Anda di halaman 1dari 1

Pada Kamis 16 Januari 2020 Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna

Laoly menghadiri acara “Resolusi Pemasyarakatan 2020 Direktorat Jenderal Pemasyarakatan


(Ditjen PAS)” di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Jatinegara. Dan saat ia
mengeluarkan pernyataan mengenai pembahasan kriminalitas dan faktor-faktor yang memicunya.,
ia membandingkan dua wilayah di Jakarta, yakni Tanjung Priok di Jakarta Utara dengan Menteng
di Jakarta Pusat. Yasonna menilai tindakan kriminal berhubungan dengan tingkat ekonomi suatu
wilayah. Semakin miskin wilayah tersebut maka semakin tinggi angka kriminalitasnya. Tanjung
Priok disebut Yasonna rawan melahirkan banyak tindakan kriminal karena banyak terdapat
kawasan-kawasan kumuh. Hal tersebut berbeda dengan kawasan pemukiman Menteng yang angka
kriminalitasnya rendah sebab tingkat perekonomian di lingkungan tersebut cenderung stabil.
Yasonna menyebut faktor yang memicu terjadinya hal tersebut salah satunya adalah faktor
masalah sosial seperti kemiskinan."Saya bilang crimes is a social problem (kriminal adalah
masalah sosial), created by social problem (terbentuk karena masalah sosial), seperti kemiskinan,
pengangguran, dan lain-lain," katanya.

Pernyataan Yasonna tersebut ternyata mengundang polemic dari warga Tanjung Priok. Warga
tersebut menganggap pernyataan tersebut mencederai martabat mereka. Protes pun dilakukan
warga Priok di depan Gedung Kementerian Hukum dan HAM untuk menuntut permintaan maaf
dari Yasonna atas pernyataannya yang mendiskreditkan warga Priok. Demonstran bahkan
mengancam Yasonna apabila tidak meminta maaf atas pernyataannya, warga Priok akan menutup
pelabuhan Tanjung Priok. Orator yang berbicara saat demo berlangsung bahkan mengancam akan
kembali membawa massa yang lebih banyak lagi jika Yasonna tidak meminta maaf.

Hal ini menjadi menarik karena sebagai Menkumham, seharusnya Yasonna dapat lebih sensitive
mengenai hal – hal seperti ini. Yasonna seperti tidak mengerti makna pancasila ke-5 “keadilan
social bagi seluruh rakyat Indonesia” untuk tidak membanding – bandingkan suatu daerah dengan
hanya melihat background garis ekonominya. Terbukti dengan banyaknya yang tersinggung akan
pernyataan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai