Anda di halaman 1dari 6

Konsep dasar usulan penelitian

Usulan penelitian mungkin dapat diperlukan oleh (calon) penelliti untuk memenuhi persyaratan pendidikan,
untuk memperoleh persetujuan penelitian dari institiut tempat penelitian akan dilakukan, atau untuk
permintaan dana. Namun secara esensial usulan penelitian dimasudkan sebagai penuntun bsgi peneliti
dalam seluruh rangkaian proses penelitian. Usulan yang baik akan mempermudah peneliti dalam
melaksanakan seluruh proses penelitian.

Nilai usulan penelitian terletak dalam bab pendahuluan, khususnya pada latar belakang masalah, oleh
karena itu ia merupakan dasar utama suatu usulan.

Judul usulan penelitian

Judul penelitian memerlukan beberapa persyaratan, yaitu :

 Harus menggambarkan keseluruhan isi rencana penelitian


 Ditulis dalam kaliamat atau frase yang sederhana dan tidak terlalu panjang, meski tidak dapat
ditentukan batas jumlah, mungkin sifat atau isi penelitian memerlukan judul panjang; apabila perlu
dapat disertakan subjudul
 Tidak menggunakan singkatan, kecuali yang baku
 Judul seringkali bukan berupa kalimat lengkap, namun hanya merupakan label saja
Sistematika usulan penelitian

Judul

I. Pendahuluan
o Latar belakang
o Rumusan masalah
o Hipotesis
o Tujuan
o Manfaat
II. Tinjauan pustaka
Kerangka konsep
III. Metodologi
o Desain
o Tempat dan waktu
o Populasi dan sampel
o Kriteria inklusi dan eksklusi
o Besar sampel
o Cara kerja
o Identifikasi varibel
o Rencana manajemen dan analisis data
o Definisi operasional
o Masalah etika
IV. Daftar Pustaka
V. Lampiran

Judul dalam kalimat interogatif


Sering dipertanyakan apakah judul usulan penelitian dalam kalimat tanya dibenarkan. Namun disarankan
untuk tidak menulis judul dalam kalimat inerogatif. Judul usulan dalam kalimat positif yang netrral dan
diringkas lebih berterima (acceptable).
Nama tempat dan waktu penelitian

Pencantuman nama rumah sakit dan tahun terletak pada tujuan penelitian, apabila ingin memperoleh
deskripsi maka nama tempat penelitian dan tahunnya tidak perlu dicantumkan.

Apabila yang dirancang merupakan suatu uji klinis, yang hasilnya diharapkam dapat diterapkan di populasi
secara luas, penyebutan tempat dan waktu penelitian dala judul sama saja dengan mempersempit ranah
penelitian. Tidak belebihan menyebutnya sebagai mengebiri nilai penelitiannya sendiri.

Lain halnya apabila peneliti ingin mengetahui hal yang memang khas atau spesifik untuk tempat dan periode
waktu tertentu, misalnya : keberhasilan operasi jantung terbuka di RSCM, 2000-2010, maka hasil tersebut
dianggap mewakili keadaan di tempat lain mana pun.

I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Latar belakang masalah merupakan bagian yang paling penting dari setiap usulan penelitian.
Latar belakang masalah merupakan inti usulan, sedangkan isi usulan selebihnya hanya
menguraikan lebih lanjut apa yang telah dikemukakan dalam latar belakang tersebut.
Uraian latar belakang masalah hendaknya mencakp 4 hal yang lebih mudah diikuti bila
disusun dalam urutan sebagai berikut :
1. Pernyataan tentang masalah penelitian serta besaran masalah
2. Apa yang sudah diketahui (what is known)
3. Apa yang belum diketahui (what is not known – knowledge gap).
4. Apa yang dapat diharap dari penelitian yang direncanakan untuk menutup
knowledge gap tersebut.

1. Masalah dan besaran masalah


Identifikasi masalah penelitian merupakan hal pertama yang harus dilakukan oleh tiap
pemeliti. Masalah penelitian harus dapat dipecahkan sebagian atau seluruhnya dengan
penelitian, dan kemungkinan jawabannya harus lebih dari satu.
Besaran masalah (magnitude of the problem) juga harus diuraikan. Pengetahuan tentang
epidemiologi penyakit atau masalah kesehatan diperlukan agar pembaca dapat
diyakinkan bahwa masalah tersebut memang penting untuk dicari pemecahannya melalui
penelitian. Insidens atau prevalens suatu penyakit yang tinggi merupakan masalah
kesehatan bila menyebabkan kesakitan atau kematian yang tinggi. Namun insidens
penyakit yang rendah, bila menyebabkan kematian atau kecacatan yang bermakna juga
bila menyebabkan kematian atau kecacatan yang bermakna juga merupakan masalah
yang perlu diteliti.
Agar suatu maslah kesehatan layak untuk di angkat menjadi masalah penelitian
diperlukan beberapa syarat diantaranya yakni :
1. Kemampulaksanaan
2. Menarik
3. Memberikan nilai baru
4. Etis
5. Relevan

Sumber masalah penelitian


Masalah penelitian dapat dikembangkan dari berbagai sumber termasuk :
1. Kepustakaann (buku ajar karangan asli dalam jurnal, telaah sistematik/meta-
analisis, abstrak).
2. Bahan diskusi dan materi konferensi, seminar, symposium, lokakarya dan
sebaginya.
3. Masalah dalam pengalaman sehari- hari sering dapat dikembangkan menjadi
masalah penelitian
4. Pendapat pakar yag bersifan spekulatif sering dapat di cari landasan teorinya untuk
di kembangkan menjadi masalah penelitian.
2. Apa yang sudah diketahui

Uraian tentang apa yang sudah diketahui ini harus ringkas, namun lengkap dan kritis.
Semua sumber pustaka yang dirujuk harus telah ditelaah dengan kritis, sehingga dapat di
identifikasi sumber mana yang sahih, mana yang kurang sahih, dan mana yang tidak
sahih. Hal-hal yang memerlukan urian lebih lanjut adapat dikemukakan dalam bab 2
dalam usulan penelitian yakni bab tinjauan pustaka.

3. Apa yang belum diketahui

Hal yang belum diketahui dalam pemecahan masalah merupakan kesenjangan


pengetahuan yang seyogyanya ditutup dengan penelitian. Banyak hal dalam praktik lazim
dilakukan padalhal belum ada insiden yang kuat. Hal ini juga menjadi area yang perlu
untuk diverifikasi dengan penelitian

4. Apa yang diharap dari penelitian

Ketiga uraian tersebut diatas (masalah dan besarnya masalah, apa yang sudah
diketahui, dana pa yang belum diketahui) kemudian diakhiri dengan pernyataan
pentingnya penelitian dilakukan, bagaimana penelitian akan dilakukan, serta hasil apa
yang dapat diharapkan dari penelitian yang direncanakan. Karena itu, sering dikatakan
bahwa penelitian adalah pekerjaan otak dan sebagian besar dilakukan di perpustakaan,
bukan sekedar pekerjaan dilapangan atau di laboratorium.

B. Identifikasi dan rumusan masalah

Identifikasi masalah pada umumnya merupakan ringkasan uraian dalam latar belakang yang
dibuat secara padat, tajam dan spesifik. Dengan rigkasan ini maka masalah penelitian
menjadi jelas dan terlokalisasi, yang sekaligus menjadi dasar bag rumusan masalah atau
pernyataan penelitian. Rumusan masalah penelitian ini mempunyai syarat sebagai berikut :

1. Rumusan masalah hendaknya disusun dalam kalimat tanya (introgatifI) karena lebih
bersifat khas dan tajam, karena itu rumusan masalah disebut pula sebagai pertanyaan
penelitian
2. Substansi yang dimaksud hendaknya bersifat khas, tidak bermakna ganda
3. Bila terdapat banyak pertanyaan penelitian, maka tiap pertanyaan harus di formulasikan
terpisah, agar setiap pertanyaan dapat dijawab secara terpisah pula

C. Hipotesis

Hipotesis merupakan proposi keilmuan yang dilandasi oleh konseptual penelitian dan
merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang dihadapi, yang dapat
diujikebenarannya berdasarkan fakta empiris. Hipotesis yang digunakan adalah H1.

Contoh H1

1. Ada pengaruh penyuluhan terhadap perubahan tanda-tanda vital dengan persalinan lama
yang akan dilakukan tindakan pembedahan

2. ada pengaruh penyuluhan terhadap penurunan stres.

Hipotesis adalah pernyataan sebagi jawaban sementara atas pernyataan penelitian yang
harus di uji validitasnya secara empiris. Jadi hipotesis tidak dinilai benar atau salah,
melainkan di uji dengan data empiris yang valid atau tidak.
Perlu atau tidaknya hipotesis dapat dilihat dari pernyataan penelitian apabila dalam
pernyataan penelitian terdapat kata-kata : lebih besar, lebih kecil, berhubungan dengan,
dibandingkan, menyebabkan, terdapat kolerasi, dan sejenisnya, maka berarti dipelukan satu
atau lebih hipotesis.

