Anda di halaman 1dari 7

APRESIASI TERHADAP KARYA ILMIAH DAN ILMIAH POPULER

A. Pentingnya melakukan apresiasi terhadap karya ilmiah dan ilmiah popular

 Pengertian apresiasi

Menurut etimologinya Apresiasi berasal dari kata “Apreciatio” yang mempunyai


pengertian “menghargai”. Dalam bahasa Inggris apresiasi memiliki arti sebagai “Appreciate” yang
mempunyai pengertian menyadari, memahami, menghargai dan menilai.

Dalam hal ini, kata “appreciate” dapat dibentuk kata “appreciation” yang mempunyai
pengertian sebagai “penghargaan, pemahaman dan penghayatan”. Sedangkan dalam bahasa
Indonesia kata apresiasi memiliki arti pengertian yang sejajar dengan kata “apreciato” dan (Latin)
dan kata “appreciation” (Inggris).

Sedangkan definisi apresiasi secara terminologi adalah proses penilaian atau penghargaan
positif yang ditujukan untuk seseorang pada sesuatu. Karya sastra seperti puisi pada hakikatnya
adalah hasil proses kreatif seorang penulis puisi. Proses kreatif-kreatif juga dari pembaca.

 Proses apresiasi

Untuk mengapresiasi sebuah karya ilmiah atau ilmiah popular perlu dilakukan aktivitas berupa:

(1) Mendengarkan/menyimak
menyimak yang baik:
a. Menyimak dengan konsentrasi
b. Menelaah materi simakan
c. Menyimak dengan kritis (tidak langsung menerims gagasan yang di sampaikan
pembicara,meminta argument pembicara)
d. Membuat catatan
(2) Membaca
(3) Menonton
(4) mempelajari bagian-bagiannya
(5) menceritakan kembali
(6) mengomentari
(7) meresensi
(8) membuat parafrasa
(9) menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan karya tersebuT

langkah-langkah mengapresiasi sebuah karya sastra yang diminati secara umum meliputi hal-hal
berikut:

1
1. Menginterpretasi atau melakukan penafsiran terhadap karya berdasarkan sifat-sifat karya
tersebut
2. Menganalisis atau menguraikan unsur-unsur karya tersebut
3. Mengevaluasi atau menilai karya dalam rangka mengukur kualitas karya tersebut
4. Memberikan penghargaan kepada karya berdasarkan tingkat kualitasnya

 Reaksi kinetik dan reaksi verbal dalam apresiasi

Dalam tahapan apresiasi tertinggi, seseorang akan dapat memberikan penilaian dan
penghargaan yang posisif bagi sebuah karya sastra. Ia pun dapat memberikan penjelasan secara
objektif dan mempertanggungjawabkan sikapnya tersebut kepada orang lain. Setelah melakukan
pilihan kepada sebuah bentuk karya sastra yang menarik pikiran dan perasaan atau jiwa seninya,
seseorang akan merespons karya tersebut dengan dua bentuk sikap atau jenis apresiatif, yaitu
apresiasi yang bersifat kinetik atau sikap tindakan dan apresiasi yang bersifat verbalitas

 Apresiasi bersifat kinetik, yaitu sikap memberikan minat pada sebuah karya lalu berlanjut
pada keseriusan untuk melakukan langkah-langkah apresiatif secara aktif.
 Apresiasi bersifat verbal, yaitu pemberian penafsiran, penilaian, dan penghargaan yang
berbentuk penjelasan, tanggapan, komentar, kritik, dan saran serta pujian baik secara lisan
maupun tulisan. Dalam kaitannya dengan aspek kompetensi menyimak, apresiasi bermula
pada proses mendengarkan penyampaian karya secara lisan dengan serius dan saksama,
kemudian berlanjut pada pencapaian langkah-langkah apresiasi yang telah dijelaskan di
atas.

 Tahap –tahap apresiasi

1. Tahap mengenal dan menikmati

Pada tahap ini, kita berhadapan dengan suatu karya. Kemudian kita mengambil suatu
tindakan berupa membaca, melihat atau menonton, dan mendengarkan suatu karya sastra.

