Anda di halaman 1dari 28

BAB 6.

ORGANISASI KEPARIWISATAAN
A.Pengertian Organisasi Kepariwisataan
Organisasi kepariwisataan adalah lembaga atau wadah yang memperlancar operasional usaha
wisata, sekaligus menjadi tempat untuk saling berbagi dan menyebarkan informasi yang
berkaitan dengan dunia pariwisata, baik nasioanal, regional maupun internasional.

FUNGSI DAN TUGAS ORGANISASI KEPARIWISATAAN


Organisasi kepariwisataan umumnya memiliki fungsi yang berfariasi dan manfaatnya terbagi
menjadi beberapa aspek, yaitu : ekonomi, lingkungan, sosial, budaya dan politik. Oleh karena
itu diperlukan koordinasi antar departemen karena banyaknya fungsi organisasi yang
tergantung pada perencanaanya.
1. Fungsi Struktur Organisasi Kepariwisataan
a) Sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas maju atau mundurnya industri pariwisata
b) Lembaga yang bertanggung jawab atas perencanaan, pengembangan, pembinaan dan promosi
pariwisata. Baik lingkup lokal, nasional maupu internasional
c) Bertanggung jawab untuk mengadakan penelitian memperbaiki produk mengembangkan
produk baru sesuai dengan ketentuan
d) Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan departemen yang berkaitan dengan kegiatan
pariwisata
e) Sebagai badan yang mewakili negara dalam kegiatan dan percaturan kepariwisataan
internasional
f) Melakukan penelitian yang berkaitan dengan kegiatan pariwisata
g) Memberikan dan menyebarluaskan arti penting pariwisata dalam sebuah industri pariwisata
h) Membuat peraturan terhadap pelaksanaan kegiatan pariwisata
i) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan industri pariwisata
j) Melakukan pemasaran pariwisata
k) Mengembangkan dan membina daerah-daerah tujuan wisata potensial

2. Tugas Organisasi Kepariwisataan


Penekanan tugas kepariwisataan di tekankan pada koordinasi dan kerja sama antarorganisasi.
a) Perusahaan-perusahaan dalam kelompok pariwisata, contohnya : hotel, akomodasi, angkutan
wisata, resto, objek dan atraksi wisata
b) Asosiasi yang berkaitan dengan kepariwisataan, contohnya : Ikatan Motor Indonesia (IMI),
Indonesia Surfing association (ISA)
c) Organisasi perusahaan sejenis, contohnya : kamar dagang dan industri (KADIN),
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Association of Indonesia Travel
Agent (ASITA),Guide Association (IGA).
B.Organisasi Kepariwisataan
Organisasi Kepariwisataan Nasional
1. Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI)
Pembangunan industry pariwisata dapat diwujudkan dengan peran aktif para pelakunya,
termasuk badan usaha perhotelan, restoran/rumah makan, jasa pangan yang bersatu dalam satu
wadah. Agar wadah tersebut berhasil guna dan berdaya guna dalam mengemban serta
melaksanakan peranannya dalam pembangunan dan bagi kemajuan anggota, maka badan usaha
perhotelan dan jasa akomodasi, restoran/rumah makan dan jasa pangan menghimpun diri dalam
satu organisasi. Organisasi itu disebut Perhimpunan Hotel dan Restoran yang merupakan
kelanjutan dari Indonesia Tourism Association (ITHA), yang didirikan pada 9 Februari 1969
untuk jangka panjang yang tidak ditentuakn lamanya. PHRI berpusat di Jakarta.
2. Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia (ASITA)
Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia sebagai salah satu rantai dalam jajaran industri
pariwisata sepakat untuk mempersatukan niat dan tekad dalam memajukan kepariwisataan
Indonesia melalui wadah persatuan dan kesatuan yang segala sesuatunya dapat dilakukan
dengan pengaturan. Untuk meningkatkan profesionalisme dan profiabilitas perusahaan, para
anggota, dengan cara perwakilan dalam rangka kemitraan dengan kalangan industry dan
pemerintah, mutlak menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan identifikasi masalah guna
meningkatkan rasa kepuasan jasa penjualan wisata. Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata
Indonesia (Association Of The Indonesian Tous ang Travel Agencies/ASITA) didirikan di
Jakarta pada 7 Januari 1971 untuk jangka waktu yang tidak ditentukan lamanya.
3. Asosiasi Perusahaan Impresariat Indonesia (ASPINDO)
Asosiasi Perusahaan Impresariat Indonesia yang disingkat denagn ASPINDO merupakan suatu
wadah organisasi profesi dari kalangan swasta yang bersifat nonpolitik dan mandiri, yang
menghimpun perusahaan-perusahaan jasa impresariat Indonesia untuk melakukan kegiatan dan
berusaha di bidang impresariat.
Usaha jasa impresariat merupakan kegiatan pengurusan penyelenggaraan hiburan, baik berupa
mendatangkan, mengirim, maupun pengembalian artis/seniman, olahragawan Indonesia
maupun asing serta menentukan tempat, waktu dan jenis hiburan kegiatan usaha impresariat
meliputi bidang seni dan olahraga yang bersifat eksibisi. ASPINDO dibentuk pada 16 April
1993 dan berkedudukan di Jakarta dan didirikan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan
lamanya.
4. Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI)
Objek wisata yang berupa tempat atau keadaan alam, tata hidup, seni budaya serta peninggalan
sejarah bangsa, dan perwujudan ciptaan manusia yang menarik untuk dikunjungi wisatawan,
merupakan titik sentral dari upaya pengembangan kepariwisataan nasional. Untuk itu, perlu
dikembangkan secara terencana, teraarah dan terpadu disertai upaya inovatif secara
berkesinambungan atas dasar pengkajian pola dan jenis permintaan.
Atas dasar itu disadari perlu adanya suatu wadah perjuanagan kepentingan bersama dan asarana
pengabdian profesi dalam usaha pengelolaan objek wisata denagn membentuk suatu
perhimpunan. Denagn menyadari sepenuhnya hal-hal tersebut, denagn memohon bimbingan
Tuhan Yang Maha Esa, para pendiri organisasi dengan pebuh ketulusan dan keikhlasan merasa
memrlukan suatu wadah kegiatan berupa perhimpunan. PUTRI didirikan pada 10 November
1977 untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.
5. Asosiasi Kawasan Pariwisata Indonesia (AKPI)
Pengembangan kawasan pariwisata merupakan bagian yang terpadu dengan rencana
pengembangan daerah yang harus didasarkan kepada Rencana Induk Pengembangan
Pariwisata (RIPP), karena aset yang akan dimanfaatkan sangat peka terhadap kerusakan dan
pencemaran lingkungan.
Pengembangan kawasan pariwisata pada umunya mencakup lahan yang cukup luas dan
beragam permasalahnya. Kepemilikan lahan tidak selalu ada pada pemerintah, tetapi juga yang
dikuasai oleh masyarakat setempat. Untuk pengembangan kawasan pariwisata cukup besar,
karena menyangkut penyediaan prasarana dan saran, bahakan ada sementara pihak yang
beranggapan bahwa penyediaan ini menjadi tanggung jawab pemerintah.
Demikian pula halnya dengan pembebasan lahan/tanah, pemerintah daerah harus selalu
dilinatkan karena dalam proses dan pelaksaannya akan lebih dan cepat karena pemerintah
daerah lebih mengetahui dan memahami tentangkeadaan dan permasalahn lahan tersebut jika
dibandingkan dengan pemerintah pusat dan pengusaha.
6. Masyarakat Pariwisata Indonesia (MPI)
Pembangunan dan pengembangan pariwisata adalah tugas dari setiap komponen masyarakat
madani untuk mencapai hasil dan memperoleh manfaatnya. Masyarakat Pariwisata Indonesia
menempatkan diri sebagai forum, ntuk menunjang aspirasi semua pihak secara dinamis, dalam
kerangka pembangunan lingkunagn yang berkelanjutan.
Peron serta masyarakat menempati posisi penting dalam pembanguna kepariwisataan nasional
denagn menyumbangkan dharma baktinya dalam sector pariwisata yang sangat berharga bagi
bangsa dan negara. MPI merupakan hasil reformasi di bidang pembangunan pariwisata yang
diprakarsai oleh forum dialog pariwisata (FDP) dan dideklarasika pada 21 Juli 1998 dan
didirikan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan lamnya dan berpusat di ibukota Negara
Republik Indonesia.
7. Ikatan Juru Masak Profesional Indonesia (IJUMPI)
Untuk mewujudkan partisipasi dan peran para juru masak professional secara efektif dan
efisien guna mencapai cita-cita yang dimaksud adalah suatu keharusan bagi seluruh juru masak
untuk bersatu dalam suatu wadah organisasi profesi, sehingga dalam akselerasi pembangunan
sekarang ini ammpu menjalankan fungsi dan tugas pengabdian pada negara dan bangsa, dengan
tetap berpegang pada UUD 45 dan falsafah Pancasila.
Didorong oleh kesadaran, rasa tanggung jawab untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka
didirikan organisasi kemasyarakatan sebagai modal bersatunya para juru masak profesional
yan diberi nama Ikatan Juru Masak Profesional Indonesia. IJUMPI didirikan di Jakarta pada
19 Februari 1987.
8. Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI)
Himpunan Pramuwisata Indonesia merupakan organisasi swasta nonpolitik dan mandiri yang
merupakan wadah tunggal pribadi-pribadi yang memiliki profesi sebagai pramuwisata.
Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) disahkan pada 4 Oktober 1988 di Palembang
(Sumatera Selatan) dalam acara Musyawarah Nasional I Pramuwisata seluruh Indonesia.
9. Hotel Human Resources Managers Association (HHRMA)
Wadah tempat berkumpulnya para manajer HRD dari hotel-hotel berbintang dan apartemen
seluruh Indonesia. Tujuannya adalah untuk menyatukan visi dan misi dari berbagai pemimpin
Departemen HRD agar dapat saling menukar informasi tentang sumber daya manusia yang
andal. Kemajuan dan perkembangan sebuah manajemen usaha sangat tergantung dari sumber
daya manusia yang profesioanl dan tangguh.
10. Himpunan Penulis Pariwisata (HPP)
Organisasi ini didirikan pada tanggal 12 Maret 1977 dan berkantor pusat di Jakarta. Maksud
dan tujuan HPP adalah untuk menghimpun para penulis pariwisata serta meningkatkan
kepariwisataan Indonesia. Usaha-usahanya adalah mealui peningkatan kemampuan para
penulis, komunikasi timbale balik, mengadakan ceramah, diskusi dan melakukan penulisan
apresiasi, penulisan promosi, pembahasan atau analisis kepariwisataan dan dalam mass media.

