Pusri) kepada PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri Palembang).

Perubahan ini tertuang dalam perubahan anggaran dasar. Pengalihan hak dan

kewajiban Pusri kepada Pusri Palembang tertuang dalam Rapat Umum Pemegang

Saham pada 24 Desember 2010. Serah terima jabatan dan pengalihan hak dan
17

kewajiban efektif pada 1 Januari 2011. Sejak tanggal 18 April 2012, Menteri

BUMN Dahlan Iskan meresmikan PT. Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC)

sebagai nama induk perusahaan pupuk yang baru, menggantikan nama PT. Pusri

(Persero). Hingga kini PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang tetap menggunakan brand

dan merk dagang Pusri.

2.3 Produk Perusahaan

2.3.1 UREA

Pupuk Urea adalah pupuk kimia mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi.

Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk urea

berbentuk butir-butir kristal berwarna putih. Pupuk urea dengan rumus kimia NH2

CONH2 merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah

menghisap air (higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan di tempat yang kering

dan tertutup rapat. Pupuk urea mengandung unsur hara N sebesar 46% dengan

pengertian setiap 100kg mengandung 46 Kg Nitrogen, Moisture 0,5%, Kadar Biuret

1%, ukuran 1-3,35MM 90% Min serta berbentuk Prill.

Ciri-ciri Pupuk Urea:

1. Mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi.

2. Berbentuk butir-butir kristal berwarna putih.

3. Memiliki rumus kimia NH2 CONH2.

4. Mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air

(higroskopis).

5. Mengandung unsur hara N sebesar 46%.

6. Standar SNI-02-2801-1998.
18

Unsur hara Nitrogen dikandung dalam pupuk urea sangat besar kegunaannya bagi

tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan, diantaranya:

1. Membuat daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung butir

hijau daun (chlorophyl) yang mempunyai peranan sangat penting dalam

proses fotosintesa.

2. Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang dan

lain-lain)

3. Menambah kandungan protein tanaman

4. Dapat dipakai untuk semua jenis tanaman baik tanaman pangan,

holtikultura, tanaman perkebunan, usaha peternakan dan usaha perikanan.

5. Dengan pemupukan yang tepat & benar (berimbang) secara teratur, tanaman

akan tumbuh segar, sehat dan memberikan hasil yang berlipat ganda dan

tidak merusak struktur tanah.

Gambar 2.7 Pupuk Urea

Dalam rangka pengamanan dan menghindari penyalahgunaan oleh pihak

yang tidak bertanggung jawab untuk Penyaluran Pupuk Bersubsidi, maka dilakukan

perubahan pupuk urea berwarna PUTIH menjadi pupuk urea berwarna PINK

(merah muda). Pupuk urea pink tidak mengubah komposisi dan kandungannya,
19

pupuk urea pink tetap aman digunakan, ramah lingkungan dan tidak meracuni

tanaman. Adapun bahan pewarna yang digunakan terbuat dari bahan kimia organik

yang tidak berbahaya bagi tanaman karena larut dalam air.

Proses pembuatan Urea dibuat dengan bahan baku gas CO2 dan liquid NH3

yang disuplai dari Pabrik Amonia. Proses pembuatan Urea tersebut dibagi menjadi

6 unit, yaitu:

1. Sintesa Unit

Unit ini merupakan bagian terpenting dari pabrik Urea, untuk

mensintesa Urea dengan mereaksikan Liquid NH3 dan gas CO2 di dalam

Urea Reaktor dan ke dalam reaktor ini dimasukkan juga larutan recycle

karbamat yang berasal dari bagian Recovery. Tekanan operasi di Sintesa

adalah 175 Kg/cm2 G. Hasil Sintesa Urea dikirim ke bagian Purifikasi untuk

dipisahkan ammonium karbamat dan kelebihan ammonianya setelah

dilakukan stripping oleh CO2.

2. Purifikasi Unit

Ammonium karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan amonia

di unit Sintesa diuraikan dan dipisahkan dengan cara tekanan dan

pemanasan dengan dua step penurunan tekanan, yaitu pada 17kg/cm2 G dan

22,2 kg/cm2 G. Hasil peruraian berupa gas CO2 dan NH3 dikirim ke bagian

Recovery, sedangkan larutan ureanya dikirim ke bagian kristaliser.

3. Kristaliser Unit

Larutan urea dari unit Purifikasi dikristalkan dibagian ini secara

vacuum. Kemudian kristal ureanya dipisahkan di Centrifuge. Panas yang

diperlukan untuk menguapkan air diambil dari panas sensibel larutan urea,
20

maupun panas kristalisasi urea dan panas yang diambil dari sirkulasi Urea

Slurry ke HP Absorber dari Recovery.

4. Prilling Unit

Kristal urea keluaran Centrifuge dikeringkan sampai menjadi 99,8%

berat dengan udara panas, kemudian dikirimkan ke bagian atas Prilling

Tower untuk dilelehkan dan didistribusikan merata ke seluruh distributor,

dan dari distributor dijatuhkan ke bawah sambil didinginkan oleh udara dari

bawah dan menghasilkan produk urea butiran (prill). Produk urea dikirim

ke bulk storage dengan belt conveyor.

5. Recovery Unit

Gas ammonia dan gas CO2 yang dipisahkan dibagian purifikasi

diambil kembali dengan 2 step absorbsi dengan menggunakan mother liquor

sebagian absorbent kemudian di-recycle kembali ke bagian sintesa.

