Anda di halaman 1dari 28

BAB I

TINJAUAN UMUM KASUS

1.1 Stroke Iskemik

Stroke adalah gangguan fungsional otak fokal maupun global akut, lebih

dari 24 jam, berasal dari gangguan aliran darah otak dan bukan disebabkan oleh

gangguan peredaran darah otak sepintas, tumor otak, stroke sekunder karena

trauma maupun infeksi (Setyopranoto, 2011).

Stroke iskemik disebabkan oleh oklusi fokal pembuluh darah otak yang

menyebabkan turunnya suplai oksigen dan glukosa ke bagian otak yang

mengalami oklusi. Munculnya tanda dan gejala fokal atau global pada stroke

disebabkan oleh penurunan aliran darah otak. Oklusi dapat berupa trombus,

embolus, atau tromboembolus, menyebabkan hipoksia sampai anoksia pada salah

satu daerah percabangan pembuluh darah di otak tersebut (Setyopranoto, 2011).

Stroke tetap menjadi penyebab utama kematian kedua di tingkat global

dan di wilayah Eropa. Dari 56 juta kematian yang terjadi setiap tahun di seluruh

dunia, 10,8% disebabkan oleh stroke. Delapan puluh lima persen kematian akibat

stroke ini di antara semua umur terjadi di negara-negara berkembang. Wanita

memiliki risiko stroke stroke seumur hidup lebih tinggi daripada pria: kira-kira

satu dari lima wanita (20% - 21%) dan satu dari enam pria (14% - 17%) akan

menderita stroke seumur hidup mereka, menurut sebuah penelitian di tahun 2006

(Witternauer, 2012).

Penatalaksanaan stroke ada 4 yaitu: prevensi primer,pengobatan akut,

prevensi sekunder dan rehabilitasi. Prevensi primer pada stroke meliputi upaya

perbaikan gaya hidup dan pengendalian berbagai faktor resiko. Upaya ini

60
ditujukan pada orang sehat dan kelompok resiko tinggi yang belum pernah

terserang stroke. Prevensi sekunder mencegah terjadinya serangan kembali untuk

pengobatan stroke iskemik non kardioembolik menggunakan terapi antiplatelet

sementara untuk pengobatan stroke iskemik kardioembolik menggunakan terapi

antikoagulan contohnya walfarin dan heparin. Tujuan pengobatan stroke akut

adalah:

1. Mengurangi luka sistem syaraf yang sedang berlangsung dan

menurunkan kematian dan cacat jangka panjang.

2. Mencegah komplikasi skunder untuk imobilitas dan disfungsi sistem

syaraf.

3. Mencegah berulangnya stroke (Dipiro, 2015).

Pedoman Bersama Komite Nasional dan AHA/ASA merekomendasikan

Penghambat enzim angiotensin (ACE Inhibitor) dan diuretik untuk pengurangan

tekanan darah pada pasien stroke dan TIA setelah periode akut (7 hari pertama).

Program Pendidikan Kolesterol Nasional menganggap stroke iskemik atau TIA

sebagai resiko koroner dan merekomendasikan penggunaan statin pada pasien

stroke iskemik, untuk mencapai kadar Low Density Lipoprotein (LDL) < 100

mg/dL (Dipiro, 2015).

1.2 Atrial Fibrilasi

Atrial Fibrilasi (AF) berkaitan dengan peningkatan risiko stroke hingga lima

kali lipat. AF adalah penyebab yang paling umum terjadinya komplikasi

tromboemboli. AF didiagnosis untuk pertama kalinya pada sekitar 20% pasien

dengan AF yang berkaitan dengan stroke (AF-associated stroke). Pada beberapa

kasus, monitoring EKG yang ekstensif dan pemasangan rekaman kejadian

61
diperlukan. Kejadian serebral iskemik (ischaemic cerebral events) berbanding

lurus dengan usia pasien AF. Selain itu, stroke tromboemboli yang terjadi saat AF

lebih sering berakibat fatal atau menyebabkan peningkatan insidens sekuel

serebrovaskular yang berat (Rampengan, 2015)

