Anda di halaman 1dari 17

“ADAPTASI SOSIAL ORANGTUA ANAK

TUNARUNGU”

“Studi Tentang Makna dan Adaptasi Anak Tuna Rungu di


Kalangan Orangtua”

Di susun oleh:

NADILLA PUTRI AGYANA


NIM: 071411431072

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS AIRLANGGA

Semester Genap 2017/2018

JURNAL S1 SOSIOLOGI FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 1


ADAPTASI SOSIAL ORANGTUA ANAK TUNARUNGU
“Studi Tentang Makna dan Adaptasi Anak Tuna Rungu di Kalangan
Orangtua”

Nadilla Putri Agyana


NIM : 071411431072
Departemen Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Airlangga
Email : nadillaputria@yahoo.com atau nadillaputri41@gmail.com
Semester Genap 2017/2018

Abstrak

Studi ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna dari anak tunarungu bagi
orangtua dan juga untuk mengidentifikasi cara orangtua beradaptasi dengan anak
tunarungu. Studi ini akan dilakukan di Sekolah Luar Biasa (SLB-B) Karya Mulia
Surabaya.
Untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini digunakan Teori Adaptasi
oleh W.A. Gerungan dan Teori Social Support oleh Cohen dan Willis. Penelitian ini
menggunakan paradigma definisi sosial dengan teknik snowball untuk menentukan
informan. Informan subjek dalam penelitian ini adalah orangtua dari anak
tunarungu. Pengambilan data dilakukan melalui observasi yaitu dengan cara datang
ke SLB-B Karya Mulia Surabaya untuk melihat proses belajar mengajar, interaksi
antar anak tunarungu dan juga sosialisasi yang dilakukan para orangtua, lalu
melakukan wawancara mendalam dan juga observasi. Analisis data dilakukan
melalui proses pengumpulan data, reduksi data, kategorisasi data, penyajian data
dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini adalah makna yang didapatkan orangtua atas keadaan anak
yang tunarungu bergantung pada perbedaan waktu saat orangtua mengetahui
kekurangan anak. Pada orangtua yang mengetahui saat dalam kandungan akan
lebih merasa pasrah dan bersyukur, pada orangtua yang mengetahui setelah usia
anak satu hingga 1.5 tahun awalnya akan merasa tidak terima, marah dan kecewa.
Sedangkan adaptasi orangtua dilakukan melalui berberapa cara seperti pemilihan
sekolah khusus anak tunarungu yang memilihkan sekolah luar biasa agar anak
merasa nyaman dan lingkungan pun mendukung, pengasuhan yang berbeda dengan
anak normal yaitu terletak pada tingkat kesabaran yang lebih tinggi dan perbedaan
cara berkomunikasi , mencari tahu mengenai lingkungan anak, cara menyampaikan

JURNAL S1 SOSIOLOGI FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 2


kondisi anak kepada lingkungan dan juga sosialisasi yang harus dilakukan serta
cara mensosialisasikan anak dengan lingkungan sekitar.

Kata kunci : Anak berkebutuhan khusus, anak tunarungu, adaptasi, social support

A. Pembahasan

Studi ini di awali dari disebut dengan tunarungu, SLB-C

keadaan keluarga penulis yang adalah sekolah untuk anak-anak

memiliki keluarga anak dengan intelegensi (kecerdasan)

