KEARIFAN LOKAL
PADA MASYARAKAT BATAK
DISUSUN OLEH :
Kelas : XX IPS 3
T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“kearifan local ” ini dengan lancar.Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah
satu tugas yang diberikan oleh ibu R.Sitanggang
Penulis harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Unsur Budaya Batak yang
ditinjau dari aspek Adat atau kesenian, realigi, bahasa, ilmu pengetahuan, teknologi, sistem
kemasyarakatan dan mata pencarian, khususnya bagi penulis. Memang makalah ini masih
jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
perbaikan menuju arah yang lebih baik.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang………………………………………………… 1
Rumusan Masalah……….………………………………………….. 2
Tujuan Makalah…….……………………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAAN
3.1. Kesimpulan…………………………………………………………........... 13
3.2. Saran............................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
Tidak seharus nya masyrakat di Indonesia melupakan kebudayaan yang ada di negri
ini.Budaya seharus nya di jadikan sebagai alat untuk mempersatukan dan menarik para
wisatawan asing untuk memajukan dan melestarikan budaya yang ada di bumi pertiwi
ini.Sangat jelas bahwa peranan budaya di Indonesia sangat besar pengaruh nya untuk
mencegah perpecahan perperangan antara etnis, suku, ras, dan kelompok. Dengan terwujud
nya budaya dari masa lampau oleh nenek moyang kita hendak laah kita menjaga dan
mewariskan budaya agar memajukan nama Indonesia di bidang kepariwisataan dan terjadi
sebuah interaksi social sesame individu tanpa memandang sebuah batasan apa pun.
BAB II
PEMBAHASAN
Kearifan lokal masyrakat sudah ada di dalam kehidupan masyrakat semenjak zaman
dahulu mulai dari zaman pra sejarah hinggan saat ini pun masi berlaku. Perilaku ini
berkembang menjadi suatu kebudayaan di suatu daerah daerah yang ada di Indonesia dan
akan berkembang secara turun menurun, secara umum, budaya daerah di maknai sebagai
budaya yang berkembang di suatu daerah, yang unsur unsur nya adalah budaya suku suku
bangsa yang tinggal di daerah itu sendiri.
Kearifan lokal (local wisdom) merupakan warisan nenek moyang dalam khasanah tata
nilai kehidupan yang menyatu dalam bentuk kepercayaan, budaya dan adat istiadat. Dalam
perkembangannya masyarakat melakukan adaptasi terhadap lingkungan dengan
mengembangkan suatu kearifan yang berwujud pengetahuan atau ide, peralatan, dipadu
dengan norma adat, nilai budaya, aktivitas mengelola lingkungan guna mencukupi kebutuhan
hidupnya tanpa menyakiti sang ibu (alam)/ sacukupe. Kearifan lokal adalah semua bentuk
pengetahuan, keyakinan, pemahaman atau wawasan serta adat kebiasaan atau etika yang
menuntun perilaku manusia dalam kehidupan di dalam komunitas ekologis. Semua bentuk
kearifan lokal ini dihayati, dipraktekkan, diajarkan dan diwariskan dari generasi ke generasi
sekaligus membentuk pola perilaku manusia terhadap sesama manusia, alam maupun gaib
(Keraf, 2002).
Banyak kearifan lokal yang sampai sekarang terus menjadi panutan masyarakat di
Indonesia antara lain di Jawa (pranoto mongso, nyabuk gunung, menganggap suatu tempat
keramat); di Sulawesi (dalam bentuk larangan, ajakan, sanksi) dan di Badui Dalam (buyut
dan pikukuh serta dasa sila). Kearifan lokal-kearifan lokal tersebut ikut berperan dalam
pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungannya.
Namun sedemikian seiring dengan berkembangnya jaman. Lambat laun kearifan
masyarakat bersahabat dengan alam mulai tergerus oleh teknologi dan kesenjangan ekonomi.
Berujung peramabahan dan berakibat ketidak-seimbangan alam yang melahirkan bencana.
Batak adalah suku yang terdapat di Sumatra Utara, mereka memiliki budaya yang
sangat kuat dan mempunyai persatuan yang kokoh. Dimana orang batak berada di seluruh
Indonesia dia akan membentuk persatuan dan rasa solidaritas mereka yang sangat tinggi.
Mereka seperti itu karena dari para leluhur dan nenek moyang mereka mengajarkan seperti
itu dari dulu hingga sekarang. Orang batak juga mempunyai harga diri yang sangat tinggi
mereka tidak akan pernah mau mengemis untuk meminta atau menginginkan sesuatu.
Dalam artikel yang saya buat ini akan saya uraikan mengenai beberapa kearifan yang
ada di budaya lokal orang batak, terutama batak yang ada di masyrakat batak toba, karena
masyrakat batak asli adalah batak yang berasal dari daerah danau toba di pulau samosir.
