Anda di halaman 1dari 13

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Kebutuhan Dasar Manusia Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas


Definisi
Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan untuk
dapat memenuhi kebutuhan hidup.Salah satu tanda kesehatan adalah adanya kemampuan
seseorang melakukan aktivitas seperti berdiri, berjalan, dan bekerja. Dengan beraktivitas tubuh
akan menjadi sehat, sistem pernafasan dan sirkulasi tubuh akan berfungsi dengan baik, dan
metabolisme tubuh dapat optimal. Kemampuan aktivitas seseorang tidak terlepas dari
keadekuatan sistem persarafan dan muskuloskeletal.Aktivitas fisik yang kurang memadai dapat
menyebabkan berbagai gangguan pada sistem muskuloskeletal seperti atrofi otot, sendi menjadi
kaku dan juga menyebabkan ketidakefektifan fungsi organ internal lainnya .

Latihan merupakan suatu gerakan tubuh secara aktif yang dibutuhkan untuk menjaga
kinerja otot dan mempertahankan postur tubuh.Latihan dapat memelihara pergerakan dan fungsi
sendi sehingga komdisinya dapat setara dengan kekuatan dan fleksibilitas otot.Selain itu, latihan
fisik dapat membuat fungsi fungsi gastrointestinal dapat bekerja lebih optimal dengan
meningkatkan selera makan orang tersebut dan melancarkan eliminasinya karena apabila
seseorang tidak dapat melakukan aktivitas fisik secara adekuat maka hal tersebut dapat membuat
otot abdomen menjadi lemah sehingga fungsi eliminasinya kurang efektif .

Anatomi Fisiologi
Muskuloskeletal terdiri dari kata Muskulo yang berarti otot dan kata Skeletal yang berarti
tulang.
Otot ( Muskulus / Muscle )

Otot merupakan organ tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia
menjadi energi mekanik/gerak sehingga dapat berkontraksi untuk menggerakkan rangka,
sebagai respons tubuh terhadap perubahan lingkungan.Otot disebut alat gerak aktif karena
mampu berkontraksi, sehingga mampu menggerakan tulang.Semua sel-sel otot
mempunyai kekhususan yaitu untuk berkontraksi.
Fungsi Sistem Otot

Pergerakan

Penopang tubuh dan mempertahankan postur

Produksi panas

Jenis-Jenis Otot

Berdasarkan letak dan struktur selnya, dibedakan menjadi:

Otot Rangka (Otot Lurik)

Otot rangka merupakan otot lurik, volunter (secara sadar atas perintah dari otak),
dan melekat pada rangka, misalnya yang terdapat pada otot paha, otot betis, otot
dada.Kontraksinya sangat cepat dan kuat.

Otot Polos

Otot polos merupakan otot tidak berlurik dan involunter (bekerja secara tak sadar).
Jenis otot ini dapat ditemukan pada dinding berongga seperti kandung kemih dan
uterus, serta pada dinding tuba, seperti pada sistem respiratorik, pencernaan,
reproduksi, urinarius, dan sistem sirkulasi darah. Kontraksinya kuat dan lamban.

Otot Jantung

Otot Jantung juga otot serat lintang involunter, mempunyai struktur yang sama
dengan otot lurik. Otot ini hanya terdapat pada jantung.Bekerja terus-menerus
setiap saat tanpa henti, tapi otot jantung juga mempunyai masa istirahat, yaitu setiap
kali berdenyut.

Berdasarkan gerakannya dibedakan menjadi :Otot Antagonis, yaitu hubungan


antarotot yang cara kerjanya bertolak belakang/tidak searah, menimbulkan gerak
berlawanan. Sedangkan otot Sinergis, yaitu hubungan antar otot yang cara kerjanya
saling mendukung/bekerjasama, menimbulkan gerakan searah. Contohnya pronator
teres dan pronator kuadrus.
Mekanisme Kontraksi Otot

Dari hasil penelitian dan pengamatan dengan mikroskop elektron dan difraksi sinar X,
Hansen dan Huxly (1995) mengemukakan teori kontraksi otot yang disebut model
Sliding Filamens. Model ini menyatakan bahwa kontraksi terjadi berdasarkan adanya
dua set filamen didalam sel otot kontraktil yang berupa filamen aktin dan miosin.

