Anda di halaman 1dari 18

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Penelitian eksperimen, yaitu

penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan (treatment) tertentu

terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan, Sugiyono (2013). Tipe

penelitian eksperimen yang digunakan adalah Quasi Eksperimental Design tipe

Nonequivalent Control Group Design. Pada jenis penelitian Quasi Eksperimental

Design mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya

untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan

eksperimen dan digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok

kontrol yang digunakan untuk penelitian.

Penelitian yang mengguanakan desain Quasi Eksperimental Design

dilakukan terhadap dua kelas, yakni kelas eksperimen dan kelas kontrol

(pembanding) yang tidak dipilih secara random, Sugiyono (2014:65). Pada kelas

eksperimen diberikan perlakuan berupa pembelajaran dengan mengguanakan model

pembelajaran Quantum Learning Berbantuan Media Gambar. Sedangkan pada kelas

kontrol (pembanding) pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode

ceramah, diskusi dan tanya jawab. Peneliti memberikan tes sebagai data awal untuk

30
pre-test. Diakhir penelitian, untuk mendapatkan data akhir dilakukan post-test

terhadap kedua sekolah tersebut.

Dengan demikian rancangan penelitian secara sederhana pada Tabel 3.1

berikut ini:

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian

Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test

Eksperimen Oı X O2

Kontrol O3 - O4

(Sugiyono, 2013:53)

Keterangan :

Oı : Pre-test kelompok eksperimen, yaitu Pemberian tes awal pada kelas

yang akan diberikan pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran

Kooperatif tipe Think-Pair-Share (sebelum diberikan perlakuan).

O2 : Post- test kelompok eksperimen, yaitu Pemberian tes akhir pada kelas

yang telah diberikan pembelajarann dengan model Model Pembelajaran

Kooperatif tipe Think-Pair-Share (setelah diberikan perlakuan).

O3 : Pre-test Kelompok Kontrol, yaitu pemberian tes awal pada kelas yang

sebelum diberikan pembelajaran tanpa menggunakan model Model

31
Pembelajaran Kooperatif tipe Think-Pair-Share (sebelum diberikan

perlakuan).

O4 : Post-test Kelompok Kontrol, yaitu pemberian tes akhir pada kelas yang

diberikan pembelajaran tanpa menggunakan model model Model

Pembelajaran Kooperatif tipe Think-Pair-Share (tanpa diberikan

perlakuan).

X : Pembelajaran pada kelas dengan menggunakan model model Model

Pembelajaran Kooperatif tipe Think-Pair-Share.

- : Metode pembelajaran yang tidak sama dengan kelas eksperimen.

X Y

X = Variabel 1 (Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think-Pair-Share)

Y = Variabel 2 (Hasil Belajar IPA Siswa)

Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini adalah:

1. Menemukan kelas kontrol dan kelas eksperimen.

2. Memberikan pre-test kepada siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen

(soal sama).

32
3. Memberikan pembelajaran pada kelas kontrol menggunakan

pembelajaran konvensional (umum) dengan materi yang sama pada kelas

eksperimen yang diajarkan oleh guru kelas.

4. Memberikan perlakuan kepada kelas eksperimen berupa penerapan

Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think-Pair-Share.

5. Memberikan post-test kepada siswa kelas eksperimen dan kontrol. (soal

sama).

6. Peneliti menganalisis perbedaan Hasil Belajar IPA Siswa pada kelas

kontrol dan kelas eksperimen dengan membandingkan rentang nilai siswa

pada hasil pre-test dan post-test kelas kontrol dan kelas eksperimen.

3.2 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2017:21), variabel penelitian pada dasarnya adalah

segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari, sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut yang kemudian dapat

ditarik kesimpulannya. Variabel dibedakan menjadi dua macam, yaitu variabel

bebas (independent variabel) dan variabel terikat (dependent variabel).

3.2.1 Variabel Bebas (Variabel Independen)

Variabel bebas (independen variable) merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel

terikat (Sugiyono, 2017). Adapun variabel bebas dalam penelitian ini

adalah Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think-Pair-Share. Model ini

33
akan menjadi perlakuan (treatment) bagi kelompok eksperimen, sementara

pada kelompok kontrol pembelajaran berlangsung secara konvensional

atau tidak menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think-Pair-Share.

