Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PAJAK APOTEK
Disusun Oleh:
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan karunia-Nyalah
sehingga Penyusunan Makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya
dengan pembahasan yang diharapkan dapat lebih mendalam sekaitan dengan
pokok bahasan yang akan disajikan dalam makalah ini.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Manajemen Perapotekan
Semester 6 di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Universitas Tadulako,
Prodi Farmasi. Di dalam makalah ini, terdapat uraian-uraian materi mengenai
Istilah-istilah Pajak dan Hak Wajib Pajak yang bertujuan memberikan sedikit
wawasan serta sebagai salah satu referensi dalam mencari hal-hal yang sekaitan
dengan hal tersebut di atas.
Selesainya penyusunan makalah ini berkat bantuan dari berbagai pihak Penulis
menyadari makalah ini sangat sederhana. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
sifatnya konstruktif sangat diharapkan oleh penulis. Demikian makalah ini kami
buat semoga bermanfaat,
Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pajak merupakan sumber pembiayaan terbesar negara dalam
menyelenggarakan pemerintahan. Dari tahun ke tahun, penerimaan dari
sektor pajak terus menunjukkan peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari
kenaikan realisasi penerimaan pajak untuk beberapa tahun terakhir yang
cukup signifikan. Dalam nota keuangan 2011, pada tahun 2008 penerimaan
pajak mencapai 571,1 triliun rupiah, tahun 2009 menjadi 565,7 triliun rupiah,
tahun 2010 sebesar 649 triliun rupiah, tahun 2011 meningkat menjadi 872,6
triliun rupiah.
Sebagai sebuah bisnis, dari segi legalitas, apotek juga memiliki pengertian
tersendiri yang dapat dilihat dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian. Dalam PP tersebut,
apotek berarti sebagai sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik
kefarmasian oleh apoteker.
Mengingat apotek juga diakui sebagai usaha penghasil laba oleh pemerintah,
maka selayaknya transaksi atau omzet yang dihasilkan harus dialokasikan
sebagai pembayaran pajak. Penghasilan dari usaha apotek, jika memenuhi
kriteria Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013, yang memiliki omzet
usaha selama satu tahun di bawah Rp 4,8 miliar dihitung menggunakan tarif
Pajak Penghasilan Final 1 persen dari Peredaran Bruto Usaha.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang disebut pajak Apotek?
2. Apa saja istilah-istilah pajak?
3. Apakah hak wajib apotek?
4. Apa saja jenis pajak?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pajak Apotek
Secara hukum, pengertian apotek bisa dilihat dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian.
Dalam PP tersebut, apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat
dilakukan praktik kefarmasian oleh apoteker.
Aspek perpajakan apotek antara lain: 1) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB); 2)
Pajak Penghasilan (PPh) sebagaimana Pasal 21 Permenkeu Nomor
252/PMK/2008 menyebutkan bahwa PPh 21 adalah pajak atas penghasilan
berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama
dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa,
dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi Subjek Pajak dalam negeri;
3) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang merupakan pajak tidak langsung
dimana pajak terutang dihitung atas pertambahan nilai yang ada.
B. Istilah-istilah pajak
Dalam pembahasan ketentuan umum dan tata cara perpajakan akan di jumpai
pengertian-pengertian atau istilah-istilah yang sudah baku. Berikut istilah –
istilah tersebut.
1. Pajak adalah adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-
undang, dengan tidak mendapatkan Imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.
2. Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan,meliputi pembayaran
pajak,pemotong pajak, dan pemungut pakak, yang mempunyai hak dan
kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.
3. Badan adalah sekumpulan orang/modal yang merupakan kesatuan baik
yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang
meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainya,
badan usaha milik Negara atau badan usaha milik daerah keuangan
dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, pensiun,
persekutuan, perkumpulan, yayasan, lembaga dan bentuk badan lainya
termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.
4. Masa pajak adalah jangka waktu yang menjadi dasar bagi wajib pajak
untuk menghitung, menyetor, dan melaporkan pajak yang terutang dalam
suatu jangka waktu tertentu sebagaimana ditentukan dalam Undang-
undang KUP. Masa pajak sama dengan 1 (satu) bulan kalender atau
jangka waktu lain yang di atur dengan peraturan menteri keuangan paling
lama 3 (tiga) bulan kalender
5. Tahun pajak adalah jangka waktu 1 (satu) tahun kalender kecuali bila
waj9b oajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun
kalender.
