Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Kehamilan adalah suatu karunia yang begitu di dambakan bagi seorang

wanita. Setiap kehamilan merupakan proses yang alamiah. Selama kehamilan

banyak keluahan, oleh karena itu ibu harus selalu memeperhatikan dan menjaga

kehamilan dari berbagai keluhan. Kemudian dilanjutkan dengan pembelahan dan

implantasi dalam rahim (Baety, A 2017).

Kehamilan memengaruhi tubuh ibu secara keseluruhan dengan menimbulkan

perubahan-perubahan fisiologi yang terjadi diseluruh sistem organ, sebagian besar

perubahan pada tubuh ibu kebanyakan disebabkan oleh kerja hormonal.

Perubahan ini terjadi akibat adanya ketidakseimbangan hormon progesteron dan

esterogen yakni hormon kewanitaan yang ada di dalam tubuh ibu sejak terjadinya

proses kehamilan (Mandriwati, 2016). Beberapa keluhan yang membuat ibu

merasa tidak nyaman diantaranya adalah mual-muntah (Smith,dkk, 2017).

Morning sickness merupakan salah satu gejala paling awal mual dan muntah,

paling umum dan paling menyebabkan stress yang dikaitkan dengan kehamilan.

Mual dan muntah seringkali diabaikan karena dianggap sebagai hal yang biasa

diawal kehamilan, dari kebanyakan wanita hamil yang mengalami morning

sickness atau yang lebih dikenal dengan mual di pagi hari. Morning sickness tidak

hanya terjadi di pagi hari melainkan bisa terjadi siang hari bahkan malam hari

(Aritonang, 2015).

Penyebab mual muntah pada ibu hamil belum diketahui penyebab pastinya,

ada sumber yang mengatakan karena faktor psikologi dan fisiologi dan juga

1
2

pengaruh hormon kehamilan. Hormon yang berperan dalam sistem tubuh wanita

hamil yaitu meningkatnya hormon esterogen, hormon progesteron dan hormon

HCG (Hormon Chorionic Gonadotropin) (Lowdermik, 2017).

Mual dan muntah pada Ibu hamil disebut dengan Emesis gravidarum, hal ini

akan menyebabkan penurunan nafsu makan sehingga terdapat perubahan

keseimbangan elektrolit, kalium, kalsium dan natrium yang menyebabkan

perubahan metabolisme tubuh (Neil&Nelson, 2016) dalam buku (Lowdermilk,

2017). Sebagaian ibu hamil merasakan bahwa mual dan muntah merupakan hal

yang biasa terjadi selama kehamilan. Sebagian lagi merasakan bahwa mual dan

muntah merupakan suatu hal yang tidak nyaman dan mengganggu aktivitas

sehari-hari, penatalaksanaan mual dan muntah pada masa kehamilan dapat

dilakukan secara farmakologi dan non-farmakologi. Wanita hamil sebanyak 66%

pada trimester pertama mengalami mual dan gejala yang sering terjadi pada 60-

80% primigravida dan 40-60% multigravida, namun sekitar 12% ibu hamil masih

mengalami mual muntah hingga sampai usia kehamilan sembilan bulan (Suwarni,

2017).

Menurut Supriyanto (2016). 50-90% wanita hamil mengalami mual pada

trimester pertama dan sekitar 25% wanita hamil mengalami masalah mual muntah

memerlukan waktu untuk beristirahat dari pekerjaannya (Smith, dkk, 2017).

Setiap wanita hamil akan memiliki derajat mual yang berbeda-beda, ada yang

tidak terlalu merasakan apa-apa, tetapi ada juga yang merasa mual dan ada yang

merasa sangat mual dan ingin muntah setiap saat (Maulana, 2016).

Heitmann, Holst, Lupattelli, Maltepe, & Nordeng (2015) menyebutkan bahwa

salah satu usaha yang sering dilakukan wanita hamil untuk mengatasi mual
3

muntahnya adalah mengkonsumsi obat konvensional (17,9%) atau obat herbal

(8,3%). Penggunaan obat-obatan memang dibutuhkan oleh 10% wanita hamil

dengan mual muntah, termasuk vitamin B6, antihistamin, prokinetic agent dan

obat lainnya (Niebyl, 2016). Penggunaan pilihan obat tersebut dipengaruhi karena

adanya perbedaan kultur dan sikap terhadap pengobatan. Tidak jauh berbeda,

Bishop, Northstone, Green, & Thompson (2015) juga menyebutkan bahwa 25%

wanita hamil di Inggris memanfaatkan Complementary And Alternative Medicine

(CAM) paling tidak 1x selama kehamilan.