Yang pertama saya akan menjelaskan tentang kearifan batak toba. Suku batak toba
menyusun system kekerabatan tidak hanya berdasarkan hubungan darah saja, namun
juga berdasar pada kasih sayang terhadap sesame makhluk hidup dan lingkungan
yang mereka tempatin dari dulu sampai sekarang adat ini masi di budidayakan agar
sampai sekarang untuk terus menyambung tali silahturami sesama masyrakat. Makna
dari kekerabatan ini untuk memperkuat persatuan di dalam lingkungan suku batak
agar bisa saling bantu membantu untuk membangun diri agar lebih maju dalam hal
per ekonomian maupun tradisi dan untuk mengharumkan nama kampung mereka.
Kearifan batak toba ini sudah sangat lama di budidayakan oleh para leluhur mereka
sampai saat ini orang batak sangat solid dalam pertemanan dimana pun dia berada
pasti mereka saling bantu membantu
Yang kedua saya akan menjelaskan tentang tradisi di dalam suku batak yang kearifan
nya masi tersosialisasi sampai saat ini contoh nya yaitu :
Budaya hagabon artinya ungkapan yang berarti banyak keturunan dan panjang umur.
Ungkapan tradisional batak ini di kenal dan di ucapkan pada pengantin dengan harapan
mereka banyak di karunia anak ritual ini di lakukan sebelum seorang pasangan mengucapkan
janji di depan penghulu atau pendeta ritual ini di lakukan dengan memtong satu hewan
kerbau atau babi. Tapi sayang nya tradisi ini sudah mulai hilang tidak sebanyak zaman dulu
pada saat zaman purba atau zaman nenek moyang mereka. Selain itu ada lagi tradisi untuk
menegakan hukum adat di kampung atau daerah toba itu nama nya adalah Patik Dohot Ukum
sampai sekarang masi di sosialisasikan oleh orang batak dalam menegakan kebenaran yang
berlaku dalam adat batak itu sendiri, terutama hokum yang mengatur hak asasi manusia di
daerah sana masi menggunakan patik dohot ukum dan patik dohot ukum selalu di tanam kan
oleh keturunan keturunan masyrakat batak oleh karena itu banyak masyrakat batak yang
menjadi pengacara sukses.
Selain tradisi budaya hagabon ada juga tradisi Sari matua yaitu seseorang yang meninggal
dunia apakah suami atau istri yang sudah bercucu baik dari anak laki-laki atau pun
perempuan, tetapi masih ada di antara anak anak- anak nya yang belum kawin. Dari defenisi
berikut, seseorng tidak bias di alihkan status nya dari sari martua k saur martua (orang yang
sudah meninggal). Dalam contoh praktek nya, ketika hasahuton “marpangidon (bermohon)
kepada dongan sahuta, tulang, hula dan semua yang hadir pada acara ria raja atau
pangarapotan, agar yang meninggal sari matua itu di tolopi atau di setujui menjadi saur
matua. Jadi kepada anak masyrakat di suku batak yang belum menikah tetapi dari segi usia
sudah sepantas nya menikah apa lagi anak di suku batak yang sudah bekerja mereka lah yang
membelanjai orang tua kami yang tengah berbaring dirumah duka atau yang sudah meninggal
untuk acara adat pelepasan dari sari matua mnjadi saur martua dan anak suku batak yang
membiyai itu semua berharp dengan acara adat ini mereka secepat nya menemukan jodoh
yang dalam bahasa batak nya asa najonok. Tapi pengertia sari martua di zamansekarang
sudah di plesetkan di zaman dulu pengertia adat sari martua adaah orang tua yang meninggal
sebelum selesai tugas nya menikahi anak anak mereka. Makna dari saur martua sendiri di
kalangan suku batak toba agar anak yang belum menikah tetap sudah di tinggal dunia oleh
kedu orang tua nya segera menikan untuk mempunya keturunan dari orang tua mereka
tersebut agar bias menurunkan nama marga di belakang nama mereka.
Yang ketiga saya akan membahas tentang tarian tor tor yang termasuk kearifan seni
suku batak :
Sejarah tarian tortor adalah tarian yang jenis nya termasuk tarian purba yang berasal dari
mandailing, berasal di pulau sumtra utara yang meliputi tapanuli utara, Humbang hasundutan,
toba samosir, dan pulau samosir.Tarian ini juga termasuk kearifan yang ada di masyrakat
batak toba karena peninggalan dari para leluhur di jaman dulu dan mempunyai makna yang
sangat kental dalam kehidupan masyrakat.Kata “tor-tor” berasal dari suara entekan kaki
penari di atas papan rumah adat batak dan penari bergerak dengan iringan gondang yang
berirama mengentak.Tarian tortor adalah tarian seremonial yang di sajikan dengan musik
gondang.Secara fisik tarian tortor termasuk tarian yang unik karena menggerakan tangan
keatas kebawah namun dari gerakan-gerakan nya tarian tortor menunjukan tarian tortor
tersebut adalah media komunikasi di zaman dulu untuk menyampaikan pesan pesan kepada
masyrakat dalam upacara upacara adat di daerah batak toba, dimana melalui gerakan yang
disajikan terjadi interaksi antara partisipasi setiap pengikut upacara.Tarian tortor juga di
iramai dengan music gondang ibarat sebuah pasangan yang tak dapat di pisahkan alat music
gondang berasal dari kabupaten mandailing Natal sejak ratusan tahun silam, sebelum agama
masuk ke mandailing. Pada zaman dulu music gondang hanya di pertunjukan kepada
kalangan istana, setelah kemerdekaan baru lah music gondang di padukan dengan tarian
tortor dan di pertunjukan ke masyrakat, musik gondang Sembilan dimainkan oleh Sembilan
orang. Alat musik yang di mainkan terdiri atas Sembilan gondang, seruling, tiga eneng eneng
dua gong sepasang sasayang, dan sebuah mong-mongan.Tujuan tarian tor-tor itu sendiri
untuk upacara kematian, panen di lading, dan penyembuhan. Makna tarian ini adalah untuk
membantu masyrakat dalam membantu dengan hal yang sedikit magic karena tarian asli tor
tor yang di toba sana menurut ahli sejarah ada acara ritusl yang berhubngsn dengan roh. Dan
sekarang tarian tor tor sudah terkenal di asia dan menjadi tarian tradisional suku batak di
tanah karo pulau Sumatra Utara.