Selama fibrilasi atrium/atrial fibrillation (AF) terjadi, aktivitas sel-sel otot

jantung di atrium/miosit atrium (atrial cardiac myocytes) meningkat. Fenomena

remodeling listrik dalam konteks ini dijelaskan untuk pertama kalinya pada tahun

1995. Konsep patofisiologi ini menjelaskan bahwa AF akan berakhir menjadi AF

tahap lebih lanjut dan periode refrakter atrium selama terjadinya AF memendek

secara nyata. Sebagai akibat dari pemendekan progresif periode refrakter atrium

yang tidak disertai oleh penyesuaian frekuensi jantung, maka miosit atrium akan

sangat rentan dan oleh karena itu frekurensi dan persistensi kejadian AF juga

meningkat.Sehingga darah tidak terpompa sepenuhnya yang dapat menyebabkan

penggumapalan darah. Gumpalan darah yang terbawa ke otak, dapat

menyebabkan penyumbatan ateri otak yang dapat mengganggu pasokan darah ke

otak. Pasien dengan fibrilasi atrium memiliki resiko tinggi terkena emboli

serebral. Tahapan terapi atrial fibrilasi :

1. Mengembalikan irama sinus

2. Mengendalikan laju irama ventrikel

3. Pencegahan komplikasi tromboemboli.

1.3 Stress Ulcer (Kimble, 2009)

Stress ulcer adalah ulkus peptik biasanya pada lambung yang disebabkan oleh

stres, dimana kemungkinan faktor predisposisi meliputi perubahn mikrosirkulasi

62
didalam mukosa lambung meningkatkan permeabilitas mukosa lambung terhadap

H+ dan menurunkan proliferasi sel.

Keadaan stres dapat meningkatkan kadar katekolamin dalam sirkulasi darah

yang dapat meningkatkan spasme sprinkter arteriol pre-kapiler akibat aliran darah

kapiler yang memberikan vaskularisasi mukosa lambung berkurang, keadaan ini

yang menyebabkan iskemik mukosa lambung.

Iskemia mukosa sekunder akibat hipoperfusi splanchnic juga memainkan

peran besar dalam patogenesis stres ulcer. Iskemia mukosa dikaitkan dengan

berkurangnya kemampuan untuk menetralkan ion hidrogen yang menyebabkan

asidosis intra-seluler di dalam mukosa dan kematian sel berikutnya. Faktor-faktor

ini semua berkontribusi terhadap ketidakseimbangan dan mengurangi mekanisme

perlindungan dalam fundus lambung.

63
BAB II

ANALISIS FARMAKOTERAPI

2.1 Identitas Pasien

Nama Pasien : Ny. Sn

Alamat : Dusun 4 Kaplingan

Umur : 82 tahun

Ruangan : Cempaka 2 C

Agama : Islam

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan/pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pembayaran/status : BPJS

Mulai perawatan : 15 Juni 2017

2.2 Anamnesa

Seorang pasien perempuan berusia 82 tahun masuk ke Rumah Sakit

Stroke Nasional Bukittinggi pada tanggal 15 juni 2017 pada pukul 16.00

WIB melalui IGD Rumah Sakit dengan keluhan lemah anggota gerak kanan

sejak ± 4 hari, sulit bicara, mulut mencong, tidak mengalami muntah dan

sakit kepala, BAB/BAK (Normal).

2.2.1 Riwayat Penyakit Sekarang

keluhan lemah anggota gerak kanan sejak ± 4 hari, sulit bicara, mulut

mencong, tidak mengalami muntah dan sakit kepala, BAB/BAK (Normal).

64
2.2.2 Riwayat Penyakit Sebelumnya

Hipertensi

2.3 Pemeriksaan Fisik

2.3.1. Tanda Vital

Kesadaran : Compos Mentis

Kondisi Umum : Sedang

Nadi : 117 x/i

Pernafasan : 20 x/i

Tekanan Darah : 130/80 mmHg

Suhu : 37 ᵒC

Thoraks : Wheezing (-) Ronchi (-)

Abdomen : Nyeri Tekan Epigastrum (-), Bising Usus (+)

2.4 Pemeriksaan Labor

Hasil
Pemeriksaaan 15 Juni 16 Juni 25 Juni Nilai Normal Keterangan
2017 2017 2017
14,1
Hemoglobin 13-16 g/dl Normal
g/dL
13,15 x
Leukosit 5000-10000/ul Tinggi
3
10 / uL
40-48% (laki-

laki)
Hematokrit 42,5 % Normal
37-43%

(Perempuan)