Syarat hipotesis yang baik :

1. Dinyatakan dalam kalimat deklaratif yang jelas dan sederhana, tiak bermakna ganda
2. Mempunyai landasan teori yang kuat
3. Menyatakan hubungan antara satu variable tergantung dengan satu atau lebih variable
bebas. Hipotesis dengan lebih dari satu variable tergantung harus dipecah menjadi dua
atau lebih hipotesis sederhana.
4. Hipotesis memungkinkan diuji secara empiris. Hal ini mutlak dalam semua studi
empiris, suatu hipotesis meski mempunya dasar yang kuat, tidak dapat disebut
memenuhi syarat bila tidak dapat diuji secara empiris.
5. Rumusan hipotesis harus bersifat khas dan menggambarkan variable-variabel yag
diukur. Disisi lain rumusannya juga harus cukup longgar sehingga membuka peluang
untuk dilakukan generalisasi. Rumusan yang bersifat terlalu umum atau ganda harus
dihindarkan.
6. Hipotesis harus dikemukakan sebelum penelitian dimulai, sebelum data terkumpul.
Hipotesis dirumuskan setelah penelitian data yang disebut sebagai hipotesis a
posteriori atau posthoc hypothesis, pad dasarnya merupakan hipotesis multipel yang
mempunyai konsekuensi dalam uji hipotesis. Sebagian ahli menyebut prosedur ini
sebagai fishing expedition atau data dredging.

Akhirnya perlu dikemukakan baha studi dengan banyak pertanyaan penelitian dapat
memerlukan hipotesis yang mempersulit desain. Bila memag diperlukan banyak hipotesis
lebih baik ditentukan hipotesis utama (hipotesis mayor), dan hipotesis lainnya sebagai
hipotesis minor.

Tujuan penelitan
Bagian ini mengemukakan tujuan yang ngin dicapai melalui proses penelitian. Tujuan penelitian harus jelas
dan tegas. Tujuan penelitian dapat dibagi menjadi:
1. Tujuan umum
Tujuan umum merupakan tujuan penelitian secara keseluruhan yang ingin dicapai melalui
penelitian. Rumus dalam pembuatan masalah adalah:
Taxonomi bloom (C2 –C6) + tujuan penelitian + (V + variable)
 Perbedaan
 Hubungan
 Pengaruh
2, tujuan khusus
Tujuan khusus merupakan penjabaran atau pentahapan tujuan umum, sifatnya lebih operasional dan
spesifik. Bila tujuan khusus tercapai, maka tujuan umum penelitian juga terpenuhi. Kata – kata operasional
dalam tujuan khusus adalah mengukur, mengidentifikasi, menganalisis, membandingkan, membuktikan dan
menilai. Tujaun khusus dapat ditulis sesuai rumusan masalah.

Dalam usulan penelitian perlu disebutkan tujuan penelitian tersebut secara jelas dan eksplisit. Uraian tentang
penelitian mencakup tujuan umum dan tujuan khusus.
Dalam tujuan umum (ultimate objective) dinyatakan tujuan akhir penelitian. Tujuan umum biasanya mengacu
pada aspek yang lebih luas atau tujuan jangka panjang penelitian. Tidak terbatas pada hal-hal yang
langsung diteliti dan diukur. Sedangkan dalam tujuan khusus ( spesific objective) disebutkan secara jelas dan
tajam hal-hal yang akan langsung diukur, dinilai, atau diperoleh dari penelitian.
Tujuan umum dan khusus hanya terdiri atas satu atau dua butir saja yang mungkin cukup ditulis secara
naratif dalam satu kalimat. Apabila terdapat banyak butir dan sub-butir maka tujuan umum dan khusus perlu
dipisahkan, agar lebih jelas dan mudah dimengerti oleh pembaca.
Contoh :
Dari penelitian ini dapat diketahui faktor-faktor yang dapat memengaruhi pemberian ASI pada
masyarakat urban, yang dapat dipakai sebagai masukan untuk upaya penggalakan pemakaian ASI.
Contoh tujuan umum dan tujuan khusus yang ditulis terpisah :
Tujuan umum : menurunkan angka kematian pasien demam berdarah dengue
Tujuan khusus :
1. Memperoleh data faktor risiko untuk timbulnya renjatan berulang pada pasien demam berdarah
dengue
2. Mengetahui manfaat cairan X untuk mencegah renjatan berulang pada pasien demam berdarah
dengue

MANFAAT PENELITIAN
Bagian ini perlu diuraikan manfaat apa yang diharapkan dari penelitian yang akan dilakukan. Biasanya
disebutkan manfaat dalam bidang akademik atau ilmiah, bidang pelayanan masyarakat, serta
pengembangan penelitian itu sendiri . meskipun tujuan akhir dari penelitian dalam bidang kedokteran adalah
untuk peningkatan kualitas tata laksana pasien, namun penelitian dapat bersifat quick yielding atau non-
quick yielding. Pada penelitian yang quick yielding hasil penelitian dapat segera diterapkan dalam praktik
atau kebijakan seperti kebanyakan penelitian klinis; pada penelitian non-quick yielding hasilnya tidak segera
diterapkan, seperti kebanyakan ilmu-ilmu kedokteran dasar.