Organisasi Kepariwisataan Regional


1. Sejarah Perkembangan Organisasi Kepariwisatan Regional
Organisasi perintis bagi kerja sama di kawasan regional Asia Tenggara ini disebut
Perhimpunan Asia Tenggara, lazim disebut ASA, yang didirikan bersama oleh Malaysia,
Filipina dan Thailand melalui Deklarasi Bangkok pada 31 Juli 1967 yang bersejarah itu.
Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara atau ASEAN merupakan pertumbuhan langsung
dari ASA, dan terdiri dari ketiga Negara anggota ASEAN, ditambah dengan Indonesia dan
Singapura. ASEAN terbentuk setelah berlangsung perundingan-perundingan di Filipina dan di
Bangkok (Thailand), dimana tercapai kesepakatan antara kelima Negara untuk memperluas
ASA dan member nama baru melalui gagasan yang disebut DEKLARASI ASEAN atau
DEKLARASI BANGKOK.
Deklarasi Bangkok
Presidium Menteri Urusan Politik/Menteri Luar Negeri Indonesia, Wakil Perdana Menteri
Malaysia, Menteri Luar Negeri Filipina, Menteri Luar Negeri Singapura dan Menteri Luar
Negeri Thailand.
Memerhatikan adanya kepentingan-kepentingan dan masalah-masalah bersama di kalangan
negara-negara Asia Tenggara, dan merasa yakin akan perlunya usaha untuk lebih
memperkokoh ikatan-ikatan solidaritas regional dan kerja sama yang ada.
Adanya Hasrat untuk membentuk suatu kesatuan landasan yang teguh untuk kegiatan-kegiatan
bersama guna meningkatkan kerja sama regional di Asia Tengara atas dasar jiwa persamaan
dan persekutuan dan dengan demikian memberikan sumbangan kea rah terwujudnya
perdamaian, kemajuan dan kemakmuran di wilayah ini.
Menyadari bahwa di dunia ini dimana saling ketergantungan antara negara yang satu dengan
yang lain bertambah, maka cita-cita bagi perdamaian, kemerdekaan, keadilan sosial dan
kesejahteraan ekonomi akan terlaksana sebaik-baiknya dengan jalan memelihara saling
pengertian, bertetangga baik dan kerja sama yang berarti di kalangan negara-negara wilayah
ini, yang satu dengan yang lainnya sudah terkat oleh hubungan-hubungan sejarah dan
kebudayaan. Anggota ASEAN terdiri atas Brunei Darussalam,Indonesia, Kamboja, Laos,
Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam.
2. Jenis-Jenis Organisasi Kepariwisataan Regional
a. Asean Tourism Association (ASEANTA)
Sebagai pelaksana Deklarasi ASEAN yang ditanda tangani pada 8 Agustus 1967 di Bangkok
dan untuk mewujudkan kerja sama regional antar bangsa di kawasan Asia Tenggara, maka di
dalam siding-sidang para Menteri Luar Negeri ASEAN, sejak tahun 1967, bidang pariwisata
telah menjadi salah satu pokok pembahasan, karena disadari bahwa melalui pengembangan
pariwisata diharapkan kerja sama ASEAN akan lebih memasyarakat. ASEANTA dibentuk dala
rangka meningkatkan kerja sama dalam mempromosikan periwisata antar Negara-negara
ASEAN.

b. Asian Association of Conservation and Visitors Bureans (AACVB)


Asian Association of Conservation and Visitors Bureans (AACVB) adalah suatu asosiasi
kepriwisataan yang bergerak di bidang pengembangan dan pembinaan usaha konservasi di
kawasan Asia. Asosiasi ini dibentuk pada 1983 di Manila dan berkantor Pusat di Macao.
Keanggotam AACVB meliputi antara lain: Organisasi Hotels, Airlines, Professional Congress
Organizer (PCO), Specialist Travel Agents danTransportation Companies.
c. ASEAN Permanent Committee on Tourism (ASEAN PCT)
ASEAN PCT merupakan salah satu bagian dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara
yang bergerak di bidang kepariwisataan yang dibentuk pada tahun 1969. Kedudukan sekretariat
organisasi ini bergilir mengikuti negara dari ketua organisasi ini. Tujuan ASEAN PCT adalah
meningkatkan kerjasama yang aktif dan saling membantu kepentingan bersama dalam bidang
perjalanan dan pariwisata.
d. ASEAN Hotel and Restaurant Association (AHRA)
AHRA adalah perhimpunan hotel dan restoran di kawasan ASEAN. Kantor pusatnya di
Singapura. Usaha dan tujuan AHRA adalah menerbitkan ASEAN Hotel and Restaurant
Directory, menyelenggarakan pendidikan dan konferensi tahunan untuk merumuskan dan
mencari pemecahan masalah-masalah kepariwisataan ASEAN
3. Jenis-Jenis Organisasi Tingkat Subregional
a. Segitiga Pertumbuhan Indonesia, Malaysia dan Thailand (Indonesia, Malaysia, and
Thailand Growth Triangle/IMT-GT)
Pengembangan segitiga pertumbuhan (growth triangle) IMT-GT dimulai denagn pertemuan
bilateral tingkat menteri dan pejabat tinggi di Pulau Langkawi, Malaysia pada 20 Juli 1993.
Kerja sama segitiga pertumbuhan ini melibatkan dua provinsi Indonesia, yaitu Sumatera Utara
dan Aceh. Empat Negara bagian Malaysia, yaitu Perak, Penang, Kedah, Perlis dan empat belas
provinsi di selatan Thailand. Dalam pertemuan IMT-GT di Penang Desember 1994, diputuskan
untuk mengikutsertakan juga provinsi Sumatera Barat dalam kerja sama ini.
b. Segitiga Pertumbuhan Indonesia, Malaysia dan Singapura (Indonesia, Malaysia, ang
Singapore Growth Triangle/IMS-GT)
Keberhasilan kerja sama pertumbuhan IMS-GT sebagai model kerja sama sub wilayah yang
pertama kalinya dibentuk, menginspirasikan pembentukan kerja sama sub wilayah lainnya.
Batam yang masuk dalam Provinsi Riau mempunyai letak yang sangat starategis karena
kedekatan letaknya denagn Singapura dan Johor. Gagasan pertama pengembangan Pulau
Batam diperkenakan oleh BJ Habibie ini disebut sebagai Teori Balon. Singapura sebagai balon
pertama telah mencapai titik yang optimal dan Batam adalah balon kedua.
Pada 1989, Deputi Perdana Meneteri Singapura, Goh Chok Tong mengungkapkan gagasan
kerja sama trilateral yang mencangkup Singapura, Johor dan Riau. Konsep segitiga
pertumbuhan merupakan jalan keluar bagi Singapura yang mengalami peningkatan biaya
produksi dan bisnis sebagai akibat dari pertumbuahn ekonomi yang sangat pesat selam dua
dasawarsa.
c. Kawasan Pertumbuhan ASEAN Bagian Timur: Brunei, Indonesia, Malaysia dan
Filipinan (Brunei, Indonesia, Malaysia ang the Philippines-East ASEAN Growth
Area/BIMP-EAGE)
Kerja sama kawasan pertumbuhan ASEAN bagian timur(East ASEAN Growth Area/BIMP-
EAGE) ini diikuti oleh empat Negara di akwasan Timur ASEAN, yaitu Brunei Darussalam,
Indonesia (Kalimantan Timur, Kalimantan Barat dan Sulawesi Utara), Malaysia (Sabah,
Serawak dan Labuan), Filipina (Mindanai dan Palawan).
Kerja sama BIMP-EAGA ini dibentuk untuk merangsang minat para investor local dan asing
untuk melakukan investasi dan eningkatkan perdagangan di kawsan timur ASEAN. Tujuan
pembentukan BIMP-EAGA adalah mengembangkan kerja sama subregional antara Negara-
negara anggota dalam rangka menungkatkan pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut.
Sektor kerja sama yang diprioritaskan adalah perhubungan udara dan laut, perikanan,
pariwisata, energy, kehutanan, pengembangan sumber daya manusia dan mobilitas tenaga
kerja.

