571 2302 1 PB PDF
571 2302 1 PB PDF
JPK
Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan
http://journal.umpo.ac.id/index.php/JPK/index
IHSAN
49
JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 2, No. 2, Juli 2017
ISSN 2527-7057 (Online), ISSN 2545-2683 (Printed)
50
JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 2, No. 2, Juli 2017
ISSN 2527-7057 (Online), ISSN 2545-2683 (Printed)
empat komponen atau kategori pokok yang individu warga negara, sehingga perlu
dapat dikaji secara beragam dalam proses habitation, dan pembelajaran.
pendidikan kewarganegaraan, yaitu: 1) Dari keempat komponen itu, Patric dan
pengetahuan kewarganegaraan dan Vonts (2001:46) sebagaimana dikemukakan
pemerintahan demokratis (knowledge of oleh Samsuri (2006:47) menjabarkan ke
citizenship and government in democracy dalam materi kajian pengetahuan
[civic knowledge]); 2) kecakapan kognitif pendidikan kewarganegaraan menjadi tujuh
dari kewarganegaraan demokratis topik, yaitu: 1) demokrasi perwakilan
(cognitive skills of democratic citizenship (representative democracy); 2)
[cognitive civic skills]); 3) kecakapan konstitusionalisme; 3) hak asasi manusia
partisipasi dari kewarganegaraan (liberalism); 4) kewarganegaraan
demokratis (participatory skills of (citizenship); 5) masyarakat sipil (civil
democratic citizenship [participatory civic society); 6) ekonomi pasar (free and open
skills]); dan 4) keutamaan karakter economic sistem); dan 7) tipe-tipe isu
kewarganegaraan yang demokratis (virtues publik.
and dispositions of democratic citizenship Implikasi Kecenderungan Global
[civic disposition]). Pendidikan Kewarganegaraan
Dari keempat komponen pendidikan Implikasi pada proses pembelajaran
kewarganegaraan untuk membentuk warga pendidikan kewarganegaraan di tingkat
negara demokratis (Patric, 1999:34; dan persekolahan di Indonesia. Pendapat ini
Patric, 2003:9) tersebut diuraikan sebagai ditegaskan oleh Azis Wahab (2011:15)
berikut: yang menyebut bahwa kesembilan
1. Knowledge of citizenship and kecenderungan global ini secara luar biasa
government in democracy (civic berpotensi mempengaruhi pendidikan
knowledge) pancasila dan kewarganegaraan pada
2. Cognitive skills of democratic negara-negara yang menganut faham
citizenship (intellectual civic skills) demokrasi konstitusional.
3. Participator skills of democratic Pembelajaran adalah suatu sistem yang
citizenship (participatory civic skills) terdiri atas komponen-komponen yang
4. Virtues and dispositions of democratic saling berinteraksi. Dalam ketentuan UU
citizenship (civic disposition) No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Pembelajaran adalah
Dari paparan konseptual komponen kajian proses interaksi peserta didik dengan
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan pendidik dan sumber belajar pada suatu
tersebut, secara ringkas warga negara yang lingkungan belajar. Dalam hal ini,
demokratis memiliki ciri-ciri penguasaan pembelajaran merupakan suatu proses
secara komprehensif dalam hal dimana lingkungan seseorang secara
pengetahuan mengenai pancasila sebagai sengaja dikelola untuk memungkinkan ia
dasar Negara, kewarganegaraan dan turut serta dalam tingkah laku tertentu.
pemerintahan demokratis, kecakapan Pembelajaran merupakan subyek khusus
intelektual (kognitif) dan partisipasi dalam dari pendidikan Corey (1986).
hal kewarganegaraan demokratis, dan Mencermati beberapa konsep pembelajaran
karakter kewarganegaraan yang demokratis sebagaimana yang dikemukakan di atas,
(Samsuri, 2006:39). Komponen tersebut dapat disimpulkan bahwa di dalam
tidak mungkin timbul begitu saja pada diri pembelajaran terdapat interaksi antara
peserta didik dan pendidik, melibatkan
51
JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 2, No. 2, Juli 2017
ISSN 2527-7057 (Online), ISSN 2545-2683 (Printed)
52
JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 2, No. 2, Juli 2017
ISSN 2527-7057 (Online), ISSN 2545-2683 (Printed)
Berdasarkan pendapat tersebut di atas dapat Disamping metode, kita juga mengenal
disimpulkan, materi pembelajaran model pembelajaran. Dalam rangka
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sosialisasi KTSP, Departemen Pendidikan
mengacu pada kompetensi yang ingin Nasional (2006) membagi tiga jenis model
dicapai. Materi yang dibelajarkan harus pembelajaran, yakni: 1) Model
bermakna bagi siswa dan merupakan Pembelajaran Langsung atau Direct
bahan-bahan yang benar-benar penting, Instruction (DI), 2) Model Pembelajaran
baik dilihat dari kompetensi yang ingin Kooperatif atau Cooperative Learning (CL),
dicapai maupun fungsinya untuk dan 3) Model Pembelajaran Berbasis
menentukan materi pada proses Masalah atau Problem-Based Instruction
pembelajaran berikutnya. (PBI).