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam kearifan lokal terwujud upaya pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan yang
juga merupakan wujud dari konservasi oleh masyarakat. Berkaitan dengan hal itu, maka
Nababan (1995) mengemukaka prinsip-prinsip konservasi dalam pengelolaan sumberdaya
alam secara tradisional sebagai berikut :
1. Rasa hormat yang mendorong keselarasan (harmoni) Hubungan manusia dengan alam
sekitarnya. Dalam hal ini masyarakat tradisional lebih condong memandang dirinya sebagai
bagian dari alam itu sendiri
2. Rasa memiliki yang eksklusif bagi komunitas atas suatu kawasan atau jenis sumberdaya
alam tertentu sebagai hak kepemilikan bersama (communal property resource). Rasa
memiliki ini mengikat semua warga untuk menjaga dan mengamankan sumberdaya bersama
ini dari pihak luar.
3. Sistem pengetahuan masyarakat setempat (lokal knowledge system) yang memberikan
kemampuan kepada masyarakat untuk memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi
dalam memanfaatkan sumberdaya alam yang terbatas.
4. Daya adaptasi dalam penggunaan teknologi sederhana yang tepat guna dan hemat (input)
energi sesuai dengan kondisi alam setempat.
5. Sistem alokasi dan penegakan aturan-aturan adat yang bisa mengamankan sumberdaya
milik bersama dari penggunaan berlebihan, baik oleh masyarakat sendiri maupun oleh
masyarakat luar (pendatang). Dalam hal ini masyarakat tradisional sudah memiliki pranata
dan hukum adat yang mengatur semua aspek kehidupan bermasyarakat dalam satu kesatuan
sosial tertentu.
6. Mekanisme pemerataan (distribusi) hasil panen atau sumber daya milik bersama yang
dapat mencegah munculnya kesenjangan berlebihan di dalam masyarakat tradisional. Tidak
adanya kecemburuan atau kemarahan sosial akan mencegah pencurian atau penggunaan
sumberdaya di luar aturan adat yang berlaku
Tradisi masyrakat suku batak toba masi kental dengan kearifan-kearifan budaya nya mereka
menjaga kebudayaan mereka untuk memajukan daerah mereka dan menanamkan kepada
cucu atau keturunan mereka bahwa peninggalan peninggalan dari nenek moyang mereka dulu
harus di jaga, di budi dayaka serta menanamkan rasa bangga kepada adat istiadat yang di
tinggal kan oleh nenek moyang atau leluhur dari mereka karena menurut mereka adat disana
wajib di laksanakan untuk menghormatin dan menghargai leluhur mereka yang telah
meninggal dunia. Dan di zaman sekarang kearifan seni budaya batak menjadi kebanggan
Indonesia dalam memajukan industry pariwisata seperti tari tor tor dan danau toba tapi di
balik itu semua seni budaya nya mempunyai makna yang sangat kuat dan sedikit mempunyai
pesan spiritual menurut masyrakat setempat.
SARAN
Kebudayaan yang dimiliki suku Batak ini menjadi salah satu kekayaan yang dimiliki
oleh bangsa Indonesia yang perlu tetap dijaga kelestariannya.Dengan membuat makalah suku
Batak ini diharapkan dapat lebih mengetahui lebih jauh mengenai kebudayaan suku Batak
tersebut dan dapat menambah wawasan serta pengetahuan yang pada kelanjutannya dapat
bermanfaat dalam dunia kependidikan.
DAFTAR PUSTAKA :
Kompas Medan Dalihan Natolu1993 , Nilai Budaya Suku Batak 17-04-2013 21:30
http://www.anneahira.com/kebudayaan-batak.html 20-04-2013 19:45
http://www/kidnesia.com/kidnesia/Potret-Negriku/teropong-Daerah/Sumatra-
utara/seni-budaya/tari-tor-tor.html 20-04-2013 20:37