6. Bagian tahun pajak adalah bagian dari jangka waktu 1 (satu) tahun pajak.
7. Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat,
dalam masa pajak, dalam tahun pajak, atau dalam bagian tahun pajak
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
8. Surat pajak adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya
penagihan pajak.
9. Kredit pajak untuk pajak penghasilan adalah pajak yang dibayar sendiri
oleh wajib pajak ditambah dengan pokok pajak yang terutang daalam
surat tagihan pajak karena pajak penghasilan dalam tahun berjalan tidak
atau kurang dibayar, ditamabah dengan pajak yang dipotong atau
dipungut, ditambah dengan pajak atas penghasilan yang dibayar atau
terutang di luar negeri, dikurangi dengan pengembalian pendahuluan
kelebihan pajak, yang dikurangkan dari pajak yang terutang.
10. Kredit pajak untuk pajak pertambahan nilai adalah pajak masukan
yang dapat dikreditkan setelah dikurangi dengan pengembalian
pendahulan kelebihan pajak atau setelah dikurangi dengan pajak yang
telah dikonpensasikan, yang dikurangkan dari pajak yang terutang.
11. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah
data,keterangan, dan atau bukti yang dilaksakan secara objektif dan
propesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan atau untuk tujuan lain
dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
12. Bukti permulaan adalah keadaan, perbuatan, dan atau bukti berupa
keterangan, tulisan, atau benda yang dapat memberikan petunjuk adanya
dugaan kuat bahwa sedang atau telah terjadi suatu tindak pidana dibidang
perpajakan yang dilakukan oleh siapa saja yang dapat menimbulkan
kerugian pada pendapatan Negara.
13. Pemeriksaan bukti permulaan adalah pemeriksaan yang dilakukan
untuk mendapatkan bukti permulaan tentang adannya dugaan telah terjadi
tindak pidana dibidang perpajakan.
14. Penanggung pajak adalah orang pribadi atau badan yang bertanggung
jawab atas pembayaran pajak, termauk wakil yang menjalankan hak dan
memenuhu kewajiban wajib pajak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
15. Penelitian adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menilai
kelengkapan pengisian surat pemberitahuan dan lampiran-lampiranya
termasuk penilaian tentang kebenaran penulisan dan penghitungannya.
16. Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang
bdalam kegiatan usaha pekerjaanya menghasilkan barang,menginpor
barang, mengekspor barang, melakukan usaha perdagaan memanfaatkan
barang tidak berwujud dari luar daerah pabean, melakukan usaha jasa,
atau memanfaatkan jasa dari luar daerah pabean.
17. Pengusaha kena pajak adalah Pengusaha yang melakukan penyerahan
barang kena pajak dan atau penyerahan jasa kena pajak yang dikenai
pajak berdasarkan Undang-undang pajak pertambahan nilai 1984 dan
perubahannya.
18. Nomor pokok wajib pajak adalah nomor yanag diberikan kepada wajib
pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang di pergunakan
sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam
melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan.
19. Surat pemberitahuan masa adalah surat pemberitahuan untuk suatu
masa pajak.
20. Surat pemeberitahuan tahunan adalah surat pemberitahuan untuk suatu
tahun pajak atau bagian tahun pajak.
21. Surat setoran pajak adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak
yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan
dengan cara lain ke kas Negara melalui tempat pembayaran yang ditunjuk
oleh menteri keuangan.
22. Surat ketetapan pajak adalah surat ketetapan yang meliputi surat
ketetapan pajak kurang bayar,surat ketetapan pajak kurang bayar tambah,
surat ketetapan pajak nihil, atau surat ketetapan pajak lebih bayar.
23. Surat ketetapan pajak kurang bayar adalah surat ketetapan pajak yang
menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah
kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi, dan
jumlah pajak yang harus dibayar.
24. Surat ketetapan pajak kurang bayar tambah adalah surat ketetapan
pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah
ditetapkan.
25. Surat ketetapan pajak nihil adalah surat ketetapan pajak yang
menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit
pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.
26. Surat ketetapan pajak lebih bayar adalah surat ketetapan pajak yang
menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit
pajak lebih besar daripada pajak yang terutang atau seharusnya tidak
terutang.