65
258 x 150-400.
Trombosit Normal
3 3
10 /uL 10 /ul
4,79 x 4,2 – 5,4 x
Eritrosit Normal
106/ uL 106/uL
Total 233
< 220 mg/dL Tinggi
kolesterol mg/dL
39
HDL >65 mg/dL Rendah
mg/dL
173
LDL < 150 mg/dL Tinggi
mg/dL
104
Trigliserida <150 mg/dL Normal
mg/dL
5,9
Asam urat 2,4-5,7 gr/dL Tinggi
gr/dL
204 mg/
GD 2 jam PP <200 mg/dL Tinggi
dL
137 136 -145
Natrium Normal
mmol/L mmol/L
3,2 3,5-5,1
Kalium Rendah
mmol/L mmol/L
106 97-111
Klorida Normal
mmol/L mmol/L
2.5 Diagnosa Kerja

Stroke Iskemik dengan Hipertensi, Atrial fibrilasi dan stress ulcer.

2.6 Terapi atau Tindakan

2.6.1 Terapi Saat di IGD

 O2 2-4 L/menit

 IVFD NACl 0,9% / 12 jam

 Injeksi Ranitidin 2 x 1 (IV)

66
 Piracetam 1200 mg 2 x 1 (PO)

 Neurodex 1 x (

 Asam folat 1 x (

 Aspilet 1 x 80 mg (PO)

2.6.2 Terapi Saat di Bangsal

 IVFD NaCl 0,9% / 12 jam

 Injeksi ranitidin 2 x50 mg (IV)

 Piracetam 1200 mg 2 x 1 (PO)

 Neurodex (Vit B1 100 mg, Vit B6 200 mg, B12 200 mcg) 1 x1 (PO)

 Asam folat 1 x 500 mcg (PO)

 Aspilet 1x 80 mg (PO)

 Pradaxa 110 mg 2 x 1 (PO)

 Cipofoxacin 500 mg 2 x 1 (PO)

 Parasetamol 500 mg 3 x 1 (PO)

 Injeksi Vitamin K 2 mg setiap 8 jam (IV)

 Injeksi transamin 250 mg/5 ml setiap 6 jam (IV)

 Injeksi omeprazol 40 mg 1 x 1 (IV)

 Lansoprazol 30 mg 1 x 1 (PO)

 Disflatyl 2 x 40 mg (Po)

 Micardis (telmisartan) 1 x 80 mg (PO)

 Dexanta sirup 3 x 1 C (PO)

 KSR 2 x 600 mg (PO)

 Ulsidex 3 x 500 mg (PO)

67
 Setralin 1 x (PO)

 Lorazepam 1 x 0,5 mg (PO)

2.7 Pembahasan

Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium,

maka pasien ini didiagnosis Stroke iskemik dengan komplikasi hipertensi dan

stres ulcer. Diagnosa awal pasien hanya mengalami Stroke iskemik dengan

komplikasi hipertensi, setelah tiga hari rawatan pasien didiagnosa mengalami

stres ulcer.

68
Penatalaksanaan umum Stroke Akut, berdasarkan Perdossi 2011 adalah :

1. Evaluasi cepat dan Diagnosis

Karena terapi dalam pengobatan stroke sangat pendek, maka evaluasi

dan diagnosis harus dilakukan dengan cepat, sistemik dan cermat

(AHA/ASA, Class I, Level of Evidance B). Evaluasi gejala dan klinik

stroke akut meliputi : anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

neurologis dan skala stroke.

2. Terapi Umum

a. Stabilisasi jalan nafas dan pernafasan

Pemberian oksigen dinajurkan pada keadaan dengan saturasi

oksigen < 95%. Terapi Oksigen diberikan pada pasien hipoksia

(AHA/ASA, Class I, Level of Evidence C). Pada pasien stroke

iskemik non-hipoksia tidak memerlukan terapi oksigen(AHA/ASA,

Class III, Level of Evidence B).

b. Stabilisasi Hemodinamik

Diberikan cairan kristaloid atau koloid intravena (hindari

pemberian cairan hipotonik seperti glukosa). Pasien ini

mendapatkan NaCl 0,9% sudah tepat karena pasien stroke iskemik

akut sebagian besar berada dalam keadaan Hipovolemia atau

Euvolemi. Keadaan Hipovolemia pada pasien stroke akut dapat

menyebabkan Hipoperfusi dan menyebabkan terjadinya iskemik

otak. Pemberian cairan isotonis seperti NaCl 0,9% sangat

dianjurkan dengan tujuan untuk menjaga Euvolemi.