berkebutuhan khusus. Selain itu juga dibawah rata-rata atau biasa disebut

karena dengan banyaknya anak dengan tuna grahita, lalu SLB-D

berkebutuhan khusus atau di sebut adalah sekolah bagi anak-anak yang

difabel yang salah satunya adalah mengalami hambatan dalam

tunarungu. Sekolah Luar Biasa perkembangunan motoriknya atau

sendiri terdiri atas beberapa biasa disebut dengan tuna daksa,

golongan, tidak hanya tunarungu SLB-E adalah sekolah khusus bagi

saja. Golongan-golongan tersebut anak-anak dengan hambatan atau

adalah SLB-A adalah sekolah luar penyimpangan perilaku yang biasa

biasa khusus untuk anak-anak disebut dengan tuna laras, SLB-F

dengan gangguan penglihatan atau untuk anak-anak penderita autis,

yang biasa disebut dengan SLB-G adalah sekolah khusus bagi

Tunanetra, lalu SLB-B adalah untuk anak-anak dengan hambatan ganda

anak-anak yang mengalami atau lebih dari satu dan disebut

gangguan pendengaran atau biasa dengan tuna ganda, SLB-H

JURNAL S1 SOSIOLOGI FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 3


ditujukan bagi anak-anak hiperaktif Dalam penelitian ini

dengan sebutan ADHD, SLB-I bagi difokuskan pada orangtua anak

anak-anak dengan kecerdasan berkebutuhan khusus yang memiliki

istimewa, SLB-J untuk anak-anak gangguan pendengaran atau biasa

yang memiliki bakat istimewa dan disebut tunarungu. Tunarungu

yang terakhir adalah SLB-K bagi adalah sebutan untuk orang-orang

anak-anak yang memiliki yang memiliki kekurangan di bagian

kemampuan indigo atau kemampuan pendengaran. Seorang anak yang

khusus. disebut tunarungu adalah anak

Para siswa yang bersekolah dengan kerusakan atau tidak

sebagian besar tetap ditemani oleh berfungsinya satu atau lebih dari

orangtua masing-masing. Hal itu fungsi pendengaran yang

menunjukkan bahwa anak mengakibatkan tidak dapat

berkebutuhan khusus selalu meneruska suatu getaran yang

membutuhkan orangtuanya dalam menjadi awal dari adanya suara.

bersosialisasi dengan Ketunarunguan dibedakan

lingkungannya, demikian pula menjadi dua kategori, yaitu tuli

orangtua harus melakukan sesuatu (deaf) dan kurang dengar (hard of

agar mampu beradaptasi dengan hearing). “Tuli adalah mereka yang

keadaan dirinya sebagai orangtua indera pendengarannya mengalami

anak berkebutuhan khusus maupun kerusakan dalam taraf berat

dalam membantu anaknya sehingga pendengarannya tidak

bersosialisasi. berfungsi lagi. Sedangkan kurang

JURNAL S1 SOSIOLOGI FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 4


dengar adalah mereka yang indera tidak berkembangnya sifat percaya

pendengarannya mengalami diri pada anak. Lalu ada pula sifat

kerusakan, tetapi masih dapat orangtua yang terlalu berkeinginan

berfungsi untuk mendengar, baik dimana orangtua sulit untuk

dengan maupun tanpa menggunakan menerima keadaan anak yang

alat bantu dengar (hearing merupakan penyandang tunarungu

aids)”(Dwidjosumarto, Andreas. sehingga sering kecewa dan

1990). memngharapkan sesuatu yang tidak

mungkin, hal ini menyebabkan anak


Menurut Helmer R.
menjadi sombong. Lalu sikap
Myklebust, sikap orangtua dengan
orangtua yang tidak peduli yang
anak tunarungu memiliki empat
membuat anak menjadi pemurung
kemungkinan yaitu sikap
atau justru bahkan sering membuat
memanjakan yang selalu menolong
masalah untuk menarik perhatian
dan berada di sisi anak sepanjang
orangtua dan yang terakhir adalah
waktu sehingga menjadikan sang
sikap menerima dan menganggap
anak menjadi kurang memiliki rasa
masalah tersebut adalah hal yang
tanggung jawab dan membuat sang
wajar dan bukan menjadi beban
anak terbiasa untuk ‘dilayani’dan
orangtua maupun anak itu sendiri.
akibat dari hal tersebut menjadikan

Adaptasi adalah suatu dengan keadaan lingkungan, juga

penyesuaian pribadi terhadap dapat berarti mengubah lingkungan

lingkungan. Penyesuaian berarti sesuai dengan keadaan keinginan

mengubah diri pribadi sesuai pribadi. Proses penerimaan orangtua

JURNAL S1 SOSIOLOGI FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 5


pada awalnya dalam menerima yang dimana salah satunya adalah

anaknya yang merupakan guru atau tenaga pengajar di sekolah

penyandang tunarungu, karena yang khusus menangani anak

semua anak adalah impian setiap berkebutuhan khusus tersebut.