27. Surat tagihan pajak adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan
atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda.
28. Surat paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya
openagihan pajak.
29. Pekerjaan bebas adalah pekerjaan yang dilakukan oleh orang pribadi
yang mempunyai keahlian khusus sebagai usaha untuk memperoleh
penghasilan yang tidak terikat oleh suatu hubungan kerja.
30. Pembukaan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur
untuk oleh wajib mengumpulkan data dan informasi keuangan yang
meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah
harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan
menyusun laporan keuangan berupa neraca, dan laporan laba rugi, untuk
periode tahun pajak tersebut.
31. Penyidik adalah pejabat pegawai negeri sipil tertentu dilingkungan
direktorat jendral pajak yang diberi wewenang khusus sebagai penyidik
untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
32. Surat keputusan pembetulan adalah surat yang membetulkankesalahan
tulis, kesalahan hitung, dan atau kekeliruan penerapan ketentuan tertentu
dalam peraturan perundang-undangan perpajakan yang terdapat dalam
surat ketetapan pajak, surat tagihan pajak, surat keputusan pembetulan,
surat keputusan keberatan, surat keputusan pengurangan sanksi
administrasi, surat keputusan penghapusan sanksi administrasi, surat
keputusan pengurangan ketetapan pajak, surat keputusan pembatalan
ketetapan pajak, surat keputusan pengembalian pendahuluan kelebihan
pajak, atau surat keputusan pemberian imbalan bunga.
33. Surat keputusan keberatan adalah surat keputusan atas keberatan
terhadap surat ketetapan pajak atau terhadap pemotongan atau
pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan oleh wajib pajak.
34. Putusan banding adalah putusa badan peradilan pajak atas banding
terhadap surat keputusan keberatan yang diajukan oleh wajib pajak.
35. Putusan gugatan adalah putusan badan peradilan pajak atas gugatan
terhadap hal-hal yang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan dapat diajukan gugatan.
36. Putusan peninjauan kembali adalah putusan mahkama agung atas
permohonan peninjauan kembali yang diajukan oleh wajib pajak atau oleh
direktur jendral pajak terhadap putusan banding atau putusan gugatan dari
badan peradilan pajak.
37. Surat keputusan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak adalah
surat keputusan yang menentukan jumlah pengembalian pendahuluan
kelebihan pajak untuk tertentu.
38. Surat keputusan pemberian imbalan bunga adalah surat keputusan
yang menentukan jumlah imbalan bunga yang diberikan kepada wajib
pajak.
39. Tanggal dikirim adalah tanggal stempel pos pengiriman, tanggal
faksimili, atau dalam hal disampaikan secara langsung adalah tanggal
pada saat surat, keputusan, atau putusan disampaikan secara langsung.
40. Tanggal terima adalah tanggal stempel pos pengiriman, tanggal
faksimili, atau dalam hal disampaikan secara langsung adalah tanggal
pada saat surat, keputusan, atau putusan diterima secara langsung stempel
pos pengiriman.
41. Bunga penagihan adalah bunga karena pembayaran pajak yang ditagih
dengan surat tagihan berupa STP, SKPKB, SKPKBT, tidak dilakukan
dalam batas waktu pembayaran. Bunga penagihan umumnya ditagih
dengan STP (lihat pasal 19 (1) KUP).
42. Bunga ketetapan adalah bunga yang dimasukan dalam surat ketetapan
pajak tambahan pokok pajak, bunga ketetapan dikenakan maksimum 24
bulan. Bunga ketetapan umumnya ditagih dengan SKPKB (lihat pasal 13
(2) KUP).
43. Jasa umum adalah jasa yang disediakan atau diberikan oleh pemerintah
daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat
dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
44. Jasa usaha adalah jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah dengan
menganut prinsip-prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula
disediakan oleh sector swasta.
45. Perizinan tertentu adalah kegiatan tertentu pemerintah daerah dalam
rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang
dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan
pengawasan atas kegiatan, pemanfaatan ruang, serta penggunaan sumber
daya alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna
melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.
46. Pajak langsung adalah pajak yang harus dipikull sendiri oleh wajib pajak
dan tidak dapat dibebankan atau dilimpakan kepada orang lain. Contoh :
Pajak penghasilan
47. Pajak tidak langsung adalah pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan
atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh : pajak pertambahan nilai.