69
Pada kasus ini, pasien mendapatkan pemberian oksigen 2- 4 L/ menit

untuk membantu stabilitas jalan nafas dan pemberian cairan infus NaCl 0,9 %

setiap 12 jam karena cairan isotonis dapat menjaga agar tubuh tidak mengalami

hipovolemia.

Menurut Dipiro, pengobatan awal untuk pasien stroke iskemik adalah

menggunakan altaplase 0,9 mg/kg IV maksimun 90 mg dan aspirin 160-325 mg

sehari. Pasien tidak mendapatakan terapi trombolitik karena pasien tidak termasuk

dalam kriteria inklusi pemberian trombolitik. Pasien ini mendapatkan antiplatelet

yaitu aspilet (aspirin) 80 mg 1 kali sehari, dosis yang digunakan pasien sesuai.

Obat ini digunakan untuk menurunkan resiko TIA dan stroke atau kematian

pasien yang memiliki salah satu gejala atau gabungan TIA dan stroke.

Penggunaan jangka panjang aspirin sebagai terapi profilaksis pengobatan stroke

direkomendasikan oleh American College of Chest Physicians (ACCP).

Pemberian clopidogrel saja atau kombinasi dengan aspirin, pada stroke

iskemik akut tidak dianjurkan (AHA/ASA, Class III, Level of Evidence C), kecuali

pada pasien dengan indikasi spesifik, misalnya angina pektoris tidak stabil, non

Q-Wave MI atau recent stenting, pengobatan harus diberikan sampai 9 bulan

setelah kejadian (AHA/ASA, Class I, Level of Evidence A).

Selanjutkan pasein juga mendapatkan obat antikoagulan lain yaitu Pradaxa

yang mengandung dabigatran etexilate (AHA/ASA, Class I, Level of Evidence B).

Dosis 2 x 110 mg. obat ini digunakan untuk pasien yang tidak memeriksa INR

(International Normalized Ratio) secara teratur dan digunakan untuk pasien yang

mengalami atrial fibrilasis. Pemberian obat ini perlu diberikan secara hati-hati

karena sampai sekarang belum ada obat-obatan yang dapat menghentikan

70
komplikasi pendarahan. Penggunaan obat ini hanya 3 hari setelah pasien

didiagnosa mengalami stres ulcer.

Pemberian obat lainnya adalah neoroprotektan untuk melindungi

penumbra otak agar tidak mengalami kematian. Neuroprotektan yang digunakan

pasien adalah pirasetam 2 x 1200 mg secara oral. Tetapi obat ini hanya diterima

pasien selama 2 hari perawatan, setelahnya pasien gagal menerima obat karena

ketersediaan obat yang tidak memadai.

Pemberian asam folat dan neurodex pada pasien merupakan prevensi

sekunder yang bertujuan untuk mencegah stroke berulang. Vitamin neurotropik

bekerja pada sistem saraf dengan memulihkan dan menyehatkan saraf. Selain itu

vitamin neurotropik ini juga di indikasikan untuk pasien dengan kelemahan tubuh

secara umum.

Pengobatan untuk hipertensi digunakan micardis (telmisartan) 1 x 80 mg

dan concor (bisoprolol fumarat) 1 x 2,5 mg. Kerja kedua obat sinergis sehingga

jika kedua obat digabungkan dapat menyebabkan meningkatkan ion kalium darah

(hiperkalemia). Dan pasien juga mendapatkan diuretik kuat furosemid 1 x (20 mg)

½ tablet, yang dapat menyebabkan hipokalemia pada pasien. Sehingga monitoring

cairan dan elektrolit pasien perlu di pantau, saat pengggunaan obat bersamaan

(AHFS, 2011).

Penurunan tekanan darah yang tinggi pada stroke akut sebagai tindakan

rutin tidak dianjurkan. Pada sebagian pasien, tekanan darah akan turun dengan

sendirinya dalam 24 jam pertama setelah serangan stroke. Obat hipertensi yang

digunakan adalah labetolol, nitropaste, nitroprusid, nikardipin, diltiazem

intravena. Tetapi obat-obatan ini belum tersedia di Indonesia.

71
Pasien mengalami stres ulcer, tatalaksana yang dilakukan adalah

pemberian penghambat pompa proton seperti omeprazol atau pantoprazol

diberikan secara intravena dengan dosis 80 mg bolus, kemudian diikuti infus 8

mg/jam selama 72 jam berikutnya (Class I, Level of Evidence A).