3.2.2 Variabel Terikat (Variabel Dependen)

Variabel Terikat (Variabel Dependen) sering disebut variabel

output, kriteria, dan konsekuen. Variabel terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas

(Sugiyono, 201717). Adapaun variabel terikat dalam penelitian ini adalah

Hasil Belajar IPA siswa kelas V di SDN Gugus 2 Sengkol setelah

mendapatkan perlakuan dengan menggunakan Model Pembelajaran

Kooperatif tipe Think-Pair-Share.

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini diIakukan pada 2 Sekolah Dasar dengan gugus yang sama,

yaitu Gugus 2 Sengkol. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Tahun Ajaran

2018/2019. Dalam melakukan penelitian disesuaikan dengan waktu yang

diberikan oleh pihak sekolah. Pemilial lokasi ini sebagai tempat penelitian

didasarkan pada karakteristik sekolah pada gugus ini tidak jauh berbeda sehingga

memiiki tingkat kesetaraan baik pada fasilitas maupun kemampuan awal siswa.

Penelitian ini dilaksanakan pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020.

34
Peneliti melakukan penelitian, yaitu pada siswa kelas V SDN 5 Sengkol sebagai

kelas eksperimen dan siswa kelas V SDN tuban sebagai kelas kontrol.

Penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol (Pembanding) dilakukan

dengan menggunakan tekhnik undian. Peneliti melakukan teknik undian dengan

menentukan beberapa kelompok yang memiliki jumlah siswa yang hampir sama

dan nilai rata-rata ulangan harian yang tidak jauh berbeda . kemudian peneliti

menuliskan nama kelompok tersebut, pada kertas. Kemudian kertas tersebut

digulung dan dimasukkan ke dalam sebuah kotak lalu dikocok. Langkah

selanjutnya, yaitu pencabutan gulungan kertas yang telah dikocok. Setelah teknik

undian tersebut dilakukan maka dapat diketahui bahwa kelas V SDN 5 Sengkol

menjadi kelompok eksperimen, sedangkan kelas V SDN Tuban menjadi

kelompok kontrol.

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

3.4.1 Populasi

Populasi adalah wilyah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2017:61). Dalam penelitian ini yang ditetapkan sebagai populasi adalah

siswa kelas V di SD Gugus 2 Sengkol yang berjumlah 105.

3.4.2 Sampel

35
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut. Sugiyono (2013). Sampel juga dapat didefinisikan

sebagai sub kelompok dari elemen dari populasi yang dipilih untuk

berpartisipasi dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini pengambilan

sampel dilakukan melalui teknik non probability sampling, yaitu teknik

pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang kesempatan sama bagi

setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Sugiyono

(2014). Adapun jenis teknik sampling dari non probability sampling yang

digunakan adalah Purposive sampling.

Peneliti menggunakan tekhnik pengambilan sampel dengan tekhnik

nonprobability sampling tipe Purposive sampling karena

mempertimbangkan segala macam aspek dalam penentuan sampel seperti,

letak sekolah, karakteristik sekolah, jumlah guru, jumlah murid dan

kemampuan siswa. Purposive sampling digunakan untuk mencapai tujuan-

tujuan tertentu maka sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN

5 Sengkol berjumlah 28 siswa dan siswa kelas V SDN Tuban berjumlah 29

siswa. Jadi jumlah sampel keseluruhan adalah 57 siswa.

3.5 Data dan Metode Pengumpulan Data

36
Data dibedakan menurut sifatnya, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.

Data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk bilangan sedangkan, data

kuantitatif adalah data yang berbentuk bilangan atau angka. Dalam penelitian ini

data yang akan diperoleh adalah data kuantitatif. Data ini akan diperoleh dari pre-

test (sebelum diterapkan model pembelajaran Quantum Learning dan post-test

(sesudah ditetapkan model pembelajaran Quantum Learning) menggunakan soal

tes hasil belajar IPA Siswa.

Metode pengumpulan data adalah langkah yang paling penting dalam

penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan data. Pengumpulan data yang akan

digunakan dalam penelitian ini adalah :

3.5.1 Observasi

Menurut Arikunto (2010) observasi adalah mengumpulkan data atau

keterangan yang harus dijalankan dengan melakukan usaha-usaha

pengamatan secara langsung ke tempat yang akan diselidiki. Kegiatan ini

ditujukan untuk mengontrol pelaksanaan perlakuan agar sesuai dengan

karakteristik dari Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think-Pair-Share

melalui pengamatan terhadap pelaksanaan perlakuan tersebut. dalam

melaksanakan observasi ini, peneliti menggunakan lembar observasi. Hasil

observasi akan dinalisis menggunakan rumus berikut ini:

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎


𝑘= 𝑋 100
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑙𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟𝑎𝑛

37
(Sudjana, 2005)

Hasil persentasae keterlaksanaan tersebut kemudian dikonversi ke

dalam data kualitatif berdasarkan kriteria penilaian skala 5 yang diadaptasi

dari Sudjana (2005:118) sebagai berikut:

Tabel: 3.2 Klasifikasi Keterlaksanaan Pembelajaran

Persentase
Kategori
Keterlaksanaan
k ≥ 90 Sangat baik
80 ≤ k < 90 Baik
70 ≤ k < 80 Cukup
60 ≤ k < 70 Kurang
k < 60 Sangat kurang

3.5.2 Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan unruk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Arikunto (2010:22). Dalam proses pengumpulan data diperlukan sebuah

alat atau instrumen pengumpulan data. Tes pada umumnya digunakan

untuk melihat atau mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar

kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran sesuai dengan

tujuan pendidikan dan pengajaran.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-test dan post-test.

Tes hasil belajar ini dibuat untuk mengetahui sejauh mana tingkat

kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah diberikan sebelum

38
dan setelah adanya perlakuan. Pre-test digunakan untuk mengetahui

kemampuan awal siswa dan untuk mengetahui kehomogenan kedua

sekolah. Sedangkan post-test digunakan untuk mengetahui kemampuan

siswa setelah diberikan perlakuan (treatment) berupa penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif tipe Think-Pair-Share. Adapun rumus menghitung

skor capaian siswa adalah sebagai berikut.

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑋 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

(Sudjana, 2005:45)

3.6 Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2013: 29), mendifinisikan “ Instrumen penelitian adalah

alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar

pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,

lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”.Instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah tes objektif, yaitu tes yang dalam pemeriksaannya

dapat dilakukan secara objektif

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan sebagai pengumpul data dalam

suatu penelitian untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan peserta didik dalam

39
memahami suatu materi pelajaran. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

3.6.1 Lembar Pengamatan

Lembar pengamatan ini disusun dengan menggunakan teknik chek-

list berdasarkan langkah-langkah inti model pembelajaran Quantum

Learning sebagaimana disimpulakan pada kajian teori.

3.6.2 Instrumen Tes Hasil Belajar IPA Siswa

Instrumen variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini

adalah tes tulis yang digunakan pada saat pre-test dan pos-test. Tes tulis

untuk mengukur hasil belajar IPA siswa. Instrumen tes berupa soal pilihan

ganda yang disusun berdasarkan indikator pembelajaran dalam kelas.

Sebelum digunakan pada kelas penelitian tes terlebih dahulu di uji validitas

dan realibilitas.

3.7 Uji Coba Instrumen Penelitian

3.7.1 Validitas

40
Menurut Arikunto (2010:42), validitas adalah suatu yang

menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen.

Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan

(mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan

untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2013:43). Sebuah

tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium,

dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium.

Untuk menentukan validitas butir soal digunakan rumus korelasi Product

Moment dengan angka kasar sebagai berikut :

𝑁𝛴 𝑋𝑌 − (𝛴𝑋)(𝛴𝑌)
𝑟𝑥𝑦=
√{𝑁𝛴𝑋 2 − (𝛴𝑋)2 }{𝑁𝛴𝑌 2 − (𝛴𝑌)2 }

(Arikunto, 2015:25)

3.7.2 Reliabilitas

41
Reliabilitas menunjuk pada pengertian bahwa instrumen yang

digunakan dapat mengukur sesuatu yang diukur secara konsisten dari waktu

ke waktu. Syarat kualifikasi suatu instrumen pengukur adalah konsisten,

keajegan, atau tidak berubah-ubah.

Untuk menguji reliabilitas instrumen yang akan digunakan dalam

penelitian ini digunakan rumus koefisien Alpha karena skor pada butir-butir

instrumen merupakan skor bertingkat, yaitu antara 1 sampai 4.

Menurut Arikunto (2010:24), instrumen yang berbentuk multiple

choice (pilihan ganda) maupun skala bertingkat, maka reliabilitasnya

dihitung dengan menggunakan rumus Cronbach alpha.