48. Pajak subjektif adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada
subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh :
pajak penghasilan.
49. Pajak objektif adalah pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa
memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh : pajak pertambahan
nilai dan pajak penjualan atas barang mewah.
50. Pajak pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara. Contoh : pajak
penghasilan, pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang
mewas, dan bea materai.
51. Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara.
52. Official assessment system adalah suatu system pemungutan yang
memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan
besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.
53. Self assessment system adalah suatu system pemungutan pajak yang
member wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri
besarnya pajak yang terutang.
54. With holding system adalah suatu system pemungutan pajak yang
memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib
pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang
terutang oleh wajib pajak.
55. Subjek Pajak adalah orang pribadi atau badan yang dikenakan pajak.
56. Pemeriksaan lapangan adalah pemeriksaan yang dilakukan ditempat
kedudukan, tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas, tempat tinggal
wajib pajak, atau tempat lain yang ditentukan oleh Direktur jendral pajak.
57. Pemeriksaan kantor adalah pemeriksaan yang dilakukan dikantor
direktorat jendral pajak.
58. Pemeriksaan ulang adalah pemeriksaan yang dilakukan terhadap wajib
pajak yang telah diterbitkan surat ketetapan pajak dari hasil pemeriksaan
sebelumnya untuk jenis pajak dan masa/tahun pajak.
59. Laporan hasil pemeriksaan adalah laporan yang berisi tentang
pelaksanaan dan hasil pemeriksaan yang disusun oleh pemeriksa pajak
secara ringkas dan jelas serta sesuai dengan ruang lingkup dan tujuan
pemeriksaan.
60. Pengusaha pajak kriteria tertentu adalah wajib pajak dengan kriteria
tertentu sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 C Undang-undang nomor
6 tahun 1983 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan serta telah
beberapa kali dirubah, terakhir yaitu Undang-undang nomor 28 tahun
2007.
61. Surat perintah pemeriksaan adalah surat perintah unutuk melakukan
pemeriksaan dalam rangka menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan dan untuk tujuan laindalam rangka melaksanakan ketentuan
peraturan perundang undangan perpajakan.
62. Pembukuan adalah proses pencatatan yang dilakukan secara teratur
untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta,
kewajiban, modal, penghasilan dan biaya yang disusun berupa laporan
keuangan.
63. Kuisioner pemeriksaan adalah formulir yang diberikan sejumlah
pertanyaan dan penilaian oleh wajib pajak yang terkait dengan
pelaksanaan pemeriksaan.
64. Pemeriksaan bukti permulaan adalah pemeriksaan yang dilakukan
untuk mendapatkan bukti permulaan tentang adanya dugaan telah terjadi
tindak pidana dibidang perpajakan
Kewajiban ini tidak hanya dipatuhi oleh wajib pajak, tetapi juga oleh
setiap instansi pemerintah, lembaga, asosiasi, dan pihak lain. Jika
sengaja tidak memenuhi kewajiban ini, wajib pajak akan terkena
pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak
Rp1.000.000.000.
Kesimpulan
Secara garis besar, hak dan kewajiban wajib pajak meliputi:
1. Hak wajib pajak, yang terdiri dari hak atas kelebihan pajak, hak
dalam pemeriksaan, hak untuk mengajukan keberatan atau
banding atau peninjauan kembali atas hasil pemeriksaan, hak
dijaga kerahasiaan data wajib pajak, dan hak-hak lainnya.
D. Jenis Pajak
Macam-macam pajak yang ada di Indonesia
1. Pajak penghasialn (PPh)
Pajak penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek
pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam satu
tahun pajak. Yang dimaksud dengan tahun pajak dalam Undang-
Undang PPh adalah tahun takwim yaitu tahun yang dimulai dari 1
Januari dan berakhir pada tanggal 31 Desember tahun berjalan.
Walaupun demikian, wajib pajak dapat menggunakan tahun buku yang
tidak sama dengan tahun takwim sepanjang tahun buku tersebut
meliputi jangka waktu 12 bulan.
Pada PPh yang menjadi objek pajak adalah penghasilan yaitu setiap
tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau di peroleh wajib
pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia
yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan
wajib pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk
apapun.