Organisasi Kepariwisataan Internasional


1. WTO (World Tourism Organization)
World Tourism Organization (WTO) didirikan pada 27 September 1970 dan secara aktif
bekerja pada 1 Januari 1976. WTO dibentuk sebagai transformasi dan Internasional Union
Official of Travel Organization (IUOTO) yang didirikan pada 1924 di Den Haag-Belanda.
WTO merupakan organisasi internasional antara pemerintah berstatus Badan Konsultatif PBB
dan berkantor pusat di Madrid-Spanyol. Keanggotaan WTO berdasarkan Sidang Umum XIII
Tahun 1999 terdiri dari:
a. 133 negara anggota penuh/Full Member (Badan pemerintah yang menangani kepariwisataan
nasional)
b. 5 anggota asoociate (Badan pemerintah yang menangani kepariwisataan daerah)
c. 1 permanent observer
d. 329 anggota affiliasi (Organisasi-organisasi non-komersial swasta maupun badan usaha
swasta yang bergerak di bidang riset, promosi, media pariwisata dan sebagainya).
Kegiatan Pokok WTO
Secara garis besar kegaitan utama WTO meliputi enam bidang, yaitu:
a. Kerja sama di bidang pengembangan kepariwisataan
Memberi nasihat dan bantuan kepada pemerintah secara luas seperti menyusun master
plan, studi kelayakan, kebutuhan tentang penanaman modal, transfer teknologi di bidanf
pemasaran dan promosi.
b. Bidang Pendidikan dan Pelatihan
Merupakan wadah strategis bagi penyelenggara pendidikan dan pelatihan di bidang
kepariwisataan termasuk di dalamnya kurss “Pelatihan untuk Pelatih, kursus jangka pendek
dan kursus jarak jauh, dan pendirian pusat-pusat pendidikan dan pelatihan WTO”.
c. Bidang Lingkungan dan Perencanaan
WTO bergerak di bidang pengembangan kepariwisataan yang berkesinambungan yang juga
meperhatikan aspek-aspek lingkungan. Dalam hal ini WTO turut berpartisipasi dalam forum-
forum internasional ynag berkaitan denagn lingkungan seperti pertemuan puncak Tenatang
Bumi di Rio de Janeiro dna Seminar Bumi di Kanada.
d. Bidang Kualitas Pelayanan Kepariwisataan
Liberalisasi, kesehatan dan keamanan merupakan isu penting di dalam pengingkatan-
peningkatan di bidang kepariwisataan. WTO berupaya mengurangi hambatan-hambatan yang
timbul di dalam pengembangan pariwisata dan mendorong terciptanya liberalism usaha di
bidang kepariwisataan.
e. Bidang Statistik dan Penelitian Pasar
WTO menjadi pusat data dan analisis pariwisata yang memiliki koleksi lebih dari 180 negara.
WTO secara berkesinambungan memonito dan menganalisis kecenderungan-kecenderungan
(trend) perkembangan kepariwisatan dunia. Untuk itu diterbitkan buku yang komprehensif dan
dibagikan kepada anggota.
f. Bidang Komunikasi dan Demokrasi
Bidang ini adalah unit yang melaksanakan publikasi dan Pusat Informasi bagi pers berkaitan
dengan kegiatan WTO.
2. Pasific Asia Travel Association (PATA)
Pasific Asia Travel Association (PATA) adalah suatu organisasi pariwisata internasional yang
bertujuan untuk mempromosikan seluruh daerah/kawasan Asia Pasifik dan Amerika Utara
sebagai daerah wisata yang menarik.
PATA didirikan pada 1951 di Hawaii, dan pada 1952 diselengarakan Sidang Tahunan I di
Honolulu. Asosiasi ini bersifat tidak mencari keuntungan (non-profit). Walaupun dalam tubuh
asosiasi tergabung organisasi-organisasi yang hampir seluruhnya saling bersaing, namun
terdapat satu konsensus bahwa tugas utama setiap anggota adalah memperbesar jumlah
kunjungan wisatawan ke Asia Pasifik dan Amerika Utara yang dengan sendirinya berarti
meningkatkan tourism revenue setiap anggota.
Untuk menjamin komunikasi yang efektif dengan kantor pusat dalam melaksanakan tugasnya,
di Negara-negara anggota PATA dibentuk suatu badan yang dinamakan PATA CHAPTER.
Saat terdapat dua macam PATA CHAPTER , yaitu:
a. Promotion Chapter, yang bertujuan menyelenggarakan kegiatan penerangan dan promosi
pariwisata
b. Regional Chapter, yang bertujuan memajukan kepentingan bersama di daerah tujuan wisata
tertentu di kawasan Pasifik.
Sebagai suatu organisasi yang mencakup lebih dari 1/3 kawasan permukaan bumi, PATA
bertujuan untuk memberikan keuntungan-keuntungan kepada para anggotanya, dengan
misinya memberikan andil pada pertumbuhan nilai dan kualitas berdasarkan pengalaman dari
kepariwisataan di lingkungan Negara Asia Pasifik.
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh PATA antara lain:
a. Pengembangan Sumber Daya Manusia melalui pendidikan dan pelatihan
b. Pemutakhiran data menyangkut kecenderungan industry pariwisata
c. Pelayanan jasa pemberian sarana secra professional dan perencanaan pembentukan suatu
tugas (Task Force)
d. Program Kepemimpinan dan program yang berkaitan denagn konservasi alam dan budaya
e. Bantuan pengembangan pariwisata dan penyusunan kebijaksanaan penanaman modal
f. Menyelenggarakan kegiatan pemasaran, promosi dan upaya penjualan
g. Memperluas peluang mencari pasar baru
h. Menyelenggarakan forum sebagai wahana pertemuan pemuka-pemuka periwisata di negara-
negara Asia-Pasifik.
3. Internasional Congress and Convention Association (ICCA)
Internasional Congress ang Convention Association (ICCA) adalah suatu asosiasi profesi yang
berskala internasional yang secara khusus menitik beratkan tujuannya kepada pengembangan
dan pembinaan pengelola kongres, konvensi dan eksibisi. ICCA didirikan pada 1964 berkantor
pusat di Amsterdam-Belanda. Asosiasi ini pada posisi Januari 1997 memiliki lebih dari 467
anggota yang bersala dari 44negara. Indonesia masuk menjadi anggota pada 1981.
Maksud dan tujuan ICCA adalah:
a. Menyelenggarakan dan mempromosikan kongres, konvensi dan eksibisi internasional
b. Menawarkan jasa-jasa tenaga ahli di bidang kongres, konvensi dan eksibisi termasuk
mengenai pengaturan fasilitas perjalanan
c. Menawarkan kepada setiap anggota keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dari
penyelenggaraan kongres, konvensi dan eksibisi.
4. Universal Federation of Travel Agent Association (UFTAA)
UFTAA adalah organisasi dari Perhimpunan Biro-biro Perjalanan yang dibentuk pada tahun
1966. Tujuannya adalah untuk memberikan perlindungan kepada biro-biro perjalanan melalui
perhimpunan biro perjalanan serta memberikan bantuan moral, material, keahlian dan teknik
yang diperlukan agar biro perjalanan dapat memperoleh kedudukan yang layak di kalangan
industry pariwisata dunia. Keanggotaannya terdiri dari tiga kategori:
a. Full Member,terdiri dari asosiasi biro perjalanan nasional
b. Registered Member, terdiri dari biro-biro perjalanan anggota asosiasi biro perjalanan
nasional di negara yang bersangkutan
c. Registered Enterprises, terdiri dari industri-industri kepariwisataan lainnya.
5. International Air Transport Association (IATA)
IATA adalah organisasi penerbangan yang menyelenggarakan pengangkutan internasional
yang menetapkan standar biaya, dokumen, frekuensi dan rute penerbangan. Organisasi ini
didirikan pada tahun 1945 denagn kantor pusat di Genewa (Swiss). Garuda Indonesia Airways
(GIA) menjadi anggota sejak tahun 1952.
Tujuan IATA adalah untuk mempromosikan dan memajukan angkutan udara/jaringan
penerbangan yang berhubungan langsung dengan angkutan udara internasional, mengadakan
kerja sama yang baik diantara perusahaan penerbangan maupun denagn organisasi/badan
lainnya. Keanggotaan IATA terdiri dari dua macam, yaitu:
a. Active Member, hanya dapat diwakili oleh perusahaan penerbangan nasional yang
menyelenggarakan penerbangan internasional
b. Association Member, selain active member juga biro-biro perjalanan yang ditunjuk oleh
IATA untuk menjadi agen perusahaan penerbangan.