2. Tahap menghargai

Pada tahap ini kita merasakan manfaat atau nilai karya sastra yang telah dinikmati. Manfaat
di sini berkaitan dengan kegunaan karya tersebut. Misalnya memberi kesenangan, hiburan,
kepuasan, serta memperluas wawasan dan pandangan hidup.

3. Tahap pemahaman

Pada tahap ini kita melakukan tindakan meneliti serta menganalisis unsur-unsur yang
membangun karya, baik unsur intrinsik maupun unsur ekstrinsiknya. Akhirnya kita menyimpulkan
karya tersebut. Apakah karya tersebut termasuk baik atau tidak, bermanfaat atau tidak bagi
masyarakat

2
4. Tahap penghayatan

Pada tahap ini kita membuat analisis lebih lanjut dari tahap sebelumnya, kemudian
membuat interpretasi atau penafsiran terhadap karya serta menyusun argumen berdasarkan analisis
yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya.

5. Tahap aplikasi atau penerapan

Segala nilai, ide, wawasan yang diserap pada tahap-tahap terdahulu diinternalisasi dengan
baik, sehingga masyarakat penikmat karya tersebut dan dapat mewujudkan nilai-nilai tersebut
dalam sikap dan tingkah laku sehari-hari.

Dengan demikian, kegiatan apresiasi sastra diartikan sebagai suatu proses mengenal,
menikmati, memahami, dan menghargai suatu karya sastra secara sengaja, sadar, dan kritis
sehingga tumbuh pengertian dan penghargaan terhadap sastra.

 Tingkatan-tingkatan dalam apresiasi

Mengingat tujuan apresiasi karya sebagaimana telah diuraikan di atas adalah untuk
mempertajam kepekaan terhadap persoalan hidup, membekali diri dengan pengalaman-
pengalaman rohani, mempertebal nilai moral dan estetis; maka tingkatan dalam apresiasi sastra
diukur dari tingkat keterlibatan batin apresiator. Untuk dapat mengetahui tingkat keterlibatan batin,
seorang apresiator harus memiliki “patos”. Istilah “patos” berasal dari kata ‘patere’ (Latin) yang
berarti ‘merasa’. Dengan kata lain, untuk dapat mencapai tingkatan-tingkatan dalam apresiasi,
seorang apresiator harus dapat membuka rasa.

 Tingkatan pertama dalam apresiasi karya adalah “simpati”. Pada tingkatan ini batin
apresiator tergetar sehingga muncul keinginan untuk memberikan perhatian terhadap karya
yang dibacaa atau digauli atau diakrabinya.
 Tingkatan kedua dalam apresiasi karya adalah ‘empati’ Pada tingkatan ini batin apresiator
mulai bisa ikut merasakan dan terlibat dengan isi dalam karya itu.
 Tingkat ketiga atau tingkat tertinggi dalam apresiasi karya adalah ‘refleksi diri’. Pada
tingkatan ini, seorang apresiator tidak hanya sekedar tergetar (simpati), atau dapat
merasakan (empati) saja, tetapi dapat melakukan refleksi diri atas nilai-nilai yang
terkandung dalam karya itu.

 Aspek dalam apresiasi

Apresiasi melibatkan tiga unsur inti, yakni 1) aspek kognitif, 2) aspek emotif, dan 3) aspek
evaluatif.

 Aspek kognitif berkaitan dengan keterlibatan intelek pembaca dalam upaya memahami
unsur-unsur kesastraan yang bersifat objektif. Unsur-unsur kesastraan yang bersifat
objektif tersebut, selain dapat berhubungan dengan unsur-unsur yang secara internal

3
terkandung dalam suatu teks sastra atau unsur intrinsik, juga dapat berkaitan dengan unsur-
unsur di luar teks yang secara langsung menunjang kehadiran teks sastra itu sendiri.
 Aspek emotif berkaitan dengan keterlibatan unsur emosi pembaca dalam upaya
menghayati unsur-unsur keindahan dalam teks sastra yang dibaca. Selain itu, unsur emosi
juga sangat berperanan dalam upaya memahami unsur-unsur yang bersifat subjektif. Unsur
subjektif itu dapat berupa bahasa paparan yang mengandung ketaksaan makna atau bersifat
konotatif-interpretatif serta dapat pula berupa unsur-unsur signifikan tertentu, misalnya
penampilan tokoh dan setting yang bersifat metaforis.
 Aspek evaluatif berhubungan dengan kegiatan memberikan penilaian terhadap baik-buruk,
indah tidak indah, sesuai-tidak sesuai serta sejumlah ragam penilaian lain yang tidak harus
hadir dalam sebuah karya kritik, tetapi secara personal cukup dimiliki oleh pembaca.
Dengan kata lain, keterlibatan unsur penilaian dalam hal ini masih bersifat umum sehingga
setiap apresiator yang telah mampu meresponsi teks sastra yang dibaca sampai pada
tahapan

