BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu tantangan yang dihadapi oleh organisasi adalah tuntutan akan
sasaran atau target yang telah ditetapkan oleh organisasi dapat tercapai secara
Salah satu hal yang perlu dilakukan dalam upaya untuk meningktakan
sikap dan perilaku yang menjun jung tinggi nilai-nilai kejujuran, tanggung- jawab,
Polisi dalam pelayanan masyarakat harus siap sedia untuk melayani masyarakat
jika terjadi suatu masalah dalam masyarakat. Polisi sebagai pelindung harus siap
melindungi jika dalam suatu kegiatan masyarakat terjadi tindakan anarkis dan
sebagai pengayom polisi harus siap sedia untuk mengayomi dan memberi
1
2
bimbingan masyarakat, fungsi lalu lintas dan fungsi samapta bhayangkara. Fungsi
keluhan masyarakat serta gejala yang terjadi dalam lingkungan masyarakat. Selain
itu fungsi intelijen juga berperan untuk melakukan pengawasan dan pengamanan
yang bertujuan untuk mengungkap suatu kasus atas tindak pidana yang terjadi.
atas kelancaran arus lalu lintas, keamanan dan ketertiban pengendara di jalan raya.
tahanan, penjagaan markas, penjagaan obyek vital. Polri memiliki lima fungsi
yang berbeda namun pada dasarnya tugas utama dari kelima fungsi operasional
tersebut sama.
mencari cara yang paling terbaik yang harus ditempuh agar dapat menggerakan
anggotanya.
kemampuan fisik dan mental yang dimiliki setiap orang untuk melaksanakan
merupakan hal yang bersifat individual setiap individu akan memiliki tingkat
Keterampilan kerja memiliki manfaat yang besar bagi individu, perusahaan dan
dengan menggunakan anggota badan dan peralatan kerja yang tersedia. Artinya
Seperti kita ketahui bahwa Polisi mempunyai janji yang dikenal dengan istilah Tri
Tugas pokok dan Tri Brata tersebut hanya dapat tersenggara dengan baik
personil yang baik maka sulit organisasi untuk mewujudkan tujuannya. Jadi,
yaitu menimbulkan kepuasan kerja, semangat kerja, prestasi kinerja yang baik dan
menuntut kepada pegawainya untuk mempunyai motivasi kerja yang tinggi tetapi
sebuah fungsi dari pengharapan individu bahwa upaya tertentu akan menghasilkan
tingkat kinerja tertentu yang pada gilirannya akan membuahkan imbalan atau
sebuah fungsi yang dapat meningkatkan kinerja. Bentuk motivasi kerja personil
dapat ditunjukkan dengan rasa tanggung jawab, ketaatan serta kinerja yang
memuaskan. Sumber daya manusia yang memiliki motivasi yang tinggi sangat
dibutuhkan organisasi, karena dengan motivasi kerja yang tinggi maka dapat
sangat besar bagi institusi. Oleh karena itu pihak institusi harus mampu menjaga
(2010:162), yaitu :
pegawai
(POLDA), khususnya pada bagian humas, dimana pada bagian tersebut jumlah
Sumut karena telah melanggar Peraturan Kapolri tentang Disiplin, hal lain yang
tampak dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu terlihat
personil yang melakukan hal-hal lain diluar tugas dinas pada saat jam kerja, maka
dapat disimpulkan bahwa tingkat terlambat masuk kerja dan kehadiran yang tidak
lengkap cukup signifikan. Kemudian selain data absensi dan data pelanggaran
salah satu hal yang menunjukkan bahwa motivasi kerja yang belum optimal
Tabel 1.1 Pencapaian produktivitas kerja personil Polda Sumut Tahun 2019
1. Identifikasi Masalah
2. Batasan Masalah
latar belakang masalah dan identifikasi masalah diatas maka dibatasi masalah
8
C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah
Polda Sumut
Sumut
Polda Sumut
1. Tujuan Penelitian
Polda Sumut.