Besarnya tarif pajak PPh yang dikenakan terhadap wajib pajak adalah
secara progresif yaitu semakin besar penghasilan kena pajak wajib
pajak, semakin besr pula pajak terutang yang harus di bayar oleh wajib
pajak
PPh untuk wajib pajak dalam negeri dihitung berdasarkan prinsip basis
netto di mana yang dikenakan pajak adalah penghasilan kena pajak dan
bukan penghasilan kotor. Sementara untuk wajib pajak luar negeri di
kenakan atas penghasilan kotor yang diterima oleh wajib pajak dari
Indonesia tanpa di kurangi dengan unsur pengurang sebagaimana
diperkenankan pada wajib pajak dalam negeri.
Barang kena pajak adalah barang berwujud yang menurut sifat atau
hukumnya dapat berupa barang bergerak atau barang tidak bergerak
dan barang tidak berwujud yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-
Undang PPN dan PPn BM. Jasa kena pajak adalah setiap kegiatan
pelayanan berdasarkan suatu perikatan atau perbutan hukum yang
menyebabkan suatu barang atau fasilitas atau hak tersedia untuk di
pakai termasuk jasa yang di lakukan untuk menghasilkan barang
karena pesanan atau permintaandengan bahan dan atas petunjuk dari
pemesan. Sedangkan yang di maksud dengan daerah pabea adalah
wilayah republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan dan
ruang udara di atasnya serta tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi
Eksklusif dan landasan komitmen yang di dalamnya berlaku Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang kepabeaan.
Tarif pajak yang di kenakan atas penyerahan maupun pemanfaatan
barang kena pajak atau jasa kena pajak dan impor barang kena pajak
oleh pengusaha kena pajak adalah sebesar 10%. Besarnya tarif ini
ditentukan sama untuk semua jenis barang kena pajak atau jasa kena
pajak. Khusus untuk ekspor barang kena pajak oleh pengusaha kena
pajak besarnya tarif pajak adalah 0% dengan kata lain besarnya PPN
terutang yang di pungut oleh pengusaha kena pajak dari konsumen di
luar negrui adalah nihil.
Subjek pajak dalam pajak bumi dan bangunan adalah orang atau badan
yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi, dan atau
memperoleh manfaat atas bangunan.[6]
Yang di maksud dengan bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi
yang ada di bawahnya. Permukaan bumi meliputi tanah dan perairan
pedalaman serta laut wilayah Indonesia. Sementara yang dimaksud
dengan bangunan adalah konstruksi tekhnik yang di tanam atau di
lekatkan secara tepat pada tanah dan atau perairan. Termasuk dalam
pengertian bangunan adalah:
a. Jalan lingkungan yang terletak dalam suatu kompleks bangunan
seperti hotel pabrik dan lain-lain yang merupakan satu kesatuan
dengan kompleks bangunan tersebut.
b. Jalan tol
c. Kolam renang
d. Pagar mewah
e. Tempat olahraga
f. Galangan kapal, dermaga
g. Taman mewah
h. Tempat penampungan atau kilang minyak air dan gas, pipa minyak
dan
i. Fasilitas lain yang memberikan manfaat.
5. Bea materai
Pemungutan bea materai di Indonesia saat ini dilakukan berdasarkan
Undang-Undang Nomor 13 tahun 1985 tentang bea materai. Bea
materai adalah pajak atas dokumen. Maksud dari dokumen adalah
kertas yang berisikan tulisan yang mengandung arti dan maksud
tentang perbuatan keadaan atau kenyataan bagi seseorang dan atau
pihak yang berkepentingan, serta dokumen tersebut di tanda tangani
pihak yang yang terlibat didalamnya. Dokumen yang dikenakan Bea
Materai adalah sebagai berikut:
a. Surat perjanjian dan surat-surat lainnya yang di buat dengan tujuan
untuk digunakan sebagai alat pembuktian mengenai perbuatan,
kenyataan atau keadaan yang bersifat perdata. Pihak-pihak yang
memegang surat perjanjian atau surat-surat lainnya di bebani
kewajiban untuk membayar bea materai atas surat yang
dipegangnya.
b. Akta-akta notaris termasuk salinannya.
c. Akta-akta yang dibuat oleh pejabat pembuatan akta tanah (PPAT)
termasuk rangkap-ragkapnya.
d. Surat yang memuat jumlah uang yaitu :
1) Yang menyebutkan penerimaan uang
2) Yang menyatakan pembukuan uang atau penyimpanan uang
dalm rekening di bank.
