Anda di halaman 1dari 20

1

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

SABUTANOL (BIOETANOL DARI SERABUT KELAPA DENGAN METODE


FERMENTASI DAN HIDROLISIS)

BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh :
Hikmah Fatimah ; 170351616592 ; Angkatan 2017
Dyah Fitrianingsih ; 170351616572 ; Angkatan 2017
Rizka Ella Amelia ; 170331614090 ; Angkatan 2017

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


MALANG
2019
2

dapat diperbaharui, juga menjadi solusi untuk permasalahan lingkungan.


Saat ini pemanfaatan serabut kelapa sebatas untuk kerajinan,dan media tanam.
Serabut kelapa memiliki ketebalan berkisar 5-6 cm yang terdiri atas
lapisan luar dan lapisan dalam. Komposisi kimia serabut kelapa antara lain
selulosa, lignin, pyroligeous acid, gas, arang, tannin dan kalium. Satu butir
kelapa menghasilkan 0,4 kg serabut yang mengandung 30% serat yang kaya
unsur. Serabut kelapa mengandung unsur kalium sebesar 10,25%, sehingga
dapat menjadi alternatif sumber kalium organik untuk mengganti pupuk KCl.
Selain digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik, serabut
kelapa juga digunakan sebagai media tanam dan pembuatan agar-agar kertas.
Unsur hara seperti Ca, Mg, K, Na dan P yang digunakan sebagai pupuk
organik. Serabut kelapa sebagai media tanam mampu mengikat dan
menyimpan air dengan kuat, aerasi dan drainase yang baik, sesuai dengan
daerah panas dan mengadung unsur-unsur hara esensial.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


a. Bioetanol
Bioetanol adalah etanol yang bahan utamanya dari tumbuhan dan
umumnya menggunakan proses fermentasi. Etanol atau etil alkohol C2H5OH
berupa cairan bening tak berwarna, terurai secara biologis (biodegradable),
toksisitas rendah dan tidak menimbulkan polusi udara yg besar bila bocor
(Jeon, 2007). Etanol merupakan salah satu sumber energi alternatif yang
mempunyai kelebihan, yaitu dapat diperbarui dan ramah lingkungan karena
rendah emisi karbondioksida(Jeon, 2007). Etanol adalah bahan bakar beroktan
tinggi dan dapat menggantikan timbal sebagai peningkat nilai oktan dalam
bensin. Campuran etanol dengan bensin akan mengoksigenasi campuran bahan
bakar sehingga dapat terbakar lebih sempurna dan mengurangi emisi gas buang
(seperti karbonmonoksida/CO) (Prihandana, 2008).
Proses produksi dan pembakaran bioetanol tidak meningkatkan efek rumah
kaca (Prihandana, 2008). Hal ini mendasari ide bioetanol sebagai bahan bakar
yang ramah lingkungan karena dapat mengurangi gas berbahaya di atmosfer.
Bahan baku untuk proses produksi bioetanol diklasifikasikan menjadi tiga
kelompok, yaitu gula, pati dan selulosa. Sumber gula yang berasal dari gula
tebu, gula bit, molase dan buah-buahan dapat dikonversi secara langsung
menjadi etanol. Sumber dari bahan berpati seperti jagung, singkong, kentang
dan akar tanaman harus dihidrolisis terlebih dahulu menjadi gula. Sumber
selulosa yang berasal dari kayu, limbah pertanian, limbah pabrik pulp dan
kertas secara keseluruhan harus dikonversi menjadi gula dengan bantuan asam
mineral (Lin and Tanaka, 2006).
b. Serabut Kelapa
Kelapa merupakan satu jenis tumbuhan dari suku aren-arenan atau
Arecaceae dan anggota tunggal dalam marga Cocos. Semua bagian kelapa
dimanfaatkan oleh manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan serba guna,
khususnya bagi masyarakat pesisir. Kelapa juga menghasilkan hasil samping
3

berupa air kelapa, tempurung kelapa, dan serabut kelapa (Mahmud dan Ferry
2005). Hasil penelitian Akbar (2011) menjelaskan potensi serabut kelapa
Indonesia mencapai 10.500.000 ton serabut kelapa per tahun. Jumlah tersebut
dapat menunjukkan serabut kelapa merupakan bahan yang memiliki potensi
yang harus terus digali. Selama ini, serabut kelapa hanya dimanfaatkan sebagai
coco fiber, bahan baku keset, tali, dan produk sederhana lainnya.
Menurut Radyati (1998), komposisi buah kelapa berdasarkan berat terdiri
atas: serabut (eksokarp) 35-40%, tempurung (endokarp) 10-25%, kulit ari
(testa), daging buah kelapa (endosperm) 28-33%, dan air kelapa (endosperm
cair) 10-25% . Sedangkan menurut Akbar (2011), komposisi buah kelapa
adalah 35% serabut, 12% tempurung, 28% daging buah, dan 25% air
kelapa.Satu buah kelapa menghasilkan 0.4 kg serabut yang mengandung 30%
serat (Mahmud dan Ferrry 2005). Menurut Buranov dan Mazza (2009), serabut
kelapa merupakan bahan berlignoselulosa yang mengandung hemiselulosa
sebesar 8.50%, selulosa 21.07%, dan pektin 19.26%. Sehingga serabut kelapa
berpotensi untuk dijadikan bahan baku penghasil bioetanol karena kandungan
seratnya yang cukup tinggi, jumlahnya cukup banyak, dan harganya murah
(Hambali 2007).
Secara umum sintesis bioetanol yang berasal dari biomassa terdiri atas
dua tahap utama, yaitu hidrolisis dan fermentasi. Metode terdahulu, proses
hidrolisis dan fermentasi dilakukan secara terpisah atau separated hydrolysis
and fermentation (SHF) dan yang terbaru adalah sakarifikasi dan fermentasi
simultan atau simultaneous saccharification and fermentation (SSF) (Samsuri
et al. 2007). Proses hidrolisis dan fermentasi akan jadi lebih efektif dan efisien
jika dilaksanakan secara berkelanjutan tanpa melalui tenggang waktu yang
lama, proses ini dikenal sebagai proses sakarifikasi dan fermentasi simultan
(SSF) (Chaudary et al. 2006). Sakarifikasi dan fermentasi simultan adalah
kombinasi antara hidrolisis dengan enzim dan fermentasi yang dilakukan
dalam suatu reaktor. Proses ini memiliki keuntungan, yaitu polisakarida yang
terkonversi menjadi monosakarida tidak kembali menjadi polisakarida karena
monosakarida langsung difermentasi menjadi etanol (Samsuri et al. 2007).

c. Hidrolisis Trichoderma viride


Hidrolisis yang paling sering digunakan untuk menghidrolisis selulosa
adalah hidrolisis secara asam. Beberapa asam yang umum digunakan untuk
hidrolisis asam antara lain adalah asam sulfat (H2SO4), asam perklorat, dan
HCl. Hidrolisis asam dapat dikelompokkan menjadi hidrolisis asam pekat dan
hidrolisis asam encer (Siswati, 2010). Penggunaan asam pekat pada proses
hidrolisis selulosa dilakukan pada temperatur yang lebih rendah dari pada asam
encer. Konsentrasi asam yang digunakan adalah 10 – 30%.. Temperatur reaksi
adalah 100°C dan membutuhkan waktu reaksi antara 2–6 jam. Temperatur
yang lebih rendah meminimalisasi degradasi gula.
Di dalam metode hidrolisa asam, biomassa lignoselulosa dipaparkan
dengan asam pada suhu dan tekanan tertentu selama waktu tertentu, dan
4