orangtua. Dan menurut Malecki & Dikatakan penting karena para guru

Demaray dukungan sosial tersebut tentunya diharapkan dan

merupakan persepsi seseorang sudah pasti lebih mengetahui apa

terhadap dukungan yang diberikan yang dibutuhkan oleh para orangtua

orang lain dalam jaringan sosialnya dan anak tunarungu juga didikan

(misalnya keluarga dan teman) yang yang tepat dengan kondisi anak

membantu meningkatkan tunarungu. Tujuan dari pendidikan

kemampuan diri untuk bertahan dari bagi anak tunarungu disamping

pengaruh-pengaruh yang mereka memiliki hak yang sama

merugikan. Dukungan sosial dalam mendapatkan ilmu, tujuan

meliputi dukungan emosional, lainnya adalah anak-anak tunarungu

informasi atau materi alat bantu menyadari kondisi yang dialaminya

yang diberikan.1 dan dapat bersikap positif atas hal

Dalam beradaptasi, orangtua tersebut.

anak tunarungu atau anak


Kondisi atau keadaan psikologis
berkebutuhan khusus dan sang anak
ini dapat mempengaruhi
sendiri tentulah membutuhkan
respon-respon dan perilaku
dukungan dari lingkungan sekitar
individu sehingga berpengaruh
1
Nurul Hidayati. Dukungan Sosial Bagi Keluarga
Anak Berkebutuhan Khusus. 2011 terhadap kesejahteraan individu

JURNAL S1 SOSIOLOGI FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 6


secara umum seperti yang dari kejadian atau kelalaian yang

diutarakan oleh Bishop. Dengan merugikan.

adanya social support dapat Social support atau dukungan

memberikan semangat dan rasa sosial adalah faktor atau suatu hal

nyaman. Menurut Smet, terdapat yang di perkirakan yang utama yang

empat bentuk social support yaitu dapat mendasari konseptualisasi

dukungan emosional, dukungan dukungan sosial sebagai pemenuhan

penghargaan, dukungan kebutuhan sosial yang

instrumental, dukungan informatif. berkelanjutan. Di

konseptualisasikan lah fungsi-fungsi


Social support atau
ini sebagai ketentuan yang
dukungan sosial pada dasarnya
dibutuhkan untuk kesejahteraan
adalah asumsi atau sesuatu dan
termasuk keterikatan (hubungan
perlakuan pada seseorang
dekat yang menyediakan keamanan
berdasarkan hal-hal tertentu yang
dan keselamatan), integrasi sosial
mereka butuhkan dan setiap
(rasa memiliki sekelompok orang
individu akan membutuhkan jenis
dengan minat dan juga kepentingan
dukungan sosial yang berbeda-beda
yang sama), kepastian asistensi
pula. Bagi teori teoretis lainnya,
(pengakuan dan informasi), aliansi
social support atau dukungan sosial
yang andal (pengetahuan bahwa
adalah kebutuhan yang terbatas atau
pihak lain akan menawarkan
lebih spesifik. Terbatas dalam hal
bantuan tanpa syarat pada saat
waktu yang timbul sebagai akibat
dibutuhkan) dan kesempatan untuk

JURNAL S1 SOSIOLOGI FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 7


menyediakan bantuan (merasa orang lain).

dibutuhkan untuk kesejahteraan

Dalam penelitian ini akan yaitu internalisasi. Internalisasi

menggunakan dua teori yakni teori adalah awal dari terbentuknya suatu

adaptasi dan teori social support. pemahaman mengenai orang lain

Teori Adaptasi menurut W.A dan pemahaman makna atas

Gerungan (1996) adalah kenyataan sosial. Internalisasi

Penyesuaian diri mengubah diri adalah tahap dalam pemahaman

sesuai dengan keadaan lingkungan, secara langsung dari suatu peristiwa

tetapi juga mengubah lingkungan yang bersifat objektif sebagai

sesuai dengan keadaan (keinginan pengungkapan makna yang dapat

diri). Dalam beradaptasi, kunci diartikan sebagai suatu manifestasi

utama yang diperlukan oleh dari proses subyektif orang lain

individu adalah melakukan interaksi yang memiliki makna subjektif bagi

sosial dan sosialisasi. Keterkaitan individu tersebut. Internalisasi

Teori Adaptasi dengan pendekatan terbentuk melalui adanya proses

konstruktivisme dapat dilihat dari sosialisasi primer dan sekunder.