Pemakaian pradaxa (telmisartan) dihentikan setelah diketahui bahwa

pasien mengalami stres ulcer. Sementara aspirin atau clopidogrel dihentikan, atau

pemakaian dapat diteruskan bila terdapat diindikasi yang jelas. Tetapi sampai

pada hari keenam perawatan pasien tetap mendapatkan terapi antiplatelet. Hanya

saja pada hari keenam perawatan antiplatelet pasien diganti dari aspirin 1 x 80 mg

menjadi clopidogrel 1x 75 mg, penggunaan clopidogrel dan omeprazole yang

bersamaan dapat menimbulkan interaksi yang dapat menyebabkan menurunnya

kadar metabolit aktif clopidogrel dan efek antiplateletnya (AHFS, 2011).

Selain itu, pemberian nutrisi makanan cair jernih sangat membantu proses

penyembuhan stres ulcer. Pemberian nutrisi harus dengan kadar serat yang tinggi

dan dihindarkan dari makanan yang dapat merangsang atau mengiritasi lambung.

Pasien ini menggunakan NGT dalam pemberian obat sehingga seluruh

obat digerus dan dicampurkan menjadi satu. Penggunaan formulasi obat yang

tidak tepat meningkatkan resiko kemacetan di selang terlebih lagi juga digunakan

untuk memasukkan makanan yang merupakan penyebab utama penyumbatan

pada selang.Interaksi fisik antara obat dan komponen makanan atau formulasi

makanan itu sendiri dapat menyebabkan perubahan fisik dalam konsistensi

makanan dan dapat mengakibatkan penyumbatan tabung makanan enteral atau

dalam kasus ekstrim dalam penyumbatan fisik saluran GI. Interaksi yang paling

sering dilaporkan adalah antara sucralfate dan makanan yang masuk. Ada juga

72
interaksi potensial dengan ion dalam air tap dan air mineral (misalnya,

ciprofloxacin bisa kelat dengan ion tersebut), namun belum ada publikasi

mengenai signifikansi interaksi ini. Untuk hal ini pemberian obat dan makanan

pada pasien sudah tepat, karena pasien mendapatkan makanan cair untuk

perawatannya dan juga pada hari rawatan kedelapan pasien mulai diberi asupan

makanan tanpa melalui NGT, hanya obat saja yang diberikan melalui NGT.

Sehingga dapat mengurangi resiko tersumbatnya selang.

Ditinjau dari segi review terapi obatnya, pemberian obat melalui NGT ini

dikurangi terapi obatnya ke kebutuhan minimal. Menentukan alternative untuk

formulasi dan rute obat yang memungkinkan untuk pasien jika memungkinkan

juga harus dilakukan. Pemilihan sediaan obat sebaiknya dalam bentuk larutan atau

obat yang larut dalam air. Obat sebaiknya tidak digerus dan dihancurkan, tetapi

jika tidak memungkinkan dapat dilakukan jika terapi termasuk dalam pengobatan

alternatif. Bentuk sediaan obat yang digunakan pasien berupa tablet terlarut,

kapsul dan tablet salut yang semua obat digerus dan dihancurkan (White, 2007).

Saat memberikan obat melalui enteral feeding tube, ada kemungkinan

potensi terjadinya interaksi antara obat dan bahan daritube. Oleh karena itu

penting bagi profesional kesehatan untuk mengetahui jenis enteral feeding tube

yang digunakan pasien sebelum pemberian diberikan atau keputusan dibuat sesuai

dengan kesesuaian penggunaan enteral feeding tube untuk pemberian obat.

Sebuah studi in vitro dilakukan tentang hilangnya suspensi karbamazepin selama

pemberian melalui NGT, para peneliti menunjukkan bahwa pemberian suspensi

yang tidak diencerkan melalui tabung menghasilkan hilangnya dosis obat,

sedangkan suspensi 50% yang diencerkan tidak ada terjadinya kehilangan dosis

73
obat. Pemberian obat melalui NGT pada pasien ini, dilakukan dengan melarutkan

semua obat pada spuit injeksi sebelum diberikan, ini sudah sesuai dengan studi

yang dilakukan oleh para peneliti (White, 2007).