BAB 7. POTENSI DAN DAYA TARIK WISATA


Potensi dan Daya Tarik Pariwisata

A.Potensi Pariwisata

Potensi pariwisata merupakan sesuatu yang dimiliki oleh suatu wisata yang menjadi daya
tarik bagi para wisatawan dan dimiliki oleh setiap tempat wisata. Potensi wisata adalah segala
sesuatu yang terdapat di daerah tujuan wisata dan merupakan daya tarik agar orang-orang
mau datang berkunjung ke tempat tersebut (Mariotti dalam Yoeti, 1996:172). Sujali (dalam
Amdani, 2008) menyebutkan potensi wisata sebagai kemempuan dalam suatu wilayah yang
mungkin dapat dimanfaatkan untuk pembangunan, mencakup alam dan manusia serta hasil
karya manusia itu sendiri. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa potensi wisata
adalah sesuatu yang dimiliki oleh tempat wisata yang yang merupakan daya tarik bagi para
wisatawan untuk berwisata dan digunakan untuk mengembangkan industri wisata di daerah
tersebut.

Potensi pariwisata nasional yang dimanfaatkan menjadi objek dan daya tarik wisata dapat
berupa keadaan alam, flora, fauna, kebudayaan nasional dan kebudayaan daerah baik yang
berwujud ide, kehidupan sosial maupun berupa benda hasil karya manusia yang perlu dijaga
kelestariannya dalam rangka memperkukuh jati diri bangsa dalam rangka perwujudan
Wawasan Nusantara (Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1996).

B.Daya Tarik Pariwisata

Pariwisata yang berpotensi adalah pariwisata yang mempunyai daya tarik yang dapat menarik
minat masyarakat untuk mengunjungi tempat wisata tersebut. Daya tarik tersebut dapat
berupa keadaan alam sekitar tempat wisata maupun sarana prasarana yang ada yang dapat
memberikan kenyamanan pada para pengunjung sehingga merasa betah berlama-lama di
tempat wisata tersebut. Berdasarkan Undang-Undang No.10 tahun 2009 pengertian daya tarik
wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa
keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran
atau tujuan kunjungan wisatawan.

Menurut Undang-Undang tentang Kepariwisataan, daya tarik wisata merupakan salah satu
usaha dalam kepariwisataan. Usaha pariwisata yang lain meliputi kawasan wisata; jasa
transportasi; jasa perjalanan; jasa makanan dan minuman; penyediaan akomodasi
penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi; penyelenggaraan pertemuan, perjalanan
intensity, konferensi, dan pameran; jasa informasi pariwisata; jasa konsultan pariwisata; jasa
pramuwisata; wisata tirta; dan spa. Hal-hal tersebut merupakan komponen-komponen yang
ada dalam usaha kepariwisataan. Setiap wisatawan berhak memperoleh informasi yang akurat
mengenai daya tarik wisata agar wisatawan lebih mengenali tempat wisata yang dikunjungi
dan supaya tidak merasa kecewa karena sudah mengetahui keadaan yang sebenarnya. Selain
itu wisatawan juga berhak mendapat pelayanan kepariwisataan sesuai standar seperti
perlindungan hukum, perlindungan hak pribadi, pelayanan kesehatan, serta perlindungan
asuransi untuk kegiatan pariwisata yang beresiko tinggi.

Pemeliharaan, pengembangan, dan pelestarian asset nasional yang menjadi daya tarik wisata
dan asset potensial yang belum tergali merupakan tanggung jawab pemerintah. Setiap
wisatawan juga wajib menjaga dan melestarikan daya tarik yang dimiliki tempat wisata serta
membantu menciptakan suasana aman, tertib, bersih, berperilaku santun, dan menjaga
kelestarian lingkungan destinasi periwisata supaya kelestarian tempat wisata dapat terjaga
dan tetap dikenal sampai generasi selanjutnya.

Objek wisata memiliki daya tarik yang berbeda-beda. Objek wisata memiliki daya tarik
didasarkan atas sumberdaya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman, dan
bersih. Adanya aksebilitas untuk

mudah dikunjungi, adanya spesifikasi yang berbeda dengan yang lain, terdapat sarana dan
prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan yang hadir. Pada objek alam, biasanya
objek wisata alam dijadikan primadona kunjungan karena eksotik merangsang untuk
menciptakan kegiatan tambahan, rekreatif dan reflektif, terapis dan lapang, faktor sejarah
maupun aktraktifnya.

1. Daya tarik wisata alam

Daya tarik wisata alam bersumber dari kondisi alam yang ada termasuk juga kedekatan
dengan alam sekitar atau lingkungan seperti wisata pantai, wisata bahari, wisata alam
pegunungan, wisata daerah liar dan terpencil, wisata taman dan daerah konservasi.

2. Daya tarik budaya

Daya tarik budaya memiliki obyek yang bersumber dari kondisi sosial budaya masyarakat
ataupun peninggalan seperti kondisi adat istiadat masyarakat, kondisi sosial masyarakat, dan
acara tradisional.

3. Daya tarik buatan manusia (termasuk artifisial/khusus)

Daya tarik buatan manusia ini merupakan daya tarik yang mengembangkan sesuatu yang
bersumber dari buatan manusia, atau termasuk sebagai daya tarik khusus seperti: Taman
hiburan rakyat, festival-festival musik, festival tahunan atau lokasi ajang perlombaan (perahu,
motor cros, dll).

Suatu pariwisata mempunyai faktor-faktor yang dapat membentuk daya tarik yang dapat
membuat para pengunjung terarik untuk mengunjungi suatu tempat wisata. Faktor-faktor
yang dapat membentuk daya tarik dalam suatu tempat wisata antara lain (Pierce dalam
Mulyo, 2005):

1. Atraksi wisata, yaitu daya tarik wisata utama suatu obyek wisata yang mempengaruhi
minat pengunjung untuk menikmatinya.

2. Transportasi, yaitu sarana pencapaian ke tempat daerah tujuan wisata, hal ini berkaitan
dengan kemudahan pencapaian dan tingkat aksesibilitas.

3. Akomodasi, yaitu pendukung kegiatan periwisata yang bertujuan memenuhi kebutuhan


wisatawan untuk mendapatkan kenyamanan dan kepuasan.

4. Fasilitas penunjang, meliputi fasilitas umum seperti telepon umum, mushola/masjid, toilet,
dan fasilitas lain.
5. Prasarana, seperti penerangan, air bersih, dan lain-lain.

Faktor pembentuk daya tarik wisata lain yang berfungsi untuk pengembangan suatu daerah
tujuan wisata atau kawasan wisata, yang mendorong wisatawan untuk melakukan kunjungan
wisata adalah (Yoeti dalam Mulyo, 2005):

1. Kenyamanan yang bersifat alami seperti iklim, bentuk tanah, pemandangan, hutan belukar,
flora, fauna, serta pusat kesehatan.