TINJAUAN PUSTAKA
Tinjuan pustaka memuat uraian yang sistematik tentang teori dasar yang relevan, fakta dan hasil penelitian
sebelumnya yang berasal dari pustaka mutakhir serta memuat teori, proposisi, konsep atau pendekatan baru
yang ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan.
Dalam tinjauan pustaka harus diuraikan mendalam berbagai aspek teoritis yang mendasari penelitian. Hal
yang telah ditulis dalam latar belakang masalah perlu dirinci dan hubungan antar-variabel dibahas. Berikut
adalah catatan penting yang perlu diingat dalam penulisan tinjauan putaka.
Dalam tinjauan pustaka tidak perlu seluruh aspek penyakit yang diteliti dibahas dengan proporsi yang
seimbang, yang diperlukan adalah tinjauan komprehensif terhadap aspek yang diteliti dengan penekanan
utama pada hubungan antar variabel yang diteliti dan variabel lain. Beberapa pengertian dasar yang esensial
tentu perlu dikemukakan.
Sumber pustaka cukup baru 3-5 tahun terakhir, agar informasi yang disampaikan tidak kadaluwarsa.teknik
penulisan akademik harus diperhatikan, kalimat yang terlalu panjang, kalimat tanpa subyek, atau ejaan yang
tidak benar harus dihindarkan. Penulisan paragraf yang tidak tepat akan mengurangi kejelasan informasi
yang disampaikan. Penulisan rujukan perlu diperhatikan karena merupakan salah satu kriteria tinjauan
pustaka yang baik.
Pembuatan tinjauan pustaka secara terpisah biasanya diperlukan pada ulasan peneltian untuk keperluan
pendidikan (pembuatan skripsi untuk mahasiswa S1, tesis untuk mahasiswa S2, atau disertai mahasiswa S3)
Dalam hal ini, informasi yang diperlukan harus dikemukakan didalam latar belakang.

KERANGKA KONSEPTUAL
Kerangka konseptual ini dibuat dalam bentuk diagram yang menujukan jenis serta hubungan antar-variabel
yang diteliti dan variabel lainnya yang terkait. Pada diagram perlu digambarkan pula batas-batas lingkup
penelitian. Kerangka koneptual yang disusun dengan baik dapat memberikan informasi yag jelas dan akan
mempermudah pemilihan desain penelitian/

METODE
Seelah pertanyaan penelitian, tujuan, dan hipotesis dirumuska, teori yang relevan diuraikan, dan kerangka
konsep diformulasikan, maka peneliti melangkah pada rancangan pelaksanaan penelitia dengan
menguraikan metodologi penelitian. Bab metodologi ini mencakup :
a. Desain
b. Tempat dan waktu penelitian
c. Populasi target, populasi terjangkau, dan sampel
d. Cara pemilihan sampel
e. Kriteria pemilihan inklusi
f. Prosedur kerja (pengukuran, intervensi, randomisasi, penyamaran, kriteria penghentian penelitian)
g. Definisi operasional
h. Rencana manajemen dan analisis data, termasuk program komputer yang akan dipergunakan

DESAIN PENELITIAN
Merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan penelitian atau untuk menguji kesahihan hipotesis.
Klasifikasi desain penelitian amat bervariasi, sehingga seringkali membongungkan. Dalam buku in desain
penelitian klinis diklasifikasikan berdasarkan pada atau tidak adanya intervensi, menjadi penelitian
observasiomal (termasuk studi cross-sectional, studi kohort, dan studi kasus-kontrol)

POPULASI PENELITIAN
Populasi dalam penelitian adalah sekelompok subyek dengan karakteristik tertentu. Populasi dapat dibagi
menjadi 2 :
1. Populasi target (target population) ditandai oleh karakteristik klinis dan demografis.
2. Populasi terjangkau (accessible population, source population) yakni bagian dari populasi target
yang dibatasi oleh tempat dan waktu.

SAMPEL DAN CARA PEMILIHAN SAMPEL


Sampel adalah aubset (bagian) populasi yang diteliti. Cara pemilihan sampel bermacam-macam, misalnya
pemilihan secara random atau acak, sistematik, berurutan ( concecutive sampling), cluster, convenience, dan
seterusnya.

Anda mungkin juga menyukai