Ketiga, metode pembelajaran PKn. Metode Oleh karena itu, peran guru melalui model
adalah suatu cara yang digunakan untuk pembelajaran ini hendaknya berupaya lebih
mencapai kompetensi yang telah banyak melibatkan siswa dalam
ditetapkan. Dalam kegiatan pembelajaran, pembelajaran secara terbuka, demokratis,
metode diperlukan oleh guru dan dan memiliki kebebasan berpendapat.
penggunaannya bervariasi sesuai dengan Pada hakikatnya, ketiga model
kompetensi yang ingin dicapai setelah pembelajaran di atas dapat diterapkan
kegiatan pembelajaran berakhir (Djamarah, dalam pembelajaran pendidikan
2002:72). kewarganegaraan di tingkat persekolahan
Keberhasilan pembelajaran Pendidikan dengan terlebih dahulu melakukan
Pancasila dan Kewarganegaraan tidak modifikasi atau penyesuaian dengan
hanya tergantung pada kemampuan guru kondisi dan karakteristik siswa. Namun,
dalam mengembangkan kompetensi dan apabila memperhatikan tujuan
materi pembelajaran, tetapi juga didukung pembelajaran sebagaimana ditentukan
oleh metode pembelajaran yang tepat. dalam standar isi mata pelajaran PKn, maka
Pemilihan metode yang tepat dalam proses model kedua dan ketiga perlu mendapat
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan perhatian yang lebih besar. Sesuai dengan
akan membantu guru maupun siswa untuk tuntutan standar isi mata pelajaran PKn,
mencapai keberhasilan pembelajaran yang model pembelajaran berbasis masalah
dilaksanakan. Adapun metode yang relevan sangat dianjurkan untuk dikuasai dan
untuk diterapkan dalam pembelajaran diterapkan dalam pembelajaran PKn. Model
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ini menggunakan pendekatan inkuiri yang
adalah yang berkarakteristik sebagai sangat penting bagi PKn.
berikut: 1) menekankan pada pemecahan Model pembelajaran dengan pendekatan
masalah; 2) bisa dijalankan dijalankan inkuiri pada hakekatnya sejalan dengan
dalam berbagai konteks; 3) mengarahkan gagasan John Dewey tentang prinsip-
siswa menjadi pembelajar mandiri; 4) prinsip pembelajaran interaktif.
mengaitkan materi pelajaran dengan Keberhasilan pembelajaran demokrasi
konteks kehidupan siswa yang berbeda; 5) dalam pendidikan kewarganegaraan sebagai
mendorong siswa untuk merancang dan suatu seni akan ditentukan oleh prinsip-
melakukan kegiatan ilmiah; 6) memotivasi prinsip pembelajaran interaktif model John
siswa untuk menerapkan materi yang telah Dewey, yakni:
dipelajari; 7) menerapkan penilaian otentik; 1. Menghormati dan penuh perhatian
dan 8) menyenangkan (Djamarah dan Zain, kepada orang lain
2002:122) 2. Berpikir kreatif
53
JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 2, No. 2, Juli 2017
ISSN 2527-7057 (Online), ISSN 2545-2683 (Printed)
3. Menghasilkan sejumlah solusi tentang b. Media visual, yaitu media yang hanya
masalah-masalah bersama mengandalkan indra penglihatan.
4. Berusaha menerapkan solusi-solusi Media ini ada yang menampilkan
tersebut gambar diam seperti foto, gambar,
Keempat, Komponen Media Dan lukisan, dan sebagainya, ada pula
Sumber Pembelajaran. Media media visual yang menampilkan
pembelajaran merupakan alat bantu yang gambar bergerak seperti film bisu dan
dapat dijadikan sebagai penyalur pesan film kartun.
untuk mencapai tujuan pembelajaran c. Media audiovisual, yaitu media yang
(Djamarah dan Zain, 2002:139). mempunyai unsur suara dan gambar.