2. Hasil ciptaan manusia. Faktor ini terbagi dalam dua bagian yaitu:

o Benda yang memiliki nilai sejarah dan keagamaan seperti monument sejarah, rumah adat,
museum, art gallery, dan

o Kegiatan yang bersifat kebudayaan seperti acara tradisional pameran festival, upacara
perkawinan, dan kesenian rakyat.

3. Tata cara hidup masyarakat secara tradisional yang dapat ditawarkan kepada wisatawan
(kondisi sosial budaya masyarakat) yang menjadi daya tarik tersendiri dalam suatu
pariwisata.

Dari uraian diatas diketahui bahwa terdapat faktor-faktor yang membuat suatu tempat wisata
itu menjadi menarik. Faktor-faktor tersebut merupakan suatu potensi yang dapat menarik
lebih banyak wisatawan untuk

datang berkunjung ke tempat wisata. Salah satu faktor pembentuk daya tarik wisata adalah
transportasi yang merupakan faktor utama dalam suatu pariwisata karena transportasi
merukanan sarana untuk menuju tempat wisata tersebut. Bila sistem transpotasinya bagus
maka wisatawan akan merasa nyaman bila berwisata disana begitu pula dengan sistem
akomodasi maupun sarana pengunjang lain seperti tempat ibadah, toilet, dan prasarana seperti
air bersih dan telepon umum.

BAB 8. DOKUMEN PERJALANAN PARIWISATA


A.Pengertian dokumen perjalanan.

Dokumen perjalanan(travel documents) adalah surat keterangan yang digunakan seseorang


dalam perjalanan , dalam surat keterangan antara lain dicantumkan nama, kebangsaan,
pekerjaan, jabatan, identitas lain, serta keterangan khusus sehubungan dengan maksud
perjalanan seseorang.

1. PASSPORT
Paspor adalah dokumen perjalanan yang dikeluarkan oleh suatu negara bagi warga negaranya
untuk melakukan perjalanan ke luar negeri.
Paspor pada umumnya berlaku secara universal, artinya semua negara dapat menerima
dokumen ini sebagai legalitas bagi pemiliknya untuk memasuki seuatu negara. Dokumen
tersebut berisikan data pribadi dari pemegang paspor yang menyangkut :
- Nama lengkap.
- Tempat dan tanggal lahir.
- Tanda khusus pemegang paspor.
- Kebangsaan.
- Agama.
- Photo.
- Masa berlaku paspor yang disahkan oleh pejabat imigrasi.
JENIS-JENIS PASSPORT
1. Normal Passport (Paspor Biasa)
Adalah paspor yang dikeluarkan untuk digunakan oleh orang yang melakukan perjalanan
keluar negeri dengan tujuan untuk kepentingan pribadi, yang dimaksud dengan kepentingan
pribadi adalah kepentingan yang tidak berkaitan dengan kepentingan pemerintah. Paspor biasa
dikeluarkan oleh Direktorat Imigrasi, Departemen Kehakiman. Masa Berlaku paspor biasa
ditetapkan untuk jangka waktu 6 tahun, dan jika telah habis masa berlaku, dapat diperpanjang
untuk 1 tahun berikutnya.
2. Official Passport (Paspor Dinas)
Adalah paspor yang dikeluarkan untuk digunakan oleh para pegawai pemerintah yang
melakukan perjalanan ke luar negeri dalam rangka melaksanakan tugas kepemerintahan.
Paspor Dinas dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri dengan masa berlaku disesuaikan
dengan jangka waktu pemegang paspor melaksanakan tugasnya. Paspor Dinas umumnya
disiapkan untuk satu kali tujuan.
3. Haj Passport (Paspor Haji)
Adalah paspor yang dikeluarkan dan digunakan khusus oleh pemegangnya hanya untuk
melaksanakan ibadah haji/umrah. Dokumen perjalanan ini disebut khusus karena fungsi dan
masa berlakunya khusus hanya untuk menunaikan ibadah haji/umrah.
4. Joint/Familiy Passport (Paspor Keluarga/Gabungan)
Adalah paspor yang dikeluarkan dan diberikan kepada suatu keluarga, yang terdiri dari suami
atau istri dan anak-anaknya yang belum dewasa, atau seseorang anggota keluarga yang belum
dewasa, masih berada dalam pengawasan dan perlindungannya.
5. Diplomatic Passport (Paspor Diplomatik/Konsulat)
Adalah paspor yang diberikan kepada Diplomat dan Konsul yang akan bertugas di
luar negeri. Masa berlaku paspor ini disesuaikan dengan masa dinasnya. Pengeluaran,
perpanjangan waktu, penambahan, maupun pencabutan paspor jenis ini dilaksanakan oleh
Menteri Luar Negeri atau pegawai Dinas Luar Negeri yang ditunjuk oleh Menteri Luar Negeri.
6. Paspor RI untuk orang asing
Adalah paspor yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk orang asing yang tidak memiliki
status kewarganegaraan tetapi telah berdomisili di Indonesia sekurang-kurangnya 15 tahun dan
hendak melakukan perjalanan ke luar negeri untuk tujuan pribadi.
7. Paspor Pelaut
Adalah paspor yang dikeluarkan oleh pemerintah bagi warga negara yang bertugas sebagai
anak buah kapal/pelaut yang dalam tugasnya sering melakukan perjalanan ke luar negeri

Paspor Hijau
Paspor diberikan kepada Warga Negara Indonesia yang akan melakukan perjalanan ke luar
dan atau masuk ke wilayah Negara Republik Indonesia.
ciri-ciri:
- Bersampul Hijau.
- Ada 2 jenis,yaitu berisi 48 hal (untuk warga umum)
& yang berisi 24 hal (untuk TKI).
-Ditulis dengan Bhs. Indonesia & Inggris.
-Masa berlakunya paling lama 2 th dapat
diperpanjang hingga 5 th.
- lembaga yang mengeluarkan adalah Ditjen Imigrasi.
-Departemen Hukum dan Perundang-undangan kegunaan:Diperuntukan bagi WNI yang akan
pergi ke luar negeri.

Paspor coklat

Paspor yang diberlakukan pada seseorang yang akan


melakukan ibadah haji/umroh yang akan pergi ke Arab Saudi
ciri-ciri:
-Bersampul Coklat.
- Ditulis dg Bhs. Indonesia & Arab.
- Masa berlakunya tergantung lamanya Ibadah haji/ Umroh.
-Lembaga yang mengeluarkan adalah Departemen Agama.
-Diperuntukkan bagi orang yang akan Melakuka Ibadah Haji/ Umroh ke Arab Saudi.

Paspor keluarga
Paspor yang diperuntukkan bagi beberapa anggota
keluarga yang akan melakukan perjalanan ke luar negeri
ciri-ciri:
-Berlaku untuk orang tua & anak-anaknya.
-Tidak berlaku untuk anak-anak tanpa orang tua.
- Ada 1 Orang pemegang paspor.
-Lembaga yang mengeluarkan adalah Kantor Imigrasi.
-Diperuntukan bagi keluarga yang akan melakukan perjalanan
keluar negeri tanpa harus memiliki paspor individu untuk
masing-masing anggota keluarga.

Paspor kelompok

Paspor yang digunakan oleh sekelompok


orang yang akan melakukan perjalanan kelura negeri secara bersamaan
ciri-ciri :
-Hanya berlaku secara kelompok.
- Lembaga yang mengeluarkan adalah Kantor Imigrasi :
-Diperuntukan bagi kelompok yang akan
melakukan perjalanan keluar negeri tanpa harus
memiliki paspor individu untuk masin-masing anggota kelompok.

Paspor Orang Asing


Paspor yang diberikan kepada orang asing yang bertempat tinggal di wilayah Negara
Republik Indonesia dan akan melakukan perjalanan ke luar wilayah Negara Republik
Indonesia.
ciri-ciri :
-Syarat dan ketentuan untuk memiliki paspor ini diatur oleh masing-masing Negara
- Hanya diberikan kepada orang asing yang mempunyai Izin Tinggal Tetap,tidak mempunyai
Surat Perjalanan yang sah dari negaranya atau negara lain,Dalam waktu yang dianggap layak
tidak dapat memperoleh Surat Perjalanan yang sah dari negaranya atau negara lain, dan Tidak
terkena tindak pencegahan.
-Lembaga yang mengeluarkan adalah Kantor Imigrasi.
-Diperuntukan bagi Orang Asing yang bertempat tinggal
di wilayah RI atau orang asing akan melakukan
perjalanan keluar wilayah RI.