menghasilkan monomer gula dari polimer selulosa dan hemiselulosa. Beberapa


asam yang umum digunakan untuk hidrolisa asam antara lain adalah asam
sulfat (H2SO4), asam perklorat, dan HCl. Asam sulfat merupakan asam yang
paling banyak diteliti dan dimanfaatkan untuk hidrolisis asam. Hidrolisa asam
dapat dikelompokkan menjadi: hidrolisa asam pekat dan hidrolisis asam encer
(Taherzadeh dan Karimi 2007). Beberapa faktor yang mempengaruhi proses
hidrolisa antara lain :
a. Kandungan Karbohidrat Bahan Baku
Kandungan karbohidrat pada bahan baku sangat berpengaruh terhadap
hasil hidrolisis asam. Apabila kandungan karbohidratnya sedikit, maka
jumlah gula yang terjadi juga sedikit, dan sebaliknya, apabila kandungan
karbohidrat terlalu tinggi mengakibatkan kekentalan campuran akan
meningkat, sehingga frekuensi tumbukan antara molekul karbohidrat dan
molekul air semakin berkurang, dengan demikian kecepatan reaksi
pembentukan glukosa semakin berkurang pula.
b. pH Hidrolisa
pH berpengaruh terhadap jumlah produk hidrolisa. pH berkaitan erat
dengan konsentrasi asam yang digunakan. Pada umumnya, pH yang
terbaik (optimum) adalah 2,3 (Groggins, 1998).
c. Waktu Hidrolisis
Semakin lama pemanasan, warna akan semakin keruh dan semakin besar
konversi yang dihasilkan. Waktu yang diperlukan untuk proses hidrolisa
asam sekitar 1 hingga 3 jam.
d. Suhu
Pengaruh suhu terhadap kecepatan hidrolisa karbohidrat akan mengikuti
persamaan Arrhenius yaitu semakin tinggi suhunya akan diperoleh
konversi yang cukup berarti, tetapi jika suhu terlalu tinggi konversi yang
diperoleh akan menurun. Hal ini disebabkan adanya glukosa yang pecah
menjadi arang, yang ditunjukkan dengan semakin tuanya warna hasil.
(Osvaldo dkk, 2012).
Trichoderma viride termasuk dalam genus Trichoderma, famili
Monilliaceae, ordo Monilliales, kelas fungi imperfecti, sub divisi
Eumycotina, divisi Mycotina (Frazier dan Westhoff, 1988). Pada skala
laboratorium, kultur kapang Trichoderma viride adanya kumpulan konidia
pada ujung hifa kapang membuatnya tampak berwarna hijau (Pelczar et
al., 1974). Susunan sel kapang Trichoderma viride bersel banyak, berderet
dan membentuk hifa. Hifa pada kapang tersebut berbentuk pipih, bersekat,
dan bercabang-cabang membentuk miselium. Miseliumnya dapat tumbuh
dengan cepat dan dapat memproduksi berjuta-juta spora, karena itu maka
kapang ini memiliki daya kompetitif yang tinggi (Alexopoulus dan Mims,
1979).
Trichoderma viride berkembangbiak secara aseksual dengan
membentuk spora di ujung fialida (cabang dari hifa). Reproduksi
Trichoderma viride menggunakan cara mitosis dan klonal. Pertumbuhan
5

miselia dan pigmen juga dapat dilihat pada media Potato Dextrose Agar
(Widyastuti, 2007). Trichoderma viride dapat tumbuh optimal pada suhu
32-35°C serta pH sekitar 4 (Enari, 1983).
Menurut Wood (1985), Trichoderma viride merupakan jenis
kapang yang mampu menghancurkan selulosa tingkat tinggi serta mampu
mensintesis beberapa faktor esensial untuk melarutkan bagian selulosa
yang terikat kuat dengan ikatan hidrogen. Selulosa yang terikat tersebut
diuraikan menjadi glukosa dan gula sederhana dengan menggunakan
enzim selulase yang dihasilkan oleh kapang tersebut (Mandels, 1982).
Menurut Volk (2004), keunggulan kapang Trichoderma viride
sebagai penghasil enzim selulase karena menghasilkan selulase lengkap
yang dibutuhkan untuk menghidrolisis selulosa kristal dan dapat
menghasilkan protein yang cukup tinggi. Miselium kapang ini dapat
menghasilkan suatu enzim yang bermacam-macam, termasuk enzim
selulase dan kitinase. Kapang umumnya memiliki selulase karena
habitatnya pada bahan-bahan organik yang mengandung selulosa. Selulase
terdiri dari komponen endo-β-1,4-glukanase, ekso-β-1,4-glukanase dan β-
1,4 glukosidase (selobiase). Kapang Trichoderma viride menghasilkan
ketiga jenis enzim selulase tersebut (Crueger dan Crueger, 1982). Menurut
Gilbert dan Tsao (1983), selulase yang dihasilkan oleh Trichoderma viride
mengandung komponen terbesar berupa selobiase dan β-1,4-glukan-
selobiohidrolase dalam jumlah kecil. Semua enzim ini bersifat hidrolitik
dan bekerja baik secara berturut-turut atau bersamaan. Selobiohidrolase
adalah enzim yang mempunyai afinitas terhadap selulosa tingkat tinggi
yang mampu memecah selulosa kristal, sedangkan endoglukanase bekerja
pada selulosa amorf (Coughlan, 1989). Selobiohidrolase memecah selulosa
melalui pemotongan ikatan hidrogen yang menyebabkan rantai-rantai
glukosa mudah untuk dihidrolisis lebih lanjut. Hidrolisis selanjutnya
dilakukan oleh β–glukanase dan β–glukosidase, sehingga menghasilkan
glukosa.