salah satu usur di tiga dialektika,

Teori Social Support oleh lain. Social support timbul oleh

Cohen dan Wills social support adanya persepsi bahwa terdapat

adalah pertolongan dan dukungan orang-orang yang akan membantu

yang diperoleh seseorang dari apabila terjadi suatu keadaan atau

interaksinya dengan orang peristiwa yang dipandang akan

JURNAL S1 SOSIOLOGI FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 8


menimbulkan masalah dan bantuan dalam mengasuh dan membesarkan

tersebut dirasakan dapat mereka. Anak yang memiliki

meningkatkan perasaan positif serta disabilitas membutuhkan dukungan

meningkatkan harga diri. “Orangtua dan perhatian individual yang akan

yang memiliki anak disabilitas menyita sumber daya keluarga”

menghadapi tantangan yang besar

Penelitian ini bertujuan untuk penderita tunarungu yang ada di

mendeskripsikan makna anak Surabaya sesuai dengan kode “B”

tunarungu bagi orangtua dan untuk yang ada di belakang kata SLB.

mengidentifikasi cara orangtua Penentuan informan menggunakan

beradaptasi dengan anak tunarungu. teknik snowball. Dihasilkan dua

Paradigma yang digunakan dalam kriteria informan yakni informan

penelitian ini paradigma definisi kunci yang adalah pihak yang

sosial. Paradigma definisi sosial mengerti segalanya mengenai pihak

merupakan pemikiran seorang yang menjadi subyek penelitian

individu dalam masyarakat akan yang dalam hal ini yang di tetapkan

mempengaruhi struktur yang ada di sebagai informan kunci adalah

dalam masyarakat. Penelitian ini di guru-guru dari anak berkebutuhan

lakukan di SLB-B Karya Mulia khusus. Sedangkan infoman Subyek

yang terletak di Jl. Wonokromo adalah pihak yang di jadikan obyek

Surabaya. SLB-B Karya Mulia atau focus dalam penelitian, dalam

Surabaya adalah satu-satunya hal ini adalah orangtua anak

sekolah luar biasa khusus untuk berkebutuhan khusus tersebut.

JURNAL S1 SOSIOLOGI FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 9


Pengumpulan data dalam suatu dan data sekunder yang didapatkan

penelitian memiliki dua jenis melalui wawancara, observasi dan

berdasarkan sumber atau cara studi dokumentasi.

memperolehnya, yaitu data primer

Penelitian ini menghasilkan Dari adanya perbedaan waktu

bahwa orangtua memiliki perbedaan tersebut, berkaitan dengan makna

waktu dalam mengetahui bahwa yang dirasakan oleh orangtua anak

anak memiliki kekurangan dalam tunarungu. Orangtua yang

pendengaran atau yang biasa mengetahui bahwa anaknya

disebut dengan tunarungu. mengalami tunarungu saat

Perbedaan waktu itu adalah pada menginjak usia satu hingga 1.5

saat usia anak satu hingga 1.5 tahun tahun memiliki makna sedih, tidak

yang diketahui dari lambatnya terima, kecewa dengan keadaan

perkembangan pada anak. Lalu anaknya yang tunarungu. Adaptasi

orangtua yang mengetahui atau yang dilakukan pun menjadi lebih

merasa bahwa sang anak memiliki sulit karena diketahui saat anak

kekurangan sejak masih dalam sudah mulai harus belajar

kandungan yang disebabkan oleh berkomunikasi, adaptasi yang

virus yang menjadi penyebab dilakukan adalah berkonsultasi

tunarungu. Orangtua mengetahui dengan dokter spesialis, berusaha

karena sebelumnya terkena penyakit mengikutkan anak dalam

seperti flu atau melakukan check up terapi-terapi khusus anak tunarungu,

rutin. mencari sekolah khusus anak

JURNAL S1 SOSIOLOGI FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 10


tunarungu. Berbeda dengan Pasangan juga menyalahkan

orangtua yang mengetahui bahwa keadaan dan informan subjek atas

anaknya memiliki kekurangan saat apa yang terjadi.

