PENDAHULUAN
tinggi dan menguasai megaskills yang mantap. Hal tersebut tidak lain adalah
zaman dan masyarakat saat ini yang lebih dikenal dengan tantangan abad ke-
ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi serta tidak terdapatnya batas antar
“ruang dan waktu” antarnegara yang memunculkan adanya pasar bebas. Oleh
generasi muda yang luwes, kreatif, dan proaktif. Semakin disadari pula bahwa
efisien baik secara individu maupun kelompok. Lebih jauh, menurut Trilling
pembelajaran inovasi yaitu (1) berpikir kritis dan pemecahan masalah sebagai
yang kompleks; serta (3) kreativitas dan penemuan untuk menerapkan daya
1
khayal dan hasil daya khayal atau penemuan. Ketiga keterampilan tersebut
merupakan kunci dalam pembelajaran dan menjadi tuntutan dalam dunia kerja
abad 21. Dunia pendidikan memiliki erat hubungannya dengan berbagai bidang
kerja). Bradon dan Dorothy dalam Yasa (2013: 91) mengemukakan bahwa
dunia kerja yaitu, berpikir kritis, problem solving, teknologi dan komunikasi,
disesuaikan dengan kualifikasi dari negara lain. Hal ini akan memberikan
kerja. Pada tingkat setara dengan lulusan D1 (level 3) dan jenjang di atasnya,
pula dengan tegas bahwa pada modul pekerja (the employee module)
dinilai menjadi keterampilan yang paling penting dan paling dibutuhkan pada
dunia kerja. Oleh karena itu, perlu ditumbuhkan keterampilan komunikasi dan
2
kolaborasi sejak dini. Berdasarkan hasil survey McKinsey Global Institute
mutu dan kompetensi SDM juga terjadi di Indonesia. Menurut Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi, Suparno (2008) rendahnya mutu dan kompetensi SDM
lowongan pekerjaan (labour skills) yang tidak terisi, hal ini disebabkan karena
rendahnya mutu dan kompetensi SDM tidak mampu memenuhi kriteria atau
kebutuhan pasar kerja, baik di dalam maupun di luar negeri. Kebutuhan pasar
kerja pada era saat ini adalah mengikuti tuntutan dunia kerja abad 21 yang
Employee Skill Survey tahun 2008 pada “Qualities most needed” keterampilan
3
leadership, time management, independence, adaptability, creativity,
numerical, problem solving, computer, dan technical) dengan angka 7,741 dan
(Indonesian Skills Report, 2010 :37). Oleh karenanya dapat ditarik benang
namun tetap saja terdapat kekurangan pada sektor keterampilan komunikasi dan
kolaborasi tidak lain karena masih cukup rendahnya kemampuan yang dimiliki
Jakarta pada 1 April 2014 sampai dengan 31 Maret 2015 dengan subyek
bahwa penduduk dewasa di Jakarta mendapatkan skor antara 326-327 dari skor
dibutuhkan pada dunia kerja. Skor ini menunjukkan level yang masih rendah
nasional dan bahkan internasional, sehingga dapat link and match dengan
kebutuhan riil dunia usaha dan pasar kerja. Sebagai upaya dalam meningkatkan
4
keterampilan abad 21, terutama pada keterampilan kolaborasi dan komunikasi
sebagai proses, produk, dan sikap ilmiah. Sebagai proses, pembelajaran IPA
Namun demikin, pada saat ini banyak praktik pembelajaran IPA yang
keterampilan komunikasi dan kolaborasi. Hal ini terbukti salah satunya dari
memiliki makna lebih dari keterampilan untuk bekerja sama, yaitu suatu proses
Kurangnya keterampilan kolaborasi peserta didik terlihat dari kerja sama yang
tidak baik antarpeserta didik. Ditemukan kasus pada saat observasi awal yang
bersedia berbagi tugas dengan peserta didik laki-laki yang dianggap malas dan
5
kurang pandai di dalam kelompoknya. Hal ini membuat beberapa peserta didik
target yang sama, tidak mampu menyelesaikan tugas praktikum yang diberikan.
Di dalam satu kelompok kerja itu pun tidak ada pembagian tugas yang jelas dan
tidak ada salah satu peserta didik yang berinisiatif mengambil peran sebagai
kelompok menjadi berantakan dan hanya segelintir peserta didik yang giat dan
bermain-main.