d. Fermentasi Zymomonas mobilis dan Pichia stipitis


Pada umumnya etanol diproduksi dengan cara fermentasi dengan bantuan
mikroorganisme sehingga sering disebut bioetanol(Hermiati, 2010). Etanol
atau etil alkohol C2H5OH merupakan cairan tak berwarna dengan karakteristik
antara lain mudah terbakar, larut dalam air, biodegradable, dan tidak
karsinogenik (Kusnadi, 2009). Karakteristik etanol sebagi biofuel adalah
sebagai berikut:
 Memiliki angka oktan yang tinggi
 Mampu menurunkan tingkat opasiti asap, dan emisi CO serta CO2
 Mirip dengan bensin, sehingga penggunaanya tidak memerlukan
modifikasi mesin.
6

 Tidak mengandung senyawa timbal


(Nurfiana, 2009)
Saccharomyces cerevisiae telah lama dikenal sebagai mikroorganisme
yang umum digunakan dalam pembuatan etanol (Panesar dkk., 2006).
Penelitian yang sekarang difokuskan pada bakteri gram negatif dan fakultatif
anaerob, Zymomonas mobilis yang berpotensi sebagai alternatif untuk produksi
etanol. Bakteri ini memiliki kelebihan dibandingkan Saccharomyces
cerevisiae, diantaranya produktivitas etanol 3-5 kali lebih tinggi dengan yield
etanol secara teoritis sebesar 97%, toleran terhadap kadar gula tinggi, dan
waktu fermentasi yang lebih cepat karena konsumsi gula yang lebih cepat
dibandingkan S. cerevisiae (Sprenger, 1996; Gunasekaran dan Raj, 1999;
Glazer dan Nikaido, 2007).

BAB 3. METODE PENGAMATAN


Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia Fakultas MIPA
Universitas Negeri Malang. Dalam tahapan penelitian adalah studi literatur,
persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, menganalisis data, pengevaluasian,
dan pembuatan laporan. Dalam pengambilan data, digunakan metode eksperimen
secara langsung dengan pengambilan data dari hasil penelitian yang kemudian
dilakukan analisis.
Tabel 3.1 Bahan yang Dibutuhkan :
Bahan Jumlah
Serabut kelapa 50 g
NaOCl 10 % 2,5 L
Trichoderma viridee 500 g
Zymomonas mobilis 200 g
Pichia stipites 200 g
MgSO4.7H2O 0,05 g
Urea 0,2 g
KH2PO4 0,1 g
(NH2)2CO 0,6 g
Prosedur penelitian
1. Tahap pretreatmen fisik
 200 g dibersihkan dari gabusnya
 Serabut kelapa di potong kecil-kecil hingga membentuk serbuk
 Kemudian disaring dengan ayakan 40 mesh
 Diperoleh serbuk serabut kelapa
2. Tahap pretreatment kimia
 Pengenceran Natrium hipoklorit (NaOCl) dengan air, dimana
perbandingan masing-masing 1:4. Hingga didapatkan konsentrasi
NaOCl 10%
 50 g serbuk serabut kelapa yang dihasilkan, dilarutkan pada larutan
NaOCl 10 % sebanyak 2,5 L
 Direndam selama 12 jam dengan menggunakan suhu ruang
7