2. Manfaat Penelitian
b. Bagi Peneliti
E. Keaslian Penelitian
Penelitian ini merupakan replika dari penelitian Alfan Adam (2018) yang
Produktivitas Kerja.
responden.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Produktivitas Kerja
jumlah yang dihasilkan dan jumlah setiap sumber yang dipergunakan selama
1) Tanah
4) Tenaga kerja
11
12
Dalam konteks ini esensi pengertian produktivitas adalah sikap mental yang
bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan hari
1) Kelompok pertama
c) Kondisi kerja
2) Kelompok kedua
d) Kepuasan kerja
bahasan ilmu ekonomi. Oleh karena itu, selalu berorientasi kepada bagaimana
perusahaan.
karyawan, yaitu:
perkembangan perusahaan,
14
kelompok, yaitu:
1) Tenaga kerja
karena adanya tenaga kerja yang lebih sehat, lebih terdidik dan
penelitian.
3) Modal
fisik per orang atau per jam kerja orang ialah diterima secara luas, dengan
menggunakan metode pengukuran waktu tenaga kerja (jam, hari atau tahun).
kerja yang dapat dilakukan dalam satu jam oleh pekerja yang bekerja menurut
1) Kuantitas kerja adalah merupakan suatu hasil yang dicapai oleh karyawan
oleh perusahan.
2) Kualitas kerja adalah merupakan suatu standar hasil yang berkaitan dengan
mutu dari suatu produk yang dihasilkan oleh karyawan dalam hal ini
waktu yang ditentukan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output
sebagai beikut:
karyawan.
demosi.
menerus.
dalam organisasi.
5) Umpan balik.
2. Ketrampilan Kerja
a. Pengertian Ketrampilan
sifat/keadaan yang ditujukan pada sifat atau keadaan seseorang yang dapat
b. Analisis Keterampilan
manual
apa yang harus dapat dilakukan oleh mereka untuk melaksanakan setiap
c. Indikator Keterampilan
1) Technical Skill
2) Management Skill
3) Enterpreneurship Skill
3. Disiplin Kerja
Kata disiplin itu sendiri berasal dari bahasa Latin “discipline” yang
para ahli. Penegakan disiplin dalam bekerja pada pegawai sudah menjadi
22
besar pada setiap aspek dalam perusahaan. Kata disiplin selalu menjadi
ukuran yang positif dan biasanya dijadikan sebagai indikasi seseorang yang
Kerja adalah ”sikap mental yang tercermin dalam perbuatan atau tingkah laku
yaitu: Disiplin umum atau disiplin tata laku dan sikap, serta disiplin kerja.
Disiplin umum adalah yang nampak dalam penampilan sikap dan perilaku
lahiriah seseorang seperti ketaatan terhadap jam kerja, sikap yang korek
yang taat dan tertib terhadap aturan yang telah ditetapkan dalam tugas.
23
keberhasilan dan kesuksesan, hal ini merupakan tonggak utama yang harus
tinggi prestasi kerja yang dicapainya. Tanpa disiplin pegawai yang baik sulit
2013:193).
b. Jenis-Jenis Disiplin
yaitu :
1) Disiplin Preventif
2) Disiplin Korektif
3) Disiplin Progresif
yang makin berat, dengan maksud agar pihak pelanggar bisa memperbaiki
c. Indikator-indikator Kedisiplinan
antaranya :
Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta
Disinilah letak pentingnya axas the right man in the right place and the
2) Teladan pimpinan
jujur, adil, serta sesuai dengan perbuatan. Dengan teladan pimpinan yang
baik, kedisiplinan bawahan akan ikut baik. Jika teladan pimpinan kurang
3) Balas Jasa
dengan baik.
26
4) Keadilan
dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta
dasar kebijakan dalam pemberian balas jasa atau hukuman akan tercipta
aktif dan langsung mengatasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja dan
6) Sanksi hukuman
7) Ketegasan
8) Hubungan kemanusiaan
4. Motivasi
memerlukan motivasi atau dorongan dari orang lain untuk mencapai apa yang
dengan bantuan dari para bawahannya, yaitu karyawan. Oleh karena itu,
maksimal.
suatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Oleh sebab itu,
kerja. Kuat dan lemahnya motivasi kerja seorang tenaga kerja ikut
perilaku manusia dan kinerja. Teori Motivasi telah dibahas dan dikonsep oleh
berbagai peneliti.
yang diinginkan, sehingga jika kebutuhan itu ada akan berakibat pada
1) Kinerja
2) Penghargaan
3) Tantangan
4) Tanggungjawab
5) Pengembangan
6) Ketertiban
7) Kesempatan
faktor organisasional.
dan sasaran
ditetapkan
4) Adanya peningkatan
7) Supervisi
9) Kondisi kerja
10) Gaji
11) Status
Apabila kondisi dan syarat kerja seperti upah, lingkungan kerja, keselamatan
dan kesehatan kerja serta jaminan hari tua yang diperlukan oleh karyawan
dapat disediakan oleh perusahaan, maka motivasi kerja para karyawan akan
meningkat.