Paspor Hitam
Paspor yang diberikan kepada Pegawai Negeri, Pejabat Negara tertentu, istri atau suami dan
anak dari Pegawai Negeri atau Pejabat Negara atau Warga Negara Indonesia tertentu yang
akan melakukan perjalanan ke luar wilayah Negara Republik Indonesia untuk melaksanakan
tugas diplomatic.

ciri-ciri :
-Berwarna Hitam.
-Hanya untuk mereka yang mempunyai status diplomatik
(konsul,diplomat,pejabat dan kep. Negara dll).
-Untuk misi diplomatic.
- Lembaga yang mengeluarkan adalah Departemen Luar negeri.
-Diperuntukan bagi Pegawai Negeri, Pejabat Negara tertentu,
istri atau suami dan anak dari Pegawai Negeri atau Pejabat Negara
WNI tertentu yang akan melakukan perjalanan ke
luar wilayah Negara Republik Indonesia untuk melaksanakan tugas diplomatik.

Paspor Biru
Paspor yang diberikan kepada Pegawai Negeri, Pejabat Negara tertentu, atau Warga Negara
Indonesia tertentu yang akanmelaksanakan tugas Pemerintah Republik Indonesia yang tidak
bersifat diplomatic.
ciri-ciri :
-Berwarna biru.
-Berlaku untuk Pegawai Negeri, Pejabat Negara tertentu,
atau Warga Negara Indonesia tertentu yang akan
melaksanakan tugas Pemerintah Republik Indonesia yang tidak bersifat diplomatic.
-Lembaga yang mengeluarkan adalah Departemen Luar negeri setelah mendapat izin dari
Sekretariat Negara.
-Diperuntukkan bagi Pegawai Negeri, Pejabat Negara tertentu, atau Warga Negara Indonesia
tertentu yang akanmelaksanakan tugas Pemerintah Republik Indonesia yang tidak bersifat
diplomatic.

Paspor Biometrik
Paspor elektronik yang diterbitkan sesuai standar Internasional Yang ditetepkan oleh ICAO
guna memerangi segala bentuk masalah pemalsuan paspor
ciri-ciri :
-Bersifat elektronik
-lembaga yang mengeluarkan :
-ICAO -Departemen Luar Negeri kegunaan :
-Untuk mengatasi masalah pemalsuan paspor yang sering dihadapi Dep. Kehakiman & HAM
-mempercepat pembersihan melalui Imigrasi
-Pencegahan pemalsuan Identitas

e-paspor

Paspor
elektronik yang diterbitkan sesuai standar Internasional Yang ditetepkan oleh ICAO guna
memerangi segala bentuk masalah pemalsuan paspor
ciri-ciri :
Bersifat elektronik
lembaga yang mengeluarkan :
-ICAO
-Departemen Luar Negeri kegunaan :
-Untuk mengatasi masalah pemalsuan paspor yang sering
dihadapi Dep. Kehakiman & HAM
-mempercepat pembersihan melalui Imigrasi -Pencegahan pemalsuan Identitas

2. VISA
Visa adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh suatu negara atau perwakilannya
sebagai tanda diperkenankannya nseseorang dari negara lain memasuki wilayah negara
tertentu. Visa merupakan pernyataan dari perwakilan negara yang akan dikunjungi bahwa
pemegang Visa telah diberi ijin memasuki dan tinggal di negaranya untuk jangka waktu
tertentu. Fungsi utama dari Visa adalah sebagai dokumen bahwa pemegang Visa dari suatu
negara telah diperkenankan tinggal untuk keperluan tertentu di negara tersebut.
Visa merupakan catatan dalam paspor atau dokumen perjalanan lainnya yang menetapkan
bahwa pemegang paspor dan Visa telah diberikan jaminan untuk memasuki suatu negara
pemberi Visa. Wujud dari Visa dapat berupa stempel atau stiker yang dibubuhkan pada paspor
yang diberikan oleh pejabat kedutaan/perwakilan negara yang akan dikunjungi.
Dalam visa yang dikeluarkan , dicantumkan hal-hal sebagai berikut :
- - Nomor dan tanggal pengeluaran.
- - Jenis visa yang diberikan.
- - Masa berlaku visa.
- - Berapa kali visa tersebut bias digunakan.

JENIS-JENIS VISA

Berdasarkan tujuan kunjungan ke suatu negara, Visa dapat dibedakan menjadi :


1. Visa Transit Adalah ijin memasuki wilayah negara yang diberikan kepada orang (WNA) yang
sedang dalam perjalanan dan melakukan persinggahan (transit) pada suatu kota di negara
tertentu. Jenis Visa ini sering disebut dengan Transit With Out Visa (TWOV) dan hanya
berlaku untuk jangka waktu yang sangat singkat, paling lambat 5 ( lima) hari. Tidak setiap
negara memperkenankan setiap orang melakukan transit tanpa Visa.
2. Visa Wisata adalah Visa yang diberikan kepada seseorang untuk diperkenankan masuk ke
suatu wilayah negara dengan tujuan untuk melakukan kunjungan pribadi. Yang dimaksud
dengan kunjungan pribadi adalah kunjungan ke negara lain yang tidak berkaitan dengan
kepentingan pemerintah. Jenis visa ini sering digunakan orang untuk keperluan kunjungan
wisata dengan masa tinggal yang relatif singkat. Visa kunjungan biasanya diberikan untuk
selama tidak lebih dari 3 bulan. Visa wisata terdiri dari Single Entry Visa dan Multiple Entry
Visa. Single Entry Visa adalah visa untuk satu kali masuk ke suatu wilayah negara. Sedangkan
Multiple Entry Visa adalah visa yang dapat digunakan berkali-kali untuk memasuki satu
wilayah negara. Untuk WNA yang berkunjung ke Indonesia dengan tujuan untuk wisata baik
perorangan maupun group, masa berlakunya visa adalah 30 (tiga puluh) hari dapat
diperpanjang selama 15 (lima belas) hari.
3. Visa Dinas adalah visa yang diberikan kepada sesorang yang memasuki wilayah satu negara
untuk keperluan dinas atau melaksanakan tugas-tugas pemerintah.
4. Visa Pelajar adalah visa yang diberikan kepada sesorang untuk memasuki wilayah satu negara
dengan tujuan untuk belajar.
5. Visa Diplomat adalah visa yang diberikan kepada orang untuk memasuki wilayah satu negara
dengan tujuan untuk melaksanakan tugas diplomat seperti Duta Besar, Konsul Jenderal dan
atau tugas-tugas diplomat lainnya.
6. Visa Bekerja adalah visa yang diberikan kepada seseorang untuk memasuki wilayah satu
negara dengan tujuan untuk bekerja.
7. Visa Khusus Pelaut dan Awak Pesawat adalah visa yang diberikan kepada pelaut dan awak
pesawat untuk memasuki wilayah satu negara dengan tujuan untuk melakukan persinggahan
dalam perjalanannya. Sesuai dengan jenis dan fungsi macam-macam visa tersebut, setiap orang
yang telah memperoleh visa sesuai dengan tujuannya wajib mentaati segala ketentuan yang
mengatur keberadaannya selama di negara tujuan. Pemegang visa wisata hanya dibenarkan
melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan perjalanan wisata. Demikian juga untuk jenis
visa yang lain, harus dimafaatkan sesuai dengan tujuannya.
8. Visa kunjungan usaha adalah visa untuk orang asing yang berkunjung ke Indonesia dengan
maksud untuk melakukan usaha dibidang perdagangan.Masa berlaku (enam) bulan
9. Visa kunjungan social budaya adalah Visa untuk orang asing yang mempunyai keperluan
social budaya . Masa berlaku 30 (tiga puluh ) hari.
10.Visa berdiam sementara adalah visa untuk orang asing yang berdiam sementara di Indonesia
diberikan kepada :Tenaga ahli asing, Tenaga ahli asing yang bekerja untuk pemerintah
RI, Orang asing yang bekerja untuk kerohanian, Orang asing yang bekerja untuk lembaga
penelitian pendidikan, Mahasiswa/pelajar yang datang ke Indonesia Orang asing yang bekerja
sebagai pekerja social, Orang asing yang bekerja sebagai koresponden kantor berita asing di
Indonesia,Orang asing yang bekerja sebagai pelatih Olah raga di Indonesia,Orang asing yang
bekerja sebagai penerbang,Orang asing bekas WNI yang telah kehilangan
Kewarganegaraan, Istri/anak yang akan mengunjungi suami dan ayahnya.