 Hasil rendaman disaring kemudian dibilas menggunakan air bersih,


hasil residu kemudian dikeringkan.
 Hasil residu yang dilakukan perebusan dengan 250 ml air dengan
memasukkan 25 g hasil rendaman dengan suhu 180 derajat celcius.
Hasil rebusan kemudian disaring dan didapatkan cairan dan juga
endapan yang tidak larut (WIS)
 WIS yang diperoleh dikeringkan dengan suhu 50 derajat celcius selama
20 jam
3. Tahap hidrolisis selulosa menggunakan enzim selulosa komersial dari
Trichoderma Viridae
 Sebanyak 20 g hasil pretreatment ditempat pada Erlenmeyer, kemudian
enzim selulosa dalam buffer asetat 0,1 M pH 4,5 ditambahkan sebanyak
400 ml.
 Hasil sample diinkubasi pada shaker waterbath dengan menggunakan
suhu 40 derajat celcius selama 72 jam dengan agitasi 105 rpm
 Hasil sampel kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring.
Dipisahkan antara residu dan hidrolisat
4. Tahap fermentasi menggunakan Zymomonas mobilis dan Pichia stipitis.
Dilakukan tiga kali percobaan dengan waktu pengambilan sampel dan
konsentrasi inokulum yang berbeda.
a. Pembuatan media fermentasi
Dengan suhu 32 derajat celcius, memberikan nutrient fermentasi yang
terdiri dari urea 0,2 g/L, KH2PO4 0,1 g/L, MgSO4.7H2O 0,05 g/L, dan
(NH2)2CO 0,6 g/L diaduk hingga merata atau secara homogen.
Kemudian media fermentasi disterilkan pada autoclave dengan
menggunakan suhu 121 derajat celcius selama 15 menit. Kemudian
didinginkan sampai suhu kamar.
b. Fermentasi
Setelah media memiliki suhu 30 derajat celcius dan pH 5 ditambahkan
Pichia stipites dan Zymomonas mobilis. Diberikan dua perlakuan yaitu
digunakan inokulun dengan konsentrasi 12% dan 14%. Dan dilakukan
inkubasi pada shaker waterbath pada suhu 30 derajat celcius dan
dengan agitasi 105 rpm. Waktu fermentasi divariasi menjadi 24 jam, 48
jam, 72 jam, 96 jam, dan 120 jam terhadap hasil fermentasi.
Dari hasil percobaan diperoleh jika semakin lama proses fermentasi
hasil gula sisa yang terdapat pada serabut kelapa semakin menurun. Hal ini
disebabkan gula telah dikonversi menjadi bioethanol dan sebagian digunakan
sebagai sumber karbon pada proses pertumbuhan mikroorganisme. Selain itu
gula pada substrat juga berfungsi sebagai bahan makanan bagi bakteri untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya dan untuk bereproduksi ( Bailey dan
David, 1986). Proses pembentukan etanol dengan bahan serabut kelapa melalui
proses preteatment serabut kelapa secara fisika dan kimia, hidrolisis dengan
suhu 40°C, pH 4 dalam 72 jam serta fermentasi dengan suhu 30°C dan pH 5.
Atau dapat dilihat pada Gambar 3.1.
8

Diagram Alir Proses Pembentukan

Serabut Kelapa

Analisa kadar selulosa dan lignin

Pretreatment Serabut
Kelapa fisik

NaOCl

Pretreatment Serabut Kelapa


Kimia, dengan suhu 180 derajat
celcius, selama 30 menit

Trichoderma veridee

Hidrolisis dengan menggunakan


suhu 40 derajat celcius, pH 4,
selama 72 jam

Zymomonas mobilis, Pichia Stipitis.


MgSO4.7H2O, Urea, KH2PO4,
Fermentasi dengan suhu 30
derajat celcius, pH 5

Etanol

Gambar 3.1 Diagram Alir Proses Pembentukan Etanol


9

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


A. Anggaran Biaya
Tabel 4.1 Anggaran Biaya Kegiatan
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Peralatan penunjang, ditulis sesuai kebutuhan Rp. 7.281.000
2 Bahan habis pakai, ditulis sesuai kebutuhan Rp.1.066.450
3 Perjalanan, jelaskan kemana dan untuk tujuan apa Rp.550.000
4 Lain-lain : administrasi, publikasi, seminar, laporan, Rp.230.000
lainnya (sebutkan)
Jumlah Rp.9.127.450