31
1) Faktor Motivasi : faktor yang ada dalam pekerjaan, faktor inilah yang
berikut:
a) Target kerja
b) Kualitas kerja
c) Tanggung jawab
d) Resiko
a) Komunikasi
b) Persahabatan
32
a) Pemimpin
b) Duta perusahaan
c) Keteladanan
B. Penelitian Terdahulu
judul yang sama seperti judul penelitian penulis. Namun penulis mengangkat
penelitian penulis.
C. Kerangka Konseptual
kemampuan fisik dan mental yang dimiliki setiap orang untuk melaksanakan
merupakan hal yang bersifat individual setiap individu akan memiliki tingkat
(Y) didukung oleh teori yang dikemukakan Ambar Teguh Sulistyani dan Rosidah,
serta dalam kajian penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Wiwin (2012)
baik dan penuh rasa tanggung jawab bila karyawan tersebut memiliki disiplin
kerja yang tinggi. Untuk mengusahakan selalu terbinanya sikap disiplin kerja
karyawan baik ditingkat bawah maupun ditingkat atas mampu menjadi pegawai
yang efektif, efesien dan produktif. Seorang karyawan yang produktif adalah
karyawan yang cekatan dan mampu menghasilkan barang atau jasa sesuai mutu
yang ditetapkan dengan waktu yang lebih singkat, sehingga akhirnya dapat
sumber daya manusia yang salah satunya adalah kedisiplinan. Kedisiplinan ini
semakin baik disiplin karyawan maka semakin tinggi pula prestasi kerja yang
dapat dicapai, tanpa disiplin karyawan yang baik sulit bagi organisasi atau
apabila tenaga kerja dalam perusahaan mempunyai kerja yang tinggi, maka
Untuk meningkatkan produktivitas kerja perlu adanya tenaga kerja yang memiliki
keterampilan dan keahlian bekerja, karena apabila tenaga kerja tidak memiliki
berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri maupun faktor-faktor lainnya, seperti
Produktivitas yang tinggi dapat dicapai jika didukung para karyawan yang
apabila motivasi karyawan lebih tinggi tetapi tidak didukung lingkungan kerja
yang nyaman untuk bekerja maka hasil produktivitas kerja tidak baik.
Berdasarkan teori tersebut di atas dapat diasumsikan bahwa dengan motivasi kerja
dengan motivasi kerja yang menurun juga akan berpengaruh terhadap penurunan
produktivitas kerja.
KETRAMPILAN
(X1)
PRODUKTIVITA
DISIPLIN S
(X2) KERJA
MOTIVASI
(X3)
D. Hipotesis
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
(X) terhadap variabel terikat (Y). Penelitian ini mencari hubungan atau
jalan Tanjung Morawa Km. 10.5, Timbang Deli, Medan Amplas, Timbang Deli,
Kec. Medan Amplas, Kota Medan, Sumatera Utara 20362, sedangkan waktu
Tahun 2020
Januari Pebruari Maret April
Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan Judul
Penyusunan
Proposal
Pengajuan Proposal
Perbaikan Proposal
Seminar Proposal
Sumber : Dioalah Penulis, 2020
38
39
1. Populasi
2. Sampel
lebih besar dari 100 dapat diambil 0% s.d 15% atau 20% atau lebih
(Sugiyono, 2014:135).
3. Data Primer
dilakukan.
40
4. Sumber Data
1. Definisi Variabel
2. Variabel Penelitian
diteliti.