Salah satu herbal yang dimanfaatkan untuk mengurangi mual muntah pada

kehamilan adalah pemberian ekstrak jahe dan daun mint karena dianggap sebagai

obat yang aman pada kehamilan. Penelitian terkait keduanya pun sudah ada,

walaupun fenomena pemanfaatan ekstrak jahe dan daun mint belum banyak

dilakukan. Padahal Jahe dan daun mint mempunyai banyak keunggulan serta

mudah diperoleh di masyarakat. Ozgoli, Goli, & Simbar (2016) dalam penelitian

single blind clinical trial study pada wanita hamil yang diberi ekstrak jahe

menyebutkan bahwa keluhan mual muntah mengalami penurunan jika

dibandingkan wanita hamil yang diberikan plasebo. Penelitian ini juga

menyimpulkan bahwa ekstrak jahe adalah obat herbal yang efektif dalam

menurunkan mual dan muntah selama kehamilan. Selain jahe, daun mint juga

dimanfaatkan untuk mengurangi mual muntah. Penelitian yang dilakukan oleh

Pasha, Behmanesh, Mohsenzadeh, Hajahmadi, & Aa, (2015) menyebutkan bahwa

tingkat keparahan mual muntah pada ibu hamil selama di-intervensi dengan mint

mengalami penurunan (terutama di hari ke-4 intervensi), sedangkan di kelompok

yang tidak diintervensi mengalami trend yang meningkat. Pada hari ke-7 mual dan
4

muntah pada kedua kelompok mengalami penurunan, walaupun pada kelompok

intervensi mint menunjukkan intensitas yang lebih rendah.

Beberapa terapi non farmakologis seperti obat tradisional yang bisa dilakukan

dan mudah didapat seperti jahe, daun peppermint, lemon, dll (Parwitasari, Utami,

& Rahmalia, 2017). Jahe (zingiber officinale) termasuk ke dalam 20 sumplemen

herbal terlaris di Amerika Serikat. Sebagian besar industri farmasi didunia

mengklaim bahwa ekstrak jahe bermanfaat untuk mengatasi penyakit percernaan

karena jahe bersifat aromatik, merangsang buang angin, dan menghangatkan

tubuh. Rasa dan aroma pedas pada jahe disebabkan oleh kandungan senyawa

gingerol dan volatile (Wiraharja, Heidy, Rustam, & Iskandar, 2015).Sebuah

penelitian menyatakan bahwa jahe memiliki khasiat untuk mencegah penyakit dan

membuang racun (profiklaksis dan detoksifikasi) (Utami, 2016). Gingerol dapat

mereduksi nausea yang dikarenakan mabuk atau kehamilan dan juga dapat

mengurangi migraine.

Kandungan di dalam jahe terdapat minyak Atsiri Zingiberena (zingirona),

zingiberol, bisabilena, kurkumen, gingerol, flandrena, vit A dan resin pahit yang

dapat memblok serotinin yaitu suatu neurotransmitter yang di sintesiskan pada

neuron-neuron serotonergis dalam sistem saraf pusat dan sel-sel enterokromafin

dalam saluran pencernaan sehingga di percaya dapat sebagai pemberi perasaan

nyaman dalam perut sehingga di percaya sebagai pemberi perasaan nyaman dalam

perut sehingga dapat mengatasi mual muntah (Ahmad, 2017).

Jika ibu tidak menyukai seduhan jahe, maka ibu bisa meminum seduhan daun

Peppermint (Mint) sebagai penggantinya. Peppermint (Daun Mint) juga di ketahui

bisa menjadi obat yang aman dan efektif untuk mengobati mual dan muntah pada
5

ibu hamil. Peppermint bisa di makan seperti permen Mint, minum teh Peppermint

atau menggunakan minyak Peppermint (Elshabrina, 2017).

Daun peppermint merupakan salah tanaman herbal tertua didunia, daun mint

mengandung minyak essensial seperti mentol dan menton serta senyawa

flavonoid, penolic asid, triterpenes, vitamin C, provitamin A dan beberapa mineral

fosfor, besi, kalsium (Sastrohamidjojo, 2015).