B. Jadwal Kegiatan
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan
Bulan ke 1 Bulan ke 2 Bulan ke 3 Bulan ke 4
No Kegiatan I I II I I I II I I I II I I I II I
I I V I I V I V I I V
1 Tinjauan
Pustaka
2 Pembelian alat
dan bahan
3 Pelaksanaan
penelitian
4 Evaluasi hasil
penelitian
5 Penyusunan
laporan

DAFTAR PUSTAKA
Akbar JA. 2011. Kajian Proses Produksi Pulp dan Kertas Berbahan Baku
Serabut Kelapa (Cocos nucifera L.) dengan Metode Soda Pulping. [skripsi].
Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Bailey, J. E. dan David, F. D. (1986). Biochemichal Engineeering Fundamentals.
Singapura : Mc. Graw Hill Chemical Engineering Series.
Buranov P, Mazza JP. 2009. Extraction dan Characterization of Hemcelluloses
from Flax Shives by Different Methods. Journal of Carbohydrate
Polymers 79(1): 17-25.
Glazer, A.N. dan Nikaido, H. (2007). Microbial Biotechnology Fundamentals of
Applied Microbiology, 2nd ed. New York : Cambridge University Press.
Gunasekaran, P. dan Raj, K.C. (1999). Ethanol fermentation technology
Zymomonas mobilis. Current Science 77(1): 56-68.
10

Hambali et al. 2007. Teknologi Bioenergi. Jakarta: Agromedia Pustaka.


Hermiati E, Mangunwidjaja D, Sunarti CT, Suparno O, Prasetya B. 2010.
Pemanfaatan Biomassa Lignoselulosa Ampas Tebu Untuk Produksi
Bioetanol. Jurnal Litbang Pertanian.
Kusnadi, Syulasmi A. 2009. Pemanfaatan Sampah Organik Sebagai Bahan Baku
Produksi Bioetanol Sebagai Energi Alternatif. Laporan Penelitian.
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Pendidikan Indonesia.
Lin Y,Tanaka S. 2006. Ethanol fermentation from biomass reseources: current
state and prospects. Appl. Microbiol. Biotechnol 69: 627-642.
Mahmud Z, Ferry Y. 2005. Prospek Pengolahan Hasil Samping Buah Kelapa.
Jurnal Prespektif 4: 55-63.
Nurfiana F, Mukaromah U, Jeannisa CV, Putra S. 2009. Pembuatan Bioethanol
dari Biji Durian Sebagai Sumber Energi Alternatif. Seminar Nasional V.
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir BATAN.
Prihandana R, Hendroko R. 2008. Energi Hijau. Jakarta: Penebar Swadaya.
Samsuri M, Gozan M, Mardias R, Baiquni M, Hermansyah H, Wijanarko A,
Prasetya B, Nasikin M. 2007. Pemanfaatan selulosa bagas untuk produksi
etanol melalui sakarifikasi dan fermentasi serentak dengan enzim xylanase.
Makara Teknologi 11(1): 17-24.
Siswati DN, Yatim M, Hidayanto R. Bioetanol Dari Limbah Kulit Kopi dengan
Proses Fermentasi. Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri, Universitas
Pembangunan Nasional.
Sprenger, G.A. (1996). Carbohydrate metabolism in Zymomonas mobilis: a
catabolic highway with some scenic routes. Federation of European
Microbiological Societies Microbiology Letters 145(3): 301-307.
Taherzadeh MJ, Karimi K. 2007. Process for Ethanol from Lignocellulosic
Materials : Acid based Hydrolysis Process. Bioresources. 2(3). 472-499.
11

LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pendamping
Biodata Pelaksana
KETUA KELOMPOK
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Hikmah Fatimah
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
4 NIM 170351616592
5 Tempat Tanggal Lahir Madiun, 2 November 1999
6 E-mail hikmahfatimah2@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 083134979451

B. Riwayat Pendidikan
SD/MI SMP SMA
Nama Institusi SDN Sugihwaras SMP Negeri SMA Negeri 1
01 1 Saradan Mejayan
Jurusan IPA
Tahun Masuk-Lulus 2005-2011 2011-2014 2014-2017

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


Judul Artikel Waktu dan
No Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar
Ilmiah Tempat
1
2

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-Penelitian.