masih dalam kandungan, makna


Cara penyampaian keadaan
yang dirasakan adalah pasrah, tidak
anak yang memiliki kekurangan
kaget dan mensyukuri keadaan.
terhadap lingkungan dan keluarga
Bagi orangtua teersebut biasanya
juga terdapat perbedaan. Bagi
tidak mengalami perbedaan adaptasi
orangtua yang memutuskan untuk
yang berarti. Orangtua juga tidak
menceritakan secara khusus
melakukan upaya pengobatan dan
keadaan anak kepada lingkungan
pasrah dengan yang ada. Namun
dan keluarga besar dengan harapan
dengan berjalannya waktu semua
agar lingkungan dapat memahami
orangtua dapat menerima dan tidak
dan dapat membantu jika
membeda-bedakan dengan anak
membutuhkan pertolongan, juga
yang lain.
berharap bahwa lingkungan dapat

Sama halnya dengan orangtua menerima serta memberikan

yang menjadi informan subjek, dukungan. Namun ada bagi

pasangan pun juga merasakan sedih. orangtua yang memlih membiarkan

Namun bagi pasangan akan lingkungan dan keluarga menilai

cenderung lebih tenang dan dan melihat sendiri keadaan anak

menerima keadaan walaupun ada yang memiliki kekurangan juga

pula pasangan yang tidak dapat memiliki alasan tersendiri yakni

menerima dan menangisi keadaan. percaya bahwa lingkungan akan

JURNAL S1 SOSIOLOGI FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 11


dapat menerima dan tidak mau Sosialisasi yang dilakukan oleh

memaksakan keadaan. orangtua selain menyesuaikan

dirinya sendiri dengan keadaan anak


Usaha pengobatan yang
yang memiliki kekurangan adalah
dilakukan orangtua adalah dengan
dengan melakukan konsultasi ke
mengikutkan anak ke dalam terapi
dokter ahli pendengaran, berdiskusi
khusus bagi anak tunarungu seperti
dengan sesama oranngtua anak
terapi wicara dengan dokter khusus,
tunarungu mencari informasi
hal ini dilakukan oleh orangtua yang
mengenai pengasuhan anak
mengetahui bahwa anaknya memiliki
tunarungu karena pasti akan
kekurangan ketika telah menginjak
memiliki perbedaan walaupun tidak
usia satu hingga 1.5 tahun.
banyak, juga cara dalam
Sedangkan bagi orangtua yang
penyampaian keadaan anak terhadap
mengetahui anaknya memiliki
lingkungan dan juga
kekurangan ketika masih dalam
mensosialisasikan anak dengan
kandungan memilih tidak melakukan
lingkungannya agar tidak merasa
upaya pengobatan karena
minder.
menganggap bahwa tunarungu

bukanlah suatu penyakit dan tidak Orangtua mengatakan bahwa

bisa disembuhkan kecuali dengan dalam pengasuhan anak tunarungu

bantuan alat bantu dengar yang dengan anak lainnya tidak memiliki

hanya berfungsi sebagai penunjang perbedaan yang berarti. Bagi

dan juga lebih memilih menyiapkan orangtua yang merasa terdapat

operasi bagi anak. perbedaan dalam pengasuhan adalah

JURNAL S1 SOSIOLOGI FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 12


terletak pada tingkat kesabaran yang KOMTAL atau komunikasi total

harus lebih tinggi dalam memahami yang meliputi gerakan bibir gerakan

dan mengajari anak akan sesuatu, tangan dan peragaan gambar dengan

cara berkomunikasi yang sudah pasti tujuan anak tunarungu akan lebih

berbeda karena anak tunarungu memahami dan menangkap maksud

hambatannya terletak pada yang diberikan oleh guru.