Sebuah studi dari Wheeling Jesuit University,US, menyimpulkan bahwa orang

yang mengkonsumsi peppermint secara rutin cenderung sama dengan makan

2.800 kalori lebih sedikit setiap minggu di bandingkan mereka yang tidak. Daun

mint juga mengandung menthol yang dapat mempercepat sirkulasi, meringankan

kembung, mual dan kram. Daun mint mengandung minyak atsiri yaitu menthol

yang berpotensi memperlancar sistem pencernaan dan meringankan kejang perut

atau kram karena memiliki efek anastesi ringan serta mengandung efek karminatif

dan antispasmodik yang bekerja di usus halus pada saluran gastrointestinal

sehingga mampu mengatasi atau menghilangkan mual muntah (Tiran, 2017).

Mual dan muntah terjadi sekitar 60-80% pada ibu primigravida dan 40% pada

multigravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala-gejala ini bisa menjadi lebih

berat (suparyanto, 2017). Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017

menyatakan bahwa angka kematian ibu (AKI) di indonesia mencapai 48/100.000

kelahiran hidup, sebagai angka tertinggi di ASEAN dan di dunia mencapai

515.000 jiwa setiap tahun (WHO, 2015).

Berdasarkan data di Klinik Mimi bulan november tahun 2019 cakupan ibu

hamil yang berkunjung di Klinik Mimi dengan usia 0-12 minggu mencapai 30

orang. Studi pendahuluan yang di lakukan oleh peneliti kepada beberapa


6

responden melalui wawancara pada bulan november 2019, beberapa ibu hamil

berkunjung ke Klinik dengan keluhan mual muntah ringan, dari hasil wawancara

3 dari 5 orang ibu hamil dengan usia kehamilan 0-12 minggu, mengalami atau

merasakan mual-mual dengan atau tanpa muntah di pagi hari dengan frekuensi 2-

3 x dalam sehari selama 24 jam. Beberapa ibu ada yang menggunakan obat-

obatan untuk mengurangi mual muntah dan ada yang di diamkan saja serta dengan

beristirahat.

Mual dan muntah pada ibu trimester pertama di masyarakat masih terjadi dan

cara penanggulangannya sebagian besar masih menggunakan terapi farmakologis

atau di diamkan saja. Akan lebih baik jika masyarakat khususnya ibu hamil

mampu mengatasi masalah mual pada awal kehamilan dengan menggunakan

terapi pelengkap non farmakologis terlebih dahulu. Maka dari itu peneliti tertarik

melakukan penelitian dengan membandingkan “Efektivitas Pemberian Rebusan

Jahe dan Rebusan Daun Mint Terhadap Penurunan Mual Muntah Pada Ibu Hamil

Trimester I”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah, “Bagaimana Perbandingan Efektivitas Pemberian Rebusan Jahe dan

Rebusan Daun Mint Terhadap Penurunan Mual Muntah Pada Ibu Hamil Trimester

I di Klinik Mimi Garu 1 Medan Amplas Tahun 2020”.


7

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahuan Perbandingan Efektivitas Pemberian Rebusan Jahe dan

Rebusan Daun Mint Terhadap Penurunan Mual Muntah Pada Ibu Hamil Trimester

I di Klinik Mimi Garu 1 Medan Amplas Tahun 2020

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengidentifikasi karakteristik ibu hamil.

2. Untuk mengidentifikasi derajat mual muntah pada kelompok ibu hamil yang

diberikan rebusan jahe.

3. Untuk mengidentifikasai karakteristik derajat mual muntah pada kelompok ibu

hamil yang diberikan rebusan daun mint.

4. Membandingkan hasil efektifitas sesudah diberikan rebusan jahe dan rebusan

daun mint.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1.4.1 Bagi Peneliti

Dapat meningkatkan pengetahuan penulis tentang Perbandingan Efektivitas

Pemberian Rebusan Jahe dan Rebusan Daun Mint terhadap Penurunan Mual

Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I dan dapat mengaplikasikan metode penelitian

selama mengikuti pendidikan.

1.4.2 Bagi Ibu Hamil

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat guna meningkatkan

kesehatan dan kepahaman bagi ibu hamil.


8

1.4.3 Bagi Pendidikan

Sebagai bahan masukan dan bahan bacaan bagi mahasiswa dalam proses

belajar di perpustakaan.

1.4.4 Bagi Tempat Penelitian

Dihapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kehamilan dengan

perbandingan keefektifan Pemberian Rebusan Jahe dan Daun Mint terhadap

Penurunan Emesis Gravidarum (Mual muntah selama hamil) di Klinik Mimi Garu

1 Medan Amplas tahun 2020.

Anda mungkin juga menyukai