𝑘 ∑ 𝜎𝑏2
𝑟𝑖𝑖 = [ ] [1 − 2 ]
(𝑘 − 1) 𝜎𝑡

Keterangan :

rii = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan

∑ σ2b = Jumlah varian butir

σ2t = Varian total

Untuk menyatakan reliabilitas instrumen, digunakan interpretasi

terhadap koefisien korelasi, yaitu sebagai berikut.:

42
Tabel 3.4 Kategori Reliabilitas

Rentang Kategori

0,800 s/d 1,000 Sangat Tinggi

0,600 s/d 0,800 Tinggi

0,400 s/d 0,600 Cukup

0,200 s/d 0,400 Rendah

0,000 s/d 0,200 Sangat Rendah

(Arikunto, 2010:25)

3.8 Metode Analisis Data

Menurut Sugiyono (2017) dalam penelitian kuantitatif, analisis data

merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain

terkumpul. Tehnik analisis data pada penelitian kuantitatif menggunakan statistic.

Terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian,

yaitu statistic deskriptif dan statistic inferensial. Yang dimana di dalam statistic

deskriptif dan statistic inferensial terdapat uji normalitas, uji homogenitas, serta

pengujian hipotesis statistik.

1.8.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel

berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Dalam

penelitian ini untuk menguji normalitas data menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan spss.

43
- Jika signifikansi < 0,05 hipotesis nol diterima, maka berdistribusi

tidak normal.

- Jika signifikansi > 0,05 hipotesis nol ditolak, maka berdistribusi

normal.

1.8.2 Uji Homogenitas

Dalam setiap perhitungan statistik yang menggunakan anava harus

disertai landasan harga-harga varian dalam kelompok bersifat homogenitas

atau relatif sejenis. Homogenitas varian merupakan asumsi yang penting di

dalam perhitungan anava.

Adapun rumus yang digunakan untuk menguji homogenitas varian

𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
adalah: F= 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑇𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ

(Sugiyono, 2017:23)

Keterangan :

Jika Fhitumg > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 data tidak homogen.

Jika Fhitung > 𝑇𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 data homogen.

1.8.3 Uji Hipotesis

Hipotesis Nihil penelitian ini adalah tidak adanya pengaruh

penggunaan model Kooperatif Tipe Think-Pair-Share terhadap Hasil

belajar IPA siswa kelas V SD gugus 2 Sengkol Tahun Pelajaran 2019/2020.

44
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t

independent Sampel Test dengan bantuan SPSS20.0. Dengan kriteria

pengujian hipotesis sebagai berikut :

Tolak jika Thitung > 𝑇𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (5%, n-1).

Terima H0 Jika Thitung > Ttabel (5%, n-1).

T tabel diperoleh dari buku statistik tulisan Sugiyono (2007:50),

kemudian adapun langkah-langkah uji Hipotesis Independent Sample t-test

dengan SPSS 20.0 for windows: klik Analyze compare means selanjutnya

Independent Sample t-test masukkan nilai Post Test pada kolom Dependent

dan kelas pada factor selanjutnya akhiri perintah dengan klik OK.

45
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Agus, Suprijono.2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta


Pustaka Pelajar.

Anita Lie. 2007. Cooperative Learning. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia

Desmita. 2012. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Rosda Karya.

Isjoni.2009.Cooveratif Learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung :


Alfabeta

Sri Sulistyorini. 2007. Pembelajaran IPA Sekolah Dasar. Semarang: TiaraWacana

Rahma Yunus ”Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share
(TPS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas IV SD Negri 012
Gading Sari Kecamatan Tapung Kabupaten Kampartaruh Tahun Ajaran
2011/2012”. (Jurnal PGSD FKIP Universitas Riau, Riau, 2012),

Ratnaningsih Sri Handaani, “Penerapan Metode Pembelajaran Koopratif tipe Think


Pair Shere Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas IV SDN Malangga Selatan
Totitoli”. (Skripsi Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan Universitas Tadaluko Palu, 2013)

Saminanto. 2010. Model-Model Pembelajaran, Bandung : PT. Refika.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar.(Jakarta:


Kencana Prenada Media Group).

Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil dan Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda
Karya.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan


R&D. Bandung: Alfabeta

Warsono dan Hariyanto. 2012. Pembelajaran Aktif Teori dan Asessmen.


Bandung:Remaja Rosda Karya

46
Wayan Raditya “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Sheare
(TPS) Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VI SD Gugus Letda Made Putra
Kecamatan Denpasar Utara Tahun Ajaran 2014/2015”. (Jurnal PGSD FIP
Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Bali,2015)

47

Anda mungkin juga menyukai