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium,

maka pasien ini didiagnosis Stroke iskemik dengan komplikasi hipertensi dan

stres ulcer. Diagnosa awal pasien hanya mengalami Stroke iskemik dengan

komplikasi hipertensi, setelah tiga hari rawatan pasien didiagnosa mengalami

74
stres ulcer. Penggunaan obat pada pasien ini sudah tepat, tapi perlu diperhatikan

DRP dan monitoring interaksi dan efek samping obat yang dapat terjadi pada

pasien.

3.2 Saran

1. Dalam perawatan lakukan terapi dalam suatu kondisi yang dapat

memonitor secara jelas pasien agar lebih efektif.

2. Perbaiki pola hidup, pola makan dan olah raga teratur.

3. Bantuan dari pihak keluarga pasien sangat diharapkan dalam pemulihan

pasien.

4. Hindari faktor resiko dari stroke dan stress ulcer.

DAFTAR PUSTAKA

DiPiro, J.T., et al.2015. Pharmacotherapy Handbook 9th Edition. McGraw Hill


Education.

Koda-Kimble, M.A.2009.Applied Therapeutics : The Clinical Use of Drugs 9th


Edition. Wolters Kluwer – Lippincott Williams & Wilkins.

McEvoy, G.K. 2011. AHFS Drug Information Essentials.American Society of


Health-System Pharmacists, Inc.

75
Perdossi. 2011. Guideline Stroke Tahun 2011. Pokdi Stroke Perhimpunan Dokter
Spesialis Saraf Indonesia.

Rampengan, S.H. 2015. Kardioversi Pada Fibrilasi Atrium. Fakultas Kedokteran


Universitas Indonesia Jakarta.

Setyopranoto, I. 2011. Stroke :GejaladanPenatalaksanannya.


FakultasKedokteranUniversitasGadjahMada Yogyakarta.

White, R., & Vicky, B. 2007. Handbook of Drug Administration via Enteral
Feeding Tubes. Cambridge University Press.

Witternauer, R & Lily, S. 2012. Background Paper 6.6 Ishcemic and Hemmoragic
Stroke. Priority Medicine for Europe.

76
Lampiran 1 : Lembar pemberian Obat

Tanggal
No Nama Obat 15/6 16/6 17/6 18/6 19/6 20/6 21/6 22/6 23/6 24/6 25/6
P S M P S M P S M P S M P S M P S M P S M P S M P S M P S M P S M
Piracetam 1200 mg
1. v
(2x1) po
Neurodex
2. v v v v v v v v v v
(1x1) po
Asam Folat
3. v v v v v v v v v v
(1x1) po
Aspilet v
4. v v v v
(1x1) po
Pradaxa
5. v v
(2x1) po
Dexanta Sy
6. v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
(3x1 C) po
Concor
7. v v v v v v
(1x1) po
Micardis
8. v v v v v v v
(1x1) po
Furosemide
9. v v v v v v
(1x ½ ) po
Clopidogrel
10. v v v v v
(1x1) po
Ciprofloxacin
11. v v v v v v v v v
(2x1) po
Paracetamol
12. v v v v v v v v v v v v v
(3x1) po
Ulsidex
13. v v v v
(3x1) po
14. NaCl 0,9%

77
15. Ranitidine inj v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
(2x1) iv
16. Kalnex inj v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
(3x1) iv
17. Vitamin K inj v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
(3x1) iv
18. Omeprazole inj v v v v v v v v v
(1x1) iv
19. New Diatab v
(1x1) po
20. KSR v
(2x1) po

78
Tanggal
No Nama Obat 26/6 27/6 28/6 29/6 30/6 1/7 2/7 3/7 4/7 5/7 6/7
P S M P S M P S M P S M P S M P S M P S M P S M P S M P S M P S M

79
Piracetam 1200 mg
1.
(2x1) po
Neurodex
2. v v V v v v v v v v v
(1x1) po
Asam Folat
3. v v V v v v v v v v v
(1x1) po
Aspilet
4.
(1x1) po
Pradaxa
5.
(2x1) po
Dexanta Sy
6. v v v v v v v v v
(3x1 C) po
Concor
7. v v V v v v v v v v v
(1x1) po
Micardis
8. v v v v v v v v v v v
(1x1) po
Furosemide
9. v v V v v v v v v v v
(1x ½ ) po
Clopidogrel
10. v v V v v v v v v v v
(1x1) po
11. Ciprofloxacin v v v v V v v v v v v v v v v v
(2x1) po
12. Paracetamol v v v v v v V v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
(3x1) po
13. Ulsidex v v v v v v V v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
(3x1) po
14. NaCl 0,9%
(/12 jam) iv