Penggunaan media pembelajaran pada Jenis media ini mempunyai
dasarnya adalah untuk membantu kemampuan yang lebih baik, karena
mempermudah pemahaman siswa terhadap meliputi kedua jenis media yang
suatu ide tau teori. Media pembelajaran pertama dan kedua (Djamarah dan
sangat diperlukan pada anak-anak tingkat Zain, 2002:141).
dasar sampai menengah, dan akan banyak Dalam proses pembelajaran pendidikan
berkurang jika mereka sudah sampai pada pancasila dan kewarganegaraan, selain
tingkat pendidikan tinggi. Pada tingkat media- media di atas, masyarakat
sekolah dasar dan menengah, media merupakan sumber dan media utama dalam
pembelajaran akan banyak membantu anak pembelajaran pendidikan pancasila dan
didik dengan mengembangkan semua kewarganegaraan. Dalam masyarakat, siswa
indera yang ada, yakni dengan mendengar, dapat melihat langsung proses sosial yang
melihat, meraba, memanipulasi, atau sedang berlangsung, kepada siswa
mendemonstrasikan dengan media yang diperkenalkan konsep geografi setempat,
dapat dipilih. masalah kehidupan kelompok, proses dn
Dalam proses pembelajaran Pendidikan mekanisme pemerintahan, aktivitas
Pancasila dan Kewarganegaraan, kehadiran produksi dan distribusi barang dan jasa,
media mempunyai arti yang sangat penting. adat istiadat setempat, dan lokasi warisan
Ketidakjelasan materi yang disampaikan sejarah yang ada.
dapat diminimalisir dengan menghadirkan Untuk memperankan masyarakat sebagai
media sebagai perantara. Kerumitan materi media pembelajaran, guru memerlukan
yang akan disampaikan kepada siswa dapat informasi yang akurat dan memadai
disederhanakan dengan menggunakan mengenai orang-orang, lembaga, peristiwa,
media. Bahkan keabstrakan materi keadaan yang ada di dalam masyarakat.
pembelajaran dapat dikonkretkan dengan Ada dua cara yang dapat dilakukan guru
kehadiran media. Media dapat mewakili untuk menggunakan sumber masyarakat
apa yang kurang dapat guru sampaikan setempat sebagai program pembelajaran
melalui kata-kata atau kalimat tertentu. pendidikan pancasila dan kewarganegaraan,
Jenis media pembelajaran yang biasa yaitu: pertama, mengundang anggota atau
digunakan dalam setiap mata pelajaran, tokoh masyarakat setempat ke dalam kelas
termasuk pembelajaran pendidikan untuk berbicara dengan siswa-siswa
kewarganegaraan adalah: mengenai suatu topik yang berhubungan
a. Media audio, yaitu media yang hanya dengan profesinya (pekerjaannya). Terlebih
mengandalkan kemampuan suara saja, dahulu guru mengkomunikasikan kepada
seperti radio, casette recorder, dan pembicara tentang tujuan undangan itu,
piringan hitam. sehingga dapat berbicara santai dan
54
JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 2, No. 2, Juli 2017
ISSN 2527-7057 (Online), ISSN 2545-2683 (Printed)
55
JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 2, No. 2, Juli 2017
ISSN 2527-7057 (Online), ISSN 2545-2683 (Printed)
56
JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 2, No. 2, Juli 2017
ISSN 2527-7057 (Online), ISSN 2545-2683 (Printed)
DAFTAR PUSTAKA
Alatas, Syed Hussein. (1990). Gaffar, Affan. (2006). Politik Indonesia.
Corruption: its nature, causes Yogyakarta: Pustaka Pelajar
and consequences aldershot. Jain, Arvin K. (2001).
Brookfield Vt: Avebury Corruption: a review. Journal of
Economic Surveys, Vol. 15 No. 1
Almond, Gabriel A. & Sidney Verba hlm. 71-121
(1990). Budaya Politik: Tingkah
Laku Politik dan Demokrasi di Huntington, Samuel P & Joan Nelson.
Lima Negara. Terjemahan Sahat (1994). Partisipasi Politik di
Simamora. Jakarta: Bumi Negara Berkembang. Jakarta:
Aksara Rineka Cipta
57
JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 2, No. 2, Juli 2017
ISSN 2527-7057 (Online), ISSN 2545-2683 (Printed)
58