Ketika otot berkontraksi, aktin dan miosin bertautan dan saling menggelincir satu sama
lain, sehingga sarkomer pun juga memendek.Dalam otot terdapat zat yang sangat peka
terhadap rangsang disebut asetilkolin.Otot yang terangsang menyebabkan asetilkolin
terurai membentuk miogen yang merangsang pembentukan aktomiosin.Hal ini
menyebabkan otot berkontraksi sehingga otot yang melekat pada tulang bergerak.

Rangka (skeletal)

Sistem rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang, sendi, dan tulang rawan
(kartilago) sebagai tempat menempelnya otot dan memungkinkan tubuh untuk
mempertahankan sikap dan posisi.

Tulang sebagai alat gerak pasif karena hanya mengikuti kendali otot. Akan tetapi tulang
tetap mempunyai peranan penting karena gerak tidak akan terjadi tanpa tulang.

Fungsi Rangka

Penyangga; berdirinya tubuh, tempat melekatnya ligamen-ligamen, otot, jaringan lunak


dan organ.

Penyimpanan mineral (kalsium dan fosfat) dan lipid (yellow marrow)

Produksi sel darah (red marrow)

Pelindung; membentuk rongga melindungi organ yang halus dan lunak.

Penggerak; dapat mengubah arah dan kekuatan otot rangka saat bergerak karena adanya
persendian.

Jenis Tulang
Berdasarkan jaringan penyusun dan sifat-sifat fisiknya, yaitu:

Tulang Rawan (kartilago)

Tulang Rawan Hyalin: kuat dan elastis terdapat pada ujung tulang pipa.

Tulang Rawan Fibrosa: memperdalam rongga dari cawan-cawan (tl. Panggul) dan rongga
glenoid dari skapula.

Tulang Rawan Elastik: terdapat dalam daun telinga, epiglotis dan faring.

Tulang Sejati (osteon)

Ulang bersifat keras dan berfungsi menyusun berbagai sistem rangka.Permukaan


luar tulang dilapisi selubung fibrosa (periosteum). Lapis tipis jaringan ikat
(endosteum) melapisi rongga sumsum dan meluas ke dalam kanalikuli tulang
kompak.

Berdasarkan matriksnya, yaitu:

Tulang kompak, yaitu tulang dengan matriks yang padat dan rapat.

Tulang Spons, yaitu tulang dengan matriksnya berongga.

Berdasarkan bentuknya, yaitu:

Ossa longa (tulang pipa/panjang), yaitu tulang yang ukuran panjangnya terbesar. Contohnya os
humerus dan os femur.

Ossa brevia (tulang pendek), yaitu tulang yang ukurannya pendek. Contohnya tulang yang
terdapat pada pangkal kaki, pangkal lengan, dan ruas-ruas tulang belakang.

Ossa plana (tulang pipih), yaitu tulang yang ukurannya lebar. Contohnya os scapula (tengkorak),
tulang belikat, tulang rusuk.

Ossa irregular (tulang tak beraturan), yaitu tulang dengan bentuk yang tak tentu. Contohnya os
vertebrae (tulang belakang).

Ossa pneumatica (tulang berongga udara). Contohnya os maxilla.


Organisasi Sistem Rangka

Sistem skeletal dibentuk oleh 206 buah tulang yang membentuk suatu kerangka
tubuh.Rangka digolongkan kedalam tiga bagian sebagai berikut.

Rangka Aksial

Rangka Aksial terdiri dari 80 tulang yang membentuk aksis panjang tubuh dan
melindungi organ-organ pada kepala, leher, dan dada.

Tengkorak (cranium), yaitu tulang yang tersusun dari 22 tulang; 8 tulang kranial dan 14 tulang
fasial.

Tulang Pendengaran (Auditory) terdiri dari 6 buah

Tulang Hioid, yaitu tulang yang berbentuk huruf U, terdapat diantara laring dan mandibula,
berfungsi sebagai pelekatan beberapa otot mulut dan lidah1 buah

Tulang Belakang (vertebra), berfungsi menyangga berat tubuh dan memungkinkan manusia
melakukan berbagai macam posisi dan gerakan, misalnya berdiri, duduk, atau berlari. Tulang
belakang berjumlah 26 buah

Tulang Iga/Rusuk (costae), yaitu tulang yang bersama-sama dengan tulang dada membentuk
perisai pelindung bagi organ-organ penting yang terdapat di dada, seperti paru-paru dan jantung.
Tulang rusuk juga berhubungan dengan tulang belakang, berjumlah 12 ruas

Rangka Apendikular

Rangka apendikuler merupakan rangka yang tersusun dari tulang-tulang bahu,


tulang panggul, dan tulang anggota gerak atas dan bawah terdiri atas 126 tulang.