Ranitidine inj
15. v v v v v
(2x1) iv

80
Kalnex inj
16. v v v v v v v
(3x1) iv
Vitamin K inj
17. v v v v v v v
(3x1) iv
Omeprazole inj
18. v v
(1x1) iv
New Diatab
19.
(1x1) po
KSR
20. v v v v v v v v v
(2x1) po
OBH syr
21. v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
(3x1 cth) po
Lansoprazole
22. v v v v v v v v v
(1x1) po
Disflatyl
23. v v v v v v v v v v v v v v
(2x1) po
Sertralin
24. v
(1x ½ ) po
Lorazepam 0,5mg
25. v
(1x1) po

Lampiran 2 : Lembar Pengkajian Obat

81
Tepat atau
Mulai Jenis obat Rute Dosis Berhenti Indikasi obat Komentar dan Alasan
tidak tepat

Pemberian cairan infus bertujuan


Penambah cairan
15 Juni IVFD NaCl 0,9 28 Juni untuk menjaga keseimbangan
IV Tiap 12 jam tubuh yang Tepat
2017 % 2017 cairan tubuh, agar pasien tidak
kurang
dehidasi/ lemas.

Pengobatan
Piracetam bermanfaat untuk
infark serebral,
15 Juni Piracetam 1200 16 Mei melindungi penumbra, sehingga
PO 2x1 obat nootropik Tepat
2017 mg 2017 pelebaran kerusakan dapat
pada kondisi
dicegah.
mioklonus

Pemberian ranitidine bertujuan


untuk mengurangi sekresi asam
Menghambat
15 Juni 28 Juni lambung yang berlebih pada
Ranitidin IV 2x1 sekresi asam Tepat
2017 2017 pasien. Kelebihan asam lambung
lambung
dapat menyebab rasa tidak
nyaman pada perut.

Pemberian vitamin b kompleks


Defisiensi vit.
15 Juni 06 Juli dapat membantu memenuhi
Neurodex PO 1x1 B / vitamin Tepat
2017 2017 kekurangan vitamin neurotropik
neurotropik
pada pasien.

15 Juni Asam Folat PO 1x1 06 Juli defisiensi asam Tepat Asam folat bermanfaat untuk
2017 2017 folat, melindungi arteri dari kerusakan
mengurangi akibat homosistein, asam folat
kadar dapat mengubahnya menjadi
homosistein methionine dan sistein.

82
didalam darah
Mengurangi
kejadian
Aspilet adalah obat antiplatelet
aterosklerosis
15 Juni 20 Juni yang membantu menjaga aliran
Aspilet PO 1x1 (infark miokard, Tepat
2017 2017 darah tetap lancar di dalam
stroke dan
tubuh.
kematian
vaskular)

Tujuan pemberian pradaxa


Mencegah mencegah stroke dan embolisme
16 Juni 17 Juni
Pradaxa PO 2x 1 terjadinya Tepat sistemik dan digunakan untuk
2017 2017
tromboelitik pasien yang mengalami atrial
fibrilasis.

Pemberian dexanta bertujuan


untuk mengurangi sekresi asam
Mengurangi
17 Mei 26 Juni lambung yang berlebih pada
Dexanta PO 3x1C sekresi asam Tepat
2017 2017 pasien. Kelebihan asam lambung
lambung
dapat menyebab rasa tidak
nyaman pada perut.

Pemberian obat ini bertujuan


19 Juni 06 Juli Pengobatan untuk menormalkan tekanan
Micardis PO 2x1 Tepat
2017 2017 hipertensi darah pasien, dan mengurangi
resiko kejadian stroke berulang.

20 Juni Concor PO 1x1 06 Juli pengobatan Tepat Pemberian obat ini bertujuan
2017 2017 hipertensi untuk menormalkan tekanan
darah pasien, dan mengurangi

83
resiko kejadian stroke berulang.

06 Obat ini digunakan untuk


20 Juni
Furosemid PO 1X½ Diuretik Tepat mengatasi edema yang terjadi
2017 Juli 2017 pada pasien.

Clopidogrel adalah obat


21 Juni 06 Juli antiplatelet yang membantu
Clopidogrel PO 1x1 Antiplatelet Tepat
2017 2017 menjaga aliran darah tetap lancar
di dalam tubuh.