 Tujuan dan Manfaat dari Apresiasi

1. Melatih keempat keterampilan berbahasa, yakni mendengarkan, berbicara, membaca, dan


menulis.
2. Menambah pengetahuan tentang pengalaman hidup manusia seperti adat istiadat, agama,
kebudayaan, dsb.
3. Membantu mengembangkan pribadi
4. Membantu pembentukan watak
5. Memberi kenyamanan
6. Meluaskan dimensi kehidupan dengan pengalaman baru (Wardani 1981)

Selain itu, manfaat lain dari apresiasi sastra, diantaranya :

1. Nilai personal

Memberi kesenangan, mengembangkan imajinasi, memberi pengalaman yang dapat terhayati,


mengembangkan pandangan ke arah persoalan kemanusiaan, menyajikan pengalaman yang
bersifat emosional.

2. Nilai pendidikan

Membantu perkembangan bahasa, meningkatkan kelancaran-kemahiran membaca, meningkatkan


keterampilan menulis, mengembangkan kepekaan terhadap sastra (Huck 1987).

B. Cara dan tehnik dalam mengapresiasi karya ilmiah dan ilmu populer mahasiswa melalui
Tugas mata kuliah.

4
Dalam proses pembelajaran di bangku kuliah, Mahasiswa akan diberikan tugas yang
bersifat mandiri atau kelompok , berupa penulisan karya ilmiah dan ilmiah populer dimana
mahasiswa harus menyelesaikan tugas dengan cara mempelajari syarat pembuatan karya ilmiah
dan ilmiah populer, mengerjakan dengan sebaik-baiknya .
Adapun apresiasi yang akan diterima mahasiswa adalah:
1. Mendapatkan nilai yang memuaskan dari dosen jika itu sesusai dengan syarat karya ilmiah
dan ilmiah popoler
2. Mendapatkan simpati,empati,refleksi diri dari apresiator (dosen dan mahasiswa)

Selain itu ada banyak hal yang akan didapat mahasiswa dalam membuat karya ilmiah dan
ilmiah populer diantaranya
1. mahasiswa akan banyak membaca dan mengalisa sehingga meningkatkan pengetahuannya,
2. mahasiswa memiliki ke mampuan menulis ilmiah yang aktif dan karyanya bisa dinikmati
khalayak umum.
3. Melatih keempat keterampilan berbahasa, yakni mendengarkan, berbicara, membaca, dan
menulis
Adapun kendala yang dialami mahasiswa dalam mengerjakan karya ilmiah dan ilmiah popular
yang mengakibatkan mahasiswa mendapat apresiasi yang jelek atau mendapat nilai yang jelek
diantaranya:
1. Kurang menguwasi syarat yang baik dalam menulis karya ilmiah dan imliah popular
2. Kurangnya wawasan atau pengetahuan tentang karya ilmiah dan ilmiah popular
3. Kurangnya ketrampilan berbahasa,yakni mendengar,berbicara,mambaca,menulis

C. Cara dan tenik mengapresiasi karya ilmiah dan ilmiah populer mahasiswa melalui
pengiriman media massa
 cara mengapresiasikan karya ilmiah dan ilmiah popular
1. kita harus bisa membuat karya ilmiah dan ilmiah popular dengan benar sesuai syarat
pembuatan karya tersebut
2. kita harus mengetahui tentang jenis-jenis media masa
 Media cetak :surat kabar,tabloid,majalah
 Media elektronik: radio,televise,film/video
 Media siber: website,portal,berita,blog,media sosial
3. Cara mengirim di melalui media masa
 Melakukan analisis esai yang di inginkan dari media massa,
 kirim esai ke media massa yang di tuju dengan cara mengirim langsung
karya tersebut melalui email dengan nama lengkap mahasiswa di sertai surat
pengantar yang di tulis dalam kotak surat sebagai bentuk kesopanan berkirim
surat.