Malang, 10 Oktober 2019


Ketua Tim

(Hikmah Fatimah)
12

ANGGOTA 1
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Dyah Fitrianingsih
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
4 NIM 170351616572
5 Tempat Tanggal Lahir Kediri, 16 Januari 1999
6 E-mail dyahfitri2289@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 085335000786
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP/MTs SMA
Nama Institusi SDN Pelem 1 MTsN 1 Pare SMAN 2 Pare
Jurusan IPA
Tahun Masuk-Lulus 2005-2011 2011-2014 2014-2017
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
Judul Artikel Waktu dan
No Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar
Ilmiah Tempat
1
2
D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi
lainnya)
Intitusi
No Jenis Penghargaan Pemberi Tahun
Penghargaan
1
2

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-Penelitian.

Malang, 10 Oktober 2019


Anggota Tim

(Dyah Fitrianingsih)
13

ANGGOTA 2
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Rizka Ella Amelia
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi S1 Pendidikan Kimia
4 NIM 170331614090
5 Tempat Tanggal Lahir Malang, 12 April 2000
6 E-mail rizkaella12@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 085330940735
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP/MTs SMA
Nama Institusi MI Munir Ismail MTsN 1 SMAN 1
Malang Turen
Jurusan IPA
Tahun Masuk-Lulus 2006-2012 2012-2014 2014-2017
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
Judul Artikel Waktu dan
No Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar
Ilmiah Tempat
1
2
D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi
lainnya)
Intitusi
No Jenis Penghargaan Pemberi Tahun
Penghargaan
1
2

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-Penelitian.

Malang, 10 Oktober 2019


Anggota Tim

(Rizka Ella Amelia)


14

DOSEN PENDAMPING
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Isnanik Juni Fitriyah
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Pendidikan IPA
4 NIDN 0001068402
5 Tempat Tanggal Lahir Jombang, 1 juni 1984
6 E-mail isnanik.fitriyah.fmipa@um.ac.id
7 Nomor Telepon/HP 08563358825

B. Riwayat Pendidikan
S1 S2 S3
Nama Institusi Universitas Institut Tekhnologi
Negeri Surabaya Sepuluh Nopember
Jurusan/Prodi Pendidikan Kimia
Kimia
Tahun Masuk-Lulus 2002-2006 2009-2011

C. Rekam Jejak Tri Dharma PT


C.1 Pendidikan/ Pengajaran
No Nama Mata Kuliah Wajib/ Pilihan SKS
1
2

C.2 Penelitian
No Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
1
2

C.3 Pengabdian Kepada Masyarakat


No. Judul Pengabdian kepada Penyandang Dana Tahun
Masyarakat
1
2
15

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-Penelitian.

Malang, 10 Oktober 2019


Dosen Pendamping

(Isnanik Juni Fitriyah, S.Pd., M.Si.)


16

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan


1. Peralatan Penunjang
Harga
Justifikasi
Material Volume Satuan Jumlah (Rp)
Pemakaian
(Rp)
Ayakan 40 Untuk mengayak 325.000
1 325.000
mesh serabut kelapa
Timbangan Untuk menimbang
analitik serabut kelapa,
urea, KH2PO4, 1 1.500.000 1.500.000
Mg2SO4.7H2O.
(NH2)2CO
pH meter Untuk mengukur
pH pada saat
pretreatment 1 255.000 255.000
kimia, hridolisis
dan fermentasi
Erlenmeyer Untuk mengukur 75.000
1 75.000
1000 ml volume NaOCl
Shaker Mengingkubator
waterbath media fermentasi 4.500.000
1 4.500.000
dan saat fermentasi
berlangsung
Kompor Untuk perebusan 400.000
1 400.000
listrik serabut kelapa
Gelas Tempat 100.000
4 25.000
sample meletakkan sample
Kain Untuk menyaring
penyaring serabut kelapa 26.000
2 13.000
pada pretreatment
kimia
Panic Untuk merebus 100.000
1 100.000
stenlissteel serabut kelapa
SUB TOTAL (Rp) Rp. 7.281.000