Obat ini digunakan untuk


21 Juni 06 Juli mengatasi keluhan demam dan
Parasetamol PO 3x1 Antipiretik Tepat
2017 2017 nyeri yang dirasakan oleh
pasien.

24 Juni 06 Juli Mengobati Mengatasi keluhan stress ulcer


Ulsidex PO 3x1 Tepat
2017 2017 stress ulcer yang dialami pasien.

Obat ini digunakan mengatasi


17 juni 28 Juni Menghentikan
Kalnex IV 3x1 Tepat pendarahan lambung yang
2017 2017 pendarahan
terjadi pada pasien.

Obat ini digunakan mengatasi


17 Juni 28 Juni Menghentikan
Vitamin K IV 3x1 Tepat pendarahan lambung yang
2017 2017 pendarahan
terjadi pada pasien.

17 Juni 27 Juni Mengobati Mengatasi keluhan stress ulcer


Omeprazole IV 1 x1 Tepat
2017 2017 stress ulcer yang dialami pasien.

24 Juni New Diatab PO 1 x1 25 Juni Mengobati diare Tepat Mengatasi diare yang dialami
2017 2017 pasien.

84
Obat ini digunakan untuk
25 juni 30 Juni Mencegah
KSR PO 2x1 Tepat mengatasi efek samping yang
2017 2017 hipokalemia
ditimbulkan oleh obat lain.

Obat ini digunakan untuk


26 Juni 4 Juni
OBH sirup PO 3x1C Mukolitik Tepat mengatasi keluhan batuk yang
2017 2017
dialami pasien.

27 Juni 06 Juli Mengobati Mengatasi keluhan stress ulcer


Lansoprazole PO 1 x1 Tepat
2017 2017 stress ulcer yang dialami pasien.

27 Juni 4 Juli Mengatasi keluhan kembung


Disflatyl PO 2x1 Antiflatulen Tepat
2017 2017 yang terjadi pada pasien.

06 Juli 06 Juli Mengatasi gejala Mengatasi gejala depresi yang


Setralin PO 1x½ Tepat
2017 2017 depresi dialami pasien

Mengobati
gejala ansietas Oabt ini terapi jangka pendek
05 Juli 06 Juli
Lorazepam PO 1x1 yang Tepat untuk mengatasi gangguan
2017 2017
berhubungan cemas/ ansietas yang berat.
dengan depresi

Lampiran 3 : Lembar Pengkajian Obat

Nama : Ny. Sn Ruangan : Neuro Dokter : dr. Ruhaya


Umur : 82 tahun Apoteker : Isma Diah Ambarini

85
BB : 60 kg TB :

No Kode
Hari/Tanggal Uraian masalah Rekomendasi/Saran Tindak Lanjut
. Masalah
Interaksi kedua obat Sebaiknya penggunaan
Pasien mendapatkan obat
menyebabkan malabsorpsi kedua obat tidak
ranitidin 2 x 1 dan obat
1 20/6 8a vitamin B12 yang dalam bersamaan atau
neurodex. Antara keduanya
jangka panjang dapat jarakkan
menyebabka interaksi
menyebabkan defisiensi penggunaaannya

Pasien mendapatkan obat concor Interaksi antara kedua obat


Kontrol dan monitoring
2 20/6 8a dan micardis. Antara kedua obat dapat meningkatkan kalium
elektrolit dan cairan.
dapat menyebabkan interaksi. darah.

Interaksi antara kedua obat Sebaiknya penggunaan


Pasien mendapat kan
tersebut dapat menurunkan kedua obat tidak
Clopidogrel dan Omeprazole.
3 21/6 8a konsentrasi plasma bersamaan atau
Antara kedua obat dapat
clopidogrel dan efek jarakkan
menyebabkan interaksi
antiplatelet penggunaaannya
Sebaiknya obat-obat
yang berinteraksi
Pasien mendapat kan Dexanta
Interaksi nya dapat dengan dexanta
sirup dan ciprofloxacin. Antara
4 21/6 8a menurunkan absorbsi diberikan 2 jam
kedua obat tersebut dapat
ciprofloxacin sebelum makan atau
menyebabkan interaksi
sesudah pemberian
dexanta

86
Pasien mendapat kan obat
Piracetam 2x1 tetapi pasien tidak
Sebaiknya rumah sakit
5 17/6 15 mendapatkan obat tersebut -
menyediakan stok piracetam.
karena tidak ada ketersediaan
obat

87

Anda mungkin juga menyukai