CONTOH GAMBAR VISA:

3. FISCAL
Fiskal adalah surat keterangan membayar pajak (fiscal certificate) bagi orang yang bepergian
ke luar negeri. Pajak yang dimaksud adalah kategori Pajak Penghasilan yang dibayar dimuka
oleh orang yang bepergian ke luar negeri. Surat Keterangan ini dikeluarkan oleh Direktorat
Jenderal Pajak, Departemen Keuangan. Dengan demikian yang dimaksud dengan fiskal adalah
pajak yang harus dibayar oleh orang yang akan melakukan perjalanan ke luar negeri, dengan
maksud tidak untuk kepentingan negara/pemerintah.
Dengan membayar sejumlah fiskal yang telah ditentukan oleh pemerintah, seseorang akan
memperoleh dokumen resmi yang menunjukkan bahwa mereka diperkenankan untuk
melakukan perjalanan ke luar negeri.
Fiskal wajib dibayar oleh setiap penumpang orang yang akan melakukan perjalanan ke luar
negeri tanpa batasan usia.
Ada beberapa orang yang tidak diwajibkan membayar fiskal, yaitu :
1. Warga Negara Indonesia yang tinggal di luar negeri.
2. Warga Negara Indonesia yang menjadi air/sea crew.
3. Warga Negara Indonesia yang melakukan perjalanan untuk melaksanakan
tugas pemerintahan (dinas) dan dibiayai oleh pemerintah.
4. Diplomatik/ Consular Staff dari Keduataan Asing yang ada di Indonesia.

4. TICKET
Dengan memiliki tiket seseorang akan mendapatkan jasa pelayanan pada angkutan darat, laut
maupun udara baik domestik atau internasional. Namun apabila tiket ini tidak dipergunakan
secara keseluruhan atau hanya sebagian dari rute-rute yang telah tercantum pada tiket, maka
dapat diuangkan kembali sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.
CONTOH TICKET:

TIKET BUS

TIKET KAPAL
TIKET KERETA API

TIKET PESAWAT

5. HEALTH CERTIFICATE
Sertifikat Kesehatan adalah salah satu dokumen resmi yang menunjukkanbahwa pemegangnya
telah memperoleh vaksinasi yang disetujui oleh Badan Kesehatan Dunia (W.H.O), sehingga
diperkenankan untuk memasuki wilayah suatu negara. Vaksinasi yang dimaksud disini adalah
vaksinasi yang diberikan agar orang tersebut terhindar dari beberapa penyakit, khususnya
penyakit menular.
Terdapat beberapa negara yang sangat peduli dengan kesehatan, melarang setiap orang masuk
ke negaranya yang ternyata belum memperoleh vaksinasi.
Pemberian vaksinasi tersebut adalah bertujuan agar seseorang terhindar dari penyakit-penyakit
berikut ini :
1. Cacar (small pox).
2. Kolera (cholera).
3. Demam kuning (yellow fever).
4. Malaria.
5. Aids.
6. Serta beberapa penyakit menular lainnya.
CONTOH HEALT CERTIFICATE:
BAB 9. USAHA JASA WISATA
Dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mengklasifikasikan
Usaha pariwisata yakni terdiri dari :

1. Daya Tarik Wisata. Merupakan segala sesuatu yang mempunyai keunikan,


kemudahan, dan nilai yang berwujud keanekaragaman, kekayaan alam, budaya, dan
hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan para wisatawan.
2. Kawasan Pariwisata. Merupakan usaha yang kegiatannya membangun atau mengelola
kawasan dengan luas wilayah tertentu untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.
3. Jasa Transportasi Wisata. Yakni merupakan usaha khusus yang menyediakan
angkutan untuk kebutuhan dan kegiatan pariwisata.
4. Jasa Perjalanan Wisata. Merupakan usaha biro perjalanan wisata dan usaha agen
perjalanan wisata. Usaha biro perjalanan wisata meliputi usaha penyediaan jasa
perencanaan perjalanan atau jasa pelayanan dan penyelenggaraan pariwisata, Usaha
agen perjalanan wisata meliputi usaha jasa pemesanan sarana, seperti pemesanan tiket
dan pemesanan akomodasi serta pengurusan dokumen perjalanan.
5. Jasa Makanan dan Minuman. Merupakan usaha jasa penyediaan makanan dan
minuman yang dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses
pembuatan dapat berupa restoran, kafe, rumah makan, dan bar/kedai minum.
6. Penyediaan Akomodasi. Merupakan usaha yang menyediakan pelayanan penginapan
yang dapat dilengkapi dengan pelayanan pariwisata lainnya. Usaha penyediaan
akomodasi dapat berupa hotel, vila, pondok wisata, bumi perkemahan, persinggahan
karavan, dan akomodasi lainnya yang digunakan untuk tujuan pariwisata.
7. Penyelenggaraan Kegiatan Hiburan dan Rekreasi. Merupakan usaha yang ruang
lingkup kegiatannya berupa usaha seni pertunjukan, arena permainan, karaoke,
bioskop, serta kegiatan hiburan dan rekreasi lainnya yang bertujuan untuk pariwisata.
8. Penyelenggaraan Pertemuan, Perjalanan Insentif, koneferensi, dan Pameran.
Merupakan usaha yang memberikan jasa bagi suatu pertemuan sekelompok orang,
menyelenggarakan perjalanan bagi karyawan dan mitra usaha sebagai imbalan atas
prestasinya, serta menyelenggarakan pameran dalam rangka menyebarluaskan
informasi dan promosi suatu barang dan jasa yang berskala nasional, regional, dan
internasional.
9. Jasa Informasi Pariwisata. Merupakan usaha yang menyediakan data, berita, feature,
foto, video, dan hasil penelitian mengenai kepariwisataan yang disebarkan dalam
bentuk bahan cetak atau elektronik.
10. Jasa Konsultan Pariwisata. Merupakan usaha yang menyediakan sarana dan
rekomendasi mengenai studi kelayakan, perencanaan, pengelolaan usaha, penelitian,
dan pemasaran di bidang kepariwisataan.
11. Jasa Pramuwisata. Merupakan usaha yang menyediakan atau mengkoordinasikan
tenaga pemandu wisata untuk memenuhi kebutuhan wisatawan dan kebutuhan biro
perjalanan wisata.
12. Wisata Tirta. Merupakan usaha yang menyelenggarakan wisata dan olahraga air,
termasuk penyediaan sarana dan prasarana serta jasa lainnya yang dikelola secara
komersial di perairan laut, pantai, sungai, danau, dan waduk.
13. Spa. Usaha perawatan yang memberikan layanan dengan metode kombinasi terapi air,
terapi aroma, pijat, rempah – rempah dan olah aktivitas fisik dengan tujuan
menyeimbangkan jiwa dan raga dengan tetap memperhatikan tradisi dan budaya
bangsa Indonesia.
Perencanaan Pariwisata

Pada hakikatnya perencanaan merupakan penentuan suatu tujuan utama beserta cara-
cara untuk menentukan tujuan tersebut. Maka dalam Pariwisata sangat dibutuhkan perencanaan
untuk mengembangkan suatu obyek wisata. Karena dalam kepariwisataan perencanaan tidak
lepas dari segala aspek yang berhubungan dengan pariwisata, dengan demikian perencanaan
kepariwisataan mencakup seluruh jaringan yang berkaitan dengan pariwisata yaitu diantarnya
adalah :

1. Kalangan pemerintah, (Vertikal maupun horizontal).

2. Para pelaku usaha pariwisata.

3. Masyarakat umum.

Pentingnya perencanaan dalam sebuah wisata dikarenakan perencanaan digunakan


sebagai pedoman penyelenggara wisata, sebagai sarana untuk memprediksikan kemungkinan
timbulnya hal-hal di luar dugaan sekaligus alternatif untuk memecahkanya, sebagai sarana
untuk mengarahkan penyelenggaran wisata sehingga dapat mencapai tujuannya, yaitu
mewujudkan wisata secara efektif dan efisien, dan sebagai alat ukur tingkat keberhasilan wisata
sebagai upaya pengawasan atau evaluasi dalam rangka memberikan umpan balik bagi
penyelenggaraan wisata selanjutnya.

Dalam perencanaan pembangunan pariwisata memerlukan berbagai proses tahapan-


tahapan yaitu diantaranya adalah :

1. Persiapan study, adalah awalan bagi badan perencana di bawah pemerintahan daerah
memutuskan atau melakukan study dan menyusun acuan kerja atau organisasi.

2. Penentuan sasaran, merumuskan maksud pokok memrakarsai study, misalnya untuk menunjang
pengembangan pariwisata kota dalam rangka meraih manfaat ekonomi (yang terukur) dan
lingkungan kota serta manfaat bagi penduduk kota melalui menciptakan lapangan kerja dan
memperluas pelayanan bagi penduduk maupun wisatawan.