Secara umum rangka apendikular menyusun alat gerak, tangan dan kaki.Tulang
rangka apendikular dibagi kedalam 2 bagian yaitu ekstrimitas atas dan ekstrimitas
bawah.

Etiologi
Penyebab utama imobilisasi adalah adanya rasa nyeri, lemah, kekakuan otot,
ketidakseimbangan, dan masalah psikologis. Osteoartritis merupakan penyebab utama kekakuan
pada usia lanjut. Gangguan fungsi kognitif berat seperti pada demensia dan gangguan fungsi
mental seperti pada depresi juga menyebabkan imobilisasi.Kekhawatiran keluarga yang
berlebihan dapat menyebabkan orangusia lanjut terus menerus berbaring di tempat tidur baik di
rumah maupun dirumah sakit (Setiati dan Roosheroe, 2007).
Penyebab secara umum:

Kelainan postur

Gangguan perkembangan otot

Kerusakan system saraf pusat

Trauma lanngsung pada system mukuloskeletal dan neuromuscular

Kekakuan otot

Klasifikasi
Dalam Mobilisasi terdapat tiga rentang yaitu ;

Rentang Gerak Pasif

Rentang gerak pasif berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot. Dan persendian dengan
menggerkan otot orang lain secara pasif.

Rentang Gerak Aktif

Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot sertan sendi dengan cara menggunakan otot-
ototnya secara aktif.

Rentang Gerak Fungsional

Berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan melakukan aktifitas yang diperlukan.

Patofisiologi
Mobilisasi atau kemampuan seseorang untuk bergerak bebas merupakan salah satu
kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi.Tujuan mobilisasi adalah memenuhi kebutuhan
dasar (termasuk melakukan aktifitas hidup sehari-hari dan aktifitas rekreasi), mempertahankan
diri (melindungi diri dari trauma), mempertahankan konsep diri, mengekspresikan emosi
dengan gerakan tangan non verbal.Immobilisasi adalah suatu keadaan di mana individu
mengalami atau berisiko mengalami keterbatasan gerak fisik.Mobilisasi dan immobilisasi
berada pada suatu rentang.Immobilisasi dapat berbentuk tirah baring yang bertujuan
mengurangi aktivitas fisik dan kebutuhan oksigen tubuh, mengurangi nyeri, dan untuk
mengembalikan kekuatan. Individu normal yang mengalami tirah baring akan kehilangan
kekuatan otot rata-rata 3% sehari (atropi disuse).

Mobilisasi sangat dipengaruhi oleh sistem neuromuskular, meliputi sistem otot, skeletal,
sendi, ligament, tendon, kartilago, dan saraf.

Otot Skeletal mengatur gerakan tulang karena adanya kemampuan otot berkontraksi dan
relaksasi yang bekerja sebagai sistem pengungkit. Ada dua tipe kontraksi otot: isotonik dan
isometrik. Pada kontraksi isotonik, peningkatan tekanan otot menyebabkan otot
memendek.Kontraksi isometrik menyebabkan peningkatan tekanan otot atau kerja otot tetapi
tidak ada pemendekan atau gerakan aktif dari otot, misalnya, menganjurkan klien untuk latihan
kuadrisep.Gerakan volunter adalah kombinasi dari kontraksi isotonik dan isometrik.Meskipun
kontraksi isometrik tidak menyebabkan otot memendek, namun pemakaian energy
meningkat.Perawat harus mengenal adanya peningkatan energi (peningkatan kecepatan
pernafasan, fluktuasi irama jantung, tekanan darah) karena latihan isometrik.Hal ini menjadi
kontra indikasi pada klien yang sakit (infark miokard atau penyakit obstruksi paru kronik).

