Anda di halaman 1dari 5

Flu perut atau gastroenteritis adalah muntah dan diare akibat infeksi atau

peradangan pada dinding saluran pencernaan, terutama lambung dan usus. Di


masyarakat luas, gastroenteritis lebih dikenal dengan istilah muntaber.

Sebagian besar gastroenteritis disebabkan oleh infeksi virus, dan penularannya


sangat mudah terjadi. Selain infeksi, gastroenteritis juga dapat disebabkan oleh efek
samping obat-obatan.

Gastroenteritis dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus. Agar


terhindar dari kondisi ini, Anda dianjurkan untuk menerapkan pola hidup bersih dan
sehat, seperti rajin mencuci tangan, menjaga kebersihan air dan makanan yang
dikonsumsi, menjaga kebersihan lingkungan sekitar, serta mengonsumsi makanan
dengan gizi seimbang setiap hari.

Gejala Gastroenteritis

Gejala utama gastroenteritis adalah diare dan muntah. Gejala ini akan muncul 1-3


hari setelah terinfeksi. Gejala biasanya berlangsung selama 1-2 hari, namun juga
bisa berlangsung hingga 10 hari. Selain muntah dan diare, penderita gastroenteritis
atau flu perut juga berisiko mengalami gejala tambahan, berupa:

 Demam dan menggigil
 Sakit kepala
 Mual
 Tidak nafsu makan
 Sakit perut
 Nyeri otot dan sendi

Kapan harus ke dokter

Gastroenteritis dapat sembuh dengan sendirinya dalam jangka waktu beberapa hari.
Namun, segera periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami:

 Demam hingga di atas 40oC


 Gejala dehidrasi, seperti haus, mulut kering, dan urine menjadi pekat.
 Muntah selama lebih dari 2 hari atau muntah darah.
 BAB berdarah.

Gastroenteritis cukup sering terjadi pada anak-anak. Segera periksakan anak Anda
ke dokter, jika ia mengalami gastroenteritis atau flu perut yang disertai dengan:

 Demam di atas 38oC


 Uring-uringan
 Gelisah
 Menangis tanpa mengeluarkan air mata
 Muntah selama lebih dari beberapa jam
 Popok tetap kering dalam jangka waktu lama
 Diare disertai darah

Penyebab Gastroenteritis

Sebagian besar muntaber atau gastroenteritis disebabkan oleh infeksi virus. Ada


dua jenis virus yang menjadi penyebab utama gastroenteritis, yaitu Norovirus
dan Rotavirus. Selain kedua jenis virus ini, gastroenteritis juga bisa disebabkan oleh
Adenovirus dan Astrovirus.

Penularannya dapat terjadi melalui kontak langsung, misalnya saat berjabat tangan
dengan penderita atau tidak sengaja menghirup cipratan air liur yang keluar saat
penderita bersin. Virus juga dapat menular melalui makanan, minuman, dan benda
yang telah terkontaminasi virus.

Kebiasaan tidak mencuci tangan setelah buang air atau sebelum makan juga dapat
meningkatkan risiko terjadinya gastroenteritis. Oleh karena itu, usahakan untuk
selalu mencuci tangan sebelum makan atau setelah beraktivitas di luar ruangan.

Selain virus, gastroenteritis juga dapat disebabkan oleh:

 Bakteri, seperti Campylobacter bacterium.


 Parasit, seperti Entamoeba histolytica dan Crystosporidium.
 Obat-obatan tertentu, seperti antibiotik, antasida, atau obat kemoterapi.
 Logam berat, seperti timbal, arsen, atau merkuri, yang terhirup dari udara atau
terkandung dalam air mineral.
Faktor risiko gastroenteritis

Ada beberapa kelompok orang yang lebih berisiko terkena flu perut atau
gastroenteritis, yaitu:

 Anak-anak
Balita atau anak-anak belum daya tahan tubuh yang kuat, sehingga mudah terserang
infeksi.
 Penghuni asrama
Tingginya tingkat interaksi antarpelajar di lingkungan sekolah dan asrama dapat
meningkatkan risiko penularan gastroenteritis.
 Lansia
Lansia cenderung mengalami penurunan daya tahan tubuh, sehingga lebih mudah
terinfeksi flu perut atau gastroenteritis.
 Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah
Orang dengan gangguan sistem kekebalan tubuh, misalnya penderita AIDS atau
penderita kanker yang sedang menjalani kemoterapi, memiliki daya tahan tubuh
yang lemah, sehingga dapat lebih mudah tertular virus.

Diagnosis Gastroenteritis

Gastroenteritis mudah diketahui dari tanda yang muncul, yaitu muntah dan diare.
Jika gejalanya bersifat ringan dan hanya berlangsung singkat, maka pemeriksaan ke
dokter tidak perlu dilakukan, karena kondisi ini dapat sembuh dengan sendirinya.

Pemeriksaan ke dokter perlu dilakukan jika muncul gejala yang parah. Pada kondisi
ini, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan pasien dan melakukan pemeriksaan
fisik pada pasien, seperti mengukur tekanan darah, denyut nadi, dan suhu tubuh.

Jika diperlukan, dokter juga akan melakukan pemeriksaan penunjang


berupa pemeriksaan feses untuk memastikan penyebab dari diare dan muntah.