mendengar dan cara berkomunikasi


Mensosialisasikan anak pada
yang dimana komunikasi harus
lingkungan dan keluarga orangtua
melakukan face to face
memiliki perbedaan cara. Orangtua
menggunakan bahasa isyarat dan
yang memilih untuk membiarkan
gerakan bibirserta penyampaian
anak bermain dan bersosialisasi
materi yang yang harus lebih visual
sendiri memiliki keyakinan bahwa
seperti melalui gambar, video dan
anak mampu bersosialisasi sendiri
lain sebagainya. Sedangkan bagi
dan tidak mau menjadikan anak
orangtua yang tidak merasakan
menjadi tergantung dengan
adannya perbedaan akan
keberadaan orangtua. Sedangkan
memberikan pengasuhan anak
orangtua yang memilih untuk
tunarungu sama dengan anak-anak
menemani dan menuntun anak di
lainnya. Sebagaimana yang
lingkungan karena awalnya merasa
disampaikan guru-guru sekolah anak
ragu dan pesimis akan lingkungan
tunarungu sebagai informan kunci
yang akan dapat menerima atau tidak
bahwa penyampaian materi di
dengan kekurangan anak yang salah
sekolah menggunakan sistem

JURNAL S1 SOSIOLOGI FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 13


satunya adalah mengajak anak ke nyaman dan mudah bergaul.

tempat-tempat keramaian. Orangtua mendapatkan saran atau

informasi mengenai SLB dari dokter


Dukungan dari keluarga besar
tempat orangtua berkonsultasi
yang dirasakan oleh orangtua adalah
mengenai anak tunarungu, lalu ada
melalui bagaimana keluarga dapat
orangtua yang mendapatkan
menerima keadaan anak yang
informasi dari sekolah sebelumnya
memiliki kekurangan dengan apa
dikarenakan mengusahakan anak
adanya dan juga bagaimana keluarga
dapat bersekolah di sekolah umum
besar mau ikut merawat serta mau
dan melalui media cetak. Terdapat
ikut belajar bahasa isyarat yang
orangtua yang pada awalnya lebih
merupakan kunci utama dalam
dulu mencoba memasukkan anak ke
komunikasi bagi anak tunarungu.
sekolah umum dengan harapan anak
Dukungan tersebut tidak terjadi
akan berkembang dan mampu,
begitu saja karena ada orangtua yang
namun hal tersebut justru membuat
awalnya mengalami penolakan dari
anak dan juga teman sekelasnya sulit
keluarga khususnya keluarga
saling menoleransi dan beradaptasi
pasangan yang sempat tidak
hingga akhirnya orangtua memilih
menerima keadaan anak yang
menyekolahkan di SLB khusus anak
berkebutuhan khusus.
tunarungu karena di SLB, metode
Dalam pemilihan sekolah di
pembelajaran, lingkungan, kegiatan
SLB yang merupakan sekolah
serta cara berkomunikasi akan
khusus bagi anak-anak tunarungu
disesuaikan dengan keadaan dan
dengan alasan agar anak lebih

JURNAL S1 SOSIOLOGI FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 14


kebutuhan anak sebagai anak tunarungu.

Daftar Pustaka

Buku
Berger, Peter L& Luckman, Thomas. 1990. Tafsir Sosial Atas Kenyataan: Risalah
tentang Sosiologi Pembangunan, diterjemahkan dari buku asli The Social
Construction of Reality oleh Hasan Basri: Jakarta: LP3ES
Cutrona, Carolyn E. 1996. Social Support in Couples (Marriages as a Resources
in Times of Stress). California: Sage Publications, Inc