Postur dan Gerakan Otot merefleksikan kepribadian dan suasana hati seseorang dan
tergantung pada ukuran skeletal dan perkembangan otot skeletal.Koordinasi dan pengaturan
dari kelompok otot tergantung dari tonus otot dan aktifitas dari otot yang berlawanan, sinergis,
dan otot yang melawan gravitasi.Tonus otot adalah suatu keadaan tegangan otot yang
seimbang.Ketegangan dapat dipertahankan dengan adanya kontraksi dan relaksasi yang
bergantian melalui kerja otot.Tonus otot mempertahankan posisi fungsional tubuh dan
mendukung kembalinya aliran darah ke jantung.Immobilisasi menyebabkan aktifitas dan tonus
otot menjadi berkurang.

Skeletal adalah rangka pendukung tubuh dan terdiri dari empat tipe tulang: panjang,
pendek, pipih, dan ireguler (tidak beraturan). Sistem skeletal berfungsi dalam pergerakan,
melindungi organ vital, membantu mengatur keseimbangan kalsium, berperan dalam
pembentukan sel darah merah.

Sendi adalah hubungan di antara tulang.Ligamen adalah ikatan jaringan fibrosa yang
berwarna putih, mengkilat, fleksibel mengikat sendi menjadi satu sama lain dan
menghubungkan tulang dan kartilago. Tendon adalah jaringan ikat fibrosa berwarna putih,
mengkilat, yang menghubungkan otot dengan tulang.Kartilago adalah jaringan penghubung
pendukung yang tidak mempunyai vaskuler, terutama berada di sendi dan toraks, trakhea,
laring, hidung, dan telinga.

Propriosepsi adalah sensasi yang dicapai melalui stimulasi dari bagian tubuh tertentu dan
aktifitas otot.Proprioseptor memonitor aktifitas otot dan posisi tubuh secara
berkesinambungan.Misalnya proprioseptor pada telapak kaki berkontribusi untuk memberi
postur yang benar ketika berdiri atau berjalan.Saat berdiri, ada penekanan pada telapak kaki
secara terus menerus.Proprioseptor memonitor tekanan, melanjutkan informasi ini sampai
memutuskan untuk mengubah posisi.

Manifestasi klinis
Respon fisiologik dari perubahan mobilisasi, adalah perubahan pada:

muskuloskeletal seperti kehilangan daya tahan, penurunan massa otot, atropi dan abnormalnya
sendi (kontraktur) dan gangguan metabolisme kalsium

kardiovaskuler seperti hipotensi ortostatik, peningkatan beban kerja jantung, dan pembentukan
thrombus

pernafasan seperti atelektasis dan pneumonia hipostatik, dispnea setelah beraktifitas

metabolisme dan nutrisi antara lain laju metabolic; metabolisme karbohidrat, lemak dan protein;
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit; ketidakseimbangan kalsium; dan gangguan pencernaan
(seperti konstipasi)

eliminasi urin seperti stasis urin meningkatkan risiko infeksi saluran perkemihan dan batu ginjal

integument seperti ulkus dekubitus adalah akibat iskhemia dan anoksia jaringan
neurosensori: sensori deprivation

Respon psikososial dari antara lain meningkatkan respon emosional, intelektual, sensori,
dan sosiokultural. Perubahan emosional yang paling umum adalah depresi, perubahan
perilaku, perubahan dalam siklus tidur-bangun, dan gangguan koping.

Keterbatasan rentan pergerakan sendi

Pergerakan tidak terkoordinasi

Penurunan waktu reaksi ( lambat )

Komplikasi
Denyut nadi frekuensinya mengalami peningkatan, irama tidak teratur
Tekanan darah biasanya terjadi penurunan tekanan sistol/hipotensi orthostatic
Pernafasan terjadi peningkatan frekuensi, pernafasan cepat dan dangkal
Warna kulit dan suhu tubuh terjadi penurunan
Status emosi stabil
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Fisik

Mengkaji skelet tubuh

Adanya deformitas dan kesejajaran.Pertumbuhan tulang yang abnormal akibat tumor


tulang.Pemendekan ekstremitas, amputasi dan bagian tubuh yang tidak dalam
kesejajaran anatomis.Angulasi abnormal pada tulang panjang atau gerakan pada titik
selain sendi biasanya menandakan adanya patah tulang.