6. Proses Kondensat Treatment Unit

Uap air yang menguap dan terpisahkan dibagian kristaliser

didinginkan dan dikondensasikan. Sejumlah kecil urea, NH3, dan CO2 ikut

kondensat kemudian diolah dan dipisahkan di stripper dan hydrolizer. Gas

CO2 dan gas NH3-nya dikirim kembali ke bagian purifikasi untuk di-

recover. Sedang air kondensatnya dikirim ke utilitas.

2.3.2 Ammonia

Ammonia adalah senyawa kimia berupa gas yang berbau tajam. Pabrik

Ammonia PT Pusri Palembang ialah pabrik yang menghasilkan ammonia sebagai

hasil utama dan carbon dioxide sebagai hasil samping. Ammonia digunakan sebagai
21

bahan mentah dalam industri kimia. Ammonia produksi Pusri dipasarkan dalam

bentuk cair pada suhu -33 derajat Celsius dengan kemurnian minimal 99,5% dan

campuran (impurity) berupa air maksimal 0,5%.

Bahan baku pembuatan amonia adalah gas bumi yang dengan komposisi

utama metana (CH4) sekitar 70% dan Karbon dioksida (CO2) sekitar 10%. Steam

atau uap air diperoleh dari air Sungai Musi setelah mengalami suatu proses

pengolahan tertentu di Pabrik Utilitas. Secara garis besar proses dibagi menjadi 4

unit, dengan urutan sebagai berikut :

1. Feed Treating Unit

Gas Alam yang masih mengandung kotoran (impurities), terutama

senyawa belerang sebelum masuk ke Reforming Unit harus dibersihkan

dahulu di unit ini, agar tidak menimbulkan keracunan pada katalisator di

Reforming Unit. Untuk menghilangkan senyawa belerang yang terkandung

dalam gas alam, maka gas alam tersebut dilewatkan dalam suatu bejana

yang disebut Desulfurizer. Gas alam yang bebas sulfur ini selanjutnya

dikirim ke Reforming Unit.

2. Reforming Unit

Pada reforming unit gas alam yang sudah bersih dicampur dengan

uap air, dipanaskan, kemudian direaksikan di Primary Reformer, hasil

reaksi yang berupa gas-gas hydrogen dan carbon dioxide dikirim ke

Secondary Reformer dan direaksikan dengan udara sehingga dihasilkan gas-

gas sebagai berikut :

1. Hidrogen

2. Nitrogen
22

3. Karbon Dioksida

Gas gas hasil reaksi ini dikirim ke Unit purifikasi dan Methanasi untuk

dipisahkan gas karbon dioksidanya.

3. Purifikasi & Methanasi

Karbon dioksida yang ada dalam gas hasil reaksi Reforming Unit

dipisahkan dahulu di Unit Purification, Karbon Dioksida yang telah

dipisahkan dikirim sebagai bahan baku Pabrik Urea. Sisa karbon dioksida

yang terbawa dalam gas proses, akan menimbulkan racun pada katalisator

ammonia converter, oleh karena itu sebelum gas proses ini dikirim ke Unit

Synloop & Refrigeration terlebih dahulu masuk ke Methanator.

4. Compression Synloop & Refrigeration Unit

Gas Proses yang keluar dari Methanator dengan perbandingan gas

hidrogen : nitrogen = 3 : 1, ditekan atau dimampatkan untuk mencapai

tekanan yang diinginkan oleh Ammonia Converter agar terjadi reaksi

pembentukan, uap ini kemudian masuk ke Unit Refrigerasi sehingga

didapatkan amonia dalam fasa cair yang selanjutnya digunakan sebagai

bahan baku pembuatan Urea.

Hasil/produk pada proses di atas adalah amonia cair yang beserta

karbon dioksida digunakan sebagai bahan baku pembuatan Urea.

2.3.3 NPK

Pupuk NPK adalah pupuk majemuk yang mengandung unsur hara N

(Nitrogen), P (Phospat), dan K (Kalium) yang sangat berguna untuk tanaman.

Bahan baku utama yang digunakan adalah urea produksi Pusri, Rock Phosphate,
23

dan KCl. Keunggulan teknologi Pabrik NPK Fusion adalah fleksibilitas untuk dapat

memproduksi berbagai macam formula dengan biaya investasi yang rendah.

Gambar 2.8 Pupuk NPK

Dalam rangka pengamanan dan menghindari penyalahgunaan oleh pihak

yang tidak bertanggung jawab untuk Penyaluran Pupuk Bersubsidi, maka dilakukan

perubahan pupuk NPK berwarna ABU-ABU menjadi pupuk NPK berwarna merah

muda. Pupuk NPK merah muda tidak mengubah komposisi dan kandungannya,

pupuk NPK merah muda tetap aman gunakan, ramah lingkungan dan tidak

meracuni tanaman. Adapun bahan pewarna yang digunakan terbuat dari bahan

kimia organik yang tidak berbahaya bagi tanaman karena larut dalam air. Formula

untuk NPK Subsidi adalah 15 – 15 – 15 sesuai dengan kebutuhan unsur hara dasar

tanaman. NPK untuk sektor Non Subsidi bisa dipesan dalam berbagai komposisi,

sesuai kebutuhan tanaman dan jenis tanah konsumen.


24

2.4 Struktur Organisasi

Tabel 2.1. Bagan Struktur Organisasi PT. Pupuk Sriwidjaja.


25

Anda mungkin juga menyukai