43
1. Uji Validitas
alat ukur yang digunakan. Suatu instrument alat ukur bila dikatakan telah valid,
berarti menunjukkan alat ukur yang dipergunakan untuk mendapatkan data itu
adalah valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di
Uji validitas bertujuan untuk mengukur apakah data yang telah didapat
setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang telah
pada derajat kebebasannya rtable (df = n-k ) harus lebih dari (< ) 0.30 (Yamin
2. Uji Reliabilitas
adalah instrumen yang apabila beberapa kali untuk mengukur objek yang sama
akan menghasilkan data yang sama. Suatu konstruk atau variabel dikatakan
reliabel apabila memiliki Cronsbach Alpha > 0,60 (Yamin dan Kurniawan,
maka dilakukan beberapa uji asumsi klasik yang harus dipenuhi yaitu:
a. Uji Normalitas
sebuah data mengikuti dan mendekati distribusi normal. Modal regresi yang
maka jika nilai asymp.sig. (2-tailed) diatas nilai signifikan 5% artinya variable
b. Uji Multikolonearitas
Suatu keadaan dimana variable independen yang satu dengan yang lain
besarnya nilai Tolerance dan VIP ( Variance Inflation Facor ) melalui program
oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai
45
Tolerance > 0,1 atau nilai VIP < 5, maka tidak terjadi multikoloneritas
(Situmorang, 2010:104).
c. Uji Heteroskedastisitas
model regresi terdapat ketidak samaan variance dari residual suatu pengamatan
Deteksi dapat dilakukan dengan melihat ada tidanya pola tertentu pada
(Situmorang, 2010:73).
pengaruh arus kas, biaya operasional dan pendapatan terhadap laba adalah
terkecil biasa.
Dimana :
Y = Semangat Kerja
α = Intercept
β1, β2 = Koefisien Regresi
X1 = Ketrampilan
X2 = Disiplin
X3 = Motivasi
∈ = Kesalahan Pengganggu/Error Term
46
5. Pengujian Hipotesis
Penelitian ini juga menggunakan uji hipotesis. Data diperoleh dari hasil
pengumpulan data di atas dapat diproses sesuai dengan jenis data kemudian
disajikan dalam bentuk tabel dan angka metode statistik sebagai berikut:
a. Uji F (Simultan)
apakah semua variabel independen atau variabel bebas yang dimasukkan dalam
atau variabel terikat. Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan
Bila nilai Fhitung lebih besar dari pada nilai Ftabel, maka Ho ditolak
b. Uji T (Parsial)
Menurut Ghozali (2012: 98) Uji beda t-test digunakan untuk menguji
seberapa jauh pengaruh variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini
c. Koefisien Determinasi
2
Identifikasi determinan (R ) berfungsi untuk mengetahui signifikansi
2
variabel maka harus dicari koefisien determinasi (R ). Koefisien determinan
dependen.
2
Jika determinasi (R ) semakin besar (mendekati satu) maka dapat dikatakan
Hal ini berarti, model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh
DAFTAR PUSTAKA
As’ad, (2014), Psikologi Industri, Seri Ilmu Sumber Daya Manusia, Liberty,
Jakarta.
Ambar Teguh Sulistyani dan Rosidah (2013), Manajemen Sumber Daya
Manusia: Konsep, Teori dan Pengembangan dalam Konteks
Organisasi Publik, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Asmiarsih (2016), Manajemen Sumber Daya Manusia, edisi kesepuluh. Jakarta:
Salemba Empat.
Henry Simamora (2017), Membuat Karyawan Lebih Produktif Dalam Jangka
Panjang (Manajemen SDM). STIE YKPN,Yogakarta
H.A.S. Moenir (2013), Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, Jakarta: PT
Bumi Aksara
Mohyi (2010), Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Malayu S.P Hasibuan (2013), Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara
Muchdarsyah Sinungan (2015), Produktivitas Apa dan Bagaimana, Jakarta:
Bumi Aksara.
Miftahun & Sugiyanto (2010), Manajemen Sumber Daya Manusia: Untuk
Bisnis Yang Kompetitif. Yogyakarta: Gajahmada University Press
Nana Herdian (2015), Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan, Bandung: Pustaka
Setia Cet.1.
Payaman J. Simanjutak (2015), Budaya Organisasi dan Perubahan. Penerbit
PT. Elex Media Komputindo. Jakarta
Pandji Anoraga (2014), Manajemen Bisnis, Jakarta: PT Rineka Cipta.
Saraswathi (2011), Manajemen Sumber daya Manusia: Suatu pendekatan
Mikro. Jakarta: Djambaran
Siswanto Sastrohadiwiryo (2013), Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, edisi 2,
Jakarta, PT. Bumi Aksara
Sugiyono (2010), Manajemen Penelitian, Bumi Aksara, Jakarta.
Triton (2010), Manajemen Sumber Daya Manusia pada Perspektif Partnership
dan Kolektivitas, Yogyakarta : Tugu Publisher.
49