Mengkaji tulang belakang

Skoliosis (deviasi kurvatura lateral tulang belakang)

Kifosis (kenaikan kurvatura tulang belakang bagian dada)

Lordosis (membebek, kurvatura tulang belakang bagian pinggang berlebihan)

Mengkaji system persendian


Luas gerakan dievaluasi baik aktif maupun pasif, deformitas, stabilitas, dan adanya
benjolan, adanya kekakuan sendi

Mengkaji system otot

Kemampuan mengubah posisi, kekuatan otot dan koordinasi, dan ukuran masing-
masing otot.Lingkar ekstremitas untuk mementau adanya edema atau atropfi, nyeri otot.

Mengkaji cara berjalan

Adanya gerakan yang tidak teratur dianggap tidak normal. Bila salah satu ekstremitas
lebih pendek dari yang lain. Berbagai kondisi neurologist yang berhubungan dengan
cara berjalan abnormal (mis.cara berjalan spastic hemiparesis – stroke, cara berjalan
selangkah-selangkah – penyakit lower motor neuron, cara berjalan bergetar – penyakit
Parkinson).

Mengkaji kulit dan sirkulasi perifer

Palpasi kulit dapat menunjukkan adanya suhu yang lebih panas atau lebih dingin dari
lainnya dan adanya edema.Sirkulasi perifer dievaluasi dengan mengkaji denyut perifer,
warna, suhu dan waktu pengisian kapiler.

Mengkaji fungsional klien

Kategori tingkat kemampuan aktivitas

TINGKAT AKTIVITAS/ KATEGORI


MOBILITAS
0 Mampu merawat sendiri secara penuh

1 Memerlukan penggunaan alat

2 Memerlukan bantuan atau pengawasan orang


lain

3 Memerlukan bantuan, pengawasan orang lain,


dan peralatan

4 Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan


TINGKAT AKTIVITAS/ KATEGORI
MOBILITAS
atau berpartisipasi dalam perawatan

Rentang gerak (range of motion-ROM)

Fleksi merupakan gerak menekuk atau membengkokkan, sedangkan Ekstensi


merupakan gerak meluruskan

Adduksi merupakan mendekati tubuh, sedangkan Abduksi merupakan gerak menjauhi


tubuh

Supinasi merupakan gerak menengahkan tangan, sedangkan Pronasi merupakan gerak


menelungkupkan tangan

Inversi merupakan gerak memiringkan ( membuka ) telapak kaki kea rah dalam tubuh,
sedangkan Eversi merupakan gerak memiringkan (membuka) telapak kearah luar

Derajat kekuatan otot

SKAL PERSENTASE KARAKTERISTIK


A KEKUATAN
NORMAL (%)
0 0 Paralisis sempurna

1 10 Tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat di


palpasi atau dilihat

2 25 Gerakan otot penuh melawan gravitasi


dengan topangan

3 50 Gerakan yang normal melawan gravitasi

4 75 Gerakan penuh yang normal melawan


gravitasi dan melawan tahanan minimal

5 100 Kekuatan normal, gerakan penuh yang


normal melawan gravitasi dan tahanan
SKAL PERSENTASE KARAKTERISTIK
A KEKUATAN
NORMAL (%)
penuh

Pemeriksaan Penunjang

Sinar –X tulang menggambarkan kepadatan tulang, tekstur, dan perubahan hubungan


tulang.

CT scan (Computed Tomography) menunjukkan rincian bidang tertentu tulang yang


terkena dan dapat memperlihatkan tumor jaringan lunak atau cidera ligament atau
tendon. Digunakan untuk mengidentifikasi lokasi dan panjangnya patah tulang
didaerah yang sulit dievaluasi.

MRI (Magnetik Resonance Imaging) adalah tehnik pencitraan khusus, noninvasive,


yang menggunakan medan magnet, gelombang radio, dan computer untuk
memperlihatkan abnormalitas.

Pemeriksaan Laboratorium:

Hb ↓pada trauma, Ca↓ pada imobilisasi lama, Alkali Fospat ↑, kreatinin dan SGOT ↑
pada kerusakan otot.

Penatalaksanaan Medis
Untuk mengatasi gangguan mobilisasi dapat dilakukan tindakan :
Body Mekanik

Penggunaan organ secara efektif dan efisien sesuai fungsinya.

Tindakan yang berhubungan dengan mobilisasi, misal :

Membantu merubah posisi

Melatih ROM
Membantu klien duduk di tempat tidur.

Mencapai kemandirian penuh dalam aktifitas perawatan diri.

Anda mungkin juga menyukai