salah satu dari keenam keterampilan proses dasar sains yang sangat penting
orang lain yang bentuknya bisa berupa laporan, grafik, gambar, diagram, atau
6
table yang dapat disampaikan kepada orang lain. Proses interasi baik antar
peserta didik maupun interaksi peserta didik dengan guru tergolong masih
berlangsung secara dua arah melainkan hanya satu arah. Kondisi ini diakibatkan
itu, komunikasi dua arah hanya berlangsung pada saat guru melemparkan
peserta didik untuk aktif menjawab dan bertanya masih rendah sehingga peserta
didik hanya pasif dan menjawab apabila ditunjuk oleh guru. Selain itu,
keterampilan komunikasi peserta didik juga masih kurang jika dilihat dari
presenter terlihat bahwa hanya beberapa peserta didik yang menguasai materi
dan peserta didik tertentu saja yang berbicara. Sebagian besar peserta didik pun
belum lancar berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Di samping itu,
dan kurang dalam hal menyampaikan informasi yang didapatkan dari praktikum
yang telah dilakukan. Data hasil pengamatan juga tidak disampaikan dengan
baik serta peserta didik juga kurang ahli dalam mengkonversi data hasil
dan komunikasi yang menjadi tuntutan manusia abad ke-21. Salah satu
7
penyebabnya, adalah karena ketidaktepatan model pembelajaran yang
tantangan abad ke-21 dapat terjawab. Salah satu metode pembelajaran IPA yang
cocok untuk diterapkan adalah pembelajaran dengan metode inquiry dan cara
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) sebagai solusinya. Bahan ajar LKPD
kebutuhan peserta didik yakni sesuai dengan karekteristik materi, peserta didik,
Materi pemanasan global akan bermakna bagi peserta didik pabila disajikan
dengan metode inkuiri dan lebih jauh apabila materi disajikan dengan tantangan
proyek maka hal ini akan mendorong keterampilan peserta didik dalam
8
memanajemen waktu, keterampilan komunikasi, keterampilan kolaborasi, dan
pelajaran IPA pada materi pemanasan global kelas VII yang erat kaitannya
dengan kehidupan nyata peserta didik menjadi satu hal yang menarik untuk
peserta didik. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dikembangkan LKPD
matematika, sains, seni, dan bahasa melalui sebuah proyek serta menghasilkan
membangun sendiri konsep dan makna melalui berbagai kegiatan. Dengan kata
lain peserta didik belajar dengan melakukan atau “learning by doing” yang di
bahwa guru belum pernah menerapkan model Project Based Learning dalam
9
pendekatan saintifik yang merupakan standar proses kurikulum 2013. Namun
sehingga penggunaan LKPD sebatas memacu pada buku teks dan tidak ada
pengembangan dari guru. Disamping itu, lembar kerja yang ada di buku peserta
didik untuk kurikulum 2013 yang menekankan pada peserta didik aktif
berpusat pada guru (teacher centered) dan tidak memanfaatkan LKPD yang
aktif bagi peserta didik belum terlaksana sehingga peserta didik kurang
B. Identifikasi Masalah
10
1. Agar mampu bersaing di abad 21 generasi muda harus memiliki kualifikasi
proses dasar sains yang sangat penting dalam pembelajaran sains. Akan
berkolaborasi.
11
belum pernah menerapkan Project Based Learning dalam
pembelajarannya.
kebutuhan peserta didik, kondisi lingkungan dan sosial peserta didik, serta
guru SMP N 1 Kretek masih memacu pada buku teks dan tidak ada
C. Pembatasan Masalah
4. Bahan ajar berupa LKPD yang digunakan sekolah masih memacu pada
buku teks dan tidak ada pengembangan dari guru. Hal tersebut
12
5. LKPD yang digunakan sekolah belum berpotensi untuk mengembangkan
D. Perumusan Masalah
keterampilan komunikasi?
E. Tujuan Penelitian
sebagai berikut:
13
4. Mengetahui respon peserta didik setelah belajar dengan LKPD IPA
1. Spesifikasi Produk
dan keterampilan komunikasi peserta didik SMP. Spesifikasi dari LKPD ini
(Kompetensi Keterampilan) pada mata pelajaran IPA kelas VII semester II.
14
tanaman terhadap suhu bumi, dan pembuatan poster menanggulangi global
warming.
h. Garis besar isi Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) IPA berbasis Project
1) Judul
2) Petunjuk belajar
4) Informasi pendukung
5) Mendesain perencanaan
7) Menitoring proyek
8) Penilaian
9) Evaluasi
2. Kerterbatasan Pengembangan
Models) yang terdiri dari 4 tahapan penelitian yaitu: (1) pendefinisian (define),
(disseminate), dimana pada tahap penyebaran hanya terbatas pada Guru IPA di
SMP N 1 Kretek.
G. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
15
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan
komunikasi peserta didik SMP, sehingga dapat menjadi tambahan referensi dan
2. Manfaat Praktis
b. Bagi guru
menyenangkan.
c. Bagi sekolah
didik.
d. Bagi mahasiswa
memberikan pengalaman.
16
H. Definisi Istilah
bahan ajar cetak yang mampu menggalakkan keterlibatan peserta didik dalam
belajar, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung, tugas atau
langkah awal sehingga memicu peserta didik untuk berdiskusi secara produktif.
17
Tahapan-tahapan model Project Based Learning meliputi tahap (1) Penyajian
monitor, (5) Penilaian (6) Evaluasi. Tahapan tersebut digunakan sebagai acuan
3. Keterampilan Kolaborasi
dengan yang lain, berbagi, dan berkonstribusi untuk mencapai tujuan bersama.
Keterampilan kolaborasi pada penelitian ini terdiri dari enam indikator yaitu:
a. Berkontribusi secara aktif dengan selalu memberikan ide, saran, atau solusi
b. Bekerja secara produktif dengan orang lain dengan fokus pada tugasnya
saran.
dengan tepat waktu, mematuhi perintah tentang apa yang menjadi tugasnya
18
f. Menunjukkan sikap respek kepada teman dengan menunjukkan sikap
4. Keterampilan Komunikasi
ketrampilan proses dasar sains yang sangat penting dalam pembelajaran sains.
pengamatan atau pengetahuan yang dimiliki kepada orang lain yang meliputi
atau pertanyaan dengan jelas (singkat dan lengkap) dan mudah dipahami.
penuh perhatian dan sopan kepada orang lain (pembicara) dengan fokus
tubuh yang tepat, gerak-gerik tubuh seperlunya, dan kontak mata yang
baik.
19