5
D. Mengapresiasi karya ilmiah dan ilmiah populer mahasiswa melalui pengiriman penerbit.

Pertama, naskah yang kita kirim adalah naskah yang belum pernah diterbitkan oleh
penerbit lain dalam bentuk apapun. Sebagai seorang penulis, tentu kita sudah mengetahui tulisan-
tulisan yang berhasil diterbitkan. Pada kondisi ini, kita perlu aspek kecermatan supaya tidak salah
mengirimkan naskah yang sebenarnya naskah tersebut sudah pernah diterbitkan oleh penerbit lain.
Kedua, naskah terjemahan harus dilampiri surat izin penerjemahan dari penerbit atau
penulis aslinya. Apabila karya yang kita tulis merupakan hasil terjemahan dari buku lain, maka
syarat wajib yang harus kita penuhi adalah tersedianya surat izin penerjemahan dari penerbit atau
penulis asli dari karya yang kita terjemahkan.
Hal ini dilakukan supaya kita tidak melakukan praktik plagiarisme dimana karya orang lain
justru kita gunakan untuk kepentingan kita sendiri. Apabila kita melakukan praktik tersebut, tentu
saja akan berdampak buruk pada karir kita di dunia kepenulisan.
Ketiga, tulisan yang kita buat tidak boleh mengandung SARA (suku, ras, dan agama) atau
bersifat konflik atau perpecahan. Apabila tulisan kita mengandung hal-hal negatif seperti yang
dikemukakan sebelumnya, maka pihak penerbit tentu akan mempertimbangkan naskah kita
dengan berat hati.
Keempat, tema tulisan yang diangkat bersifat baru dan hangat atau belum pernah ditulis
oleh orang lain. Syarat ini menjadi penting supaya tulisan kita bisa diterbitkan dan menjadi
prioritas oleh penerbit yang bersangkutan. Apabila tema yang kita angkat sudah banyak
dibicarakan orang, maka kita perlu menambahkan sesuatu yang beda.
Kelima, naskah ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia dengan mengikuti kaidah
penulisan yang baku dan benar.
Keenam, naskah harus lengkap dan dibendel rapi. Lengkap palam artian bahwa naskah
harus 100% komplit, termasuk gambar dan kelengkapan daftar isi. Hal ini penting supaya pihak
penerbit juga bisa memastikan seberapa banyak tulisan kita yang akan diterbitkan.
Ketujuh, kita bisa menyertakan informasi terkait tentang keunggulan naskah yang kita
buat dengan karya tulis yang sudah ada di pasaran. Hal ini menjadi penting untuk membantu pihak
penerbit untuk menerbitkan karya ilmiah kita sendiri.
Kedelapan, kita juga bisa menyertakan sasaran pembaca. Apabila kita menulis karya
ilmiah tentang ilmu politik, maka sasaran pembaca adalah mahasiswa yang kuliah di jurusan ilmu
politik ataupun akademisi yang memang memiliki fokus pada ilmu politik.
Kesembilan, pengiriman naskah bisa kita lakukan melalui e-mail ataupun via pos yang
ditujukan ke alamat penerbit yang kita tuju. Meskipun demikian, kemudahan teknologi telah
membawa kita pada sesuatu yang sifatnya instan. Tidak sedikit orang yang mengirimkan
tulisannya melalui e-mail karena tulisan kita nantinya akan mudah melalui proses editing apabila
dibutuhkan.

E. Cara dan teknik mengapresiasi karya ilmiah dan ilmiah populer melalui keikutsertaan dan
sayembara dalam lomba penulisan.

6
 Setiap mingg, minimal sebulan sekali mahasiswa harus rajin memburu pengumuman lomba
menulis sastra.
 Model pengikatan karya ilmiah dan ilmiah populer harus sesuai dengan tema yang dikehendaki
dalam sayembara.
 Menjadikan perlombaan sebagai agenda publikasi karya mahasiswa yang bersifat insidentiil dan
mahasiswa membangun keyakinan dan wajib berpartisipasi.

Anda mungkin juga menyukai