3) Yang berisi pemberitahua saldo rekening di bank
4) Yang berisi pengakuan bahwa utang uang seluruhnya atau
sebagiannya telah dilunasi atau diperhitungkan.
5) Surat berharga seperti wesel, promes, aksep dan cek
6) Efek dalam nama dan bentuk apa pun.
Yang menjadi objek pajak adalah perolehan hak atas tanah dan
bangunan. Perolehan hak atas tanah dan atau bangunan yang menjadi
objek pajak adalah sebagai berikut:
a. Jual beli
b. Tukar menukar
c. Hibah
d. Hibah wasiat
e. Waris
f. Pemasukan dalam perseroan atau badan hukum lainnya
g. Pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan
h. Penunjukan pembeli dalam lelang
i. Pelaksanaan putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum
tetap
j. Penggabungan usaha
k. Peleburan usaha
l. Pemekaran usaha
m. Haidah
n. Perolehan hakkarena pemberian hak baru sebagai kelanjutan
pelepasan hak
o. Perolehan hak karena pemberian hak baru diluar pelepasan hak
p. Besarnya tarif BPHTB adalah sama untuk setiap jenis perolehan
hak atas tanah dan bangunan, yaitu 5% dari nilai perolehan objek
pajak kena pajak (NPOPKP). NPOPKP di peroleh dengan cara
mengurangkan NPOP sesuai dengan ketentuan (NJOP atau harga
transaksi atau nilai pasar) dengan nilai perolehan objek pajak tidak
kena pajak (NPOPTKP).
7. Pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air
permukaan
Pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air
permukaan (PPPABTAP) adalah pajak atas pengambilan dan
pemanfaatan air bawah tanah dan atau air permukaan untuk digunakan
bagi orang pribadi atau badan, kecuali untuk keperluan dasar rumah
tangga dan pertanian rakyat.
Objek pajak PPPABTAP adalah:
a. Pengambilan air bawah tanah dan atau air permukaan, antara lain
pengambilan air dalam sektor pertambangan migas;
b. Pemanfaatan air bawah tanah dan atau air permukaan, antara lain
pemanfaatan air dalam bidang ketenagalistrikan; dan
c. Pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan atau air
permukaan.
8. Pajak reklame
Pajak reklame adalah pajak yang dikeluarkan kepada mereka yang
memegang surat ijin reklame.Reklame adalah benda, alat, perbuatan,
atau media yang menurut bentuk dan corak ragamnya memiliki tujuan
komersial, digunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan, atau
memujikan suatu barang, jasa, atau orang. Objek pajak reklame adalah
semua penyelenggaraan reklame.
A. Kesimpulan
Pajak merupakan sumber pembiayaan terbesar negara dalam
menyelenggarakan pemerintahan. Mengingat apotek juga diakui sebagai
usaha penghasil laba oleh pemerintah, maka selayaknya transaksi atau omzet
yang dihasilkan harus dialokasikan sebagai pembayaran pajak. Aspek
perpajakan apotek antara lain: 1) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB); 2) Pajak
Penghasilan (PPh); 3) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang merupakan pajak
tidak langsung dimana pajak terutang dihitung atas pertambahan nilai yang
ada. Dalam pembahasan ketentuan umum dan tata cara perpajakan akan di
jumpai pengertian-pengertian atau istilah-istilah yang sudah baku seperti
Pajak, Wajib Pajak, Badan dst.
Hak dan kewajiban perpajakan harus dilakukan oleh wajib pajak. Mengacu
dari undang-undang yang sama, pada pasal 1 ayat 2 dijelaskan kalau wajib
pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong
pajak dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Jadi,
siapapun, baik yang sudah memiliki NPWP atau belum, sudah termasuk ke
dalam wajib pajak jika sudah mempunyai hak dan kewajiban perpajakan.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharap pembaca dapat memahami penjelasan di
dalamnya sehingga mengetahui dan memahami materi kuliah tentang Pajak
Apotek. Mungkin, banyak kesalahan dalam penulisan makalah ini, oleh
karena itu dimohon perhatian dan saran bagi penulis. Atas perhatiannya kami
ucapkan terima kasih. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.