JURNAL S1 SOSIOLOGI FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 15


Hartono, Andreas. 2009. EQ Parenting (Cara Praktis Menjadi Orangtua Pelatih
Emosi). Jakarta: PT Gramedia Pusaka Utama
Ritzer, George. 2013. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda: Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada
Sastrawinata, Emon. Salim, Mufti & Sugiarto. 1977. Pendidikan Anak-anak
Tunarungu. Bandung: N.V. “Masa Baru”
Soekanto, Soerjono. 2000. Sosiologi : Suatu Pengantar / Oleh Soerjono Soekanto:
Jakarta: Rajawali Pers
Suyanto, Bagong & Sutinah. 2007. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif
Pendekatan. Jakarta: Kencana
Wirawan, IB. 2012. Teori-teori Sosial dalam tiga paradigma: fakta sosial.
Definisi sosial dan perilaku sosial. Jakarta: Kencana
E-Book
Moores, David F. 1993. Educational and Developmental Aspects of Deafness.
Boston: HougtohMiflin Company. [Diakses pada 26-01-2018:15.50]

Jurnal
Andriani, Susi & Jatiningsih, Oksiana. 2015. Strategi Adaptasi Sosial Siswa
Papua di Kota Lamongan. Universitas Surabaya
Asmaningrum, Nurfika. Wijaya, Dodi &Permana, Chandra Aji. Dukungan Sosial
Keluarga Sebagai Upaya Pencegahan Stres Pada Lansia dengan
Andropause di Desa Gebang Wilayah Kerja Puskesmas Patrang
Kabupaten Jember. Universitas Jember
Henawati, Tuti. 2007. Pengembangan Kemampuan Berbahasa dan Berbicara
Anak Tunarungu. Universitas Pendidikan Indonesia
Karunia, Ni Nyoman Mika Putri, Wahyu Budi Nugroho, Gede Kamajaya.
Tinjauan Fenomenologi atas Stigmatisasi Sosial Penyandang Disabilitas
Tunarungu
Artikel
Warsito, Machsunah. 2015. Selayang Pandang Sekolah Luar Biasa Tunarungu
Karya Mulia Surabaya.

Skripsi
Amalia, Rizky Cahyani. 2015. Penerimaan Diri Ibu Dengan Anak Berkebutuhan
Khusus di Mojokerto.

JURNAL S1 SOSIOLOGI FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 16


Hidayati, Nurul. 2011. Dukungan Sosial Bagi Keluarga Anak Berkebutuhan
Khusus.
Indriyani, Faridah. 2004. Pengasuhan Orangtua Terhadap Anak Tunarungu.
Univeristas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Maziyah, Fa’izatul. 2015. Hubungan Dukungan Sosial Dengan Tingkat
Kecemasan Dalam Mengerjakan Skripsi Pada Mahasiswa Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan (Stikes) Nu Tuban. Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim. Malang
Prisilia, Fini Dewi. 2014. Konstruksi Sosial Keluarga Tanpa Anak.
Tanjung, Mila Febriana. 2014. Interaksi Sosial Anak Tunarungu di SD Negeri 4
Bejen Karanganyar. Universitas Negeri Yogyakarta

Web
digilib.uinsby.ac.id [Diakses pada 09-10-2017]
http://disdik.depok.go.id/?p=1261 [Diakses pada 16-11-2-17:17.01]
http://etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/103806/potongan/S2-2016-339738-in
troduction.pdf [Diakses pada 10-10-2017:21.45]
https://husadaindah.wordpress.com/tag/pengertian-anak-tunarungu/ [Diakses pada
17-11-2017:03.45]
https://id.wikipedia.org/wiki/Anak_berkebutuhan_khusus[Diakses pada
09-10-2017:19.13]
https://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_Pendidikan,_Keilmuan,_dan_Kebudayaa
n_PBB. [Diakses pada 26-01-2018;15:14]
https://news.okezone.com/read/2015/12/03/65/1260354/jenis-jenis-sekolah-luar-bi
asa [Diakses pada 26-01-2018:14.26]
https://terapianak.com/apa-itu-cerebral-palsy-cp [Diakses pada 26-01-2018;
18:03]
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2017/02/sekolah-inklusi-dan-pembangun
an-slb-dukung-pendidikan-inklusi [Diakses pada 10-10-2017:20.58]
https://www.sunandarid.com/anak-cerdas-atau-bakat-istimewa-gifted-dan-talented
/ [Diakses pada 01-02-2018; 14:50]

JURNAL S1 SOSIOLOGI FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 17

Anda mungkin juga menyukai