2. Bahan Habis Pakai


Justifikasi Harga
Material Volume Jumlah (Rp)
Pemakaian Satuan (Rp)
Serabut Sebagai bahan
kelapa utama penghasil 500 g 10.000/kg 5.000
selulosa
urea Salah satu bahan 0,2 g 5.000/100 g 1000
17

dalam media
fermentasi
KH2PO4 Salah satu bahan
65.000/ 1000 1000
dalam media 0,1 g
g
fermentasi
Mg2SO4.7 Salah satu bahan
352.000/ 0,5 35.200
H2O dalam media 0,05 g
g
fermentasi
(NH2)2CO Salah satu bahan
100.000/ 50 2.000
dalam media 0,6 g
g
fermentasi
NaOCl Untuk melarutkan
serabut kelapa 81.250
2,5 L 32.500/ liter
dalam pretreatment
kimia
Zymomona Mikroba pereduksi
58.000/ 100 116.000
s mobilis selulosa merubah 200 g
g
menjadi etanol
Picia Mikroba pereduksi
250.00/ 100 500.000
stipitis selulosa merubah 200 g
g
menjadi etanol
Trichoder Mikroba peningkat
65.000/ 100 325.000
ma viridee selulosa pada tahap 500 g
g
hidrolisis
SUB TOTAL (Rp) Rp. 1.066.450

3. Perjalanan
Justifikasi Harga
Material Volume Jumlah (Rp)
Perjalanan Satuan (Rp)
Perjalana Perjalanan
ke pasar membeli bahan
dan survey baku yang
tempat dibutuhkan 8 30.000 240.000
penjual
bahan
baku
Perjalanan Untuk testimony
ke tempat hasil dari penelitian 160.000
2 80.000
uji
testimoni
Perjalanan Untuk
ke tempat meperkenalkan 3 50.000 150.000
pameran energi pengganti
18

fosil dari bahan


serabut kelapa
SUB TOTAL (Rp) Rp. 550.000

4. Lain - lain
Justifikasi Harga
Material Volume Jumlah (Rp)
Pemakaian Satuan (Rp)
administra Biaya pembuatan
si proposal, laporan 150.000
5 kali 30.000
pertanggung
jawaban
Jasa Biaya untuk jasa
percetakan percetakan pamflet 1 kali 80.000 80.000
pamflet
SUB TOTAL (Rp) Rp. 230.000
TOTAL (Keseluruhan) Rp.9.127.450
19

Lampiran 3. Sususan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas


Alokasi
Nama/ Program Bidang Waktu
No Uraian Tugas
NIM Studi Ilmu (Jam/
Minggu)
1 Hikmah Pend. IPA Matematik 10 jam/ 1. Bertanggung
Fatimah/ a dan Ilmu minggu jawab dan
17035161 Pengetahu mengkoordinasik
6592 an Alam an seluruh
kegiatan yang
ada
2. Berkomunikasi
dengan dosen
pembimbing
3. Menentukan
pelaksanaan
kegiatan
4. Pelaksanaan
kegiatan
5. Penanggung
jawab inventaris
2 Dyah Pend. IPA Matematik 10 jam / 1. Pelaksanaan
Fitrianings a dan Ilmu minggu produksi
ih/ Pengetahu 2. Sekretaris
17035161 an Alam kegiatan
6572 3. Mendesain
pamphlet
3 Rizka Ella S1 Matematik 10 jam / 1. Pelaksanaan
Amelia/ Pendidikan a dan Ilmu minggu produksi
17033161 Kimia Pengetahu 2. Bendahara
4090 an Alam kegiatan
3. Mendesain
pamphlet
20

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM)
Jalan Semarang 5, Malang 65145
Telepon: 0341-551312
Laman: www.um.ac.id

SURAT PERNYATAAN KETUA PELAKSANA

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Hikmah Fatimah
NIM : 170351616592
Program Studi : S1-Pendidikan IPA
Fakultas : FMIPA

Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM Penelitian saya dengan judul:
SABUTANOL (Bioetanol Dari Serabut Kelapa Dengan Metode Fermentasi
dan Hidrolisis) yang diusulkan untuk tahun anggaran 2019 adalah asli karya
kami dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.

Bilamana dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,


maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan mengembalikan seluruh biaya yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-
benarnya.

Malang, 10 Oktober 2019


Mengetahui yang menyatakan,
Wakil Dekan III,

(Dr. Sentot Kusairi, M.Si) (Hikmah Fatimah)


NIP. 196710281992031001 NIM. 170351616592

Anda mungkin juga menyukai