3. Sigi semua elemen, menghimpun ragam sumberdaya pariwisata dan perkembangan daerah
maupun ekonomi kepariwisataan. Untuk itu perlu dikumpulkan data perihal kebutuhan
pariwisata kota ( misalnya : karakteristik wisatawan, pola perjalanana, dan kecenderungannya)
dan ketersediaan sumber daya kepariwisataan (misalnya : daya tarik, akomodasi, fasilitas,
prasarana, struktur ekonomi pariwisata, dan lingkungan) serta penilaian kemungkinan tentang
penanaman modal bagi perkembangan dimasa depan.

4. Analisis dan sintesis temuan temuan, mengacu pada proses analisis informasi yang diperoleh
dari hasil penyigian sebagai dasar perumusan rencana.

5. Rumusan kebijakan dan rencana, menyususun draft rencana pengembangan berdasarkan


pilihan kebijakan pariwisata.

6. Dasar pertimbangan usulan, adalah tahap perencanaan seluruhnya diajukan kepada komisi
perencanaan pemerintah daerah untuk dikaji dan memperoleh masukan. Diskusi berlangsung
antara penyusun rencana dan komisi perencanaan pemerintah dapat juga dilakukan konsultasi
kepada pihak-pihak lain yang mempunyai perhatin.

7. Pelaksanaan dan pemantauan rencana, tahap rencana diwujudkan dalam tindakan, kegagalan
baru disadari saat proses berjalan maka dari itu pelu diadakan pemantauan.

8. Tinjauan berkala , mengacu pada proses pelaporan balik atas kemajuan rencana dan tahap study
persiapan sering perlu dilakukan lagi. Kegagalan rencana di tahap ini sering diakibatkan oleh :

a. Kegagalan membangkitkan minat pengembang.

b. Ketidak mampuan membuat aturan yang diperlukan untuk proses pengembangan lahan.

c. Kegagalan koordinasi sector public dan swasta.

d. Kelangkaan anggaran sector public untuk melaksanakan rencana keseluruhan.

e. Ketersediaan sarana prasarana angkutan yang tidak memadai.

f. Ketidak mampuan memahami oposisi masayarakat atas pengembangan pariwisata yang dapat
menunda rencana.

Menurut matheusik langkah dalam proses perencanaan sebagai berikut :

1. Pilih pangsa pasar yang digunakan

2. Pahami kunci komponen kepariwisataaan atau buat peta karakteristik produk.

3. Himpun data produk pariwisata dalam ksetiap komponen factor pariwisata.

4. Alihkan data karakteristik produk pariwisata ke format peta dasar.

5. Bandingkan pangsa pasar dengan potensi-potensi produk pariwisata.

6. Tentukan bobot setiap pangsa produk untuk setiap pangsa pasar.

7. Buat peta gabungan dari setiap pasar produk yang sesuai.

8. Tentukan zona tujuan yang cocok bagi pangsa pasar.


9. Tetapkan gabungan zona destinasi untuk kepentingan kombinasi pasar.

Hirarki perencanaan pembangunan kepariwisataan meliputi berbagai tinkatan yaitu


diantaranya adalah :

1. Tingkat nasional ( nasional planning), mencakup wilayah nasional dengan mengacu pada
rencana strategis RENSTRA yang meliputi :

a. UU no. 10 Th 2009

b. RPJM

c. RIPNAS

2. Tingkat DTW, SUB DTW, dan Kawasan,mencakup wilayah kabupaten dan propinsi dengan
mengacu pada RPJMD, RENSTRADA yang meliputi :

a. RIPDA Tk 1

b. RIPDA

c. Rencana induk pengembangan kawasan.

3. Obyek wisata, mencakup wilayah dimana obyek wisata tersebut berada dengan mengacu pada
RTR dan desain teknis yang meliputi rencana tapak dan desain teknis
BAB 10. USAHA SARANA WISATA
A.Pengertian Usaha Sarana Wisata
Usaha sarana wisata meliputi kegiatan pembangunan, pengelolaan, dan
penyelenggaraan fasilitas serta pelayanan yang di perlukan dalam penyelenggaraan wisata
(UUD No.9 Tahun 1990 Pasal 22)

Dilihat dari peranan nya usaha sarana dapat dibagi:

1)Sarana Pokok pariwisata(main tourism suprastructure)

2)Sarana Pelengkap Pariwisata(Supplementing tourism suprastructure)

3)Sarana Penunjang Pariwisata(supporting tourism suprastructure)

B. Jenis Usaha Sarana Pariwisata

Menurut Bagyono ( 2007 : 25 - 28 ) usaha jasa pariwisata adalah suatu usaha bisnis yang
kegiatan utamanya meliputi menjual jasa – jasa pariwisata kepada wisatawan baik itu
wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Jenis usaha jasa pariwisata meliputi:

a. Agen Perjalanan, Biro Perjalanan dan Tour Operator (Usaha Jasa Perjalanan)
Berdasarkan prinsipnya ketiga jenis usaha tersebut sama, yakni sama – sama beroperasi
dalam bidang perjalanan, sedangkan perbedaan nya terletak pada kegiatan pelaksanaannya
itu sendiri. Misalnya kegiatan biro perjalanan ruang lingkupnya lebih luas dibandingkan
dengan agen perjalanan. Demikian juga dengan ruang lingkup kegiatan tour operator lebih
luas jika dibandingkan dengan biro perjalanan.

b. Pemanduan Wisata
Keberadaan usaha ini sudah termasuk kedalam kegiatan biro perjalanan. Tetapi tidak
menutup kemungkinan kalau usaha ini berdiri sendiri . Misalnya dalam suatu obyek wisata
terdapat pemandu wisata yang bukan merupakan dari biro perjalanan. Mereka merupakan
pemandu resmi yang berada pada dalam organisasi atau perkumpulan tertentu.

c. Pelayanan Informasi Wisata


Kegiatan usaha ini bisa dilakukan oleh pemerintah maupun pihak swasta. Jika kegiatan usaha
ini dilakukan oleh pemerintah maka kegiatan tersebut bukan usaha yang dikomersialkan,
tetapi untuk memudahkan pelayanan tersebut kepada wisatawan.

d. Pelayanan Pertemuan dan Konferensi


Usaha ini kegiatannya lebih kepada menyediakan fasilitas pertemuan , seminar – seminar,
konferensi dan lain – lain baik kegiatan penyelenggaraannya maupundalam menyediaan
tempat beserta perlengkapannya. Pada usaha ini juga kadang menyediakan jasa Master of
Ceremony (MC). Sudah banyak hotel – hotel yang memasukan kegiatan ini didalam
pemasarannya.

e. Usaha Jasa Boga : Restoran, Bar dan Katering


Ketiga usaha diatas dapat berupa usaha yang berdiri sendiri ataupun usaha yang menyatu,
misalanya dalam hotel.

f. Usaha Transportasi
Usaha Transportasi yakni mencakup transportasi darat, laut dan udara.Perusahaan
Transportasi darat terdiri dari pelayanan bus, kereta, perusahanaan taksi, dan Perusahaan
transportasi udara meliputi maskapai penerbangan. Sedangkan transportasi laut terdiri dari
pelayaran umum dan pelayaran wisata.

g. Usaha Jasa Akomodasi


Usaha yang memberikan pelayanan kepada tamu yang menginginkan tempat tinggal baik
dalam tempo waktu yang singkat ataupun tempo waktu yang lama. Jenis usaha seperti yakni
Hotel, motel, apartemen, wisma, cottage, bungalow dan lain sebagainya.

h. Usaha Jasa Pencucian (Laundry and Dry Cleaning)


Usaha yang memberikan pelayanan pencucian kepada wisatawan yang ingin mencuci
pakaiannya baik dicuci biasa maupun kering / minyak.

i. Usaha Layanan Pemijatan (Massage)


Jenis usaha ini bisa berdiri sendiri atau pun merupakan bagian dari pelayanan yang diberikan
hotel kepada tamu. Para tamu bisa menentukan pelayanan pemijatan yang ingin dinikmatinya
baik ditepi pantai atau ruang pemijatan maupun didalam kamar. Serta tamu juga bisa memilih
jenis - jenis pemijatan yang diinginkannya.

j. Usaha Jasa Penitipan Anak (Baby Sitting)


Usaha ini bertujuan agar memudahkan para wisatawan yang memiliki waktu yang terbatas
dengan keluarga dalam hal ini putra putri mereka.

Anda mungkin juga menyukai