edu/6817220/Sistem_Penyaliran_Tambang
PEMBAHASAN
Metode Siemens
Metode Pemompaan Dalam (Deep Well Pump). Metode ini digunakan untuk material yang
mempunyai permeabilitas rendah dan jenjang tinggi. Dalam metode ini dibuat lubang bor
kemudian dimasukkan pompa ke dalam lubang bor dan pompa akan bekerja secara otomatis jika
tercelup air. Kedalaman lubang bor 50 meter sampai 60 meter.
Metode Elektro Osmosis. Pada metode ini digunakan batang anoda serta katoda. Bilamana
elemen-elemen dialiri arus listrik maka air akan terurai, H+ pada katoda (disumur besar)
dinetralisir menjadi air dan terkumpul pada sumur lalu dihisap dengan pompa.
Small Pipe With Vacuum Pump. Cara ini diterapkan pada lapisan batuan yang inpermiabel
(jumlah air sedikit) dengan membuat lubang bor. Kemudian dimasukkan pipa yang ujung
bawahnya diberi lubang-lubang. Antara pipa isap dengan dinding lubang bor diberi kerikil-
http://www.academia.edu/6817220/Sistem_Penyaliran_Tambang
kerikil kasar (berfungsi sebagai penyaring kotoran) dengan diameter kerikil lebih besar dari
diameter lubang. Di bagian atas antara pipa dan lubang bor di sumbat supaya saat ada isapan
pompa, rongga antara pipa lubang bor kedap udara sehingga air akan terserap ke dalam lubang
bor.
Metode Small Pipe With Vacuum Pump
Cara Paritan. Penyaliran dengan cara paritan ini merupakan cara yang paling mudah, yaitu
dengan pembuatan paritan (saluran) pada lokasi penambangan. Pembuatan parit ini bertujuan
untuk menampung air limpasan yang menuju lokasi penambangan. Air limpasan akan masuk ke
saluran-saluran yang kemudian di alirkan ke suatu kolam penampung atau dibuang langsung ke
tempat pembuangan dengan memanfaatkan gaya gravitasi.
Sistem Adit. Cara ini biasanya digunakan untuk pembuangan air pada tambang terbuka yang
mempunyai banyak jenjang. Saluran horisontal yang dibuat dari tempat kerja menembus ke
shaft yang dibuat di sisi bukit untuk pembuangan air yang masuk ke dalam tempat kerja.
Pembuangan dengan sistem ini biasanya mahal, disebabkan oleh biaya pembuatan saluran
horisontal tersebut dan shaft.
Sistem Adit
Penanganan masalah air pada tambang bawah tanah umumnya dilakukan dengan cara-cara
sebagai berikut :
1. Dengan “Tunnel” (Terowongan). Penyaliran dengan cara ini adalah dengan membuat “tunnel”
atau “adit” bila topografi daerahnya memungkinkan, dimana terowongan atau “adit” ini dibuat
sebagai level pengeringan tersendiri untuk mengeluarkan air tambang bawah tanah. Cara ini
relatif murah dan ekonomis bila dibandingkan dengan sistem penyaliran menggunakan cara
pemompaan air ke luar tambang.
2. Dengan Pemompaan. Penyaliran tambang bawah tanah dengan sistem pemompaan adalah untuk
mengeluarkan air yang terkumpul pada dasar “shaf” atau sumuran bawah tanah yang sengaja
dibuat untuk menampung air dari permukaan maupun air rembesan air bawah tanah.
berdasarkan Distribusi Gumbel. Untuk itu data curah hujan harus diolah terlebih dahulu
menggunakan kaidah statistik mengingat kumpulan data adalah kumpulan yang tidak tergantung
satu sama lain, maka untuk proses pengolahannya digunakan analisis regresi metode statistik.
Keterangan :
Xr = Hujan harian maksimum dengan periode ulang tertentu (mm)
X = Curah hujan rata-rata
σx = Standar deviasi curah hujan
σn = Reduced standart deviation, nilai tergantung dari banyaknya data
Yr = Reduced variate, untuk periode hujan tertentu (table 3.2)
Keterangan:
Yt = Reduced variate (koreksi variasi)
T = Periode ulang (tahun)
Untuk menghitung koreksi simpangan (reduced standar deviation) ditentukan dengan rumus
sebagai berikut:
Sn = Σ(Yn-YN)2(n-1) …………………....................... (3.4)
Keterangan:
Yn = Koreksi rata-rata
YN = Nilai rata-rata Yn
n = Jumlah data
Dari hasil perhitungan diperoleh suatu debit rencana dalam satuan mm/hari, yang
kemudian debit ini bisa dibagi dalam perencanaan penyaliran. Selain itu juga harus diperhatikan
resiko hidrologi (PR) yang mungkin terjadi, resiko hidrologi merupakan angka dimana
kemungkinan hujan dengan debit yang sama besar angka tersebut, misalnya 0,4 maka
kemungkinan hujan dengan debit yang sama atau melampaui adalah sebesar 40%. Resiko
hidrologi dapat dicari dengan menggunakan rumus:
PR = 1-(1-1TR) TL …………………....................... (3.6)
Keterangan:
PR = Resiko hidrologi
TR = Periode ulang
TL = Umur bangunan
Besarnya intensitas hujan yang kemungkinan terjadi dalam kurun waktu tertentu
dihitung berdasarkan persamaan Mononobe, yaitu :
I = R2424 (24t) 2/3 …………………....................... (3.7)
Keterangan :
R24 = Curah hujan rencana perhari (24jam)
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
t = Waktu konsentrasi (jam)
Hubungan antara derajat curah hujan dan intensitas curah hujan dapat dilihat pada tabel
http://www.academia.edu/6817220/Sistem_Penyaliran_Tambang
PENUTUP
http://www.academia.edu/6817220/Sistem_Penyaliran_Tambang
KESIMPULAN
1. Sistem penyaliran tambang adalah suatu usaha yang diterapkan pada daerah penambangan untuk
mencegah, mengeringkan, atau mengeluarkan air yang masuk ke daerah penambangan.
2. Hal Yang Mempengaruhi Sistem Penyaliran Tambang diantaranya adalah permeabilitas, curah
hujan, rencana kemajuan tambang
3. Penanganan masalah air dalam suatu tambang terbuka dapat dibedakan menjadi dua yaitu Mine
Drainage dan Mine Dewatering
SARAN
Dalam melakukan aktivitas penambangan, sebaiknya terlebih dahulu memperhatikan system
penyaliran tambang dan juga faktor yang mempengaruhi penyaliran tambang seperi morfologi,
curah hujan dll. Karena hal tersebut dapat mempengaruhi proses dalam kegiatan penambangan.