Pengobatan Gastroenteritis

Sebagian besar gastroenteritis atau flu perut tidak memerlukan pengobatan khusus,
karena penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya. Langkah pengobatan
gastroenteritis lebih bertujuan untuk menghindari gejala makin memburuk dan
mencegah terjadinya dehidrasi, terutama pada anak-anak.

Langkah penanganan utama gastroenteritis adalah memperbanyak konsumsi air


putih dan makanan bernutrisi. Penderita dianjurkan untuk makan dalam porsi yang
lebih sedikit, namun sering.

Agar gejala tidak makin memburuk, hindari mengonsumsi susu, yogurt, kopi, alkohol,
keju, serta makanan pedas, berserat tinggi, atau tinggi lemak.

Untuk membantu mengganti cairan tubuh yang hilang, penderita dapat


mengonsumsi oralit. Larutan ini mengandung elektrolit dan mineral yang dibutuhkan
oleh tubuh. Meskipun oralit dapat dibeli secara bebas, pastikan selalu mengikuti
petunjuk pemakaian atau tanyakan dahulu kepada dokter.

Jika diperlukan, dokter dapat memberikan obat-obatan untuk meredakan gejala yang
disebabkan oleh gastroenteritis. Jenis obat yang diberikan adalah:

 Antibiotik, seperti amoxicillin, jika gastroenteritis disebabkan oleh infeksi bakteri.


 Antijamur, seperti nystatin, untuk menangani gastroenteritis yang disebabkan infeksi
jamur.
 Loperamide, untuk meredakan diare.

Penderita perlu menjalani perawatan di rumah sakit jika mengalami dehidrasi yang
cukup parah. Perawatan ini bertujuan untuk mengganti cairan tubuh dan nutrisi yang
hilang, melalui pemberian cairan infus.

Penanganan gastroenteritis pada anak

Jika anak Anda mengalami muntah atau diare, biarkan pencernaannya beristirahat
sejenak selama 15-20 menit. Setelah itu, berikan minum secara bertahap untuk
memenuhi kebutuhan cairan dan mencegah dehidrasi. Jenis cairan yang diberikan
dapat berupa air putih, larutan oralit, atau ASI jika anak Anda masih bayi.

Langkah penanganan lain yang dapat dilakukan adalah:

 Berikan makanan dengan tekstur halus dan mudah dicerna, seperti roti, kentang,
atau pisang.
 Jangan memberikan anak Anda makanan atau minuman yang mengandung susu
atau tinggi gula, seperti es krim, soda, dan permen.
 Jangan memberikan anak Anda obat diare yang dijual bebas tanpa resep, kecuali
atas anjuran dokter. Pemberian obat sakit perut anak jenis apa pun sebaiknya
dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.

Jika gejala muntah dan diare yang dialami anak Anda kian memburuk dan
penanganan yang diberikan tidak efektif untuk meredakan gejala, maka segeralah
periksakan anak Anda ke dokter untuk mendapatkan penanganan.

Komplikasi Gastroenteritis

Muntah dan diare yang dialami penderita gastroenteritis menyebabkan tubuh


kehilangan banyak cairan dan nutrisi. Kondisi ini dapat memicu munculnya gejala
dehidrasi yang meliputi:

 Pusing
 Mudah lelah dan mengantuk
 Rasa haus terus-menerus
 Mulut kering
 Urine berwarna pekat atau gelap
Pencegahan Gastroenteritis

Langkah pencegahan utama gastroenteritis adalah rajin mencuci tangan, terutama


sebelum makan, setelah beraktivitas di luar rumah, dan setelah buang air kecil atau
buang air besar.

Cucilah tangan Anda sampai ke celah jari dan kuku, menggunakan sabun dan air
hangat selama 20 detik, kemudian bilas hingga bersih. Jika tidak tersedia air dan
sabun, gunakan hand sanitizer.

Gastroenteritis juga dapat dicegah dengan:

 Tidak berbagi penggunaan peralatan makan dan mandi dengan orang lain.
 Membersihkan barang yang diduga telah terkontaminasi virus atau bakteri.
 Menghindari konsumsi makanan mentah atau belum terlalu matang.
 Membersihkan kamar mandi dan dapur secara rutin, terutama gagang pintu,
dudukan toilet, peralatan masak, dan lantai dapur.
 Mengonsumsi air minum kemasan dan menghindari penggunaan es batu saat Anda
sedang bepergian. Anda juga dianjurkan menggunakan air kemasan untuk
menggosok gigi saat bepergian.

Sebagai pencegahan jangka panjang, anak Anda dapat menjalani vaksinasi


rotavirus. Vaksin ini efektif untuk mencegah gastroenteritis akibat infeksi rotavirus.
Ada dua jenis vaksin rotavirus di Indonesia, yaitu yang diberikan 3 kali, saat bayi
berusia 6-14 minggu, 18-22 minggu, dan 8 bulan; dan yang diberikan 2 kali, saat
bayi berusia 10 minggu dan 14 minggu.

Untuk bayi yang usianya sudah lebih dari 6-8 bulan namun belum pernah
mendapatkan vaksin rotavirus, imunisasi ini tidak perlu dilakukan, sebab belum ada
studi untuk memastikan keamanan vaksin ini pada bayi dan anak-anak yang usianya
di atas 6-8 bulan.

Anda mungkin juga menyukai